Vous êtes sur la page 1sur 15

AMPUTASI EKSTREMITAS

ATAS
Oleh:
Ashita Hulwah Adwirianny, S.Ked 04084811416068
M Ath Thaariq Prasetiyo, S.Ked
04084811416072
Pembimbing:
Dr. Jalalin, Sp.KFR

Definisi
Amputasi pada ekstremitas atas merupakan suatu

kejadian yang memilukan bagi seseorang, yang


disertai dengan gangguan konsekuensi fungsional
yang mendalam. Trauma merupakan alasan utama
dari amputasi ekstremitas atas.
Amputasi ekstremitas atas pada kasus trauma
terjadi sebanyak 3.8 dalam 100.000 kasus;
amputasi jari adalah kasus terbanyak (2.8 dalam
100.000 kasus). Amputasi tangan pada kasus
trauma terjadi sebanyak 0.16 dalam 100.000
kasus, sedangkan amputasi transhumeral akibat
trauma terjadi dalam tingkat 0.1 dalam 100.000
kasus.

Angka kejadian pada amputasi ekstremitas

atas, baik akibat trauma maupun nontrauma, lebih rendah dibandingkan angka
kejadian amputasi dysvaskular pada
ekstremitas bawah yang disebabkan oleh
diabetes dan penyakit arteri perifer.
Laki-laki memiliki resiko 6,6 kali lebih
beresiko mengalami amputasi jari dan
tangan dibandingkan perempuan

Gejala Klinis
Amputasi pada kasus kongenital tidak
menimbulkan gejala-gejala yang spesifik
kecuali kurangnya fungsi pada ektremitas
atas. Namun, pada amputasi akibat trauma
akan menyebabkan phantom pain (rasa
nyeri pada bagian yang diamputasi) atau
phantom sensation (persepsi tidak nyeri
pada bagian yang hilang). Rasa tidak
nyaman dengan prostetik atau kerusakan
kulit pada bagian diamputasi juga sering
dilaporkan terjadi pada pengguna prostetik.

Pemeriksaan Fisik
pemeriksaan muskuloskeletal

kekuatan otot, fungsi sensoris, dan


pemeriksaan pada ekstremitas kontralateral.

Bagian residu dari amputasi


kerusakan kulit, kemerahan, nyeri, neuroma

dan perubahan volume yang dapat


mempengaruhi prostetik

Keterbatasan Fungsional
Status dari ekstremitas atas yang diamputasi

tergantung pada tingkatan amputasi.


Orang-orang yang kehilangan jempol akan
kehilangan kemampuannya untuk menggenggam
objek besar begitu juga gerak motorik halus yang
harus melibatkan koordinasi dengan jari-jari
lainnya.
Orang-orang yang mengalami amputasi transradial
maupun transhumerus akan kehilangan fungsi
tangannya dan mengalami keterbatasan dalam
aktivitas-aktivitasnya sehari-hari baik yang dasar
maupun yang lebih berat, seperti berpakaian.

Pemeriksaan Diagnostik
Tidak ada pemeriksaan khusus yang harus
dilakukan pada pasien-pasien ini kecuali
pemeriksaan fisik yang teliti.

Tatalaksana
Preoperatif

Masukan dari pskiater, perawat dan terapis


sangat bermanfaat pada fase ini.
Keterlibatan dari suatu tim rehabilitasi akan
sangat membantu pasien dalam
mengambil keputusan untuk menggunakan
prosthesis, kelangsungan rehabilitasi dan
harapan atau hal-hal yang mungkin akan
terjadi setelah diamputasi (seperti phantom
sensation).

Rehabilitasi
o Awal
Tujuan utama setelah amputasi adalah

penyembuhan luka, pengendalian edema, dan


pencegahan terhadap kontraktur dan dekondisi.
Pemasangan prosthesis setelah operasi
memungkinkan adanya drainase sehingga
terbentuknya edema dapat dicegah.
Obat-obatan neuromodulator, seperti tricyclic
antidepresan dan antiepileptikum (gabapentin)
sering kali. bloker (propanolol dan atenolol)
ternyata juga memiliki efek untuk mengatasi
phantom pain.
Opioid dapat menjadi pilihan bila semua metode
gagal mengatasi phantom pain.

o Rehabilitasi dan Prosthesis

Secara umum, terdapat dua jenis prosthesis,


perangkat body-powered dan myoelectric. Perangkat
body-powered kurang mementingkan sisi kosmetik,
harganya juga lebih murah namun lebih tahan lama.
Myoelectric prosthesis dikendalikan oleh sinyal-sinyal
yang dihasilkan oleh otot-otot dari organ residu
amputasi. Prosthesis myolektrik mengolah sinyal dari
otot-otot pada ekstremitas residu dan secara sadar
akan mengaktifkan dan menggerakkan prosthesis.
Perangkat ini lebih mahal daripada body-powered
dan kemampuan khusus untuk membuat dan
merawatnya. Namun, dari sisi kosmetik, perangkat
ini memiliki penampilan yang lebih menarik dan
sangat cocok untuk beberapa pasien

Prosedur
Sebagian prosedur terkait pada perawatan
pasca amputasi ekstremitas atas terfokus
pada tatalaksana nyeri meliputi injeksi
anestesi local di sekitar neuroma, blok
saraf, masase atau manipulasi chiropractic.
Akupuntur, hipnotis juga dapat diterapkan
pada tatalaksana phantom pain pasca
amputasi ekstremitas atas dengan tingkat
kesuksesan yang bervariasi.

Operatif
Operasi terkadang diperlukan untuk
mengangkat bone-spur yang dapat
mengganggu pemasangan
prosthesis.Penyembuhan area operasi yang
baik dengan penutupan jaringan lunak
yang sempurna adalah salah satu hasil
optimal yang dapat dicapai pada
penggunaan prosthesis. Selain itu, terapi
pada jaringan parut juga penting dilakukan
untuk memperbaiki fungsi prosthesis.

Komplikasi
nyeri pada ekstremitas residu
phantom pain
Kontraktur sendi seperti frozen shoulder

dan kapsulitis adhesive.


Cedera pleksus brakialis ayau saraf-saraf
perifer.
Depresi

Komplikasi dari Terapi


Obat-obatan :
o mulut kering, konstipasi, penambahan berat

badan, gangguan mental, efek pada


kardiovaskular dan adiksi. Efek samping
dapat terjadi bervariasi tergantung pada
dosis dan golongan obat yang digunakan.
Prosthesis:
o hyperhidrosis, folliculitis dan kurangnya

kebersihan

Vous aimerez peut-être aussi