Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
I
NDONEESIA
SISTEM PEMERINTAHAN PARLEMENTER
tertinggi di dalam negara. Oleh karena itu, kadaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut undang-undang dasar.
semu. Sedangkan pada tahun 1959 - 1966, Indonesia menganut sistem pemerintahan
secara demokrasi terpimpin. Perubahan dalam sistem pemerintahan tidak hanya berhenti
sampai disitu saja. Karena terjadi perbedaan pelaksanaan sistem pemerintahan menurut
UUD 1945 sebelum UUD 1945 diamandemen dan setelah terjadi amandemen UUD 1945
pada tahun 1999 - 2002. Berikut ini adalah perbedaan sistem pemerintahan sebelum
terjadi
amandemen
dan
setelah
terjadi
amandemen
pada
UUD
1945
Anggota MPR terdiri dari seluruh anggota DPR ditambah anggota DPD yang
dipilih secar langsung oleh rakyat
b. Sistem Parlementer
Parlemen adalah
sebuah badan
legislatif,
khususnya
di
negara-negara
sistem
pemerintahannya berdasarkan sistem Westminster dari Britania Raya. Nama ini berasal
dari bahasa Perancis yaitu parlement.
Badan legislatif yang disebut parlemen dilaksanakan oleh sebuah pemerintah
dengan sistem
kepada parlemen. Hal ini dapat dibandingkan dengan sistem presidensial dimana
legislatif tidak dapat memilih atau memecat kepala pemerintahan dan sebaliknya
eksekutif tidak dapat membubarkan parlemen. Beberapa negara mengembangkan sistem
semipresidensial yang menggabungkan seorang Presiden yang kuat dan seorang eksekutif
yang bertanggungjawab kepada parlemen.
Parlemen
dapat
terdiri
atas
beberapa
kamar
atau
majelis,
dan
biasanya
berbentuk unikameral atau bikameral meskipun terdapat beberapa model yang lebih
rumit.
Seorang Perdana Menteri (PM) adalah hampir selalu seorang pemimpin partai yang
memiliki posisi mayoritas di majelis rendah pada parlemen, namun hanya menduduki
jabatan tersebut selama parlemen masih mempercayainya. Jika anggota majelis rendah
kehilangan kepercayaan dengan alasan apapun, maka mereka dapat mengajukan mosi
tidak percaya dan memaksa PM untuk mengundurkan diri. Hal ini dapat sangat
berbahaya bagi kestabilan pemerintahan jika jumlah posisi suara relatif seimbang.
Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen memiliki
peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam
mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu
dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Berbeda dengan sistem
presidensiil, di mana sistem parlemen dapat memiliki seorang presiden dan seorang
perdana menteri, yang berwenang terhadap jalannya pemerintahan. Dalam presidensiil,
presiden berwenang terhadap jalannya pemerintahan, namun dalam sistem parlementer
presiden hanya menjadi simbol kepala negara saja.
Sistem parlementer dibedakan oleh cabang eksekutif pemerintah tergantung dari
dukungan secara langsung atau tidak langsung cabang legislatif, atau parlemen, sering
dikemukakan melalui sebuah veto keyakinan. Oleh karena itu, tidak adapemisahan
kekuasaan yang jelas antara cabang eksekutif dan cabang legislatif, menuju kritikan dari
beberapa yang merasa kurangnya pemeriksaan dan keseimbangan yang ditemukan dalam
sebuah republik kepresidenan.
Sistem parlemen dipuji, dibanding dengan sistem presidensiil, karena kefleksibilitasannya
dan tanggapannya kepada publik. Kekurangannya adalah dia sering mengarah ke
pemerintahan yang kurang stabil, seperti dalam Republik Weimar Jerman dan Republik
Keempat Perancis. Sistem parlemen biasanya memiliki pembedaan yang jelas
antara kepala
pemerintahan dankepala
negara,
dengan
kepala
pemerintahan
adalah perdana menteri, dan kepala negara ditunjuk sebagai dengan kekuasaan sedikit
atau
seremonial.
Namun
beberapa
sistem
parlemen
juga
memiliki
seorang presiden terpilih dengan banyak kuasa sebagai kepala negara, memberikan
keseimbangan dalam sistem ini.
Negara
yang
menganut
sistem
pemerintahan
parlementer
lebih sederhana sehingga biaya yang harus dikeluarkan oleh negara lebih murah;
b. Bikameral
Sistem dua kamar merupakan pengembangan sistem aristokrasi ke sistem demokrasi.
Pada awalnya majelis tinggi dimaksudkan sebagai pertahanan terakhir dari kekuasaan
raja dan para bangsawan karena secara langsung maupun tak langsung, berhubungan erat
dengan raja. Kini majelis tinggi pada umumnya tidak lagi merupakan perwakilan dari
golongan bangsawan (kalangan atas), melainkan wakil-wakil dari negara-negara bagian
karena pada umumnya yang menggunakan sistem dua kamar adalah negara-negara
serikat.
Keuntungan sistem dua kamar:
karena sistem dua kamar ini dipilih atas dasar yang berbeda, maka lebih
mencerminkan sikap umum dari kehendak rakyat;
a. Sistem Parlementer
Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer
Pengaruh rakyat terhadap politik yang dijalankan sangat besar sehingga suara
rakyat sangat didengarkan oleh parlemen
Pemerintah dapat leluasa waktu karena tidak ada bayang-bayang krisis kabinet
Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya sebab tidak tergantung pada parlemen
Masa jabatan badan eksekutif lebih pasti dengan jangka waktu tertentu. Misalkan,
masa jabatan Presiden Amerika Serikat selama empat tahun, sedangkan Presiden
Indonesia lima tahun.
Penyusun program kerja kabinet lebih mudah disesuaikan dengan jangka waktu
masa jabatannya.
atau raja/sultan dalam negara monarki. Kepala negara tidak memiliki kekuasaan
pemerintahan. Ia hanya berperan sebgai symbol kedaulatan dan keutuhan negara.
6. Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet maka presiden atau raja atas
saran dari perdana menteri dapat membubarkan parlemen. Selanjutnya, diadakan
pemilihan umum lagi untuk membentukan parlemen baru.
b. sistem presidensial
1. Penyelenggara negara berada ditangan presiden. Presiden adalah kepala negara
sekaligus kepala pemerintahan. Presiden tidak dipilih oleh parlemen, tetapi dipilih
langsung oleh rakyat atau suatu dewan majelis.
2. Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab kepada
presiden dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen atau legislatif.
3. Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Hal itu dikarenakan presiden tidak
dipilih oleh parlemen.
4. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer.
5. Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan. Anggota
parlemen dipilih oleh rakyat.
6. Presiden tidak berada dibawah pengawasan langsung parlemen.
Sistem pemerintahan Presidensial merupakan system pemerintahan di mana kepala
pemerintahan dipegang oleh presiden dan pemerintah tidak bertanggung jawab kepada
parlemen (legislatif). Menteri bertanggung jawab kepada presiden karena presiden
berkedudukan sebagai kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan. Contoh Negara:
AS, Pakistan, Argentina, Filiphina, Indonesia.
"
Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, yang berbunyi, "Negara Indonesia adalah negara
kesatuan yang berbentuk republik."
Dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk
pemerintahannya adalah Republik. Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk
pemerintahan republik, Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan sebagai
kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1
yang berbunyi, "Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan
menurut Undang-Undang Dasar." Dengan demikian, sistem pemerintahan di Indonesia
menganut Sistem Pemerintahan Presidensial.
Secara teori, berdasarkan UUD 1945, Indonesia menganut sistem pemerintahan
presidensial. Namun dalam praktiknya banyak bagian-bagian dari sistem pemerintahan
parlementer yang masuk ke dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Sehingga secara
singkat bisa dikatakan bahwa sistem pemerintahan yang berjalan i Indonesia adalah
sistem pemerintahan yang merupakan gabungan atau perpaduan antara sistem
pemerintahan presidensial dengan sistem pemerintahan parlementer. Apalagi bila dirunut
dari sejarahnya, Indonesia mengalami beberapa kali perubahan Periodisasi Sistem
Pemerintahan, diantaranya :
- Pada tahun 1945 - 1949 = Indonesia pernah menganut Sistem Pemerintahan
Presidensial
- Pada tahun 1949 - 1950, Indonesia menganut sistem pemerintahan parlementer yang
semu
- Pada tahun 1950 - 1959, Indonesia masih menganut sistem pemerintahan parlementer
dengan demokrasi liberal
- Pada tahun 1959 - 1966, Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial secara
demokrasi terpimpin.
- Pada tahun 1966-1998 (Orde Baru), Indonesia menganut sistem pemerintahan
presidensial
Perubahan dalam sistem pemerintahan tidak hanya berhenti sampai disitu saja. Karena
terjadi perbedaan pelaksanaan sistem pemerintahan menurut UUD 1945 sebelum UUD
1945 diamandemen dan setelah terjadi amandemen UUD 1945 pada tahun 1999 - 2002.
Badan Eksekutif
a.Badan Eksekutif Malaysia terletak pada Perdana Menteri sebagai penggerak
pemerintahan negara.
b.Badan Eksekutif Indonesia terletak pada Presiden yang mempunyai 2
kedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
Badan Legislatif
a.Di Malaysia ada 2 Dewan Utama dalam badan perundangan yaitu Dewan
Negara dan Dewan Rakyat yang perannyan membuat undang-undang.
b.Di Indonesia berada di tangan DPR yang perannya membuat undang-undang
dengan persetujuan Presiden
9. Kesimpulan
Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga yang bekerja dan
berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya tujuan penyelenggaraan
negara. Lembaga-lembaga negara dalam suatu sistem politik meliputi empat institusi
pokok, yaitu eksekutif, birokratif, legislatif, dan yudikatif. Selain itu, terdapat lembaga
lain atau unsur lain seperti parlemen, pemilu, dan dewan menteri. Pembagian sistem
pemerintahan negara secara modern terbagi dua, yaitu presidensial dan ministerial
(parlemen). Pembagian sistem pemerintahan presidensial dan parlementer didasarkan
pada hubungan antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Dalam sistem parlementer,
badan eksekutif mendapat pengwasan langsung dari legislatif. Sebaliknya, apabila badan
eksekutif berada diluar pengawasan legislatif maka sistem pemerintahannya adalah
presidensial. Dalam sistem pemerintahan negara republik, lebagalembaga negara itu
berjalan sesuai dengan mekanisme demokratis, sedangkan dalam sistem pemerintahan
negara monarki, lembaga itu bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip yang berbeda.
10. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Grafindo Persada.
Inu Kencana Syafiie. (1994). Ilmu Pemerintahan. Bandung: Mandar Maju.