Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Abortus Iminens
1. a.
Definisi Abortus
Abortus adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar kandungan dengan
berat badan kurang dari 1000 gram atau umur hamil kurang dari 28 minggu (Manuaba,
2008).Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup
sendiri diluar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya terletak antara 400-1000
gram atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu (Mochtar, 2008). Abortus adalah pengeluaran
hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan sampai saat ini janin yang terkecil
yang dilaporkan yang dapat hidup diluar kandungan mempunyai berat badan 297 gram waktu
lahir. Akan tetapi karena jarangnya janin yang dilahirkan dengan berat badan dibawah 500 gram
dapat hidup terus maka abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin
mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu (Chalik, 2007).Abortus adalah istilah yang
diberikan untuk semua kehamilan yang berakhir sebelum periode viabilitas janin yaitu yang
berakhir sebelum berat janin 500 gram. Bila berat badan tidak diketahui, maka perkiraan lama
kehamilan kurang dari 20 minggu lengkap (139 hari) dihitung di hari pertama haid terakhir
normal yang dapat dipakai (Taher, 2004)
1. b.
Jenis Abortus
Berdasarkan terjadinya :
a)
Keguguran spontan terjadi tanpa ada unsur tindakan dari luar dan dengan kekuatan
sendiri.
b)
Keguguran buatan
Sengaja dilakukan sehingga kehamilan dapat diakhiri, upaya menghilangkan hasil konsepsi dapat
dilakukan berdasarkan :
1. Indikasi medis
Menghilangkan kehamilan atas indikasi ibu untuk dapat menyelamatkan jiwanya. Indikasi medis
tersebut diantaranya:
1. Penyakit jantung, ginjal atau hati yang berat
2. Gangguan jiwa pada ibu
3. Dijumpai kelainan bawaan berat dengan pemeriksaan ultrasonogrfi
4. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan dalam rahim
5. Indikasi sosial
Pengguguran kandungan dilakukan atas dasar aspek sosial
1. Menginginkan jenis kelainan tertentu
2. Tidak ingin punya anak
3. Belum siap untuk hamil
4. Kehamilan yang tidak diinginkan
2)
Berdasarkan pelaksanaannya
4. Abortus habitualis (keguguran berulang-ulang) adalah abortus yang telah berulang dan
berturut-turut terjadi sekurang-kurangnya 3 kali berturut-turut.
5. Abortus febrilis adalah abortus incompletus atau abortus incipiens yang disertai infeksi.
Tanda dan Gejala
1. Demam kadang-kadang menggigil.
2. Lochea berbau busuk.
3. c.
Manifestasi Klinik
Patofisiologi
Menurut Taher (2004) patofisiologi terjadinya keguguran yaitu terlepasnya sebagian atau seluruh
jaringan plasenta yang menyebabkan pendarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan
O2.Bagian yang terlepas dianggap benda asing sehingga rahim berusaha untuk mengeluarkan
dengan kontraksi.Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan, seluruh atau bagian masih
tertinggal yang menyebabkan berbagai penyakit.Oleh karena itu keguguran memberikan gejala
umum sakit perut.Karena kontraksi rahim terjadi pendarahan dan disertai pengeluaran seluruh
atau sebagian hasil konsepsi.Bentuk pendarahan bervariasi diantaranya sedikit dan berlangsung
lama sekaligus dalam jumlah yang besar disertai dengan gumpalan.akibat pendarahan tidak
menimbulkan gangguan apapun, tetapi menimbulkan syok, nadi meningkat, tekanan darah turun,
nampak anemis dan daerah ujung kaki dingin. Bentuk pengeluaran hasil konsepsi
bervariasi.Umur kehamilan dibawah 14 minggu dimana plasenta belum dibentuk sempurna
dikeluarkan atau sebagian hasil konsepsi.Diatas 16 minggu dengan pembentukan plasenta
sempurna dapat didahului dengan ketuban pecah diikuti pengeluaran hasil konsepsi dan
dilanjutkan dengan pengeluaran plasenta. Berdasarkan proses persalinannya dahulu disebutkan
persalinan immaterus. Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu sehingga terjadi
ancaman baru dalam bentuk gangguan pembentukan darah.
Menurut Manuaba, 2008 terdapat berbagai bentuk perubahan hasil konsepsi yang tidak
dikeluarkan dapat terjadi:
1)
Mola karnosa : hasil konsepsi menyerap darah, terjadi gumpalan seperti daging
2)
Mola heberose: amnion berbenjol-benjol karena terjadi hemotoma antar amnion dan
korion
3)
Fetus kompresus: janin mengalami mummifikasi, terjadi penyerapan kalsium dan tertekan
sampai gepeng
4)
Fetus papireseus: kompresi fetus berlangsung terus, terjadi penipisan laksana kertas
5)
Blighted ovum: hasil konsepsi yang dikeluarkan tidak mengandung janin hanya benda kecil
yang tidak berbentuk
6)
Missed akortion: hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu.
1. e.
Pemeriksaan Penunjang
1)
Tes kehamilan positif bila janin masih hidup dan negatif bila janin sudah mati
2)
Pemeriksaan doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3)
Komplikasi
Menurut Wiknjosastro, (2007) komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah pendarahan,
perforasi, infeksi dan syok
1)
Pendarahan
Pendarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu
pemberian transfusi darah. Kematian karena pendarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak
diberikan pada waktunya
2)
Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi
jika terjadi peristiwa ini penderita perlu diamati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya perlu segera
dilakukan laparatomi dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi. Penjaitan luka perforasi atau
perlu histerektomi perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam menimbulkan
persoalan gawat karena perlukaan uterus biasanya luas mungkin pula terjadi perlukaan pada
kandung kemih atau usus. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomi
segera dilakukan untuk menentukan luasnya cedera untuk selanjutnya mengambil tindakantindakan seperlunya guna mengatasi komplikasi
3)
Infeksi
Biasanya ditemukan pada abortus inkompletus dan lebih sering pada abortus buatan yang
dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis.
4)
Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena pendarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi perut
(syok endoseptik).
1. g.
a)
b)
c)
Mengurangi perdarahan, apabila perdarahan tidak berhenti dalam 48 jam maka akan
berpotensial terjadinya abortus insipients.
2)
a)
b)
c)
Vitamin B komplek
d)
Hormonal : Progesteron 10 mg sehari untuk terapi subsitusi dan untuk mengurangi
kerentanan otot-otot rahim (misalnya:Gestanon, Dhupaston).
e)
3)
Evaluasi
a)
b)
c)
Konsultasi pada dokter ahli atau penanganan lebih lanjut dan pemeriksaan ultrasonografi.
4)
Berikan konseling pada ibu untuk mengurangi aktivitas yang berat dan tidak melakukan
coitus selama satu bulan setelah perdarahan berhenti.
1. B.
2. 1.
Asuhan kebidanan adalah prosedur tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang
dalam lingkup prakteknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan, dengan memperhatikan
pengaruh-pengaruh sosial, budaya, psikologis, emosional, spiritual, fisik, etika dan kode etik
serta hubungan interpersonal dan hak dalam mengambil keputusan dengan prinsip kemitraan
dengan perempuan dan mengutamakan keamanan ibu, janin atau bayi dan penolong serta
kepuasan perempuan dan keluarganya. Asuhan kebidanan diberikan dengan mempraktikan
prinsip-prinsip bela rasa, kompetensi, suara hati, saling percaya dan komitmen untuk memelihara
serta meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin atau bayinya (Wildan dan Hidayat, 2008).
1. 2.
Manajemen kebidanan
Manajemen asuhan kebidanan atau manejemen kebidanan adalah suatu metode berfikir dan
bertindak tepat secara logis tentang asuhan yang diberikan. Dalam prakteknya bidan harus
berfikir kritis, tidak pragmatis untuk menjamin keamanan dan kepuasan klien sebagai hasil
(Pusdiknakes, 2003).
Asuhan kebidanan dengan abortus iminens ini merupakan manajemen kebidanan yang terdiri
dari tujuh langkah yang dikembangkan oleh Varney dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
1. 3.
Menurut Wildan dan Hidayat, (2008)pengkajian merupakan suatu langkah awal yang dipakai
dalam menerapkan asuhan kebidanan pada pasien. Pada tahap ini semua data dasar dan informasi
yang akurat dan lengkap tentang klien dikumpulkan dan dianalisis unuk mengevaluasi keadaan
klien, maka pada pengkajian difokuskan pada:
Data Subyektif
1)
Identitas Pasien
Nama
:Dikaji dengan tujuan agar dapat mengenal/memanggil penderita dan tidak
keliru dengan penderita lain (Ibrahim, 1996).
Umur
:Dikaji untuk mengetahui usia aman untukkehamilan dan persalinan adalah
20-30 tahun (Prawirohardjo, 2002).
Agama
: Dikaji untuk menuntun kesuatu diskusi tentang pentingnya agama dalam
kehidupan pasien, tradisi keagamaan dalam kehamilan dan persalinan (Ibrahim, 1996).
Suku/bangsa
Pendidikan
:Berpengaruh pada tingkat penerimaan pasien terhadap konseling yang
diberikan serta tingkat kemampuan pengetahuan ibu terhadap keadaannya (Wildan dan Hidayat,
2008).
Pekerjaan
:Berkaitan dengan keadaan pasien maka pekerjaan perlu dikaji apakah
keadaan terlalu berat sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya keadaan yang lebih parah
(Wildan dan Hidayat, 2008).
Alamat
: Dikaji untuk mengetahui ibu tinggal dimana dan diperlukan bila
mengadakan kunjungan pada pasien (Ibrahim, 1996).
2)
Keluhan utama
Menurut Wildan dan Hidayat, (2008)keluhan utama berkaitan dengan kejadian yang dirasakan
pasien, dalam kasus abortus iminens pasien akan mengeluh keluar darah sedikit ataupun banyak
dari jalan lahir serta merasakan mules pada perut bagian bawah.
3)
Riwayat kesehatan
a)
Menurut Wildan dan Hidayat, (2008)riwayat kesehatan yanglalu ditunjukkan pada pengkajian
penyakit yang diderita pasien yang dapat menyebabkan terjadinya keadaan yang sekarang. Perlu
dikaji juga ibu mempunyai penyakit jantung, asma,hipertensi, DM, karena jika penyakit-penyaki
tersebut sudah ada sebelum ibu hamil maka akan diperberat dengan adanya kehamilan, dapat
berisiko pada waktu persalinan.
b)
Menurut Wildan dan Hidayat, (2008)riwayat kesehatan ini dikaji untuk mengetahui adakah
penyakit yang diderita pasien seperti: penyakit jantung, asma, hipertensi, dan DM.
c)
Menurut Wildan dan Hidayat, (2008) riwayat kesehatan ini dikaji untuk mengetahui apakah ada
riwayat kembar pada keluarga, selain itu juga dikaji adakah riwayat kecacatan pada keluarga.
4)
Riwayat Obstetri
a)
Riwayat menstruasi
Menurut Wildan dan Hidayat, (2008)riwayat menstruasi dikaji untuk mengetahui usia kandungan
apakah sudah aterm atau belum, melalui HPHT (hari pertama haid terakhir) karena bila dijumpai
ibu bersalin dengan preterm, (<37minggu) merupakan kontraindikasi dilakukannya indikasi
persalinan, selain itu untuk mengetahui apakah ibu ada riwayat keputihan, karena jika ada
keputihan yang sifatnya patologis, maka ada kemungkinan terjadi infeksi.
b)
Menurut Muslihatun Wildan dan Hidayat, (2008) perlu dikaji untuk menyatakan tentang keadaan
kehamilan ibu yang sekarang ini.
5)
a)
Pola nutrisi
Menggambarkan tentang kebutuhan nutrisi ibu selama hamil, apakah sudah sesuai dengan gizi
seimbang untuk ibu hamil (Wildan dan Hidayat, 2008).
b)
Pola eliminasi
Menggambarkan pola fungsi ekskresi, kebiasaan BAB (frekuensi, jumlah, konsistensi, bau) dan
kebiasaan BAK (warna, frekuensi, jumlahdan terakhir kali ibu BAB atau BAK), karena jika ibu
mengalami kesulitan BAB maka kemungkinan ibu sering mengejan sehingga uterus berkontraksi
(Wildan dan Hidayat, 2008).
c)
Pola istirahat
Menggambarkan tentang pola istirahat ibu, yaitu berapa jam ibu tidur siang dan berapa jam ibu
tidur malam, karena berpengaruh terhadap kesehatan fisik ibu (Wildan dan Hidayat, 2008).
d)
Personal hygiene
Menggambarkan pola hygiene pasien misalnya: berapa kali ganti pakaian dalam, mandi, gosok
gigi dalam sehari dan keramas dalam satu minggu. Pola ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah
pasien menjaga kebersihan dirinya (Wildan dan Hidayat, 2008).
e)
Pola seksual
Untuk mengetahui kapan ibu terakhir melakukan hubungan seksual dengan suami karena
prostaglandin yang terkandung dalam sperma dapat merangsang terjadinya kontraksi (Wildan
dan Hidayat, 2008).
f)
Pola aktivitas
Untuk mengetahui apakah pekerjaan ibu sehari-hari terlalu berat, sehingga dapat mempengaruhi
kehamilan (Wildan dan Hidayat, 2008).
g)
Psikososiospiritual
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana respon, tanggapan, dukungan yang diberikan
suami dan keluarga, serta kecemasan pasien dan keluarga dalam menghadapi masalah yang
terjadi dalam proses persalinan (Wildan dan Hidayat, 2008). Dalam kasus abortus iminens pasien
biasanya mengatakan takut dan cemas akan kehilangan bayinya.
Data Obyektif
1)
Keadaan umum dilakukan untuk mengetahui kemungkinan terjadi infeksi yang ditandai
dengan suhu meningkat, nadi meningkat, untuk mendukung kondisi selama hamil berjalan baik,
maka keadaan umum pasien dan tanda-tanda fisik hendaknya tidak ada masalah (Wildan dan
Hidayat, 2008).
2)
a)
Tekanan darah
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui tekanan sistolik dan tekanan diastolik darah.
Dengan pemeriksaan ini kita bisa menilai adanya kelainan pada sistem kardiovaskuler. Tekanan
darah normal pada orang dewasa yaitu tekanan sistolik kurang dari 130 Mmhg dan tekanan
diastolik kurang dari 80 Mmhg (Uliyah, 2006).
b)
Pemeriksaan nadi
Pemerikasaan ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi dan irama detak jantung. Frekuensi nadi
normal pada orang dewasa 60-90 kali permenit (Uliyah, 2006).
c)
Pemeriksaan pernafasan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai frekuensi pernafasan, irama, kedalaman, dan tipe atau
pola pernafasan. Frekuensi pernafasan normal orang dewasa yaitu sekitar 16-20 kali permenit
(Uliyah, 2006).
d)
Pemeriksaan suhu
Pemeriksaan ini untuk mengetahui keadaan suhu tubuh ibu,sehingga bisa digunakan untuk
mendeteksi dini suatu penyakit. Pemeriksaan ini bisa dilakukan melalui oral, rektal, dan aksila.
Suhu tubuh normal pada orang dewasa yaitu 36-37 0C (Uliyah, 2006).
3)
Antropometri
a)
Berat Badan
Dikaji untuk menentukan pertambahan berat badan total, atau untuk membantu mengevaluasi
keparahan edema yang disertai preeklamsi (Varney, 1997).
b)
Tinggi badan
Dikaji karena pada ibu hamil yang tinggi badannya kurang dari 140 cm, dicurigai adanya
disproporsi sefalo pelvik (Mansjoer, 1999).
c)
LILA
Untuk mengetahui berapa lingkar lengan atas ibu, karena bila kurang dari 23,5 cm ibu menderita
KEK ( Kekurangan Energi Protein).
4)
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan pada organ tubuh pasien (Wildan
dan Hidayat, 2008).
a)
Kepala
: untuk mengetahui bentuk kepala, kulit kepala dan kebersihan rambut
(Prihardjo, 2007).
b)
Muka
c)
Mata
: dilihat dari konjungtiva pucat atau tidak, bila ditemukan pucat berarti
mengarah pada anemia, sklera kuning atau tidak bila kuning mengarah pada hepatitis (Saifudin,
2002).
d) Hidung
: untuk mengetahui kebersihan hidung dan ada kelainan pada hidung atau tidak
(Prihardjo, 2007).
e)
Telinga
f)
Mulut
2007).
: untuk mengetahui apakah ada kelainan pada bibir, lidah dan gigi (Prihardjo,
g)
Leher
h)
Dada
: untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada pernafasan normal atau tidak
(Prihardjo, 2007).
i)
Abdomen : untuk mengetahui ada tidaknya luka bekas operasi, tumor, linea nigra, dan
strie gravidarum. Pada kasus abortus iminens akan dikaji ada tidaknya nyeri perut bagian bawah
dan nyeri tekan, (Liewellyn, 2001).
j)
Genetalia
Untuk mengetahui varises, tumor, tanda-tanda infeksi atau penyakit menular seksual, jumlah
perdarahan dan warna perdarahan(Liewellyn, 2001).
k)
Anus
Ekstremitas
Pemeriksaan ekstremitas harus mencakup pengkajian reflek tendon dalam, pemeriksaan adanya
edema tungkai dan vena verikosa dan pemeriksaan ukuran tangan dan kaki bentuk serta letak jari
tangan dan jari kaki, kelainan menunjukkan gangguan genetik (Wheeler, 2004).
5)
Pemeriksaan Obstetri
a)
Inspeksi
Pada abdomen adakah bekas operasi SC, pembesaran uterus, apakah ada ketegangan perut
karena kehamilan, pada genetalia dikaji jumlah perdarahan dan warna perdarahanyang keluar
(Wildan dan Hidayat, 2008).
b)
Palpasi
Apabila dari hasil palpasi ditemukan mal persentasi serta gemeli, tinggi fundus uteri. Pada kasus
abortus iminens belum dilakukan palpasi karana umur kehamilan masih muda (Wildan dan
Hidayat, 2008).
c)
Auskultasi
Untuk mengetahui apakah DJJ < 120 atau > 160 kali permenit berarti kemungkinan terjadi gawat
janin sampai dapat menyebabkan kematian janin, dalam kasus abortus iminens belum dilakukan
auskultasi (Wildan dan Hidayat, 2008).
6)
Pemeriksaan Penunjang
Data penunjang diperlukan pada kasus abortus iminensuntuk mengetahui apakah kehamilan
dapat berjalan normal apa tidak, seperti:pemeriksaan laboratorium, USG, periksa panggul luar,
pemeriksaan panggul dalam, PP test, hasil pemeriksaan dalam (vaginal toucher) (Wildan dan
Hidayat, 2008).
1. Interpretasi Data
Diagnosa: dengan melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa
berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Diagnosa masalah
dan kebutuhan ibu hamildengan abortus iminenstergantung dengan pengkajian terhadap pasien
tersebut (Wildan dan Hidayat, 2008).
Intepretasi Data
1)
Diagnosa Kebidanan
b)
c)
d)
e)
Pernyataan dari ibu mengenai ada tidaknya nyeri pada perut bagian bawah
DO :
a)
Ekspresi wajah
b)
Keadaan umum
c)
kesadaran
d)
e)
Berat badansekarang
f)
Tinggi badan
g)
LILA
h)
i)
TFU
j)
Hb
k)
l)
Hasil pemeriksaan dalam (vaginal toucher): mengkaji vagina terdapat fleks atau tidak,
porsio tertutup atau terbuka, terdapat nyeri tekan atau tidak, digoyangkan terasa nyeri atau
tidak.Adnexa parametrium kanan dan kiri terasa nyeri atau tidak, cavum douglas menonjol atau
tidak.
2)
Diagnosa Masalah
Permasalahan yang muncul pada abortus iminens yaitu adanya perasaan cemas.
3)
Dignosa Kebutuhan
a)
b)
c)
Diagnosa atau masalah potensial diidentifikasi berdasarkan diagnosis atau masalah yang telah
teridentifikasi. Langkah ini penting dalam melakukan asuhan yang aman, diagnosa potensial
pada kasus abortus iminens yaitu dapat terjadinya abortus insipiens(Wildan dan Hidayat, 2008).
1. Antisipasi Tindakan Segera
Antisipasi tindakan segera dibuat berdasarkan hasil identifikasi pada diagnosa potensial.
Langkah ini digunakan untuk mengidentifikasi dan menetapkan penanganan segera untuk
mengantisipasi dan bersiap-siap terhadap kemungkinan yang terjadi. Antisipasi tindakan segera
dalam kasus abortus iminens yaitu: Bed rest total dan segera kolaborasi dengan dokter Obsgyn,
(Wildan dan Hidayat, 2008).
1. Perencanaan
Menurut Wildan dan Hidayat, (2008)langkah ini direncanakan asuhan menyeluruh yang
ditentukan oleh hasil kajian pda langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana
asuhan menyeluruh tidak hanya meliputi yang sudah teridentifikasi atau setiap masalah yang
berkaitan, tetapi juga dapat dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut apa yang
akan terjadi berikutnya, apakah dia membutuhkan penyuluhan, konseling, atau rujukan bila ada
masalah yang berkaitan dengan aspek sosial-kultural, ekonomi atau psikologi. Setiap rencana
asuhan harus disetujui oleh kedua belah pihak sehingga asuhan yang diberikan dapat efektif,
karena sebagian dari asuhan akan dilaksanakan pasien. Perencanaan yang harus dipikirkan pada
kasus abortus iminensadalah:
1)
Beri ibu dukungan psikologis dan libatkan keluarga dalam memberikan dukungan
psikologis
2)
3)
4)
5)
Kolaborasi dengan dokter Obsgynuntuk memberikan terapi obat untuk mengurangi
keluhan pasian
6)
Anjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas yang berat dan tidak melakukan coitus selama
satu bulan setelah perdarahan berhenti
7)
Anjurkan ibu untuk kontrol ulang apabila perdarahan tidak berhenti dalam 2 hari atau
bertambah banyak
1. Pelaksanaan
Menurut Wildan dan Hidayat (2008), melaksanakan asuhan menyeluruh yang telah direncanakan
secara efektif dan aman. Pelaksanaan asuhan ini sebagian dilakukan oleh bidan, sebagian oleh
klien sendiri atau oleh petugas lainnya. Walau bidan tidak melaksanakan seluruh asuhan sendiri,
tetapi dia tetap memiliki tanggug jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya
memantau rencananya benar-benar terlaksana). Pelaksanaan pada kasus abortus iminens adalah:
1)
Menjelaskan bahwa ibu bisa melewati masalah ini dengan baik, memberikan support kepada ibu,
dan mendampingi ibu selama ibu dalam pemantauan di BPS Tatik Suryanti, serta menghadirkan
keluarga yang paling dekat dengan ibu.
2)
3)
Mengkaji perdarahan pasien tiap jam, catat warna perdarahan, jumlah pembalut yang
digunakan selama ibu berada di tempat pelayanan.
4)
Menganjurkan ibu bad rest total atau istirahat rebah baik di tempat pelayanan maupun di
rumah selama 48 jam, apabila kehamilan masih dapat dipertahankan perdarahan dalam waktu 48
jam akan berhenti.
5)
Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi obat untuk mengurangi
keluhan pasian yaitu:
a) Penenang penobarbital 330 ml gram, valium
b) Anti pendarahan : Adona, Transamin
c) Vitamin B komplek
d) Hormonal : Progesteron 10 mg sehari untuk terapi subsitusi dan untuk mengurangi
kerentanan otot-otot rahim (misalnya:Gestanon, Dhupaston).
e) Anti kontraksi rahim : Duvadilan, Papaverin
6)
Menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas yang dapat memperberat keadaan seperti:
angkat junjung berat, bekerja terlalu keras dan hindari stres serta tidak melakukan coitus selama
satu bulan setelah perdarahan berhenti.
7)
Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang apabila perdarahan tidak berhenti dalam 2 hari
atau bertambah banyak.
1. Evaluasi
Pada langkah ini dievaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan, apakah telah memenuhi
kebutuhan asuhan yang telah teridentifikasi dalam diagnosis maupun masalah. Pelaksanaan
rencana asuhan tersebut dapat dianggap efektif apabila ibu mengalami perkembangan yang lebih
baik. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut terlaksana dengan efektif dan mungkin
sebagian belum efektif. Karena proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang
berkesinabungan maka perlu evaluasi, kenapa asuhan yang diberikan belum efektif. Langkahlangkah proses manajemen umunya merupakan pengkajian yang memperjelas proses berfikir
yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proes manajemen
tersebut berlangsung di dalam situasi klinik (Wildan dan Hidayat, 2008).
1. C.
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang
telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai persyaratan yang berlaku, dicatat, diberi ijin secara
sah untuk menjalankan praktik (Sofyan, Mustika., et al.).Bidan adalah seorang perempuan yang
lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundangundangan (Menkes 1464, 2010).
Bidan adalah seseorang yang telah diakui secara regular dalam program pendidikan kebidanan
sebagaimana yang telah diakui skala yuridis, dimana ia ditempatkan dan telah menyelesaikan
pendidikan kebidanan dan memperoleh izin melaksanakan praktek kebidanan
(WHO).International federation of midwife mengatakan, bidan adalah seseorang yang telah
menyelesaikan pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan
diberi izin untuk melaksanakan praktek kebidanan di negara itu.
Kebidanan adalah ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu atau multi disiplin
yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu
sosial, ilmu perilaku, ilmu budaya, ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu manajemen, untuk
dapat memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum,
dan bayi baru lahir. Pelayanan kebidanan tersebut meliputi pendeteksian keadaan abnormal pada
ibu dan anak, melaksanakan konseling dan pendidikan kesehatan terhadap individu, keluarga dan
masyarakat (Sofyan, Mustika., et al.).
Kebidanan adalah seni dan praktik yang mengkombinasikan keilmiahan, filosofi dan pendekatan
pada manusia sebagai syarat atau ketetapan dalam pemeliharaan kesehatan wanita dan proses
reproduksinya yang normal, termasuk kelahiran bayi yang mengikutsertakan keluarga dan atau
orang yang berarti lainnya (Saminen 2002).
1. Aspek Hukum
Hukum kesehatan adalah rangkaian peraturan perundang-undangan dalam bidang kesehatan
yang mengatur tentang pelayanan medik dan sarana medik. Peraturan Menteri Kesehatan no.
1464 tahun 2010, bab III tentang penyelenggaraan praktik bidan, yaitu :
1. Pasal 9
Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi :
1)
2)
3)
1)
Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a diberikan pada
masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, menyusui dan masa antar dua
kehamilan.
2)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
3)
Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berwenang
untuk :
a)
Episiotomi
b)
c)
d)
e)
f)
Fasilitas/bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu eksklusif
g)
h)
i)
j)
k)
1)
Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10, 11 dan 12. Bidan yang
menjalankan program pemerintah berwenang melakukan pelayanan kesehatan meliputi :
a)
Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim dan memberikan
pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit.
b)
Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu dilakukan
dibawah supervisi dokter.
c)
d)
Melakukan pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu dan anak, anak usia
sekolah dan remaja dan penyehatan lingkungan.
e)
Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak sekolah.
f)
g)
Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap IMS termasuk
pemberian kondom dan penyakit lainnya.
h)
Pencegahan dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA)
melalui informasi dan edukasi dari pelayanan kesehatan lainnya yang merupakan program
pemerintah.
i)
Pelayanan kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi, penanganan bayi dan
anak balita sakit dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan tentang
infeksi menular seksual (IMS) dan penyakit lainnya serta pencegahan penyalahgunaan narkotika,
psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) hanya dapat dilakukan oleh bidan dilatih untuk itu.
1. Standar Pelayanan Kebidanan
Menurut Kusmiyati (2008) standar pelayanan kebidanan adalah sebagai berikut:
1)
Pernyataan standar
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk
memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong
ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
2)
Pernyataan standar
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal.Pemeriksaan meliputi anamnesis dan
pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung
normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi,
hipertensi, PMS atau infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan
kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Bila ditemukan kelainan,
mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan oleh puskesmas.Mereka harus
mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan.Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu
mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
3)
Pernyataan standar
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah,memeriksa posisi, bagian
terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan
serta melakukan rujukan tepat waktu.
4)
Pernyataan standar
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/atau rujukan semua kasus
anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5)
Pernyataan standar
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali
tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
6)
Pernyataan standar
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester
ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang
menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya
untuk merujuk, bila terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan
rumah untuk hal ini
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. A.
2. Data Subjektif
1. Identitas
Ibu
Suami
Nama
: Ny Iin Tukinah
Tn Yadi
Umur
: 23 Tahun
25Tahun
Agama
: Islam
Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Jawa/Indonesia
Pendidikan
: SMP
SMA
Pekerjaan
: IRT
Swasta
Alamat
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan sejak tadi pagi merasakan keluar darah sedikit dari jalan lahir serta ibu
merasakan mules pada perut bagian bawah.
1. Riwayat Menstruasi
Menarche
: 14 tahun
Bau
Lama
: 5-6 hari
Teratur/tidak : teratur
Siklus
: 30 hari
Keluhan
: tidak ada
Warna
: merah
konsistensi
: cair
HPHT
: 21.08.2010
HPL
: 28.05.2011
1. Riwayat Perkawinan
Menikah
: 1 kali
Status pernikahan
: sah
Lama menikah
: 1 tahun
Usia menikah
: 22 tahun
: amis
Hamil
ke
Persalinan
Tahun
UK
Jenis
persalinan
Penolong Komplikasi
Nifas
Jenis
BB Laktasi komplikasi
kelamin lahir
Hamil Ini
1. Riwayat KB
No
Jenis
kontrasepsi
Pasang
tanggal
Oleh
Tempat keluhan
Lepas
Tanggal
Oleh
tempat
alasan
1. Riwayat kesehatan
1)
Ibu mengatakan belumpernah dan tidak sedang menderita penyakit menular seperti hepatitis,
TBC, HIV/AIDS, PMS, penyakit kronis seperti jantung, ginjal, hipertensi, penyakit menurun
seperti: DM, Asma.
2)
Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu dan suami belumpernah dan tidak sedang menderita
penyakit menular seperti:Hepatitis, TBC, HIV/AIDS, PMS, penyakit kronis seperti:Jantung,
Ginjal, Hipertensi, penyakit menurun seperti: DM, Asma.
3)
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat kembar baik dari pihak ibu maupun suami. Tidak ada
riwayat gangguan jiwa
4)
Riwayat Operasi
Ibu mengatakan belum pernah menjalani operasi apapun seperti: SC, miomektomi, mastektomi,
dan kista
5)
Ibu mengatakan tidak pernah alergi terhadap obat apapun seperti jenis obat Antibiotik, Anti
piretik, Antalgin dan lainnya.
1. Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT: 21.08.2010
HPL: 28.05.2011
UK: 10 minggu
1)
2)
3)
a)
Trimester I
ANC
: 2 kali di bidan
Keluhan
: Mual muntah
Anjuran
Terapi
b) Trimester II
ANC : c)
Trimester III
ANC : 4)
Riwayat Imunisasi
TT 1
:-
TT 2
:-
1)
Sebelum hamil
Selama Hamil
Makan
Frekuensi
: 3x sehari
4-5x sehari
Jumlah
: 1 piring
1/2piring
Jenis
Pantangan
: Tidak ada
Tidak ada
Keluhan
: Tidak ada
Tidak ada
Minum
Frekuensi
Porsi
: 1 gelas
1 gelas
Jenis
Pantangan
: Tidak ada
Tidak ada
Keluhan
: Tidak ada
Tidak ada
2)
Pola Eliminasi
BAB
Frekuensi
: 1x / hari
1x / hari
Konsistensi
: lunak
Warna
: khas feses
khas feses
Bau
: khas feses
Khas feses
Keluhan
: tidak ada
tidak ada
lunak
BAK
Frekuensi
: 3-4 x / hari
4-5 x/ hari
Warna
: kuning jernih
kuning jernih
Bau
: khas urine
khas urine
Konsistensi:
: cair
cair
Keluhan
: tidak ada
tidak ada
3)
Pola istirahat
Tidur Siang
: 1 pukul
1 pukul
Tidur Malam
: 7-8 pukul
7-8 pukul
Keluhan
: tidak ada
4)
tidak ada
Personal higiene
Mandi
: 2x /hari
2x /hari
Keramas
: 3x /minggu
3x /minggu
Ganti pakaian
: 2x /hari
2x /hari
Gosok gigi
: 3x /hari
2x /hari
5)
Hubungan seksual
Frekuensi
: 3x/minggu
1x/minggu
Keluhan
: tidak ada
tidak ada
3)
4)
Kondisi tempat tinggal ibu lingkungannya bersih dan ibu tidak memiliki binatang peliharaan
1. Data pengetahuan
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang tanda-tanda bahaya kehamian TM I yaitu: keluar
darah dari jalan lahir, pandangan kabur, pusing yang berlebihan dan mual muntah lebih dari 10
kali sampai tidak bisa menjalankan aktivitas.
1. 2.
Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
1)
Keadaan umum
: baik
2)
kesadaran
: composmentis
3)
BB sebelum hamil
: 47 kg
4)
BB sekarang
: 49 kg
5)
Tinggi Badan
: 155 cm
6)
LILA
: 25 cm
7)
Vital Sign
: 36,5oC
Nadi
: 88x/menit
Respirasi
: 24 x/menit
1. Pemeriksaan Fisik
1)
Inspeksi
Kepala
Muka
Telinga
Mata
Hidung
Mulut
Leher
Dada
Payudara
Abdomen
Genetalia
Ekstremitas :
Atas
Ekstremitas :
Bawah
Anus
:
2)
Palpasi
TBJ
:-
Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
Auskultasi
Perkusi
3)
Pemeriksaan Penunjang
a)
Panggul luar
b)
c)
d)
PP Test
e)
USG
: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan
f)
Rontgen
g)
1)
2)
Porsio: tertutup, licin, nyeri tekan tidak ada, digoyangkan tidak terasa nyeri.
3)
4)
5)
: Tidak dilakukan
INTERPRETASI DATA
2. Diagnosa kebidanan
Seorang ibu G1P0Ab0 umur 23tahun hamil10 minggu, dengan abortus iminens
Data dasar :
DS:
1. ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama
2. Ibu mengatakan berumur 23 tahun
3. Ibu mengatakan belum pernah keguguran
4. Ibu mengatakan HPHT:21.08.2010
HPL : 28.05.2011
: baik
3. kesadaran
: composmentis
4. BB sebelum hamil
: 47 kg
5. BB sekarang
: 49 kg
6. Tinggi Badan
: 155 cm
7. LILA
: 25 cm
8. Vital Sign
Tekanan darah
: 120/70 Mmhg
Suhu
: 36,5oC
Nadi
: 88x/menit
Respirasi
: 24 x/meni
DIAGNOSAMASALAH POTENSIAL
Abortus Insipiens
1. D.
-
Bed rest
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa ibu sedang mengalami
abortus iminens yaitu keguguran yang masih dapat dipertahankan sehingga ibu
harus tetap berada di BPS Tatik Suryanti untuk dilakukan pemantauan selama 2
jam. Informasikan juga pada ibu dan keluarga bahwa keluhan nyeri perut bagian
bawah yang dirasakan terjadi karena adanya kontraksi uterus.
2. Memberi ibu dukungan psikologis
Menjelaskan bahwa ibu bisa melewati masalah ini dengan baik, memberikan support kepada ibu,
dan mendampingi ibu selama ibu dalam pemantauan di BPS Tatik Suryanti, serta menghadirkan
keluarga yang paling dekat dengan ibu.
1. Mengobservasi keadaan umum dan tanda vital ibu setiap 1 jam selama ibu berada di BPS
Tatik Suryanti
2. Mengkaji perdarahan pasien tiap jam, catat warna perdarahan, jumlah pembalut yang
digunakan selama ibu berada di BPS Tatik Suryanti
3. Menganjurkan ibu bad rest total atau istirahat rebah baik di BPS Tatik Suryanti maupun
di rumah selama 48 jam, apabila kehamilan masih dapat dipertahankan perdarahan dalam
waktu 48 jam akan berhenti
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter Obsgynuntuk memberikan terapi obat untuk
mengurangi keluhan pasian yaitu:
-
EVALUASI
1. Ibu dan keluarga sudah mengerti dengan kondisi ibu saat ini bahwa ibu sedang
mengalami abortus iminens
2. Bidan dan keluarga terus memberikan dukungan psikologi sehingga ibu merasa
lebih tenang
3. Keadaan umum baik dan tanda vital dalam batas normal
Keadaan umum
: baik
kesadaran
: composmentis
BB sebelum hamil
: 47 kg
BB sekarang
: 49 kg
Tinggi Badan
: 155 cm
LILA
: 25 cm
Vital Sign
Tekanan darah
: 120/70 Mmhg
Suhu
: 36,5oC
Nadi
: 88x/menit
Respirasi
: 24 x/menit
1. Perdarahan lebih kurang 10 cc, warna darah merah tua, bau khas, selama di BPS Tatik
Suryanti pembalut belum diganti.
2. Ibu selama di BPS Tatik Suryanti istirahat rebah selama 2 jam, dan ibu bersedia
melakukan bad rest total di rumah
3. Telah diberikan terapi obat untuk mengurangi keluhan pasian yaitu:
-
PENGKAJIAN DATA
1. Data Subyektif
-
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: composmentis
Tanda vital : TD
: 110/70 Mmhg
: 88x/menit
: 22x/menit
: 36,90C
1. II.
INERPRESTASI DATA
1. A.
Diagnosa Kebidanan
Seorang ibu G1P0Ab0 umur 23 tahun hamil 10 minggu, dengan abortus iminens.
Data dasar :
1. Ibu mengatakan pada tanggal 20 November 2010 pukul: 17.30 WIB datang ke BPS Tatik
Suryanti dan disarankan kontrol ulang setelah 2 hari
2. Ibu mengatakan perdarahan sudah mulai berhenti
3. Keadaan umum
: baik
4. Kesadaran
5. Tanda vital
R
N
S
: composmentis
: TD
: 110/70 Mmhg
: 22x /menit
: 88x /menit
: 36,9C
1. B.
Diagnosa Masalah
Tidak ada
1. C.
Diagnosa Kebutuhan
PERENCANAAN
1. Memberi informasi kepada ibu bahwa dari hasil pemeriksaan keadaan ibu sudah
mulai membaik, namun masih perlu pemantauan dan istirahat yang cukup.
TD
: 100/60 Mmhg
: 88x /menit
: 22x /menit
: 36,9C
1. KIE tentang pola istirahat yaitu menganjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup
dengan memenuhi kecukupan istirahat minimal delapan jam/hari.
2. Menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas yang dapat memperberat keadaan seperti:
angkat junjung berat, bekerja terlalu keras dan hindari stres serta tidak melakukan coitus
selama satu bulansetelah perdarahan berhenti.
3. Memberitahu ibu untuk tetap melanjutkan terapi yang telah diberikan untuk memperkuat
rahim dan mengurangi keluhan mules pada perut bagian bawah.
VII.EVALUASI
DAFTAR PUSTAKA
Chalik, TMA. 2007. Hemoragi Utama Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika
Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia2008. Jakarta: Depkes RI.
Ibrahim, M. 1996. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Jakarta: EGC.
KEPMENKES RI NO. 369/MENKES/SK/III/2007. Jakarta: Menkes RI.
Liewellyn, Derek. 2001. Panduan Lengkap Tentang Kesehatan, Kebidanan dan Kandungan.
Jakarta: Bina Pustaka.
Manuaba, IBG. 2008. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.