Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Jepe
405070165
definisi
Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati
yang disebabkan karena infeksi bakteri,
parasit, jamur maupun nekbrosis steril
yang bersumber dari sistem
gastrointestinal yang ditandai dengan
adanya proses supurasi dengan
pembentukan pus di dalam parenkim hati.
Dan sering timbul sebagai komplikasi dari
peradangan akut saluran empedu.
(Robins, et al, 2002).
etiologi
Amoeba histolytica
Bakteri pyogenic
Jamur actinomycosis
klasifikasi
Abses hati amebik (AHA)
AHA merupakan komplikasi amebiasis ekstraintestinal
yang sering dijumpai di daerah tropik/ subtropik,
termasuk indonesia.
abses hati pyogenik (AHP).
Abses hepar pyogenik (AHP) dikenal juga sebagai
hepatic abscess, bacterial liver abscess, bacterial
abscess of the liver, bacterial hepatic abscess.
Pada era pre-antibotik, AHP terjadi akibat komplikasi
appendisitis bersamaan dengan pylephlebitis. Bakteri
phatogen melalui arteri hepatika atau melalui sirkulasi
vena portal masuk ke dalam hati, sehingga terjadi
bakteremia sistemik, ataupun menyebabkan komplikasi
infeksi intra abnominal seperti divertikulitis, peritonitis
dan infeksi post operasi.
patogenesis
Hati adalah organ yang paling sering
terjadinya abses. Abses hati dapat
berbentuk soliter atau multipel. Hal ini
dapat terjadi dari penyebaran hematogen
maupun secara langsung dari tempat
terjadinya infeksi di dalam rongga
peritoneum. Hati menerima darah secara
sistemik maupun melalui sirkulasi vena
portal, hal ini memungkinkan terinfeksinya
hati oleh bakteri tersebut.
Manifestasi klinis
Manifestasi sistemik AHP lebih berat dari pada abses
hati amebik. Dicurigai adanya AHP apabila ditemukan
sindrom klinis klisik berupa nyeri spontan perut kanan
atas, yang di tandai dengan jalan membungkuk kedepan
dengan kedua tangan diletakan di atasnya
Demam/panas tinggi merupakan keluhan yang paling
utama, keluhan lain yaitu nyeri pada kuadran kanan atas
abdomen, dan disertai dengan keadaan syok. Apabila
AHP letaknya dekat digfragma, maka akan terjadi iritasi
diagfragma sehingga terjadi nyeri pada bahu sebelah
kanan, batuk ataupun terjadi atelektesis, rasa mual dan
muntah, berkurangnya nafsu makan, terjadi penurunan
berat badan yang unintentional,
diagnosis
Penegakan diagnosis dapat ditegakan
melalui anamnesis, pemeriksaan fisik,
laboratorium, serta pemeriksaan
penunjang.
Pemeriksaan fisik
Hepatomegali terdapat pada semua
penderita, yang teraba sebesar tiga jari
sampai enam jari arcus-costarum
Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium yang di
periksa adalah darah rutin termasuk kadar
Hb darah, jumlah leukosit darah,
kecepatan endap darah dan percobaan
fungsi hati, termasuk kadar bilirubin total,
total protein dan kadar albumin dan
glubulim dalam darah.
Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium di
dapatkan leukositosis yang tinggi dengan
pergeseran ke kiri, anemia, peningkatan
laju endap darah, peningkatan alkalin
fosfatase, peningkatan enzim
transaminase dan serum bilirubin,
berkurangnya kadar albumin serum dan
waktu protrombin yang memanjang
menunjukan bahwa terdapat kegagalan
fungsi hati yang disebabkan AHP.
komplikasi
penatalaksanaan
Penatalaksanaan secara konvensional adalah dengan
drainase terbuka secara operasi dan antibiotik spektrum
luas oleh karena bakteri penyebab abses terdapat
didalam cairan abses yang sulit dijangkau dengan
antibiotik tunggal tanpa aspirasi cairan abses.
Penatalaksanaan saat ini, adalah dengan menggunakan
drainase perkunancus abses intra abdominal dengan
tuntunan abdomen ultrasound atau tomografi komputer,
komplikasi yang bisa terjadi adalah perdarahan,
perforasi organ intra abdominal, infeksi, ataupun terjadi
kesalahan dalam penempatan kateter untuk drainase
prognosis
Prognosis yang buruk, apabila terjadi keterlambatan
diagnosis dan pengobatan, jika hasil kultur darah yang
memperlihatkan penyebab becterial organisme multiple,
tidak dilakukan drainase terhadap abses, adanya ikterus,
hipoalbuminemia, efusi pleural atau adanya penyakit
lain.
Peningkatan umur, manifestasi yang lambat, dan
komplikasi seperti reptur intraperikardi atau komplikasi
pulmonum meningkatkan tiga kali angka kematian.
Hiperbilirubinemia juga termasuk faktor resiko, dengan
reptur timbul lebih sering pada pasien-pasien yang
juendice.
Pathogenesis of E histolytica
infection