Vous êtes sur la page 1sur 6

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik bagi bayi. ASI ibarat emas yang
diberikan gratis oleh Tuhan karena ASI adalah cairan hidup yang dapat
menyesuaikan kandungan zatnya terhadap kebutuhan bayi (Suprayogo,
2009). ASI diberikan minimal sampai dengan usia 6 bulan tanpa makanan
pendamping ASI yang disebut dengan ASI eksklusif (Proverawati, 2010,
p.18).
Delapan puluh persen perkembangan otak anak dimulai sejak dalam
kandungan sampai usia 3 tahun yang dikenal dengan periode emas, oleh
karena itu diperlukan pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan dan dapat
diteruskan sampai anak berusia 2 tahun. Hal tersebut dikarenakan ASI
mengandung protein, karbohidrat, lemak dan mineral yang dibutuhkan bayi
dalam jumlah yang seimbang (Depkes RI, 2011).
World Health Organization (WHO) merekomendasikan bahwa semua
bayi harus mendapat ASI eksklusif sejak lahir, sesegera mungkin (setengah
hingga satu jam setelah lahir) sampai setidaknya usia 4 bulan (Nindya, 2005).
Setiap tahun terdapat satu sampai satu setengah juta bayi yang meninggal
karena tidak diberi ASI. Survei demografi WHO (2000) menemukan bahwa
pemberian ASI eksklusif selama 4 bulan pertama sangat rendah terutama di
1

Afrika Tengah dan Utara, Asia dan Amerika Latin. Oleh karena itu, WHO
menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6

bulan pertama karena

mampu menurunkan angka kematian dan kesakitan pada umumnya


dibandingkan menyusu selama 4 bulan.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan
pemberian ASI di Indonesia saat ini memprihatinkan, persentase bayi yang
menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3%. Hal ini disebabkan
kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih
relatif rendah (Depkes, 2011).
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menargetkan pencapaian ASI
eksklusif adalah 55% yang berarti bahwa total ibu menyusui yang
memberikan ASI Eksklusif adalah sebanyak 55%. Pada kenyataannya, data
yang tercatat menunjukkan bahwa total jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif
di provinsi Jawa Tengah tahun 2009 baru mencapai 40,21%

(Profil

Kesehatan Kota Semarang, 2009).


Fenomena yang terjadi bahwa rendahya pengetahuan ibu tentang ASI
sejak kehamilan sampai dengan pasca melahirkan berdampak pada sikap ibu
yang kemudian akan berpengaruh terhadap perilaku ibu dalam pemberian
ASI. Status kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah
sikap seseorang itu merespon suatu penyakit (Azwar, 2005, p.25). Sikap
dapat digunakan untuk memprediksikan tingkah laku apa yang mungkin
terjadi. Dengan demikian sikap dapat diposisikan sebagai suatu predisposisi

tingkah laku yang akan tampak aktual apabila kesempatan untuk menyatakan
terbuka luas (Azwar, 2005, p.27).
Profil Kesehatan Jawa Tengah tahun 2009 menunjukkan cakupan ASI
eksklusif di kabupaten Pati sebesar 56,17% masih belum memenuhi target
Departemen Kesehatan yaitu 80% (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2009).
Hasil penelitian Hasrimayana yang dilakukan di Puskesmas Kedawung II
Sragen tahun 2009 menyatakan bahwa Ibu yang mempunyai bayi berumur 6
bulan di wilayah kerja Puskesmas Kedawung II Sragen yang memiliki sikap
yang salah tentang ASI eksklusif sebesar 63,5%. Dari hasil analisa data yang
dilakukannya didapatkan hubungan yang signifikan antara sikap ibu dengan
pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kedawung II Sragen
Studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada tanggal 3 April 2011
pada ibu menyusui di Desa Sendangrejo Kecamatan Tayu Kabupaten Pati
menunjukkan bahwa 7 dari 10 bayi usia 6-12 bulan tidak mendapatkan ASI
secara eksklusif. Dari hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa
sebagian ibu-ibu yang memiliki bayi di atas 6 bulan memiliki sikap dan
perilaku yang salah tentang ASI eksklusif.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian yang


berjudul Hubungan Sikap Ibu Tentang ASI Eksklusif Dengan Perilaku
Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi di Desa Sendangrejo Kecamatan Tayu
Kabupaten Pati tahun 2011.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
disusun rumusan masalah sebagai berikut adakah hubungan antara sikap ibu
tentang ASI eksklusif dengan perilaku pemberian ASI eksklusif?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan sikap ibu tentang ASI eksklusif dengan
perilaku pemberian ASI eksklusif di Desa Sendangrejo Kecamatan Tayu
Kabupaten Pati tahun 2011.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan sikap ibu tentang ASI eksklusif
b. Mendeskripsikan perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif pada
bayi di Desa Sendangrejo Kecamatan Tayu Kabupaten Pati
c. Mendeskripsikan karakteristik ibu meliputi umur dan pendidikan

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan pada masyarakat tentang ASI eksklusif

2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka
meningkatkan pemberian ASI eksklusif pada ibu di desa Sendangrejo
kecamatan Tayu Kabupaten Pati tahun 2011
3. Bagi Institusi
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan dalam sistem pendidikan. Terutama untuk materi perkuliahan
dan memberikan gambaran serta informasi bagi penelitian selanjutnya.
4. Bagi tenaga kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pelayanan asuhan
pada ibu menyusui untuk memberikan ASI eksklusif.

E. Keaslian Penelitian
a.

Penelitian sebelumnya

Tabel 1.1 Keaslian penelitian


No.
1.

2.

3.

Judul, Nama,
Tahun
Hubungan antara
sikap ibu dengan
pemberian ASI
eksklusif di
wilayah kerja
Puskesmas
Kedawung II
Sragen,
Hasrimayana,
2009
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan pemberian
ASI eksklusif di
desa Tangkil
kecamatan Sragen
kabupaten
Sragen, Brita
Kurlinta Saktila,
2009
Hubungan antara
pengetahuan,
sikap, dan
perilaku ibu
dengan pemberian
ASI eksklusif di
wilayah kerja
Puskesmas
Grogol Depok,
Aprilia Nur
Wulandari, 2008

Sasaran
Ibu-ibu
menyusui di
wilayah kerja
Puskesmas
Kedawung II
Sragen

Variabel
yang diteliti
Sikap dan
Perilaku

Hasil Penelitian

Metode

Ada hubungan
yang signifikan
antara sikap ibu
dengan pemberian
ASI eksklusif

Kuantitatif
analitik
dengan
pendekatan
cross
sectional

Ibu-ibu
menyusui di
desa Tangkil
kecamatan
Sragen
kabupaten
Sragen

Faktor yang
mempengaru
hi pemberian
ASI
Eksklusif

Ada hubungan
yang signifikan
antara
pengetahuan ibu
tentang pemberian
ASI eksklusif

Survei
analitik
dengan
mengguna
kan
metode
cross
sectional

Ibu-ibu
menyusui di
wilayah kerja
Puskesmas
Grogol Depok

Pengetahuan
ibu, sikap,
perilaku

Ada hubungan
yang signifikan
antara
pengetahuan,
sikap, dan
perilaku ibu
dengan pemberian
ASI eksklusif

Penelitian
analitik
dengan
mengguna
kan
metode
cross
sectional

b. Penelitian sekarang
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu tempat penelitian,
variabel penelitian. Penelitian yang sekarang variabelnya yaitu sikap ibu
tentang ASI eksklusif dengan perilaku pemberian ASI eksklusif.

Vous aimerez peut-être aussi