Vous êtes sur la page 1sur 30

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Keluarga merupakan sistem social karena terdiri dari kumpulan dua
orang atau lebih yang mempunyai peran social yang berbeda dengan ciri
saling berhubungan dan ketergantungan antar individu (Suprayitno, 2004)
Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kwalitas sumber
daya manusia dengan kelahiran lebih dari 5 juta jiwa pertahun. Untuk dapat
mengangkat derajat kehidupan bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan
pembangunan ekonomi dan keluarga berencana yang merupakan dua hal yang
saling berkaitan.
Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan
menerima norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang
dicanangkan pemerintah. Dimana kegiatan ini berorientasi kepada Catur
Warga atau Zero Population Growth (pertumbuhan seimbang) agar tercipta
generasi bangsa yang cerdas dan berdaya guna dimasa yang akan dating.
Keluarga juga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu
berhubungan dengan kita. Keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa
setiap individu merupakan bagian nya dan di keluarga juga dapat di
ekspresikan tanpa hambatan yang berarti. Pada tahun 1960 keluarga di
Indonesia sekitar 30 juta, tahun 90-an menjadi 35-40juta dan pada awal abad
ke-21 di perkirakan akan berlipat jumlahnya menjadi 60-65 juta. (BKKBN,
1996).
Peningkatan status kesehatan keluarga merupakan tujuan yang ingin
dicapai dalam memberikan asuhan kebidanan kesehatan keluarga, agar
keluarga trsebut dapat meningkatkan produktifitas dan diharapkan kesehatan
akan meningkat (Nasrul effendi, 1998).
Peningkatan status kesehatan keluarga merupakan tujuan yang ingin
dicapai dalam memberikan asuhan kebidanan kesehatan keluarga, agar
keluarga trsebut dapat meningkatkan produktifitas dan diharapkan
kesehatan akan meningkat. (Nasrul effendi, 1998).
Sesuai dengan tujuan tersebut maka mahasiswa STIKES NU tuban
prodi DIII kebidanan melaksanakan PKL yang merupakan proses
pembelajaran dilapangan serta bentuk partisispasi langsung dalam masyarat

1.2

Tujuan
1

1.2.1

Tujuan umum
Diharapkan

mahasiswa

mampu

memberikan

asuhan

dalam

menyelesaikan masalah keluarga dengan menggunakan proses asuhan


kebidanan
1.2.2

Tujuan khusus
Diharapkan mahasiswa mapu untuk:
1. Mengkaji data yang ada di keluarga
2. Menganalisa data atau mengintrepasikan data dasar
3. Merumuskan masalah yang terjadi
4. Menyusun proritas masalah
5. Menyusun suatu proses manajemen kebidanan
6. Membuat suatu catatan perkembangan

1.3

Batasan masalah
Mengingat keterbatasan waktu, kemampuan, dan kesempatan maka
asuhan kebidanan ini dibatasi pada keluarga Tn. T di Ds. Sidonganti, Kec.
Kerek, Kab. Tuban.

1.4

Metode penulisan
Metode yang saya gunakan dalam penulisan asuhan kebidanan
keluarga pada TnB Dengan Pemberian MP-ASI Pada Bayi < 6 Bulan dan
Rendahnya Kesadaran Ketidakikutsertaan Keluarga Berencana, yaitu :
a. Metode pendekatan pada orang tua bayi (anamnese).
b. Metode kepustakaan, kami menggunakan literatur dari buku-buku sumber
ilmu kebidanan dan rekam medik bayi.

1.4.1

Studi pustaka
Penyususn membekali diri dengan menggunakan literatur yang ada
hubunganya dengan keadaan masyarakat dan cara penanggulangan masalah
yang dihadapi oleh masyarakat

1.4.2

Studi dokumenter
Untuk memperoleh data yang akurat, pengambilan data dapat
diperoleh dari balai desa, dokumen dari wilayah kerja setempat dan
pendekatan padaa TOMA

1.4.3

Praktek langsung
Suatu metode yang langsung kepada masyarakat untuk menerapkan
teori yang ada yang khususnya kebidanan komunitas, dengan cara
wawancara, pengamatan, pemfis, dan penyuluhan

1.4.4

Bimbingan dan konsultasi


2

Bimbingan yang didapatkan dari berbagai pihak dan melakukan


konsultasi baik dengan pewmbimbing atau konsultan polindes maupun yang
ada di akdemik.
1.5

Sistematika penulisan
BAB I : Pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan, batasan masalah,
metode penulisan, dan sistematika penulisan
BAB II : Tinjauan pustaka yang berisi konsep keluarga, konsep asuhan
kebidanan
BAB III : Tinjaun kasus yang terdiri dari pengumpulan data dan analisa data
BABIV : Penutup yang berisi penutup dan saran
Daftar Pustaka.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.1.1

Konsep Dasar Keluarga


Definisi Keluarga
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu
berhubungan dengan kita.Keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa
setiap individu merupakan bagiannya dan di keluarga juga semua dapat
diekspresikan tanpa hambatan yang berarti.
Pengertian keluarga akan berbeda. Hal ini beragantung pada orientasi
yang

digunakan

dan

yang

mendefinisikannya.Friedman

(1998)

mendefinisikan bahwa keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang
hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu
mempunyai

peran

masing-masing

yang

merupakan

bagian

dari

keluarga.Pakar konseling keluarga Jogyakarta, Sayekti (1994) menulis bahwa


keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan
antar orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atas dasar
perkawinan.
Kedua pengertian tersebut mempunyai persamaan bahwa dalam
keluarga terdapat iakatan perkawinann dan hubungan darah yang tinggal
bersama dalam satu atap (serumah) dengan peran masing-masing serta
keterikatan emosional.
Negara Indonesia adalah salah satu Negara yang menjujung tinggi
adat ketimuran yang menekankan bahwa keluarga harus dibentuk atas dasar
perkawinan, seperti yang tertulis dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 21
Tahun 1994 bahwa keluarga dibentuk berdasarkan atas dasar perkawinan
yang sah.
2.1.2

Tipe Keluarga
Pembagian keluarga bergantung pada konteks keilmuan dan orang
yang mengelompokkan. Secara tradisional keluarga keluarga dikelompokkan
menjadi dua, yaitu :
1. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarega yang hanya terdiri dari
ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau
keduanya.
2. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota
keluarga lain yang msih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek,
paman-bibi)
4

Namun dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa


individualism, pengelompokkan tipe keluarga selain kedua tersebut diatas,
berkembang menjadi :
1. Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adalah keluarga baru yang
terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya.
2. Orang tua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang terdiri dari
salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal
pasangannya.
3. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried tenaage family).
4. Orang dewasa (laki-laki/perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah
menikah (the single adult living alone).
5. Keluarga dengan anak tanpa menikah sebelumnya (the non-marital
heterosexsual cohabiting family).
6. Keluarga yang dibentuk oleha pasangan yang berjenis kelamin sama (gay
and lesbian family).
2.1.3

Struktur Keluarga
Struktur

keluarga

dapat

menggambarkan

bagaimana

keluarga

melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat sekitarnya. Parad dan Chaplan


(1965) yang diadopsi oleh Friedman, mengatakan ada empat elemen struktur
keluarga yaitu :
1. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing anggota
keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya di lingkungan masyarakat
atau peran formal dan informal.
2. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai-nilai dan norma yang
dipelajari dan diyakini oleh keluaraga, khususnya yang berhubungan
dengan kesehatan.
3. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara pola
komunikasi ayah-ibu (orang tua), orang tua dengan anak, dan anggota
keluarga lainnya (pada keluarga besar) dengan keluarga inti.
4. Struktur kekuatan keluarga, menggambrkan kemampuan anggota keluarga
untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah
perilaku keluarga yang mendukung kesehatan.
Struktur keluarga ini nanti nantinya perlu dikaji oleh perawat yang
memberikan asuhan. Berdasarkan kekenpat elemen dalam struktur keluarga,
diasumsikan bahwa (Leslie & Korman, 1989: Parson & Bales, 1995) :
1. Keluarga merupakan system social yang mempunyai fungsi sendiri.
2. Keluarga merupakan system social yang mampu menyelesaikan masalah
individu dan lingkungannya.
3. Keluarga merupakan suatu kelompok kecil yang dapat mempengaruhi
kelompok lain.
5

4. Perilaku individu yang tampak merupakan gambaran dari nilai dan norma
yang berlaku dalam keluarga.
Berdasarkan kemampuan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan dasar,
kebutuhan psikososial, kemampuan memenuhi ekonominya, dan aktualisasi
keluarga di masyarakat, serta memperhatikan perkembangan Negara
Indonesia menuju Negara industry, Indonesia menginginkanterujudnya
keluarga sejahtera. Di Indonesia keluarga dikelompokkan menjadi lima tahap,
yaitu :
1. Keluarga Prasejahtera, adalah keluarga yang belum dapat memenuhi
kebutuhan dasar secara minimal, yaitu kebutuhan pengajaran agama,
pangan, sandang, papan, dan kesehatan, atau keluarga yang belum dapat
memenuhi salah satu atau lebih indicator Keluarga Sejahtera Tahap I.
2. Keluarga Sejahtera Tahap I (KS I) adalah keluarga yang telah dapat
memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi
keseluruhan kebutuhan social psikologinya, yaitu kebutuhan pendidikan,
Keluarga Berencana (KB), interaksi dalam keluarga, interaksi dengan
lingkungan tempat tinggal, dan transportasi.
3. Keluarga Sejahtera Tahap II (KS II) adalah keluarga yang telah dapat
memenuhi kebutuhan dasar secara minimal serta telah memenuhi seluruh
kebutuhan social psikologinya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan
untuk menabung dan memperoleh informasi.
4. Keluarga Sehjahtera Tahap III (KS III) adalah keluarga yang telah dapat
memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan social psikologis, dan
kebutuhan pengembangan, tetapi belum dapat memberikan sumbangan
(kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat secara teratur (dalam
waktu tertentu) dalam bentuk material dan keuangan untuk social
kemasyarakatan, juga berperan serta aktif dengan menjadi pengurus
lembaga kemasyarakatan.
5. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus (KS III Plus) adalah keluarga yang telah
dapat memenuhi seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, social
psikologis, maupun pengembangan, serta serta telah mampu memberikan
sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.
2.1.4

Fungsi Keluarga
Secara umum fungsi keluarga menurut Friedman, adalah sebagai
berikut :
1. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang utama
untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga

berhubungan

dengan

orang

lain.

Fungsi

ini

dibutuhkan

untuk

perkembangan individu dan psikososial keluraga.


2. Fungsi sosialisasi daan tempat bersosialisasi (socialization and social
placement function) adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih
anak untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
3. Fungsi reproduksi (the reproductive function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi (the economic function), yaitu keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempoat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan (the health care function), yaitu
fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
tetap memiliki produktifitas yang tinggi. Fugsi ini dikembangkan menjadi
tugas keluarga di bidang kesehatan.
Namun, dengan berubahnya pola hidup agraris menjadi industrialisasi,
fungsi keluarga dikembangkan menjadi :
1. Fungsi ekonomi, yaitu keluarga diharapkan menjadi keluarga yang
produktif yang mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi dengan
memanfaatkan sumber daya keluarga.
2. Fungsi mendapatkan status social, yaitu keluarga yang dapat dilihat dan
dikategorikan strata sosialnya oleh keluarga lain yang berada disekitarnya.
3. Fungsi pendidikan, yaitu keluarga yang mempunyai peran dan tanggung
jawab yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi
kehidupan dewasanya.
4. Fungsi sosialisasi bagi anakny, yaitu orang tua atau keluarga diharapkan
mampu menciptakan kehidupan social yang mirip dengan luar rumah.
5. Fungsi pemenuhan kesehtan, yaitu keluarga diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan kesehatan yang primer dalam rangka melindungi dan
pencegahan terahdap penyakit yang mungkin dialami oleh keluarga.
6. Fungsi religious, yaitu keluarga merupakan tempat belajar tentang agama,
dan mengamalkan ajaran keagamaan.
7. Fungsi rekreasi, yaitu keluarga merupakan tempat untuk melakukan
kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan akibat berada di luar rumah.
8. Fungsi reproduksi, bukan hanya mengembangkan keturunan, tetepi juga
merupakan tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal
(menyeluruh), diantaranya seks yang sehat, dan berkualitas, pendidikan
seks bagi anak, dan yang lain.

9. Fungsi afeksi, yaitu keluarga merupakan tempat yang utama untuk


pemenuhan kebutuhan psikososial sebelum anggota keluarga berada di luar
rumah.
Di Indonesia membagi fugsi keluarga menjadi 8, dengan bentuk
operasional, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
2.1.5

Fungsi keagamaan
Fungsi budaya
Fungsi cinta kasih
Fungsi perlindungan
Fungsi reproduksi
Fungsi sosialisasi
Fungsi ekonomi
Fungsi pelestarian lingkungan
Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai

tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi :


1. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan merupakan kebutuhan
keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu
tidak akan berarti dank arena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan
sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenla keadaan
kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami oleh anggota keluarga.
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian orang tua atau keluarga. Apabila menyadari
adanya perubahan keluarga perlu dicatat kapan terajdinya, perubahan apa
yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya.
2. Memutuskan tindakan kesehatanyang tepa bagi keluarga. Tugas ini
merupakan tugas keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluraga, dengan pertimbangan siapa diantara
keluarga yang memiliki kemampuan memutuskan untuk menentukan
tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga
diharapkan tepat agar masalah keluarga dapt dikurangi atau bahkan
teratasi. Jika keluarga memilki keterbatasan, dapat meminta bantuan
kepada orang di lingkungan tinggal keluarga agar memndapatkan bantuan.
3. Merawat keluarga yang mangalami gangguan kesehatan. Seringkali
keluarga telah mendapatkan tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga
memilki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika
demikian anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu
mendapatkan tindakan lanjutan atau perawatan sehingga masalah yang
lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakuakan di institusi pelayanan

kesehatan atau di rumah. Apabila keluarga telah memiliki kemampuan


melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menajmin kesehatan keluarga.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitsrnys bsgi keluarga.
2.1.6

Keluarga Sebagai Sistem


Bukan hanya perusahaan saja yang menghasilkan suatu produk yang
disebut sebagai suatu system.Keluarga juga merupakan suatu system yang
perlu dipelajari.
Pengertian system yang paling umum adalah kumpulan dari beberapa
bagian fungsional yang saling berhubungan dan tergantung satu dengan yang
lain dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Alasan keluarga disebut sebagai system adalah sebagai berikut :
1. Keluarga memiliki subsistem : anggota, fungsi, peran, aturan, budaya, dan
lainnya yang dipelajari dan dipertahankan dalam kehidupan keluarga.
2. Terdapat saling berhubungan dan saling ketegantungan antar subsistem.
3. Merupakan unit bagian terkecil dari masyarakat yang dapat mempengaruhi
supra sistemnya.
Keluarga merupakan sisitem social kerena terdiri dari kumpulan dua
orang atau lebih yang mempunyai peran social yang berbeda dengan cirri
saling berhubungan dan tergantung antarindividu.Seperti pada umumnya
suatu system, keluarga juga mempunyai komponen-komponen system.
Keluarga sebagai suatu system mempunyai karakteristik dasar yang
dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Keluarga sebagai system terbuka. Suatu system yang mempunyai
kesempatan dan mau menerima atau memperhatikan lingkungan
(masyarakat) sekitarnya.
2. Keluarga sebagai system tertutup. Sustu system yang krang memiliki
kesempatan, kurang mau menerimia atau member perhatian kepada
lingkungan (masyarakat) sekitarnya.

2.2

Konsep Dasar Keluarga Berencana

2.2.1

Pengertian Keluarga Berencana


KB adalah satu usaha menciptakan kesejahteraan dengan jalan
memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan, dan penjarangan
kelahiran (Depkes RI, 1990). Atau suatu upaya peningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia kawin, pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga
untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

2.2.2

Tujuan Keluarga Berencana


9

Adapun tujuan pemerintah menggalakkan masyarakat agar mau


melakukan KB adalah untuk menjarangkan kelahiran serta menjaga kesehatan
ibu dan anak dan untuk membatasi kehamilan bila jumlah anak sudah cukup.
2.2.3

Sasaran Keluarga Berencana


Sebagian masyarakat masih beranggapan bahwa KB hanya ditujukan
untuk kaum ibu atau wanita saja, padahal ada berbagai jenis metode KB yang
bisa dipakai oleh laki laki seperti kondom dan vasektomi. Menciptakan
keluarga yang bahagia dan sejahtera adalah tanggung jawab bersama antara
suami dan istri oleh karena itu ber KB juga tanggung jawab bersama.

2.2.4

Berbagai Metode Kontrasepsi


Ada berbagai metode kontrasepsi yang dapat digunakan oleh
masyarakat. Berbagai metode itu dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Metode sederhana
a. Kondom.
b. Spermiside.
c. Koitus interuptus.
d. Pantang berkala.
2. Metode efektif
a. Pil KB kombinasi, pil KB progestine, dan pil KB sekuensial.
b. KB suntik.
c. Susuk ( implant ).
d. IUD ( alat kontrasepsi dalam rahim ).
e. KB darurat.

2.2.5

Alat / Cara KB
Dalam kesempatan ini, kami akan membahas mengenai metode KB
yang banyak digunakan oleh masyarakat.
1.

Kondom
Definisi
Kondom adalah sarung karet tipis yang menampung cairan sperma
pada saat pria ejakulasi. Tingkat keberhasilan / efektifitas : 80 95 %
atau 2 12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.
Keuntungan
1. Murah, muda didapat dan tidak perlu resep dokter.
2. Mudah dipakai sendiri.
3. Dapat mencegah penularan penyakitan kelamin.
Kerugian
10

1. Selalu harus memakai kondom yang baru.


2. Selalu harus ada persediaan.
3. Kadang kadang ada yang tidak tahan ( alergi ) terhadap karetnya.
4. Tingkat kegagalan cukup tinggi, bila terlambat memakainya.
5. Sobek bila memasukkannya tergesa gesa.
6. Mengganggu kenyamanan bersenggama.
Cara Penggunaan
Dengan cara menyarungkan pada alat kelamin laki laki yang sudah
tegang ( keras ), dari ujung zakar ( penis ) sampai kepangkalnya pada
saat

akan

bersenggama.

Sesudah

selesai

bersenggama,

agar

dikeluarkan dari liang senggama, sebelum zakar menjadi lemas.


2.

Pil KB
Definisi
Pil KB merupakan hormon yang mengandung estrogen dan
progesteron atau progesteron saja yang diminum setiap hari selama 21
28 hari. Tingkat keberhasilan / efektifitas : 92 99 % atau 0,1 0,4
kehamilan per 100 kehamilan.
Keuntungan
1. Kesuburan segera kembali.
2. Mengurangi rasa kejang / nyeri perut waktu haid.
3. Terlindungi dari penyakit radang panggul ( PRP ) dan kehamilan
diluar kandungan.
4. Mudah menggunakannya.
5. Mencegah anemia karena kekurangan gizi.
6. Mengurangi risiko kanker ovarium ( kandung telur ).
7. Cocok digunakan untuk menunda kehamilan dari pasangan muda.
8. Produksi ASI tidak dipengaruhi oleh pil yang hanya mengandung
progesterone ( pil mini yaitu Excluton.
Kerugian
1. Pemakai harus disiplin meminum setiap hari. Jika tidak
kemungkunan hamil tinggi
2. Dapat mempengaruhi produksi ASI untuk pil yang mengandung
estrogen
3. Dapat meningkatkan risiko infeksi klamidia/jamur di sekitar
kemaluan wanita

11

4. Tidak dianjurkan pada wanita yang berumur diatas 35 tahun dan


perokok karena akan mempengaruhi keseimbangan metabolisme
tubuh
Cara penggunaan
Pil pertama diminum pada hari kelima haid, seterusnya berturut-turut
setiap hari satu pil. Jika pemakai lupa meminumnya satu hari maka
segera minum dua tablet keesokan harinya, kecuali jika pemakai yakin
sedang hamil.
3.

Susuk KB / Implant
Definisi
1 atau 6 kapsul (sebesar korek api) yang dimasukkan kebawah kulit
lengan atas secara perlahan melepaskan hormone progesterone salama
3 atau 5 tahun. Tingkat keberhasilan/efektifitas:97-99%
Keuntungan
1. Tidak menekan produksi ASI
2. Praktis dan Efisien
3. Tidak harus mengingat-ingat
4. Masa pakai jangka panjang
5. Kesuburan cepat kembali setelah pengangkatan
6. Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormone
progesterone
Kerugian
1. Susuk KB atau impant harus dipasang dan diangkat oleh petugas
kesehatan terlatih
2. Dapat menyebabkan pola haid berubah
3. Pemakai tidak dapat menghentikan pemakaiannya sendiri
Cara pemasangan
Saat pemasangan yang tepat adalah pada saat haid 1-2 hari setelah
menstruasi.

4.

IUD / AKDR
Definisi
Alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya
bermacam-macam, terbuat dari plastic yang dililit tembaga. Waktu
penggunaannya

10

tahun

keberhasilan/efektifitasnya: 99%
Keuntungan
12

sedangkan

tingkat

1. Praktis dan ekonomis


2. Efektifitas tinggi (angka kegagalan kecil)
3. Kesuburan segera kembali begitu IUD dibuka
4. Tidak harus mengingat seperti kontrasepsi pil
5. Tidak mengganggu pemberian ASI
Kerugian
Dapat keluar sendiri jika tidak cocok dengan ukuran rahim pemakai
Cara pemasangan
IUD dipasang pada saat haid oleh tenaga kesehatan yang telah terlatih.
5.

Tubektomi / MOW
Definisi
Salah satu cara kontrasepsi dengan metode operatif bagi wanita yang
tidak menginginkan anak lagi. Tingkat keberhasilan/efektifitas: lebih
dari 99 %.
Keuntungan
1. Efektifitas langsung setelah sterilisasi.
2. Permanen.
3. Tidak ada efek samping jangka panjang.
4. Tidak mengganggu hubungan seksual.
Kerugian
Resiko dan efek samping bedah tetap ada

6.

Vasektomi / MOP
Definisi
Kontrasepsi bagi laki-laki yang tidak menginginkan anak lagi. Tingkat
keberhasilan/efektifitas: lebih dari 99%.

Keuntungan
1. Tidak ada mortalitas/kematian
2. Morbiditas/komplikasi penyakit lain kecil sekali
3. Pasien tidak perlu dirawat di Rumah Sakit
4. Tidak mengganggu hubungan seksual
5. Tidak harus diingat-ingat, tidak harus selalu ada persediaan
6. Sifatnya permanen
Kerugian
1. Harus dengan metode pembedahan
13

2. Harus memakai alat kontrasepsi lain misalnya kondom selama 12


kali ejakulasi sampai sel mani menjadi negative
3. Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin punya anak
lagi.
2.3

Konsep Dasar Asi Eksklusif

2.3.1

Pengertian ASI Eksklusif


ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin
setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain,
walaupun hanay air putih, sampai bayi berurumur 6 bulan (Hubertin, 2004).
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan
cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya , bubur susu, biskuit, bubur
nasi, dan tim (Roesli U, 2005).
ASI Eksklusif adalah memberikan hanya ASI tanpa memberikan
makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai bayi berumur 6
bulan, kecuali obat dan vitamin (Dinkes RI, 2003).
Waktu Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu
setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Setelah bayi
berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat,
sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih
dari 2 tahun (Roesli U, 2005).

2.3.2

Manfaat ASI Eksklusif untuk Bayi


Menurut Roesli U (2005) dan Alkatiri S (1996), manfaat pemberian
ASI yang diperoleh bayi adalah:

ASI sebagai nutrisi.


ASI meningkatkan daya tahan tubuh. ASI yang keluar saat kelahiran bayi
sampai hari ke-4 atau ke-7 (kolostrum) mengandung zat kekebalan 10-17
kali lebih banyak dari susu matang (mature). Zat ini akan melindungi bayi
dari penyakit diare (mencret).
ASI meningkatkan kecerdasan.
Nutrien pada ASI yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi adalah
taurin, laktosa, dan asam lemak ikatan panjang (DHA, AA, omega-3,
omega-6).
ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang.
14

Dengan menyusui, maka akan terjalin kasih sayang antara ibu dan bayinya.
si bayi juga merasa aman, tenteram, dan terjaga.
ASI Eksklusif sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan
pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan.
Suhu ASI sama dengan suhu tubuh. Kesesuaian suhu inilah yang
menyebabkan kenyamanan tersendiri bagi bayi.
Manfaat lain dari ASI Eksklusif adalah :
- ASI eksklusif dapat mengurangi terjadinya sakit telinga dan infeksi saluran
-

pernafasan pada bayi.


ASI eksklusif melindungi bayi dari serangan alergi.
ASI eksklusif meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara bayi.
ASI eksklusif membantu pembentukan rahang yang bagus.
ASI eksklusif mengurangi risiko terkena penyakit kencing manis, kanker
pada anak, dan diduga mengurangi kemungkinan menderita penyakit

jantung.
- ASI eksklusif menunjang perkembangan motorik sehingga bayi ASI
eksklusif akan lebih cepat bisa berjalan.
- ASI eksklusif menunjang perkembangan

kepribadian,

kecerdasan

emosional, kematangan spiritual, dan hubungan sosial yang baik.


2.3.3

Manfaat ASI Eksklusif untuk Ibu


Menurut Roesli U (2005) dan Alkatiri S (1996), manfaat ASI eksklusif
untuk ibu adalah:

2.3.4

Mengurangi perdarahan setelah melahirkan.


Mengurangi terjadinya anemia.
Menjarangkan kehamilan.
Mengecilkan rahim.
Lebih cepat langsing kembali.
Mengurangi kemungkinan menderita kanker payudara dan kanker indung

telur.
Kebersihannya terjamin, karena ASI sangat higienis.
Lebih ekonomis (murah), bahkan gratis.
Hemat waktu dan tidak merepotkan.
Mudah pemberiannya karena tidak perlu diolah.
Segar, siap pakai, sewaktu-waktu dapat diberikan.
Portabel (mudah dibawa kemana-mana) dan praktis.
Memberi kepuasan psikologis dan kebahagiaan bagi ibu.

Manfaat ASI Eksklusif untuk Negara


Menurut Roesli U (2005), pemberian ASI eksklusif akan menghemat
pengeluaran negara karena hal-hal berikut:
- Penghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan
menyusui, serta biaya menyiapkan susu.
- Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntah-mencret dan sakit
saluran nafas.
- Penghematan obat-obatan, tenaga, dan sarana kesehatan.
15

- Menciptakan generASI penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas


untuk membangun negara.
- Langkah awal untuk mengurangi dan menghindari terjadinya lost
generation di Indonesia.
2.3.5

Akibat bila ASI Eksklusif tidak diberikan


Menurut Dinkes RI (2003), akibat pemberian makanann - minuman
selain ASI:
Akibat pada bayi
- Bayi tidak memperoleh zat kekebalan tubuh, sehingga mudah
mengalami

sakit.

Misalnya:

diare,

demam,

gangguan

saluran

pernafasan, dll.
- Bayi tidak mendapat makanan yang bergizi dan berkualitas tinggi,
sehingga

akan

menghambat

pertumbuhan

dan

perkembangan

kecerdasanya.
- Hubungan kASIh sayang ibu dan janin tidak terjalin secara dini.
Akibat pada ibu
- Perdarahan setelah persalinan menjadi lama
- Cepat terjadinya kehamilan kembali
- Beresiko terkena kanker payudara dan kanker rahim
- Waktu ibu banyak tersita Karena harus menyiapkan susu botol dan
merawat bayi yang sakit
- Pengeluaran keluarga bertambah
2.4

Konsep Dasar Asuhan Kebidanan


Manajemen

kebidanan

adalah

metode

kerja

profesi

dengan

menggunakan langkah-langkah pemecahan sehingga merupakan alur dan


pengorganisasian, pemikiran dan langkah dalam suatu urutan yang logis yang
menguntungkan baik pasien ataupun bidan, langkah-langkah menejemen
kebidanan sebagai berikut:
2.4.1 Pengumpulan Data
Suatu tahap ketika seorang bidan mengumpulkan informasi secara
terus menerus tentang keluarga yang dibinanya, kegiatan yang dilakukan
adalah:
a. Membina hubungan yang baik.
b. Pengkajian awal terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan
kesehatan.
c. Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk memperoleh data yang
diperoleh lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang
berorientasi pada pengkajian awal, disini bidan perlu mengungkap keadaan
keluarga hingga penyebab dari masalah kesehatan yang paling mendasar.
16

Data yang diperoleh dari pengkajian


1. Berkaitan dengan keluarga
Data demografi dan sosiokultural
Data lingkungan
Stuktur dan fungsi keluarga
Stress dan kopping keluarga
Perkembangan keluarga
2. Berkaitan dengan individu sebagai anggota keluarga
Fisik
Mental
Emosi
Sosial spiritual

2.4.2 Interpretasi Data Dasar


Kegiatan ini tidak berbeda dengan analisis dan sitesi pada asuhan
keperawatan klinik, bidan mengelompokkan data hasil pengkajian dalam data
subyektif dan obyektif setiap kelompok didiagnosa keperawatan.
2.4.3 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dapat diarahkan kepada sasaran individu dan atau
keluarga komponen diagnosis melalui masalah (problem), penyebab (etiologi)
atau tanda (sign).
2.4.4 Susunan Prioritas Masalah
Prioritas didasarkan pada diagnosa keperawatan yang mempunyai skor
terendah, namun bidan memperhatikan juga persepsi keluarga terhadap
masalah keperawatan mana yang perlu diatasi segera.
2.4.5 Proses Menejemen Kebidanan
Terdiri dari 4 langkah, yaitu:
a. Diagnosa

: Berasal dari data dasar interpretasi data dan data


tersebut menjadi masalah ataupun diagnosa yang di
Identifikasi secara spesifik.

b. Intervensi

: Mencakup tujuan umum dan khusus yang didasarkan


dengan standart yang mengacu kepada penyebab
selanjutnya, merumuskan tindakan keperawatan yang
berorientasi pada kriteria dan standart.
17

c. Implementasi

: Pada kegiatan ini bidan perlu melakukan kontak


sebelumnnya untuk pelaksanaan yang meliputi kapan
dilaksanakan, berapa lama waktu yang dibutuhkan,
materi/ topik apa yang didiskusikan, siapa yang
melaksanakan dan siapa anggota keluarga yang perlu
mendapat

informasi,

peralatan

apa

yanga

perlu

disiapkan keluarga dan implementasikan sesuai dengan


rencana.
d. Evaluasi

: Merupakan kegiatan yang membadingkan antara hasil


implementasi dengan kriteria dan standart yang telah
ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila hasil
evaluasi tidak berhasil, sebagian perlu disusun rencana
keperawatan yang baru, evaluasi disusun menggunakan
SOAP.

2.4.6 Catatan Perkembangan


Berisi diagnosa baru dan catatan perkembangan disusun menggunakan
SOAP yang operasional dengan pengertian sebagai berikut:
S (subyektif)

: Adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan


oleeh keluarga.

O (obyektif)

: Adalah keadaan obyektif dapat diidentifikasi dengan


menggunakan pengamatan.

A (assesment)

: Adalah analisis bidan membandingkan dengan kriteriaa


dan standart yang mengacu pada tujuan rencana.

P (planning)

: Adalah perencanaan selanjutnya setelah dilakukan


analisis.

18

BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Tanggal : 21 Februari 2013
Jam: 10.00 WIB
Oleh: Emi Ida Nurjannah
A. Data Subyektif
1. Data Umum
Kecamatan : Kerek
Pekerjaan
: Tani
Kelurahan : Sidonganti
Penghasilan : Rp. 450,000 /bulan
RT
: 03
Kead. Kesh. : Sehat
RW
: 01
No. Induk
:Nama
: Tn. T
Umur
: 25 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan : SD
Susunan anggota keluarga
Nama

Jns.

Umur

Kel.
Tn. Tono
Ny. Bunatun
Ny. Sutin
An. Asiah
An. Ratih
An. Fredi

L
P
P
P
P
L

Hub.

Dg Pekerjaan/

Keluarga
30 th
29 th
60 th
5 th
3 th
5 bln

KK
Istri
Ibu mertua
Anak
Anak
Anak

sekolah
Petani
IRT
TK
Tidak Sekolah
Tidak Sekolah

Kead.

No.

Kesehatan

KIA/

Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat

Genogram keluarga :

Keterangan
: laki-laki

: anak kandung

: perempuan

: tinggal dalam satu rumah

19

KB
347/1
347/1

: menikah

: ibu mertua

2. Data Khusus
a. Imunisasi:
Nama BCG Status Imunisasi
Ket
Polio
DPT
HB
Campak
anak
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1


b. Bila ada anggota keluarga yang sakit berobat ke :
Pak Tono mengatakan bahwa jika salah satu keluarga ada yang sakit
akan membawanya ke tempat pelayanan kesehatan, yaitu ke tempat
bidan terdekat atau polindes.
c. Jenis penyakit yang sering diderita:
Pak Tono mengatakan bahwa ia dan keluarga tidak memiliki penyakit
menahun, seperti batuk > 1 bulan, atau penyakit keturunan lainnya.
Penyakit yang sering diderita adalah penyakit ringan, seperti pegal linu,
batuk, pilek, kepala pusing dan anak bayinya terkecil sering diare
kurang lebih sudah 3 kali.
d. Riwayat antenatal dan natal :

Ibu mengatakan bahwa anak pertama usia 4 bulan dan bayi sering
terjadi diare, ibu memeriksakannya ke bidan.
N

Suami

UK

1.
2
3.

Jns.persa

Penol.

linan

9 bl
9 bl
9 bl

Normal
Normal
Normal

Pen

JK

BB/PB

H/M

Meneteki

2 kg
3kg
2,5 kg

18 th 5 th
13th 3 th
10 th 6 bln

KB

y.

Bidan
Bidan
Bidan

e. Pemeriksaan kehamilan ke:


Ibu Bunatun mengatakan bahwa selama hamil ia memeriksakan
kehamilannya kepada bidan, setiap bulan ketika ada Posyandu sebulan.
f. Kebiasaan menyapih umur:
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada batasan menyapih.
g. Pemberian makanan tambahan MP-ASI sejak usia:
Ibu Bunatun mengatakan bahwa makanan pendamping diberikan
langsung setelah bayi lahir, yaitu ibu memberikan degan muda, dan
memberikan pisang dan nasi yang dihaluskan setelah pusar lepas.
h. Tanggapan terhadap KB:
Tanggapan keluarga tetang KB kurang, di tandai dengan
ketidakikutsertaan ibu dalam program KB. Pernah ikut KB suntik sekali
yaitu setelah melahirkan anak kedua, tetapi berhenti, kemudian tidak
berKB sampai sekarang, karena takut berat badannya bertambah banyak
serta pola menstruasinya yang tidak tentu, sehingga suami juga
melarangnya untuk berKB.
20

Suntik
-

i. Pola hidup/ ADL:


- Makan
: Dalam keluarga makan 3 x sehari dengan menu nasi,
- Aktifitas

lauk, sayur dan air putih 7-8 gelas perhari.


: Sehari-hari Pak Tono adalah bekerja sebagai buruh tani,
mulai bekerja sejak pagi sekitar pukul 07.00 pagi
sampai sore pukul 16.00 WIB, dan Bu Bunatun
menghabiskan waktu atau beraktifitas di rumah sebagai
ibu rumah tangga, mengurus rumah dan anak, dan

terkadang membantu ke tegal.


- Eliminasi : Tn. Tono mengatakan bahwa ia dan keluarga biasanya
membuang hajat Jamban (WC).
j. Adat kebiasaan, selamatan:
Tn. Tono mengatakan bahwa dalam keluarganya memiliki kebudayaan
selametan, begitu juga dengan masyarakat sekitar, seperti tingkepan,
peringatan orang meninggal, dll.
k. Penggunaan waktu senggang:
Tn. Tono mengatakan bahwa jika ia memilki waktu senggang, seperti
malam hari atau ketika tidak sedang bekerja, waktu tersebut ia habiskan
untuk berkumpul bersama keluarga, atau mengobrol dengan tetangga
sekitar rumah.
l. Situasi sosial budaya dan ekonomi:
Tn. Tono mengatakan bahwa ia memilki penghasilan Rp.
950.000,00 /bulan.

B. Data Obyektif
a. Rumah
Luas
: 128 m2 (P:16 m, L: 8 m)
Jenis rumah
: Tersendiri
Letak
: Jauh dengan sarang vektor
Dinding
: Papan
Lantai
: Tanah kering
Cahaya
: Terang
Jalan angin/ ventilasi : kurang
Jendela
: Tidak
Jumlah ruangan : 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1dapur, 1 ruang makan
b. Air Minum
Asal
: Sendang
Nilai air
: Bersih
Konsumsi air : 30 liter/hari
Pembuangan sampah: Tn. Tono mengatakan bahwa mereka biasanya
mengolah sampah dengan cara mengubur.
c. Jamban dan kamar mandi:
Tn. Tono mengatakan keluarga sudah memiliki kamar mandi dan
jamban.
d. Pekarangan dan selokan :
Pengaturan
: teratur
21

e.
f.
g.
h.

Kebersihan
: bersih
Air limbah
: jarak pembuangan dengan sumber air jauh 1 Km
Peralatan pekarangan : tidak ada
Kandang ternak
: ada
Denah rumah dan keterangan
Denah rumah dan keterangan

7
8

1
1
1

10
6

2
9

9
10

Keterangan :
1.
2.
3.
4.

Kamar tidur
Ruang tamu
Tempat sholat
Ruang belajar

5.
6.
7.
8.

Kandang
Dapur
Kamar mandi
Jamban (WC)

9. Jendela
10. Pintu

3.2
Interpretasi Data Dasar
3.2.1 Diagnosa
1) Diagnosa I
Pemberian MP-ASI pada usia< 6 bulan kepada bayi sehubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang pentingnya ASI Eksklusif pada orang
tua.
Data Dasar :
- Pendidikan terakhir orang tua adalah SD.
- Ibu mengatakan bahwa ia memberikan pisang pada anak pertama,
dan bubur sun kepada anak keduanya sebelum usia 6 bulan.
- Makanan pendamping ASI sudah mulai diberikan sejak lahir.
2) Diagnosa II
Keikutsertaan KB sehubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga
tentang KB.
Data Dasar :
- Ibu mengatakan bahwa ia tidak ikut KB
- Ibu mengatakan takut untuk berKB
- Ibu mengatakan suami melarangnya untuk berKB
3.3 Perumusan Masalah
3.3.1 DiagnosaI
Potensial terjadi obstruksi saluran pencernaan dan terjadi GE (diare)
3.3.2

dikarenakan pemberian MP-ASI sejak lahir.


Diagnosa II

22

Potensial terjadi kehamilan lagi dengan jarak yang terlalu dekat yang
mengancam keselamatan dan kesejahteraan ibu dan bayi maupun keluarga
karena pendapatan keluarga yang rendah yaitu penghasilan Rp.
950.000,00 /bulan.

3.4
Susunan Prioritas Masalah
3.4.1 Susunan Prioritas Masalah
No
1

Keterangan

Skor

Sifat masalah
Skala : tidak / kurang sehat

Ancaman kesehatan

Keadaan sejahtera
Kemungkinan masalah dapat diubah

Skala : Mudah

Sebagian
3

Bobot
1

Tidak
Potensial masalah untuk dicegah

Skala : Tinggi

Cukup

Rendah
Menonjolnya masalah

Skala : Masalah berat harus segera ditangani

Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani

Masalah tidak dirasakan

3.4.2 Diagnosa I : Pemberian MP-ASI < 6 bulan


No
1

Kriteria
Sifat Masalah
Skala :
Krisis

Perhitungan
1/3x1

Skor
1/3

Pembenaran
Keadaan tersebut harus dirubah,
karena membahayakan keadaan bayi,
didukung dengan adanya riwayat

Kemungkianan 1/2x2

bayi sakit diare sudah terjadi 3 kali.


Keadaan ini mulai dapat dirubah

masalah dapat

karena ibu beranggapan tidak lagi

diubah
Skala : hanya

memberikan lothek pisang pada

sebagian
Potensial

bayinya karena terlalu sering diare.


1/3x1

1/3

Keluarga masih mempunyai waktu

masalah untuk

untuk memberikan anaknya Asi saja

dicegah

sampai usia 6 bulan.


23

Skala : Rendah
Menonjol
2/2x1
masalah
Skala

Keluarga merasa keadaan tersebut


telah berlangsung lama dan biasa

saja.

Masalah berat
harus

segera

ditangani
Total skala

2 2/3

3.4.3 Diagnosa II : Kesadaran keikutsertaan KB yang Rendah


No
1

Kriteria
Perhitungan
Sifat Masalah 1/3x1
Skala
:

Skor
1/3

karena

keadaan
2

harus

akan

dirubah,

mempengaruhi

kesejahteraan keluarga.

sejahtera
Kemungkianan 1/2x2

Keadaan ini mulai dapat dirubah

masalah dapat

karena

diubah
Skala : hanya

kontrasepsi (KB) yang sesuai nanti

sebagian
Potensial

2/3x1

dicegah
Skala : Cukup
Menonjol
masalah
Skala

ibu

bisa

memilih

alat

setelah melahirkan
2/3

masalah untuk

Pembenaran
Keadaan tersebut

Keluarga belum terlalu

terlambat

untuk memulai ikut KB

0/2x1

keluargaa merasa keadaan tersebut


telah berlangsung lama dan biasa saja.

Masalah tidak
dirasakan
Total skala

3.4.4 Prioritas Masalah


Berdasarkan analisa prioritas masalah menggunakan rumus diatas, maka
dapat disimpulkan urutan prioritas masalah sebagai berikut :
1. Pemberian MP-ASI < 6 bulan.
2. Ketidakikutsertaan KB karena pengetahuan yang Rendah
3.5
Proses Manajemen Kebidanan
3.5.1 Intervensi
Tanggal
: 21 Februari 2013
Dx
: - Pemberian MP-ASI kepada bayi sebelum usia 6
bulan,

sehubungan

24

dengan

rendahnya

pengetahuan orang tua tentang pentingnya ASI


Eksklusif.
- Kesadaran

keikutsertaan

sehubungan
Tujuan/kriteria

dengan

KB

yang

kurangnya

rendah

pengetahuan

keluarga tentang KB.


: - Jangka pendek : Keluarga dapat mengerti tentang
pentingnya ASI-Eksklusif bagi bayi sebelum usia
6

bulan

dan

Keluarga

mengerti

tentang

pentingnya KB sehingga meningkatkan kesadaran


untuk mengikuti KB.
- Jangka panjang : Keluarga dapat sedikit demi
sedikit

mengikisi

kebiasaan

kebudayaan

memberikan MP-ASI sebelum usia 6 bulan pada


bayi, dan dapat memulai ASI Eksklusif pada bayi
berikutnya. Dan juga Keluarga mengikuti KB.
No
1
2

Intervensi
Lakukan pendekatan dengan keluarga
Berikan penyuluhan tentang :
o Pengertian ASI Eksklusif
o Kandungan ASI Eksklusif yang

Rasional
Keluarga dapat kooperatif
Menambah wawasan ibu balita tentang
pentingnya ASI Eksklusif bagi bayi

penting bagi bayi kurang dari 6


bulan.
o Manfaat ASI Eksklusif pada bayi
3

4
5

< 6 bulan.
o Pola makan bayi.
Berikan penyuluhan tentang:
o Pengertian Keluarga Berencana
o Tujuan Keluarga Berencana
o Sasaran Keluarga Berencana
o Merbagai metode kontrasepsi

Untuk

mengetahui

perkembangan

keluarga.

Untuk mempermudah pemantauan


Untuk mempermudah pemantauan

Lakukan kunjungan ulang


Kerjasama dengan kader atau bidan
untuk

memberikan

penyuluhan

tentang pentingnya ASI eksklusif dan


KB serta dalam pemantauannya
3.5.2

Implementasi

Jam
Kegiatan
21/2/2013 - Melakukan pendekatan dengan keluarga melalui bidan dan pada ibu10.00
ibu yang mempunyai bayi dan BALITA dengan memperkenalkan diri
dan bersikap ramah
- Melakukan kerja sama dengan kader dalam pemberian penyuluhan
25

kepada ibu-ibu.
- Memberikan Penyuluhan pada saat POSYANDU pada tanggal 24
Februari 2013
- Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang ASI Eksklusif dan KB,
yaitu :
ASI Ekslusif adalah pemberian ASI saja sampai usia bayi 6 bulan.
Kandungan ASI Eksklusif adalah sudah sesuai dengan kebutuhan
bayi, jadi tidak perlu makanan tambahan apapun, karena ASI saja
sudah cukup. Mengandung gizi yang cukup bagi bayi.
Manfaat ASI eksklusif yaitu memberikan kekebalan pada bayi,
sehingga bayi tidak mudah terjangkit penyakit, mudah dicerna
oleh saluran makanan bayi, bersih dan tidak basi, ekonomis dan
mudah dibawa ke mana-mana.
Pola makan bayi : 0-6 bulan ASI saja, 6-12 bulan ASI + MP-ASI
berupa makanan lembek, 1-2 tahun ASI + Makanan keluarga, > 2
tahun dapat diberikan makanan keluarga ditambah susu sesuai
usia balita.
Pengertian Keluarga Berencana
Adalah salah satu usaha menciptakan kesejahteraan dengan jalan
memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan
penjarangan kehamilan.
Tujuan Keluarga Berencana :
Untuk menjarangkan kelahiran serta menjaga kesehatan ibu dan
anak serta untuk membatasi kehamilan bila jumlah anak sudah
cukup.
Sasaran Keluarga Berencana
KB tidak hanya ditujukan untuk kaum ibu atau wanita saja,
padahal ada berbagai jenis metode KB yang bisa dipakai oleh
kaum laki-laki seperti kondom dan vasektomi.
Macam Kontrasepsi
Metode sederhana
- Kondom
- Spermiside
- Koitus interuptus
- Pantang berkala
Metode efektif
- Pl KB
- KB suntik
- Susuk (implant)
- IUD
KB darurat
- Bekerjasama dengan kader atau bidan untuk memberikan penyuluhan
tentang pentingnya ASI eksklusif dan KB serta dalam pemantauannya
3.5.3 Evaluasi
26

Tanggal 26 Februari 2013


S =
Ibu mengatakan bahwa ia telah paham dengan penjelasan yang
O=

disampaikan oleh petugas kesehatan.


Ibu dapat mengulang apa yang telah disampaikan oleh petugas dan

dapat menjawab pertanyaan dari petugas.


A = - Pemberian MP-ASI pada usia< 6 bulan kepada bayi sehubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang pentingnya ASI Eksklusif pada
orang tua.
- Ketidakikutsertaan KB sehubungan dengan kurangnya pengetahuan
P=

keluarga.
Kerjasama dengan kader untuk melakukan penyuluhan, dan advokasi
kepada tokma untuk mengadakan lintas program.

3.6 Catatan Perkembangan


NO
1

Kegiatan
Tanggal 21 Februari 2013, jam 10.00 WIB:
S:Kepala keluarga mengatakan sudah

TTD
mengerti

tentang

pentingnya ASI eksklusif dan Ibu mengatakan sudah cukup


mengerti tentang pentingnya Keluarga Berencana
O: Kepala keluarga dapat menjawab pertayaan yang diajukan
oleh petugas yang berhubungan dengan ASI eksklusif dan Ibu
dapat menjawab pertayaan yang diajukan oleh petugas yang
berhubungan Keluarga Berencana
A :
- Pemberian MP-ASI pada usia < 6 bulan kepada bayi
sehubungan

dengan

kurangnya

pengetahuan

tentang

pentingnya ASI Eksklusif pada orang tua.


- Kesadaran keikutsertaan KB yang rendah sehubungan dengan
kurangnya pengetahuan keluarga tentang KB.
2

P:
- Lakukan kunjungan lagi untuk memantau perkembangan
keluarga.
- Kerjasama dengan kader dan bidan desa untuk memotivasi
keluarga supaya mengikuti KB
Tanggal 23 Februari 2013 jam 09.00 WIB
S : Ibu mengatakan sudah faham, mengerti dan melakukan apa yang
dijelaskan oleh tenaga kesehatan.
O : Keluarga mengikuti Penyuluhan dengan baik
A :- Pemberian MP-ASI pada usia < 6 bulan kepada bayi sehubungan

dengan

kurangnya

pengetahuan

tentang

pentingnya

ASI

Eksklusif pada orang tua.


- Kesadaran keikutsertaan KB yang rendah sehubungan dengan
27

kurangnya pengetahuan keluarga tentang KB.


P : Kerjasama dengan Toma, bidan dan kader desa agar keluarga
mengikuti KB
Tanggal 26 Februari 2013Jam : 10.00 WIB
S : Ibu mengerti dan sudah faham dengan semua penjelasan petugas
kesehan
O : Keluarga sudah berkeinginan menghentikan MP-ASI dan akan
mengikuti KB
A : Pemberian MP-ASI pada usia < 6 bulan kepada bayi sehubungan
dengan

kurangnya

pengetahuan

tentang

pentingnya

ASI

Eksklusif pada orang tua. Kesadaran keikutsertaan KB yang


rendah sehubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga
tentang KB.
P : Kerjasama dengan kader untuk mengawasi kebiasaan keluarga dan
terus memberikan motivasi dalam pemberian ASI saja dan dalam
berKB

28

BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Keluarga merupakan sistem social karena terdiri dari kumpulan dua orang
atau lebih yang mempunyai peran social yang berbeda dengan cirri saling
berhubungan dan ketergantungan antar individu (suprayitno, 2004)
ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah
persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun
hanay air putih, sampai bayi berurumur 6 bulan (Hubertin, 2004).
Memiliki keluarga yang bahagia dan sejahtera adalah dambaan setiap orang.
Keluarga sebagai unit terkecil dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa
yang hebat. Hal ini tidak akan terwujud apabila pasangan suami istri tidak
melakukan perencanaan dalam kehidupan rumah tangganya. Banyak hal yang
harus dipersiapkan, salah satunya rencana untuk memiliki keturunan.

4.2 Saran
-

Mahasiswa
Dapat menerapkan antara teori dengan praktek dan dapat melaksanakan
sesuai dengan asuhan kebidanan

Pendidikan
Memperbanyak sumber pustaka agar lebih mudah dalam penyusunan laporan
dan menambah pengetahuan

Lahan praktik
Dapat meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan
meningkatkan profesionalisme kerja

Masyarakat
Dapat memahami semua apa yang telah disampaikan oleh mahasiswa PKL
dan menerapkan apa yang telah dipahami, meningkatkatkan kesadaran hidup
sehat bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat sekitar.

29

DAFTAR PUSTAKA
Effendy, NAsrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
EGC
Mansjoer,

Arif.

FKUI.2001,

Kapita

Selekta

Kedokteran.Jilid

Edisi

Ketiga.Jakarta :Media Aesculapius


Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono.2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI,1985, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan
Anak. Jilid 1
Syafrudin,dkk. 2009. Praktek Kebidanan Dengan Pendekatan PKMD. Jakarta: TIM

30

Vous aimerez peut-être aussi