Vous êtes sur la page 1sur 35

1.

Abortus Iminens
1. a.

Definisi Abortus

Abortus adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar kandungan dengan
berat badan kurang dari 1000 gram atau umur hamil kurang dari 28 minggu (Manuaba,
2008).Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup
sendiri diluar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya terletak antara 400-1000
gram atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu (Mochtar, 2008). Abortus adalah pengeluaran
hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan sampai saat ini janin yang terkecil
yang dilaporkan yang dapat hidup diluar kandungan mempunyai berat badan 297 gram waktu
lahir. Akan tetapi karena jarangnya janin yang dilahirkan dengan berat badan dibawah 500 gram
dapat hidup terus maka abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin
mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu (Chalik, 2007).Abortus adalah istilah yang
diberikan untuk semua kehamilan yang berakhir sebelum periode viabilitas janin yaitu yang
berakhir sebelum berat janin 500 gram. Bila berat badan tidak diketahui, maka perkiraan lama
kehamilan kurang dari 20 minggu lengkap (139 hari) dihitung di hari pertama haid terakhir
normal yang dapat dipakai (Taher, 2004)
1. b.

Jenis Abortus

Menurut Taher (2004) jenis abortus dapat digolongkan sebagai berikut:


1)

Berdasarkan terjadinya :

a)
Keguguran spontan terjadi tanpa ada unsur tindakan dari luar dan dengan kekuatan
sendiri.
b)

Keguguran buatan

Sengaja dilakukan sehingga kehamilan dapat diakhiri, upaya menghilangkan hasil konsepsi dapat
dilakukan berdasarkan :
1. Indikasi medis
Menghilangkan kehamilan atas indikasi ibu untuk dapat menyelamatkan jiwanya. Indikasi medis
tersebut diantaranya:
1. Penyakit jantung, ginjal atau hati yang berat
2. Gangguan jiwa pada ibu
3. Dijumpai kelainan bawaan berat dengan pemeriksaan ultrasonogrfi
4. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan dalam rahim

5. Indikasi sosial
Pengguguran kandungan dilakukan atas dasar aspek sosial
1. Menginginkan jenis kelainan tertentu
2. Tidak ingin punya anak
3. Belum siap untuk hamil
4. Kehamilan yang tidak diinginkan
2)

Berdasarkan pelaksanaannya

Berdasarkan pelaku gugur kandung dapat dibagi atau dikelompokkan:


1. Keguguran buatan teraupetik
Dilakukan tenaga medis secara legalitis berdasarkan indikasi medis
1. Keguguran buatan illegal yaitu dilakukan tanpa dasar hukum atau melawan hukum
3)

Berdasarkan gambaran klinisnya


1. Abortus imminens (keguguran mengancam) adalah abortus yang baru mengancam
dan ada harapan untuk mempertahankan.

Tanda dan gejala:


1. Perdarahan per-vaginam sebelum minggu ke 20.
2. Kadang nyeri, terasa nyeri tumpul pada perut bagian bawah menyertai
3. perdarahan.
4. Nyeri terasa memilin karena kontraksi tidak ada atau sedikit sekali.
5. Tidak ditemukan kelainan pada serviks.
6. Serviks tertutup.
7. PP test positif
8. Abortus incipiens (keguguran berlangsung) adalah abortus sudah berlangsung dan tidak
dapat dicegah lagi.

Tanda dan gejala:


1. Perdarahan pervaginam pasif, kadang-kadang keluar gumpalan darah.
2. Nyeri perut bagian bawah seperti kejang karena kontraksi rahim kuat.
3. Serviks sering melebar sebagian akibat kontraksi.
4. Abortus incomplete (keguguran tidak lengkap) adalah sebagian dari buah kehamilan telah
dilahirkan tetapi sebagian(biasanya jaringan plasenta) masih tertinggal di rahim.
Tanda dan gejala:
1. Perdarahan pervaginam berlangsung terus walaupun jaringan telah keluar.
2. Nyeri perut bawah mirip kejang.
3. Dilatasi serviks akibat masih adanya hasil konsepsi di dalam uterus yang dianggap
sebagai corpus allienum.
4. Keluarnya hasil konsepsi (seperti: potongan kulit dan hati).
5. Abortus completus (keguguran lengkap) adalah keluarnya seluruh buah kehamilan telah
dilahirkan lengkap. Kontraksi rahim dan perdarahan mereda setelah hasil konsepsi keluar.
Tanda dan gejala:
1. Serviks menutup.
2. Rahim lebih kecil dari periode yang ditunjukkan amenorea.
3. Gejala kehamilan tidak ada.
4. Uji kehamilan negatif.
5. Missed abortion (keguguran tertunda) adalah keadaan dimana janin telah mati sebelum
minggu ke 22 tetapi tertahan di dalam rahim selama 2 bulan atau lebih setelah janin mati.
Tanda dan gejala:
1. Rahim tidak membesar, malahan mengecil karena absorbsi air ketuban dan macerasi
janin.
2. Buah dada mengecil kembali.
3. Gejala kehamilan tidak ada, hanya amenorea terus berlangsung.

4. Abortus habitualis (keguguran berulang-ulang) adalah abortus yang telah berulang dan
berturut-turut terjadi sekurang-kurangnya 3 kali berturut-turut.
5. Abortus febrilis adalah abortus incompletus atau abortus incipiens yang disertai infeksi.
Tanda dan Gejala
1. Demam kadang-kadang menggigil.
2. Lochea berbau busuk.
3. c.

Manifestasi Klinik

Menurut Manuaba, (2008) manifestasi klinik abortus adalah sebagai berikut:


1. Terdapat keterlambatan datang bulan
2. Terdapat pendarahan disertai perut sakit (mulas)
3. Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur kehamilan dan terjadi
kontraksi otot rahim.
4. Hasil pemeriksaan dalam terdapat pendarahan dari kanalis servikalis masih tertutup dapat
dirasakan kontraksi otot rahim
5. Hasil pemeriksaan tes hamil masih positif.
1. d.

Patofisiologi

Menurut Taher (2004) patofisiologi terjadinya keguguran yaitu terlepasnya sebagian atau seluruh
jaringan plasenta yang menyebabkan pendarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan
O2.Bagian yang terlepas dianggap benda asing sehingga rahim berusaha untuk mengeluarkan
dengan kontraksi.Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan, seluruh atau bagian masih
tertinggal yang menyebabkan berbagai penyakit.Oleh karena itu keguguran memberikan gejala
umum sakit perut.Karena kontraksi rahim terjadi pendarahan dan disertai pengeluaran seluruh
atau sebagian hasil konsepsi.Bentuk pendarahan bervariasi diantaranya sedikit dan berlangsung
lama sekaligus dalam jumlah yang besar disertai dengan gumpalan.akibat pendarahan tidak
menimbulkan gangguan apapun, tetapi menimbulkan syok, nadi meningkat, tekanan darah turun,
nampak anemis dan daerah ujung kaki dingin. Bentuk pengeluaran hasil konsepsi
bervariasi.Umur kehamilan dibawah 14 minggu dimana plasenta belum dibentuk sempurna
dikeluarkan atau sebagian hasil konsepsi.Diatas 16 minggu dengan pembentukan plasenta
sempurna dapat didahului dengan ketuban pecah diikuti pengeluaran hasil konsepsi dan
dilanjutkan dengan pengeluaran plasenta. Berdasarkan proses persalinannya dahulu disebutkan
persalinan immaterus. Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu sehingga terjadi
ancaman baru dalam bentuk gangguan pembentukan darah.

Menurut Manuaba, 2008 terdapat berbagai bentuk perubahan hasil konsepsi yang tidak
dikeluarkan dapat terjadi:
1)

Mola karnosa : hasil konsepsi menyerap darah, terjadi gumpalan seperti daging

2)
Mola heberose: amnion berbenjol-benjol karena terjadi hemotoma antar amnion dan
korion
3)
Fetus kompresus: janin mengalami mummifikasi, terjadi penyerapan kalsium dan tertekan
sampai gepeng
4)

Fetus papireseus: kompresi fetus berlangsung terus, terjadi penipisan laksana kertas

5)
Blighted ovum: hasil konsepsi yang dikeluarkan tidak mengandung janin hanya benda kecil
yang tidak berbentuk
6)

Missed akortion: hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu.
1. e.

Pemeriksaan Penunjang

1)

Tes kehamilan positif bila janin masih hidup dan negatif bila janin sudah mati

2)

Pemeriksaan doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup

3)

Pemeriksaan kadar fibronogen darah pada missed abortion


1. f.

Komplikasi

Menurut Wiknjosastro, (2007) komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah pendarahan,
perforasi, infeksi dan syok
1)
Pendarahan
Pendarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu
pemberian transfusi darah. Kematian karena pendarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak
diberikan pada waktunya
2)
Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi
jika terjadi peristiwa ini penderita perlu diamati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya perlu segera
dilakukan laparatomi dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi. Penjaitan luka perforasi atau
perlu histerektomi perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam menimbulkan
persoalan gawat karena perlukaan uterus biasanya luas mungkin pula terjadi perlukaan pada
kandung kemih atau usus. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomi
segera dilakukan untuk menentukan luasnya cedera untuk selanjutnya mengambil tindakantindakan seperlunya guna mengatasi komplikasi

3)
Infeksi
Biasanya ditemukan pada abortus inkompletus dan lebih sering pada abortus buatan yang
dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis.
4)

Syok

Syok pada abortus bisa terjadi karena pendarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi perut
(syok endoseptik).
1. g.

Efek Psikologi Abortus

Menurut Wiknjosastro, (2007)abortus iminensmerupakan keguguran yang membakat dan akan


terjadidalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obat
hormonal dan anti pasmodica.Sekalipun abortus ini masih dapat dipertahankan sebagian besar
pasien dan keluarganya akan mengalami kecemasan, kejadian abortus adalah peristiwa yang
mengganggusehingga menimbulkan kesedihan yang berkelanjutan. Pada 20% kasus, kesedihan
pasien dapat berlangsung berbulan-bulan.Bila peristiwa abortus iminens mereda dan kehamilan
terus berlangsung, pasien setiap saat senantiasa bertanya mengenai keadaan janin dalam
rahimnya dan biasanya tanpa dapat memperoleh jawaban yang memuaskan. Pertanyaan pasien
yang senatiasa diajukan pada dokter dan memerlukan jawaban yang dapat memuaskan dirinya:
mengapa terjadi abortus, apakah ada sesuatu yang dilakukan atau justru tidak dilakukan olehnya
sehingga peristiwa abortus terjadi, apakah kehamilan mereka yang selanjutnya juga akan
bernasib sama, sehingga dalam kasus ini tenaga kesehatan yang berwenang harus dapat
mengatasi atau mengurangi kecemasan yang dialami klien sehingga tidak terjadi kesedihan yang
berlanjut.
1. h.
Penatalaksanaan
Menurut Manuaba, 2008 penatalaksanaan pasien abortus imenens adalah sebagai berikut:
1)

Istirahat total di tempat tidur

a)

Meningkatkan aliran darah ke rahim

b)

Mengurangi rangsangan mekanis

c)
Mengurangi perdarahan, apabila perdarahan tidak berhenti dalam 48 jam maka akan
berpotensial terjadinya abortus insipients.
2)

Obat-obatan yang diberikan

a)

Penenang penobarbital 330 ml gram, valium

b)

Anti pendarahan : Adona, Transamin

c)

Vitamin B komplek

d)
Hormonal : Progesteron 10 mg sehari untuk terapi subsitusi dan untuk mengurangi
kerentanan otot-otot rahim (misalnya:Gestanon, Dhupaston).
e)

Anti kontraksi rahim : Duvadilan, Papaverin

3)

Evaluasi

a)

Pendarahan jumlah dan lamanya

b)

Tes kehamilan dapat diulangi

c)

Konsultasi pada dokter ahli atau penanganan lebih lanjut dan pemeriksaan ultrasonografi.

4)
Berikan konseling pada ibu untuk mengurangi aktivitas yang berat dan tidak melakukan
coitus selama satu bulan setelah perdarahan berhenti.
1. B.

Tinjauan Asuhan Kebidanan

2. 1.

Definisi asuhan kebidanan

Asuhan kebidanan adalah prosedur tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang
dalam lingkup prakteknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan, dengan memperhatikan
pengaruh-pengaruh sosial, budaya, psikologis, emosional, spiritual, fisik, etika dan kode etik
serta hubungan interpersonal dan hak dalam mengambil keputusan dengan prinsip kemitraan
dengan perempuan dan mengutamakan keamanan ibu, janin atau bayi dan penolong serta
kepuasan perempuan dan keluarganya. Asuhan kebidanan diberikan dengan mempraktikan
prinsip-prinsip bela rasa, kompetensi, suara hati, saling percaya dan komitmen untuk memelihara
serta meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin atau bayinya (Wildan dan Hidayat, 2008).
1. 2.

Manajemen kebidanan

Manajemen asuhan kebidanan atau manejemen kebidanan adalah suatu metode berfikir dan
bertindak tepat secara logis tentang asuhan yang diberikan. Dalam prakteknya bidan harus
berfikir kritis, tidak pragmatis untuk menjamin keamanan dan kepuasan klien sebagai hasil
(Pusdiknakes, 2003).
Asuhan kebidanan dengan abortus iminens ini merupakan manajemen kebidanan yang terdiri
dari tujuh langkah yang dikembangkan oleh Varney dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
1. 3.

Langkah-langkah asuhan kebidanan menurut Varney (1997)

Konsep tujuh langkah manajemen kebidanan menurut Varney (1997), yaitu:


1. Pengkajian

Menurut Wildan dan Hidayat, (2008)pengkajian merupakan suatu langkah awal yang dipakai
dalam menerapkan asuhan kebidanan pada pasien. Pada tahap ini semua data dasar dan informasi
yang akurat dan lengkap tentang klien dikumpulkan dan dianalisis unuk mengevaluasi keadaan
klien, maka pada pengkajian difokuskan pada:
Data Subyektif
1)

Identitas Pasien

Nama
:Dikaji dengan tujuan agar dapat mengenal/memanggil penderita dan tidak
keliru dengan penderita lain (Ibrahim, 1996).
Umur
:Dikaji untuk mengetahui usia aman untukkehamilan dan persalinan adalah
20-30 tahun (Prawirohardjo, 2002).
Agama
: Dikaji untuk menuntun kesuatu diskusi tentang pentingnya agama dalam
kehidupan pasien, tradisi keagamaan dalam kehamilan dan persalinan (Ibrahim, 1996).
Suku/bangsa

: Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari (Ibrahim, 1996).

Pendidikan
:Berpengaruh pada tingkat penerimaan pasien terhadap konseling yang
diberikan serta tingkat kemampuan pengetahuan ibu terhadap keadaannya (Wildan dan Hidayat,
2008).
Pekerjaan
:Berkaitan dengan keadaan pasien maka pekerjaan perlu dikaji apakah
keadaan terlalu berat sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya keadaan yang lebih parah
(Wildan dan Hidayat, 2008).
Alamat
: Dikaji untuk mengetahui ibu tinggal dimana dan diperlukan bila
mengadakan kunjungan pada pasien (Ibrahim, 1996).
2)

Keluhan utama

Menurut Wildan dan Hidayat, (2008)keluhan utama berkaitan dengan kejadian yang dirasakan
pasien, dalam kasus abortus iminens pasien akan mengeluh keluar darah sedikit ataupun banyak
dari jalan lahir serta merasakan mules pada perut bagian bawah.
3)

Riwayat kesehatan

a)

Riwayat kesehatan dahulu

Menurut Wildan dan Hidayat, (2008)riwayat kesehatan yanglalu ditunjukkan pada pengkajian
penyakit yang diderita pasien yang dapat menyebabkan terjadinya keadaan yang sekarang. Perlu
dikaji juga ibu mempunyai penyakit jantung, asma,hipertensi, DM, karena jika penyakit-penyaki
tersebut sudah ada sebelum ibu hamil maka akan diperberat dengan adanya kehamilan, dapat
berisiko pada waktu persalinan.

b)

Riwayat kesehatan sekarang

Menurut Wildan dan Hidayat, (2008)riwayat kesehatan ini dikaji untuk mengetahui adakah
penyakit yang diderita pasien seperti: penyakit jantung, asma, hipertensi, dan DM.
c)

Riwayat kesehatan keluarga

Menurut Wildan dan Hidayat, (2008) riwayat kesehatan ini dikaji untuk mengetahui apakah ada
riwayat kembar pada keluarga, selain itu juga dikaji adakah riwayat kecacatan pada keluarga.
4)

Riwayat Obstetri

a)

Riwayat menstruasi

Menurut Wildan dan Hidayat, (2008)riwayat menstruasi dikaji untuk mengetahui usia kandungan
apakah sudah aterm atau belum, melalui HPHT (hari pertama haid terakhir) karena bila dijumpai
ibu bersalin dengan preterm, (<37minggu) merupakan kontraindikasi dilakukannya indikasi
persalinan, selain itu untuk mengetahui apakah ibu ada riwayat keputihan, karena jika ada
keputihan yang sifatnya patologis, maka ada kemungkinan terjadi infeksi.
b)

Riwayat kehamilan sekarang

Menurut Muslihatun Wildan dan Hidayat, (2008) perlu dikaji untuk menyatakan tentang keadaan
kehamilan ibu yang sekarang ini.
5)

Pola pemenuhankebutuhan sehari-hari

a)

Pola nutrisi

Menggambarkan tentang kebutuhan nutrisi ibu selama hamil, apakah sudah sesuai dengan gizi
seimbang untuk ibu hamil (Wildan dan Hidayat, 2008).
b)

Pola eliminasi

Menggambarkan pola fungsi ekskresi, kebiasaan BAB (frekuensi, jumlah, konsistensi, bau) dan
kebiasaan BAK (warna, frekuensi, jumlahdan terakhir kali ibu BAB atau BAK), karena jika ibu
mengalami kesulitan BAB maka kemungkinan ibu sering mengejan sehingga uterus berkontraksi
(Wildan dan Hidayat, 2008).
c)

Pola istirahat

Menggambarkan tentang pola istirahat ibu, yaitu berapa jam ibu tidur siang dan berapa jam ibu
tidur malam, karena berpengaruh terhadap kesehatan fisik ibu (Wildan dan Hidayat, 2008).
d)

Personal hygiene

Menggambarkan pola hygiene pasien misalnya: berapa kali ganti pakaian dalam, mandi, gosok
gigi dalam sehari dan keramas dalam satu minggu. Pola ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah
pasien menjaga kebersihan dirinya (Wildan dan Hidayat, 2008).
e)

Pola seksual

Untuk mengetahui kapan ibu terakhir melakukan hubungan seksual dengan suami karena
prostaglandin yang terkandung dalam sperma dapat merangsang terjadinya kontraksi (Wildan
dan Hidayat, 2008).
f)

Pola aktivitas

Untuk mengetahui apakah pekerjaan ibu sehari-hari terlalu berat, sehingga dapat mempengaruhi
kehamilan (Wildan dan Hidayat, 2008).
g)

Psikososiospiritual

Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana respon, tanggapan, dukungan yang diberikan
suami dan keluarga, serta kecemasan pasien dan keluarga dalam menghadapi masalah yang
terjadi dalam proses persalinan (Wildan dan Hidayat, 2008). Dalam kasus abortus iminens pasien
biasanya mengatakan takut dan cemas akan kehilangan bayinya.
Data Obyektif
1)
Keadaan umum dilakukan untuk mengetahui kemungkinan terjadi infeksi yang ditandai
dengan suhu meningkat, nadi meningkat, untuk mendukung kondisi selama hamil berjalan baik,
maka keadaan umum pasien dan tanda-tanda fisik hendaknya tidak ada masalah (Wildan dan
Hidayat, 2008).
2)

Pemeriksaan tanda vital

a)

Tekanan darah

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui tekanan sistolik dan tekanan diastolik darah.
Dengan pemeriksaan ini kita bisa menilai adanya kelainan pada sistem kardiovaskuler. Tekanan
darah normal pada orang dewasa yaitu tekanan sistolik kurang dari 130 Mmhg dan tekanan
diastolik kurang dari 80 Mmhg (Uliyah, 2006).
b)

Pemeriksaan nadi

Pemerikasaan ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi dan irama detak jantung. Frekuensi nadi
normal pada orang dewasa 60-90 kali permenit (Uliyah, 2006).
c)

Pemeriksaan pernafasan

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai frekuensi pernafasan, irama, kedalaman, dan tipe atau
pola pernafasan. Frekuensi pernafasan normal orang dewasa yaitu sekitar 16-20 kali permenit
(Uliyah, 2006).
d)

Pemeriksaan suhu

Pemeriksaan ini untuk mengetahui keadaan suhu tubuh ibu,sehingga bisa digunakan untuk
mendeteksi dini suatu penyakit. Pemeriksaan ini bisa dilakukan melalui oral, rektal, dan aksila.
Suhu tubuh normal pada orang dewasa yaitu 36-37 0C (Uliyah, 2006).
3)

Antropometri

a)

Berat Badan

Dikaji untuk menentukan pertambahan berat badan total, atau untuk membantu mengevaluasi
keparahan edema yang disertai preeklamsi (Varney, 1997).
b)

Tinggi badan

Dikaji karena pada ibu hamil yang tinggi badannya kurang dari 140 cm, dicurigai adanya
disproporsi sefalo pelvik (Mansjoer, 1999).
c)

LILA

Untuk mengetahui berapa lingkar lengan atas ibu, karena bila kurang dari 23,5 cm ibu menderita
KEK ( Kekurangan Energi Protein).
4)

Pemeriksaan fisik pasien

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan pada organ tubuh pasien (Wildan
dan Hidayat, 2008).
a)
Kepala
: untuk mengetahui bentuk kepala, kulit kepala dan kebersihan rambut
(Prihardjo, 2007).
b)

Muka

: untuk mengetahui pucat karena anemia (Prihardjo, 2007).

c)
Mata
: dilihat dari konjungtiva pucat atau tidak, bila ditemukan pucat berarti
mengarah pada anemia, sklera kuning atau tidak bila kuning mengarah pada hepatitis (Saifudin,
2002).
d) Hidung
: untuk mengetahui kebersihan hidung dan ada kelainan pada hidung atau tidak
(Prihardjo, 2007).
e)

Telinga

: untuk mengetahui kebersihan telinga (Prihardjo, 2007).

f)
Mulut
2007).

: untuk mengetahui apakah ada kelainan pada bibir, lidah dan gigi (Prihardjo,

g)

: untuk mengetahui ada pembesaran kelenjar (Liewellyn, 2001).

Leher

h)
Dada
: untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada pernafasan normal atau tidak
(Prihardjo, 2007).
i)
Abdomen : untuk mengetahui ada tidaknya luka bekas operasi, tumor, linea nigra, dan
strie gravidarum. Pada kasus abortus iminens akan dikaji ada tidaknya nyeri perut bagian bawah
dan nyeri tekan, (Liewellyn, 2001).
j)

Genetalia

Untuk mengetahui varises, tumor, tanda-tanda infeksi atau penyakit menular seksual, jumlah
perdarahan dan warna perdarahan(Liewellyn, 2001).
k)

Anus

Untuk mengetahui adanya haemoroid atau tidak (Liewellyn, 2001).


l)

Ekstremitas

Pemeriksaan ekstremitas harus mencakup pengkajian reflek tendon dalam, pemeriksaan adanya
edema tungkai dan vena verikosa dan pemeriksaan ukuran tangan dan kaki bentuk serta letak jari
tangan dan jari kaki, kelainan menunjukkan gangguan genetik (Wheeler, 2004).
5)

Pemeriksaan Obstetri

a)

Inspeksi

Pada abdomen adakah bekas operasi SC, pembesaran uterus, apakah ada ketegangan perut
karena kehamilan, pada genetalia dikaji jumlah perdarahan dan warna perdarahanyang keluar
(Wildan dan Hidayat, 2008).
b)

Palpasi

Apabila dari hasil palpasi ditemukan mal persentasi serta gemeli, tinggi fundus uteri. Pada kasus
abortus iminens belum dilakukan palpasi karana umur kehamilan masih muda (Wildan dan
Hidayat, 2008).
c)

Auskultasi

Untuk mengetahui apakah DJJ < 120 atau > 160 kali permenit berarti kemungkinan terjadi gawat
janin sampai dapat menyebabkan kematian janin, dalam kasus abortus iminens belum dilakukan
auskultasi (Wildan dan Hidayat, 2008).

6)

Pemeriksaan Penunjang

Data penunjang diperlukan pada kasus abortus iminensuntuk mengetahui apakah kehamilan
dapat berjalan normal apa tidak, seperti:pemeriksaan laboratorium, USG, periksa panggul luar,
pemeriksaan panggul dalam, PP test, hasil pemeriksaan dalam (vaginal toucher) (Wildan dan
Hidayat, 2008).
1. Interpretasi Data
Diagnosa: dengan melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa
berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Diagnosa masalah
dan kebutuhan ibu hamildengan abortus iminenstergantung dengan pengkajian terhadap pasien
tersebut (Wildan dan Hidayat, 2008).
Intepretasi Data
1)

Diagnosa Kebidanan

Seorang ibu G..P..Ab..umur tahun hamil minggu, dengan abortus iminens.


DS :
a)

Pernyataan dari ibu ini kehamilan yang keberapa

b)

Pernyataan dari ibu mengenai umur ibu

c)

Pernyataan dari ibu apakah ibu pernah keguguran atau tidak

d)

Pernyataan dari ibu mengenai HPHT

e)

Pernyataan dari ibu mengenai ada tidaknya nyeri pada perut bagian bawah

DO :
a)

Ekspresi wajah

b)

Keadaan umum

c)

kesadaran

d)

Berat badansebelum hamil

e)

Berat badansekarang

f)

Tinggi badan

g)

LILA

h)

Vital sign : tekanan darah, suhu, nadi, respirasi

i)

TFU

j)

Hb

k)

PP test positif (+)

l)
Hasil pemeriksaan dalam (vaginal toucher): mengkaji vagina terdapat fleks atau tidak,
porsio tertutup atau terbuka, terdapat nyeri tekan atau tidak, digoyangkan terasa nyeri atau
tidak.Adnexa parametrium kanan dan kiri terasa nyeri atau tidak, cavum douglas menonjol atau
tidak.
2)

Diagnosa Masalah

Permasalahan yang muncul pada abortus iminens yaitu adanya perasaan cemas.
3)

Dignosa Kebutuhan

a)

KIE cara mengurangi rasa nyeri dan relaksasi

b)

Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi

c)

Monitor tanda-tanda vital


1. Diagnosa Potensial

Diagnosa atau masalah potensial diidentifikasi berdasarkan diagnosis atau masalah yang telah
teridentifikasi. Langkah ini penting dalam melakukan asuhan yang aman, diagnosa potensial
pada kasus abortus iminens yaitu dapat terjadinya abortus insipiens(Wildan dan Hidayat, 2008).
1. Antisipasi Tindakan Segera
Antisipasi tindakan segera dibuat berdasarkan hasil identifikasi pada diagnosa potensial.
Langkah ini digunakan untuk mengidentifikasi dan menetapkan penanganan segera untuk
mengantisipasi dan bersiap-siap terhadap kemungkinan yang terjadi. Antisipasi tindakan segera
dalam kasus abortus iminens yaitu: Bed rest total dan segera kolaborasi dengan dokter Obsgyn,
(Wildan dan Hidayat, 2008).
1. Perencanaan
Menurut Wildan dan Hidayat, (2008)langkah ini direncanakan asuhan menyeluruh yang
ditentukan oleh hasil kajian pda langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana

asuhan menyeluruh tidak hanya meliputi yang sudah teridentifikasi atau setiap masalah yang
berkaitan, tetapi juga dapat dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut apa yang
akan terjadi berikutnya, apakah dia membutuhkan penyuluhan, konseling, atau rujukan bila ada
masalah yang berkaitan dengan aspek sosial-kultural, ekonomi atau psikologi. Setiap rencana
asuhan harus disetujui oleh kedua belah pihak sehingga asuhan yang diberikan dapat efektif,
karena sebagian dari asuhan akan dilaksanakan pasien. Perencanaan yang harus dipikirkan pada
kasus abortus iminensadalah:
1)
Beri ibu dukungan psikologis dan libatkan keluarga dalam memberikan dukungan
psikologis
2)

Observasi keadaan umum dan tanda vital ibu

3)

Kaji perdarahan pasien tiap jam

4)

Anjurkan bed rest total

5)
Kolaborasi dengan dokter Obsgynuntuk memberikan terapi obat untuk mengurangi
keluhan pasian
6)
Anjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas yang berat dan tidak melakukan coitus selama
satu bulan setelah perdarahan berhenti
7)
Anjurkan ibu untuk kontrol ulang apabila perdarahan tidak berhenti dalam 2 hari atau
bertambah banyak
1. Pelaksanaan
Menurut Wildan dan Hidayat (2008), melaksanakan asuhan menyeluruh yang telah direncanakan
secara efektif dan aman. Pelaksanaan asuhan ini sebagian dilakukan oleh bidan, sebagian oleh
klien sendiri atau oleh petugas lainnya. Walau bidan tidak melaksanakan seluruh asuhan sendiri,
tetapi dia tetap memiliki tanggug jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya
memantau rencananya benar-benar terlaksana). Pelaksanaan pada kasus abortus iminens adalah:
1)

Memberi ibu dukungan psikologis

Menjelaskan bahwa ibu bisa melewati masalah ini dengan baik, memberikan support kepada ibu,
dan mendampingi ibu selama ibu dalam pemantauan di BPS Tatik Suryanti, serta menghadirkan
keluarga yang paling dekat dengan ibu.
2)

Mengobservasi keadaan umum dan tanda vital ibu setiap 1 jam

3)
Mengkaji perdarahan pasien tiap jam, catat warna perdarahan, jumlah pembalut yang
digunakan selama ibu berada di tempat pelayanan.

4)
Menganjurkan ibu bad rest total atau istirahat rebah baik di tempat pelayanan maupun di
rumah selama 48 jam, apabila kehamilan masih dapat dipertahankan perdarahan dalam waktu 48
jam akan berhenti.
5)
Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi obat untuk mengurangi
keluhan pasian yaitu:
a) Penenang penobarbital 330 ml gram, valium
b) Anti pendarahan : Adona, Transamin
c) Vitamin B komplek
d) Hormonal : Progesteron 10 mg sehari untuk terapi subsitusi dan untuk mengurangi
kerentanan otot-otot rahim (misalnya:Gestanon, Dhupaston).
e) Anti kontraksi rahim : Duvadilan, Papaverin
6)
Menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas yang dapat memperberat keadaan seperti:
angkat junjung berat, bekerja terlalu keras dan hindari stres serta tidak melakukan coitus selama
satu bulan setelah perdarahan berhenti.
7)
Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang apabila perdarahan tidak berhenti dalam 2 hari
atau bertambah banyak.
1. Evaluasi
Pada langkah ini dievaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan, apakah telah memenuhi
kebutuhan asuhan yang telah teridentifikasi dalam diagnosis maupun masalah. Pelaksanaan
rencana asuhan tersebut dapat dianggap efektif apabila ibu mengalami perkembangan yang lebih
baik. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut terlaksana dengan efektif dan mungkin
sebagian belum efektif. Karena proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang
berkesinabungan maka perlu evaluasi, kenapa asuhan yang diberikan belum efektif. Langkahlangkah proses manajemen umunya merupakan pengkajian yang memperjelas proses berfikir
yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proes manajemen
tersebut berlangsung di dalam situasi klinik (Wildan dan Hidayat, 2008).

1. C.

Aspek legal pelayanan kebidanan


1. Pengertian bidan

Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang
telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai persyaratan yang berlaku, dicatat, diberi ijin secara
sah untuk menjalankan praktik (Sofyan, Mustika., et al.).Bidan adalah seorang perempuan yang

lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundangundangan (Menkes 1464, 2010).
Bidan adalah seseorang yang telah diakui secara regular dalam program pendidikan kebidanan
sebagaimana yang telah diakui skala yuridis, dimana ia ditempatkan dan telah menyelesaikan
pendidikan kebidanan dan memperoleh izin melaksanakan praktek kebidanan
(WHO).International federation of midwife mengatakan, bidan adalah seseorang yang telah
menyelesaikan pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan
diberi izin untuk melaksanakan praktek kebidanan di negara itu.
Kebidanan adalah ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu atau multi disiplin
yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu
sosial, ilmu perilaku, ilmu budaya, ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu manajemen, untuk
dapat memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum,
dan bayi baru lahir. Pelayanan kebidanan tersebut meliputi pendeteksian keadaan abnormal pada
ibu dan anak, melaksanakan konseling dan pendidikan kesehatan terhadap individu, keluarga dan
masyarakat (Sofyan, Mustika., et al.).
Kebidanan adalah seni dan praktik yang mengkombinasikan keilmiahan, filosofi dan pendekatan
pada manusia sebagai syarat atau ketetapan dalam pemeliharaan kesehatan wanita dan proses
reproduksinya yang normal, termasuk kelahiran bayi yang mengikutsertakan keluarga dan atau
orang yang berarti lainnya (Saminen 2002).
1. Aspek Hukum
Hukum kesehatan adalah rangkaian peraturan perundang-undangan dalam bidang kesehatan
yang mengatur tentang pelayanan medik dan sarana medik. Peraturan Menteri Kesehatan no.
1464 tahun 2010, bab III tentang penyelenggaraan praktik bidan, yaitu :
1. Pasal 9
Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi :
1)

Pelayanan kesehatan ibu

2)

Pelayanan kesehatan anak

3)

Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana


1. Pasal 10

1)
Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a diberikan pada
masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, menyusui dan masa antar dua
kehamilan.
2)

Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a)

Pelayanan konseling pada masa pra hamil

b)

Pelayanan antenatal pada kehamilan normal

c)

Pelayanan pada persalinan nomal

d)

Pelayanan pada ibu nifas normal

e)

Pelayanan ibu menyusui

f)

Pelayanan konseling pada masa antar dua kehamilan

3)
Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berwenang
untuk :
a)

Episiotomi

b)

Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II

c)

Penanganan kegawat daruratan dilanjutkan dengan perujukan

d)

Pemberian tablet Fe pada ibu hamil

e)

Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas

f)

Fasilitas/bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu eksklusif

g)

Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala III pada postpartum

h)

Penyuluhan dan konseling

i)

Bimbingan pada kelompok ibu hamil

j)

Pemberian surat keterangan kematian

k)

Pemberian surat keterangan cuti bersalin


1. Pasal 13

1)
Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10, 11 dan 12. Bidan yang
menjalankan program pemerintah berwenang melakukan pelayanan kesehatan meliputi :
a)
Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim dan memberikan
pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit.

b)
Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu dilakukan
dibawah supervisi dokter.
c)

Penanganan bayi dan balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan.

d)
Melakukan pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu dan anak, anak usia
sekolah dan remaja dan penyehatan lingkungan.
e)

Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak sekolah.

f)

Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas.

g)
Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap IMS termasuk
pemberian kondom dan penyakit lainnya.
h)
Pencegahan dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA)
melalui informasi dan edukasi dari pelayanan kesehatan lainnya yang merupakan program
pemerintah.
i)
Pelayanan kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi, penanganan bayi dan
anak balita sakit dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan tentang
infeksi menular seksual (IMS) dan penyakit lainnya serta pencegahan penyalahgunaan narkotika,
psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) hanya dapat dilakukan oleh bidan dilatih untuk itu.
1. Standar Pelayanan Kebidanan
Menurut Kusmiyati (2008) standar pelayanan kebidanan adalah sebagai berikut:
1)

Standar 3 : identifikasi ibu hamil

Pernyataan standar
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk
memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong
ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
2)

Standar 4 : pemeriksaan dan pemantauan antenatal

Pernyataan standar
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal.Pemeriksaan meliputi anamnesis dan
pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung
normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi,
hipertensi, PMS atau infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan
kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Bila ditemukan kelainan,
mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan oleh puskesmas.Mereka harus

mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan.Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu
mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
3)

Standar 5 : palpasi abdominal

Pernyataan standar
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah,memeriksa posisi, bagian
terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan
serta melakukan rujukan tepat waktu.
4)

Standar 6 : pengelolaan anemia pada kehamilan

Pernyataan standar
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/atau rujukan semua kasus
anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5)

Standar 7 : pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

Pernyataan standar
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali
tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
6)

Standar 8 : persiapan persalinan

Pernyataan standar
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester
ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang
menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya
untuk merujuk, bila terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan
rumah untuk hal ini
BAB III
TINJAUAN KASUS

1. A.

PENGKAJIAN DATA, (Tanggal/Pukul: 20 November 2010/17.30 WIB)

2. Data Subjektif

1. Identitas

Ibu

Suami

Nama

: Ny Iin Tukinah

Tn Yadi

Umur

: 23 Tahun

25Tahun

Agama

: Islam

Islam

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Jawa/Indonesia

Pendidikan

: SMP

SMA

Pekerjaan

: IRT

Swasta

Alamat

: Putat I, Patuk, Gunung Kidul

1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan sejak tadi pagi merasakan keluar darah sedikit dari jalan lahir serta ibu
merasakan mules pada perut bagian bawah.
1. Riwayat Menstruasi
Menarche

: 14 tahun

Bau

Lama

: 5-6 hari

Teratur/tidak : teratur

Siklus

: 30 hari

Keluhan

: tidak ada

Warna

: merah

konsistensi

: cair

HPHT

: 21.08.2010

HPL

: 28.05.2011

1. Riwayat Perkawinan
Menikah

: 1 kali

Status pernikahan

: sah

Lama menikah

: 1 tahun

Usia menikah

: 22 tahun

1. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


GI P0 A0 Ah0

: amis

Hamil
ke

Persalinan

Tahun

UK

Jenis
persalinan

Penolong Komplikasi

Nifas

Jenis
BB Laktasi komplikasi
kelamin lahir

Hamil Ini

1. Riwayat KB

No

Jenis
kontrasepsi

Pasang

tanggal

Oleh

Tempat keluhan

Lepas

Tanggal

Oleh

tempat

alasan

Ibu mengatakan belum pernah menggunakan jenis KB apapun

1. Riwayat kesehatan
1)

Riwayat Kesehatan Ibu

Ibu mengatakan belumpernah dan tidak sedang menderita penyakit menular seperti hepatitis,
TBC, HIV/AIDS, PMS, penyakit kronis seperti jantung, ginjal, hipertensi, penyakit menurun
seperti: DM, Asma.
2)

Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu dan suami belumpernah dan tidak sedang menderita
penyakit menular seperti:Hepatitis, TBC, HIV/AIDS, PMS, penyakit kronis seperti:Jantung,
Ginjal, Hipertensi, penyakit menurun seperti: DM, Asma.
3)

Riwayat keturunan kembar gangguan jiwa

Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat kembar baik dari pihak ibu maupun suami. Tidak ada
riwayat gangguan jiwa

4)

Riwayat Operasi

Ibu mengatakan belum pernah menjalani operasi apapun seperti: SC, miomektomi, mastektomi,
dan kista
5)

Riwayat Alergi Obat

Ibu mengatakan tidak pernah alergi terhadap obat apapun seperti jenis obat Antibiotik, Anti
piretik, Antalgin dan lainnya.
1. Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT: 21.08.2010

HPL: 28.05.2011

UK: 10 minggu

1)

Selama hamil ibu periksa di bidan

2)

Mulai periksa sejak umur kehamilan 4 minggu

3)

Ibu mengatakan belum merasakan pergerakan janin

a)

Trimester I

ANC

: 2 kali di bidan

Keluhan

: Mual muntah

Anjuran

: Banyak istirahat, makan sedikit dikit tapi sering

Terapi

: Berikan ibu omedom dan caviplex 11 tab/hari

b) Trimester II
ANC : c)

Trimester III

ANC : 4)

Riwayat Imunisasi

TT 1

:-

TT 2

:-

1. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

1)

Pola pemenuhan nutrisi

Sebelum hamil

Selama Hamil

Makan
Frekuensi

: 3x sehari

4-5x sehari

Jumlah

: 1 piring

1/2piring

Jenis

: Nasi, lauk, sayur

Nasi, sayur, lauk

Pantangan

: Tidak ada

Tidak ada

Keluhan

: Tidak ada

Tidak ada

Minum
Frekuensi

: 6-7 gelas sehari

7-8 gelas sehari

Porsi

: 1 gelas

1 gelas

Jenis

: Air putih, teh

Air putih, teh, susu

Pantangan

: Tidak ada

Tidak ada

Keluhan

: Tidak ada

Tidak ada

2)

Pola Eliminasi

BAB
Frekuensi

: 1x / hari

1x / hari

Konsistensi

: lunak

Warna

: khas feses

khas feses

Bau

: khas feses

Khas feses

Keluhan

: tidak ada

tidak ada

lunak

BAK
Frekuensi

: 3-4 x / hari

4-5 x/ hari

Warna

: kuning jernih

kuning jernih

Bau

: khas urine

khas urine

Konsistensi:

: cair

cair

Keluhan

: tidak ada

tidak ada

3)

Pola istirahat

Tidur Siang

: 1 pukul

1 pukul

Tidur Malam

: 7-8 pukul

7-8 pukul

Keluhan

: tidak ada

4)

tidak ada

Personal higiene

Mandi

: 2x /hari

2x /hari

Keramas

: 3x /minggu

3x /minggu

Ganti pakaian

: 2x /hari

2x /hari

Gosok gigi

: 3x /hari

2x /hari

5)

Hubungan seksual

Frekuensi

: 3x/minggu

1x/minggu

Keluhan

: tidak ada

tidak ada

1. Data psikososial spiritual, budaya, ekonomi


1) Ibu dan suami sangat senang dengan kehamilan ini dan sangat menantikan kelahiran bayi
mereka, namun setelah ada keluhan ini ibu mengatakantakut dan cemas kehilangan bayinya.
2)

Ibu mengikuti kegiatan PKK secara rutin di masyarakat

3)

Ibu rutin melaksanakan sholat 5 waktu

4)

Kondisi tempat tinggal ibu lingkungannya bersih dan ibu tidak memiliki binatang peliharaan
1. Data pengetahuan

Pengetahuan ibu tentang kehamilan

Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang tanda-tanda bahaya kehamian TM I yaitu: keluar
darah dari jalan lahir, pandangan kabur, pusing yang berlebihan dan mual muntah lebih dari 10
kali sampai tidak bisa menjalankan aktivitas.
1. 2.

Data Objektif
1. Pemeriksaan umum

1)

Keadaan umum

: baik

2)

kesadaran

: composmentis

3)

BB sebelum hamil

: 47 kg

4)

BB sekarang

: 49 kg

5)

Tinggi Badan

: 155 cm

6)

LILA

: 25 cm

7)

Vital Sign

Tekanan darah : 120/70 Mmhg


Suhu

: 36,5oC

Nadi

: 88x/menit

Respirasi

: 24 x/menit

1. Pemeriksaan Fisik
1)

Inspeksi

Kepala
Muka
Telinga
Mata
Hidung
Mulut
Leher

: Bentuk mesocephal, tidak ada bekas luka operasi,tidak ada


nyeri, rambut tidak rontok, rambut lurus
: Bentuk simetris, tidak berjerawat, tidak ada bekas luka
operasi, tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum
: Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran serumen, tidak ada
benjolan, pendengaran baik
: Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda,sklera
putih, kelopak mata tidak oedema, penglihatan baik
: Bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip
: Bibir tidak kering, tidak sianosis, tidak ada stomatitis, tidak
epulis, tidak ada karies gigi, lidah tidak kotor
: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe, venajugularis,

Dada

Payudara

Abdomen

Genetalia

Ekstremitas :
Atas
Ekstremitas :
Bawah
Anus
:
2)

tidak ada pembengkakan kelenjar parotis


Gerakan nafas teratur, tidak ada retraksi dinding dada,tidak
wheezing
Simetris, tidak ada bekas luka operasi, puting susu
menonjol, terdapat hiperpigmentasi pada areola dan puting
susu, tidak ada benjolan, belum ada pengeluaran colostrum
Membesar sesuai umur kehamian, tidak ada luka bekas
operasi, terdapat linea dan striae gravidarum,nyeri perut
bagian bawah, tidak ada nyeri tekan
Keluar darah kurang lebih 10 cc warna merah, bau khas,
terpasang pembalut, tidak ada varises, tidak adapembesaran
kelenjar bartolini dan skene.
Simetris, bentuk normal, tidak polidaktili, tidak oedem,
kuku bersih dan tidak pucat, pergerakan aktif
Simetris, bentuk normal, tidak polidaktili,tidak oedem dan
varices, kuku bersih dan tidak pucat, pergerakan aktif
tidak hemoroid

Palpasi

TBJ

:-

Leopold I

: TFU 2 jari di diatas simfisis.

Leopold II

: belum bisa dilakukan

Leopold III

: belum bisa dilakukan

Leopold IV

: belum bisa dilakukan

Auskultasi

: DJJ belum terdengar

Perkusi

: Reflek patella (+) ada

3)

Pemeriksaan Penunjang

a)

Panggul luar

b)

Pemeriksaan panggul dalam: Tidak dilakukan

c)

Pemeriksaan laboratorium : Hb: 11,7 gr/%

d)

PP Test

: Positif (+), tanggal 20 November 2010

e)

USG

: Tidak dilakukan

: Tidak dilakukan

f)

Rontgen

g)

Hasil pemeriksaan dalam (vaginal toucher)tanggal 20 November 2010/17.30 WIB

1)

Vagina: fleks ada sedikit

2)

Porsio: tertutup, licin, nyeri tekan tidak ada, digoyangkan tidak terasa nyeri.

3)

Adnexa parametrium kanan: nyeri tidak ada.

4)

Adnexa parametrium kiri: nyeri tidak ada

5)

Cavum douglas: tidak menonjol.


1. B.

: Tidak dilakukan

INTERPRETASI DATA

2. Diagnosa kebidanan
Seorang ibu G1P0Ab0 umur 23tahun hamil10 minggu, dengan abortus iminens
Data dasar :
DS:
1. ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama
2. Ibu mengatakan berumur 23 tahun
3. Ibu mengatakan belum pernah keguguran
4. Ibu mengatakan HPHT:21.08.2010

HPL : 28.05.2011

5. Ibu mengatakan nyeri pada perut bagian bawah


DO:
1. Ekspresi wajah nampak cemas
2. Keadaan umum

: baik

3. kesadaran

: composmentis

4. BB sebelum hamil

: 47 kg

5. BB sekarang

: 49 kg

6. Tinggi Badan

: 155 cm

7. LILA

: 25 cm

8. Vital Sign
Tekanan darah

: 120/70 Mmhg

Suhu

: 36,5oC

Nadi

: 88x/menit

Respirasi

: 24 x/meni

1. TFU 2 jari di jari diatas simfisis


2. Hb: 11,7 gr/%
3. PP Test positif (+), tanggal 20 November 2010
4. Hasil pemeriksaan dalam (vaginal toucher) Tanggal 20 November 2010/pukul 17.30
WIB: vagina: fleks ada sedikit, porsio: tertutup, licin, nyeri tekan tidak ada,digoyangkan
tidak terasa nyeri.Adnexa parametrium kanantidak adanyeri, adnexa parametrium
kiritidak adanyeri, cavum douglastidak menonjol.
1. Masalah
Cemas
Dasar: Ibutampak cemas dan ibu mengatakan takut kehilangan bayinya.
1. Kebutuhan
1. KIE cara mengurangi rasa nyeri dan relaksasi
2. Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi
3. Monitor tanda-tanda vital
4. C.

DIAGNOSAMASALAH POTENSIAL

Abortus Insipiens
1. D.
-

Bed rest

ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA

Kolaborasi dengan dokter Obsgyn


1. E.

PERENCANAAN

Tanggal/Pukul: 20.11.2010/pukul17.40 WIB

2. Beritahu ibu dan keluarga kondisi ibu dan hasil pemeriksaan


3. Beri ibu dukungan psikologis dan libatkan keluarga dalam memberikan dukungan
psikologis
4. Observasi keadaan umum dan tanda vital ibu
5. Kaji perdarahan pasien tiap jam
6. Anjurkan bed rest total
7. Kolaborasi dengan dokter Obsgynuntuk memberikan terapi obat untuk mengurangi
keluhan pasien
8. Anjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas yang berat dan tidak melakukan coitus selama
satu bulan setelah perdarahan berhenti
9. Anjurkan ibu untuk kontrol ulang apabila perdarahan tidak berhenti dalam 2 hari atau
bertambah banyak
1. F.

PELAKSANAAN

Tanggal/Pukul: 20.11.2010/pukul17.42 WIB

1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa ibu sedang mengalami
abortus iminens yaitu keguguran yang masih dapat dipertahankan sehingga ibu
harus tetap berada di BPS Tatik Suryanti untuk dilakukan pemantauan selama 2
jam. Informasikan juga pada ibu dan keluarga bahwa keluhan nyeri perut bagian
bawah yang dirasakan terjadi karena adanya kontraksi uterus.
2. Memberi ibu dukungan psikologis
Menjelaskan bahwa ibu bisa melewati masalah ini dengan baik, memberikan support kepada ibu,
dan mendampingi ibu selama ibu dalam pemantauan di BPS Tatik Suryanti, serta menghadirkan
keluarga yang paling dekat dengan ibu.
1. Mengobservasi keadaan umum dan tanda vital ibu setiap 1 jam selama ibu berada di BPS
Tatik Suryanti
2. Mengkaji perdarahan pasien tiap jam, catat warna perdarahan, jumlah pembalut yang
digunakan selama ibu berada di BPS Tatik Suryanti

3. Menganjurkan ibu bad rest total atau istirahat rebah baik di BPS Tatik Suryanti maupun
di rumah selama 48 jam, apabila kehamilan masih dapat dipertahankan perdarahan dalam
waktu 48 jam akan berhenti
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter Obsgynuntuk memberikan terapi obat untuk
mengurangi keluhan pasian yaitu:
-

Papaverin tab 21 tab

Pregnabion tab 21 tab

Gestanon tab 11 tab


1. Menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas yang dapat memperberat keadaan seperti:
angkat junjung berat, bekerja terlalu keras dan hindari stres serta tidak melakukan coitus
selama satu bulan setelah perdarahan berhenti.
2. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang apabila perdarahan tidak berhenti dalam 2 hari
atau bertambah banyak
1. G.

EVALUASI

Tanggal/Pukul: 20.11.2010/pukul 19.30 WIB

1. Ibu dan keluarga sudah mengerti dengan kondisi ibu saat ini bahwa ibu sedang
mengalami abortus iminens
2. Bidan dan keluarga terus memberikan dukungan psikologi sehingga ibu merasa
lebih tenang
3. Keadaan umum baik dan tanda vital dalam batas normal
Keadaan umum

: baik

kesadaran

: composmentis

BB sebelum hamil

: 47 kg

BB sekarang

: 49 kg

Tinggi Badan

: 155 cm

LILA

: 25 cm

Vital Sign
Tekanan darah

: 120/70 Mmhg

Suhu

: 36,5oC

Nadi

: 88x/menit

Respirasi

: 24 x/menit

1. Perdarahan lebih kurang 10 cc, warna darah merah tua, bau khas, selama di BPS Tatik
Suryanti pembalut belum diganti.
2. Ibu selama di BPS Tatik Suryanti istirahat rebah selama 2 jam, dan ibu bersedia
melakukan bad rest total di rumah
3. Telah diberikan terapi obat untuk mengurangi keluhan pasian yaitu:
-

Papaverin tab 21 tab

Pregnabion tab 21 tab

Gestanon tab 11 tab


1. Ibu bersedia untuk mengurangi aktivitas yang dapat memperberat keadaan ibu dan
bersedia tidak melakukan coitusselama satu bulan setelah setelah perdarahan berhenti.
1. Ibu bersedia untuk kontrol ulang apabila perdarahan tidak berhenti dalam 2 hari
atau bertambah banyak.
DATA PERKEMBANGAN
1. I.

PENGKAJIAN DATA

Tanggal 22-November-2010/Pukul 16.00 WIB

1. Data Subyektif
-

Ibu mengatakan perdarahan sudah mulai berhenti

Ibu merasa perut bagian bawah agak mules


1. Data Obyektif

Keadaan umum

: Baik

Kesadaran

: composmentis

Tanda vital : TD

: 110/70 Mmhg

: 88x/menit

: 22x/menit

: 36,90C
1. II.

INERPRESTASI DATA
1. A.

Diagnosa Kebidanan

Seorang ibu G1P0Ab0 umur 23 tahun hamil 10 minggu, dengan abortus iminens.
Data dasar :
1. Ibu mengatakan pada tanggal 20 November 2010 pukul: 17.30 WIB datang ke BPS Tatik
Suryanti dan disarankan kontrol ulang setelah 2 hari
2. Ibu mengatakan perdarahan sudah mulai berhenti
3. Keadaan umum

: baik

4. Kesadaran
5. Tanda vital
R
N
S

: composmentis
: TD

: 110/70 Mmhg

: 22x /menit
: 88x /menit
: 36,9C
1. B.

Diagnosa Masalah

Tidak ada
1. C.

Diagnosa Kebutuhan

KIE tentang pola istirahat


1. III. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
1. IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
1. V.

PERENCANAAN

Tanggal 22 November 2010/Pukul 16.10 WIB

1. Beri informasi kepada ibu tentang hasil pemeriksaan


2. KIE tentang pola istirahat
3. Anjurkan ibu untuk mengurangi aktifitas yang berat dan tidak melakukan coitus
selama satu bulan setelah perdarahan berhenti
4. Beritahu ibu untuk tetap melanjutkan terapi yang telah diberikan
2. VI. PELAKSANAAN

Tanggal 22 November 2010/Pukul 16.12WIB

1. Memberi informasi kepada ibu bahwa dari hasil pemeriksaan keadaan ibu sudah
mulai membaik, namun masih perlu pemantauan dan istirahat yang cukup.
TD

: 100/60 Mmhg

: 88x /menit

: 22x /menit

: 36,9C
1. KIE tentang pola istirahat yaitu menganjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup
dengan memenuhi kecukupan istirahat minimal delapan jam/hari.
2. Menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas yang dapat memperberat keadaan seperti:
angkat junjung berat, bekerja terlalu keras dan hindari stres serta tidak melakukan coitus
selama satu bulansetelah perdarahan berhenti.
3. Memberitahu ibu untuk tetap melanjutkan terapi yang telah diberikan untuk memperkuat
rahim dan mengurangi keluhan mules pada perut bagian bawah.

VII.EVALUASI

Tanggal 22 November 2010/Pukul 16.25WIB

1. Ibu sudah mengerti mengenai keadaannya


2. Ibu mengerti mengenai kebutuhan istirahat dan mengatakan akan melakukan anjuran
yang disarankan oleh bidan.
3. Ibu bersedia untuk mengurangi aktivitas yang dapat memperberat keadaan ibu dan
bersedia tidak melakukan coitusselama satu bulan setelah setelah perdarahan berhenti.
4. Ibu bersedia melanjutkan terapi obat yang telah diberikan bidan pada kunjungan
sebelumnya

DAFTAR PUSTAKA

Chalik, TMA. 2007. Hemoragi Utama Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika
Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia2008. Jakarta: Depkes RI.
Ibrahim, M. 1996. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Jakarta: EGC.
KEPMENKES RI NO. 369/MENKES/SK/III/2007. Jakarta: Menkes RI.

Kusmiyati, Yuni. 2008. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.

Liewellyn, Derek. 2001. Panduan Lengkap Tentang Kesehatan, Kebidanan dan Kandungan.
Jakarta: Bina Pustaka.

Mansjoer. 1999. Upaya Pemahaman Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.

Manuaba, IBG. 2008. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Mochtar, Rustam. 2008. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.

Vous aimerez peut-être aussi