Vous êtes sur la page 1sur 20

ETHNIC

I.

Latar Belakang
Dunia ini dihuni oleh sekitar enam miliar lebih manusia dengan

berbagai suku, bahasa, ras, dan bangsa, serta budaya yang berbeda. Budaya
yang beranekaragam tersebut mengakibatkan adanya arus pertukaran dan
proses asimilasi budaya diantara suku bangsa. Suatu bangsa telah dapat
menerima bangsa lain untuk berasimilasi. Begitu majemuknya budaya dunia
mengakibatkan timbulnya keinginan suatu bangsa untuk mendominasi
bangsa lain, salah satunya adalah masyarakat Indonesia.
Masyarakat Indonesia digolongkan kepada masyarakat yang bersifat
majemuk. Geertz (dalam Suparlan, 1999), menjelaskan bahwa masyarakat
majemuk merupakan masyarakat yang terbagi-bagi ke dalam sub-sub sistem
yang kurang lebih berdiri sendiri dalam masing-masing sub sistem yang
terikat dalam satu ikatan primodial seperti suku-bangsa, agama, adatistiadat, golongan atau kelompok dan sebagainya. Lebih lanjut, Rudito (1991)
menjelaskan bahwa masyarakat majemuk terdiri dari berbagai golongan
suku bangsa yang dipersatukan oleh sistem politik yang terdapat pada
masyarakat itu sendiri. Masing-masing suku bangsa tetap mempertahankan
identitasinya, meskipun harus mengikuti aturan-aturan yang berkenaan
dengan peranannya dalam masyarakat.
Kemajemukan masyarakat Indonesia dicerminkan dari keberagaman
suku bangsa yang dapat dilihat dari masyarakat pribumi seperti Jawa,
Mandailing, Toba, Minangkabau, Madura, Melayu dan sebagainya. Selain itu,
kehadiran bangsa asing dari Negara luar ke Indonesia seperti halnya Cina,
India, Arab dan Eropa menambah keberagaman suku bangsa Indonesia.
Kehadiran bangsa asing tersebut dikarenakan kepulauan Indonesia pernah
menjadi salah satu tempat singgah perdagangan bangsa-bangsa Cina, India,
Arab (Machmud dalam Fachruddin, 2005:131). Kehadiran tersebut lambat
Page 1

laun membuat pendatang tinggal sementara bahkan ada yang menetap


menjadi warga Negara Indonesia seperti bangsa India dan Cina. Hal ini dapat
dilihat dari keberadaan mereka sampai di Indonesia, sehingga dalam suatu
daerah yang semula hanya dihuni oleh suatu suku bangsa tertentu saja
akhirnya daerah tersebut dihuni oleh beberapa suku bangsa yang hidup
saling berdampingan dengan latar belakang budaya yang berbeda.

II.

Etnik dan Etnisitas

Pada awalnya istilah etnik hanya digunakan untuk suku-suku tertentu yang
dianggap bukan asli Indonesia, namun telah lama bermukim dan berbaur
dalam masyarakat, serta tetap mempertahankan identitas mereka melalui
cara-cara khas mereka yang dikerjakan, dan atau karena secara fisik mereka
benar-benar khas. Misalnya etnik Cina, etnik Arab, dan etnik Tamil-India.
Perkembangan belakangan, istilah etnik juga dipakai sebagai sinonim dari
kata suku pada suku-suku yang dianggap asli Indonesia. Misalnya etnik
Bugis, etnik Minang, etnik Dairi-Pakpak, etnik Dani, etnik Sasak, dan ratusan
etnik lainnya. Malahan akhir-akhir ini istilah suku mulai ditinggalkan karena
berasosiasi dengan keprimitifan (suku dalam bahasa inggris diterjemahkan
sebagai

tribe),

sedangkan

istilah

etnik

dirasa

lebih

netral.

Dalam

pengertiannya kata etnis memang sulit untuk didefinisikan karena hampir


mirip dengan istilah etnik seperti di kutip dari smartpsikologi.blogspot.com
disana di jelaskan bahwa istilah etnik sendiri merujuk pada pengertian
kelompok orang-orang, sementara etnis merujuk pada orang-orang dalam
kelompok, namun Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) etnis itu sama
artinya dengan etnik, dan pengertiannya dalam KBBI sendiri sebagai berikut:
etnik /tnik/ a Antr bertalian dengan kelompok sosial dalam sistem sosial
atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena
keturunan, adat, agama, bahasa, dsb; etnis

Page 2

Sementara itu pengertian dari etnik dari berbagai sumber ialah adalah:
1. Dalam Ensiklopedia Indonesia disebutkan istilah etnik berarti kelompok
sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau
kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa, dan
sebagainya.
2. Menurut Frederich Barth (1988) istilah etnik menunjuk pada suatu
kelompok tertentu yang karena kesamaan ras, agama, asal-usul bangsa,
ataupun kombinasi dari kategori tersebut terikat pada sistem nilai
budayanya.
3. Menurut Anthony Smith, komunitas etnis adalah suatu konsep yang
digunakan untuk menggambarkan sekumpulan manusia yang memiliki
nenek moyang yang sama, ingatan sosial yang sama (Wattimena, 2008),
dan beberapa elemen kultural. Elemen-elemen kultural itu adalah
keterkaitan dengan tempat tertentu, dan memiliki sejarah yang kurang
lebih sama.
4. Menurut Hasan Shadily MA, Suku bangsa atau etnis adalah segolongan
rakyat yang masih dianggap mempunyai hubungan biologis.
Dari pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa etnis adalah sekumpulan
manusia yang memiliki kesamaan ras, adat, agama, bahasa, keturunan dan
memiliki sejarah yang sama sehingga mereka memiliki keterikatan sosial
sehingga mampu menciptakan sebuah sistem budaya dan mereka terikat
didalamnya.
Namun dalam UU (Pasal 1 Angka 3 Undang-Undang No. 40 tahun 2008) Etnis
adalah penggolongan manusia berdasarkan kepercayaan, nilai, kebiasaan,
adat istiadat, norma bahasa, sejarah, geografis dan hubungan kekerabatan.
Pengertian-pengertian

etnis

membentuk

pengertian

kelompok

etnis.

Kelompok etnis merupakan sebuah kategori orang yang berbeda secara


Page 3

sosial karena mereka membagi sebuah jalan kehidupan dan komitmen pada
segala sesuatu cita-cita, norma-norma, dan meteril yang terdapat pada jalan
kehidupan itu (Coakley, 2001:143).
Pengertian kelompok etnik dari berbagai sumber:
1. Menurut Theodorson dan Theodorson yang dikutip oleh Zulyani Hidayah
(1999), kelompok etnik adalah suatu kelompok sosial yang memiliki
tradisi kebudayaan dan rasa identitas yang sama sebagai bagian dari
kelompok masyarakat yang lebih besar.
2. Greely dan McCready dalam Maguire, et al (2002:135) berpendapat
bahwa kelompok etnis adalah sebuah kolektivitas yang didasarkan pada
dugaan asal-usul yang lazim dengan sebuah sifat menarik yang
menandai mereka diluar atau yang tetap menanamkan mereka pada
keanehan dengan populasi asli dalam kampung pedalaman.
3. Menurut Abner Cohen yang dikutip oleh Zulyani Hidayah (1999),
kelompok

etnik

bersama-sama

adalah

suatu

menjalani

kesatuan

pola-pola

orang-orang

tingkah

laku

yang

secara

normatif,

atau

kebudayaan, dan yang membentuk suatu bagian dari populasi yang lebih
besar, saling berinteraksi dalam kerangka suatu sistem sosial bersama,
seperti negara.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut di atas, maka terdapat dua
istilah yaitu etnis dan kelompok etnis. Etnis mengacu pada orang yang
didasarkan pada asal-usul sebagai warisan budaya kelompok orang tertentu.
Kelompok etnis merupakan suatu kelompok manusia yang memiliki jalan
kehidupan dan memiliki sifat serta karakteritik yang menarik.
Pada teori clash of civilizations Globalisasi telah menyebabkan tiap etnis
maupun

identitas

dari

tiap

individu

telah

semakin

melebur

dan

menyebabkan adanya universalisasi kehidupan tiap peradaban manusia.


Page 4

Arus globalisasi yang begitu deras telah berhasil membentuk keseragaman


budaya baik dalam pola pikir dan tingkah laku.
Tetapi tidak dapat dipungkiri, eksistensi akan keberagaman etnis tetap tidak
bisa dihilangkan begitu saja dalam kehidupan sosial masyarakat. Melalui
pemikiran Samuel P. Huntington, dengan beberapa premis nya, dapat
menjawab keberagaman etnis yang tetap eksis dalam kehidupan sosial
masyarakat kontemporer ini.
1. Pertama, perbedaan diantara peradaban dan etnis sudahlah sangat
mendasar. Dalam pandangannya, masyarakat dengan pandangan hidup
berbeda dipastikan memiliki perbedaan pandangan tentang relasi baik
antara etnis yang satu dengan etnis lainnya, antara individu dan
kelompok, dan lain-lain.
2. Kedua, dunia semakin mengecil. Interaksi diantara masyarakat dan
peradaban dan etnik yang berbeda terus meningkat. Semakin interaksi
ini berlangsung intensif, semakin kuat kesadaran akan peradaban
maupun etnik sendiri dan semakin sensitif terhadap perbedaan yang ada
dengan peradaban dan etnik lainnya.
3. Ketiga, semakin berkembangnya kesadaran

identitas, globalisasi yang

telah berhasil menyeragamkan kehidupan masyarakat justru membuat


perbedaan

karakteristik

dari

tiap

etnik

semakin

jelas.

Hal

ini

mengakibatkan konektivitas dari tiap individu dengan rasa persamaan


etnis pun akan semakin mengeras, dalam kehidupan sosial maupun
organisasi.

III.

Karakteristik Masyarakat Multikultural

Berbagai kelompok sosial-budaya atau suku-suku bangsa umumnya terikat


oleh sebuah kepentingan bersama (the desire to be together) yang bersifat
formal, yakni dalam bentuk sebuah negara. Dalam kosa kata sehari-hari,
Page 5

masyarakat multikultural ini lebih dikenal sebagai masyarakat majemuk.


Masyarakat multicultural merupakan masyarakat yang terdiri dari berbagai
kelompok sosial-budaya atau suku bangsa.
Indonesia termasuk masyarakat multikultural, hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor :
1. Keadaan Geografis Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau telah
menimbulkan

isolasi

pada

masyarakat.

Isolasi

geografis

ini

mengakibatkan penduduk berbeda suku bangsa, kemudian mereka


mengembangkan pola perilaku, bahasa, dan ikatan-ikatan kebudayaan
yang berbeda satu dengan yang lainnya.
2. Pengaruh Kebudayaan Asing yang menimbulkan terjadinya amalgamasi
(kawin campur) dan asimilasi budaya yaitu kaum pendatang dengan
pribumi yang membentuk kelompok sosial-budaya suku bangsa, agama,
dan kepercayaan yang berbeda-beda di Indonesia.
3. Iklim yang berbeda antara daerah yang satu dan daerah lain sehingga
menimbulkan kondisi alam yang berbeda dan akhirnya membentuk polapola perilaku dan sistem mata pencaharian yang berbeda - beda pula.
Mari kita pahami tentang karakterisik masyarakat multikultural menurut
seorang tokoh yang bernama Pierre L. van der Berghe. Karakteristik
masyarakat multikultural menurut Pierre L. van der Berghe diantaranya
sebagai berikut:
1. Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk-bentuk kelompok yang sering kali
memiliki subkebudayaan yang berbeda satu dengan yang lain. Misalnya
Indonesia dengan beragam suku bangsanya.
2. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga
yang

bersifat

nonkomplementer

(tidak

saling

melengkapi).

Dalam

masyarakat multicultural, antara suatu masyarakat dengan masyarakat


Page 6

lainnya memiliki struktur sosial yang berbeda-beda sesuai dengan


kebudayaan masyarakatnya.
3. Kurang

mengembangkan

konsensus

(kesepakatan).

Adanya

latar

belakang budaya yang berbeda sehingga dalam pengambilan keputusan


dalam masyarakat cenderung dengan cara voting (suara terbanyak)
jarang dengan cara konsensus.
4. Secara relative sering mengalami konflik. Kondisi ini disebabkan dalam
masyarakat multicultural terdapat keragaman dalam berbagai aspek
seperti, tradisi, agama, bahasa dan perbedaan lainnya.
5. Secara relative integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan
saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi. Pengaruh kondisi
geografis menyebabkan adanya perbedaan tradisi antara masyarakat
satu

dengan

lainnya.

Sehingga

proses

integrasi

atau

penyatuan

masyarakat dilakukan cenderung dengan cara paksaan. Dan adanya


keterbatasan geografis juga menimbulkan ketergantungan ekonomi
antarmasyarakat di daerah dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
6. Terdapat dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok lain.
Dominasi yang dilakukan oleh kelompok mayoritas terhadap kelompok
minoritas.

IV.

Karakteristik dan Budaya Asing

Karakter: Cina/Taiwan/Korea

Pentingkan nilai dan prinsip.

Menyukai harga murah dan tidak terlalu mementingkan fasilitas dan


pelayanan.

Page 7

Banyak bicara/cerewet/ramah sekali dan perbincangan perlu ada


timbal balik.

Sembarang tindakan lebih dikedepankan.

Menonjolkan peran dan kesan budaya cina.

Orang cina tergolong tidak sabaran dan gampang marah bila

tidak

cepat bertindak.

Lebih menyukai bahasa sendiri daripada Bahasa inggris.

Suka bergerombol dalam satu kelompok ramai-ramai.

Selalu berpikir ekonomis.

Orang cina sifatnya tertutup, kecuali kepada yang sudah dikenal dan
dipercaya.

Karakter: Perancis

Tertarik pada kebudayaan tradisional, pranata sosial, tarian drama,


musik, seni, upacara adat dan keagamaan serta nuansa pedesaan.

Tertarik belajar dan berkunjung ke atraksi wisata yang spesifik


khususnya tempat-tempat arkeologi, candi-candi kuno dan tempattempat yang dikomersilkan.

Suka mencoba pengalaman dan aktivitas baru serat cenderung


berpetualang.

Suka belanja kerajinan tangan dan barang-barang antik.


Page 8

Tidak mau tergesa-gesa atau ceroboh,selalu berpikir panjang, dan


teliti.

Bersahabat, disiplin, memiliki tingkah laku yang baik, sopan dan patuh
pada peraturan tetapi mudah kecewa apabila tidak menyukai sesuatu.

Suka berbicara dengan bahasa Perancis walaupun dapat berbahasa


inggris.

Cenderung

berpakaian

sesuai

dengan

situasinya,

bisa

rapi

sekali/modis, berparfum dan juga terkadang cara berpakaian sangat


ekstrim saat dipantai.

Sangat romantis, kalem, walaupun tradisional tetapi intelektualnya


kuat.

Saat makan ingin menikmati dengan berlama-lama dalam suasana


romantis.

Karakter: Jerman

Sopan, terbuka, memiliki tingkah laku yang baik, mengomentari


langsung setiap pengalaman mereka.

Suka belanja souvenir dari batu dan kayu.

Toleransi pada fasilitas dan pelayanan yang berbeda.

Keingintahuannya tinggi terhadap sesuatu, bahkan sampai mendetail.

Suka daerah yang apa adanya, murni dan ingin mengetahui atraksi
hingga tuntas.

Tertarik

pada

tarian,tempat

kebudayaan

tradisional,upacara

sejarah,pemandangan

yang

indah

keagamaan,
dan

suka

membandingkan kebudayaan tradisional satu dengan yang lainnya.


Page 9

Menyukai perjalanan sesama bangsanya, terkadang kurang bisa


bergabung dengan bangsa lain.

Disiplin, teliti, mempunyai organisasi yang baik, komitmen, dan intelek.

Karakter: Inggris

Disiplin, egois, menjaga prestigious atau citra, secara psikologis


melayani

orang

dengan

bersahabat

tetapi

juga

mempunyai

kepribadian ingin dilayani dengan baik.

Teliti dalam pengeluaran uang, rapi dan komitmennya tinggi.

Individualistis dan mandiri, tidak menyukai perjalanan berkelompok


atau grup,lebih menyukai perjalanan sendiri.

Hangat, Sopan, mempunyai tingkah laku yang baik dan menjaga


hubungan persahabatan.

Kurang

terbuka

seperti

orang

eropa

lainnya

dan

mempunyai

kepribadian yang kuat.

Tertarik budaya tradisional dan karakteristiknya menyukai pantai serta


alam yang indah.

Tidak suka privasinya diganggu.

Karakter: Italia

Terbuka, komunikatif, romantis, ekspresif, agak cerewet khususnya jika


sudah kenal.

Kurang disiplin dan sulit ditangani tetapi mereka mudah beradaptasi


dengan keadaan setempat artinya terbuka dan bersahabat.
Page 10

Menyukai tempat-tempat mewah tetapi sedapat mungkin harganya


murah, bisa ditawar untuk hemat.

Menyukai kebudayaan tradisional dan seni serta pemandangan alam


yang romantis seperti palm beach.

Karakter: Belanda

Perhatian sekali terhadap kesehatan dan sanitasi, khususnya makanan


dan minuman.

Hubungan sejarah yang kuat, suka mengunjungi tempat-tempat


bernostalgia seperti keluarga yang dahulu tinggal dan bekerja di
perkebunan

ataupun

makam

nenek

moyangnya.

Semua

ini

informasinya didapat dari sejarah yang dia pelajari dari skolahnya.

Suka informasi yang spesifik dan akurat, tapi kecewa apabila informasi
tersebut tidak benar.

Disiplin, taat peraturan, bersahabat, suka humor tetapi tidak selalu


terbuka, terus terang dalam memberikan komentar dan reaksi.

Sangat tertarik dengan bentuk-bentuk kebudayaan dan pemandangan


alam yang indah serta perkembangan-perkembangan yang terjadi.

Suka melihat bangunan-bangunan bersejarah tentang masa lalu


Belanda di Indonesia.

Karakter: Amerika

Menyukai fasilitas dan pelayanan standar kualitas tinggi

Menyukai aspek kebudayaan tradisional seperti tarian, upacara adat


dan upacara keagamaan

Page 11

Menyukai pemandangan alam yang indah, termasuk pantai dan


tertarik dengan bentuk perkembangan yang terjadi

Tidak menyukai perjalanan kaki jauh suka perjalanan dekat dan


berpindah-pindah

Bersahabat, sopan, bertingkah laku baik, sedikit formal, jujur, terbuka


langsung dalam mengekspresikan pendapat dan reaksi tentang apa
saja tanpa memandang perbedaan status

Suka

pengalaman

baru,

bentuk

informasi

terbaru

dan

akurat,

bersahabat, toleran, mudah beradaptasi, humoris, terbuka sedikit


kasar, serta suka bersosialisasi dengan penduduk setempat walaupun
terkadang juga banyak yang egois maupun individualistis

Menerima dan menyukai fasilitas dan pelayanan yang sederhana,


murah meriah, seadanya dan sering pindah-pindah dengan melakukan
perjalanan sendiri

Menyukai kebudayaan desa dan aktivitas pantai yang tradisional serta


aktivitas dunia malam seperti diskotik

Karakter: Australia

Terbuka, arogan, egois, dan terkadang sulit ditangani tetapi terkadang


mereka juga bersahabat

Tidak terlalu suka dengan banyak aturan (lebih menyukai kebebasan)

Menyukai harga murah meriah dan tidak terlalu mementingkan


kemewahan fasilitas dan pelayanan

Ceroboh dan sembarang tindakan lebih dikedepankan dan cara


berpakaian terkadang sangat ekstrim

Page 12

Menyukai pantai dan kebudayaan tradisional

Menyukai

perjalanan

secara

individu

(backpacker)

dan

kurang

menyukai berkelompok

Pemuda Australia sangat menyukai kehidupan malam seperti club.

Karakter: Jepang

Melakukan perjalanan kelompok dan sangat takut kalau lepas dari


grupnya.

Disiplin, komitment terhadap janji dan jadwal, orang Jepang tertutup


dia tidak mudah percaya dengan orang yang belum dia pahami, bila
sekali saja tidak dapat kepercayaan maka susah untuk percaya lagi.

Menyukai masakan Jepang dan Eropa.

Suka belanja kerajinan tangan, barang tradisional.

Tertarik pada sesuatu yang unik dan suka difoto serta suka kehidupan
malam.

Suka fasilitas dan pelayanan standar tinggi yang ditangani langsung


oleh orang-orang Jepang sendiri, atau paling tidak ada karyawan yang
mau menggunakan bahasa Jepang.

Tidak pernah langsung mengemukakan kekecewaan atau kemarahan


selalu mengikuti saja, namun kekecawaan dilampiaskan lewat tulisan
setelah kembali ke negaranya.

Karakter: Singapura

Karakter orang Singapura seperti karakter orang Cina modern.


Page 13

Disiplin, walaupun orangnya kecil tetapi tegas dan berkomitment


tinggi.

Suka judi, club, dan suka belanja.

Menyukai fasilitas dan pelayanan sederhana, sangat tertarik dengan


atraksi alam, dan keunikan modernisasi.

Karakter: Malasya

Daya belinya termasuk rendah dan tidak terlalu tertarik untuk belanja.

Mudah ditangani dalam perjalanan, tetapi harus disiplin, lebih banyak


persamaanya dengan orang Indonesia sesama Melayu dan kedekatan
kesamaan agamanya.

Fasilitas dan akomodasi cukup sederhana, makanan padang termasuk


favoritnya.

Sangat tertarik akan keindahan alam, termasuk pantai.

Karakter: Orang Bali


Jika kamu pergi ke BALI (Tambahan)

Kebanyakan orang Bali mempunyai bakat seni yang tinggi.

Perempuan Bali rajin, giat bekerja dan ramah.

Orang Bali tidak bisa berjalan melewati hal-hal yang diatasnya ada
pakaian dalaman seperti celana dalam, kalau melanggar dia akan
pusing dan sakit-sakitan.

Persatuan orang Bali tergolong sangat kuat karena adat dan agama
yang mengikatnya.

Masih melekat atas tradisi awig-awig (gotong royong).


Page 14

Orang Bali tidak suka dipegang kepalanya.

Orang

Bali

sangat

mencintai

budayanya,

mereka

selalu

mengedepankan kearifan lokal meski penetraasi nilai-nilai modern sulit


dibendung.

Orang Bali dengan wisatawan lebih disiplin, lebih ramah, dan


bersahabat. Tempat persembahan dan peletakan sesajen selain di Pura
juga di tempat-tempat keramat seperti pohon-pohon besar yang
diyakini sebagai tempat sembahyang. Untuk itu, Anda dilarang kencing
atau meludah sembarangan, hormati dan hargai sesama umat
beragama.

Bila naik kendaraan melewati jembatan, belokan, atau pura harus


membunyikan klakson yang diyakini sebagai tanda permisi melewati
makluk halus yang menunggu tempat tersebut.

Jangan terlalu sering mengosongkan pikiran (bengong) karena Bali nilai


mistisnya sangat tinggi, diyakini hal ini akan memudahkan orang
dirasuki roh halus.

Semua bangunan di Bali maksimal empat lantai, yaitu tingginya tidak


boleh melebihi Pura Besakih atau sekitar setinggi pohon kelapa,
kecuali Hotel Grand Bali Beach di Sanur.

Salah satu contohnya adalah etnis cina. Karakteristik etnis Cina pada
umumnya progresif namun hemat dan kokoh dalam etos kerja, praktek
kewirausahaan dan kewiraswastaan yang mengedepankan sikap hemat,
penuh perhitungan untung rugi, menghargai materi dan etos kerja, serta
komitmen tinggi dalam kumulasi modal, namun terbatas dalam partisipasi
sosial (Sulistyawati, 2008: 30). Gambaran mengenai karakteristik orang
Tionghoa tersebut salah satunya tergambar melalui tokoh Kwee Tek Tjiang
pada novel Biyar-Biyur Ring Pesisi Sanur. Novel Biyar-Biyur Ring Pesisi Sanur
Page 15

mengungkapkan tentang keberadaan Cina di Bali serta memberikan bukti


bahwa etnis Cina dari dulu telah berintegrasi dengan masyarakat Bali
melalui hubungan perdagangan.

V.

Definisi Diversity

Menurut Mathis & Jackson (2006:153) yang diterjemahkan oleh Diana


Angelica, konsep dari keragaman (diversity) adalah mengenali bahwa
terdapat perbedaan diantara orang-orang.
1. Menurut

(www.kecerdasanmotivasi.wordpress.com),

keragaman

menciptakan keunggulan-keunggulan yang berbeda dari satu individu


dengan individu yang lain, dari satu kelompok dengan kelompok yang
lain, dari satu bangsa dengan bangsa yang lain. Bila semua keunggulan
ini diserap dalam persepsi positif sebagai kelengkapan keunggulan
perusahaan, maka keragaman akan menghadirkan keberuntungan buat
perusahaan.
2. Menurut (www.univie.ac.at), keragaman adalah sumber kreativitas dan
inovasi yang dapat memberikan potensi untuk pengembangan masa
depan dan keunggulan kompetitif.
3. Menurut
strategi

(www.wisegeek.com),
yang

dimaksudkan

keanekaragaman
untuk

mendorong

manajeman
dan

adalah

memelihara

lingkungan kerja yang positif.


4. Harris and Morgan (1995) menguraikan secara terinci dimensi dari
diversity dan memasukkan karakteristik lain yang tidak diidentifikasi oleh
Deresky, yaitu penampilan fisik, warisan budaya, latar belakang pribadi,
pengalaman fungsional, latar belakang pendidikan, kesukaan, pola pikir,
latar belakang politis, kota, daerah, tingkat IQ, kesukaan merokok, berat
badan, tinggi badan, pekerjaan, kebangsawanan.
Page 16

Dengan

demikian

dapat

disimpulkan

bahwa

keragaman

merupakan

perbedaan di setiap orang yang dapat menciptakan keunggulan yang


berbeda dari satu individu dengan individu yang lain sehingga bila diserap
dengan positif akan menghadirkan keberuntungan bagi perusahaan.
Pada artikel Managing Diversity yang disusun oleh Aziz Fuadi, Diversity dapat
didefinisikan sebagai perbedaandapat didefinisikan sebagai perbedaanantara
anggota sebuah unit sosial (Jackson,antara anggota sebuah unit sosial
(Jackson,May dan Whitney, 1995). Sedangkan DereskyMay dan Whitney,
1995).

Sedangkan

Deresky(1994)

mendefinisikan

diversity

sebagai

perbedaan antara anggota kelompok yang diilustrasikan dalam segi asal


negara, bahasa, agama, keperacayaan, budaya, umur, status kemampuan
fisik, status sosial ekonomi, status perkawinan, orientasi seksual, ras, kondisi
keluarga dan gender.
V.I.

Konsep Keragaman (Diversity)


Dengan adanya perbedaan yang ada diantara orang-orang

dalam sebuah organisasi maka dapat menciptakan konflik diantara


orang dalam pekerjaan, tetapi dapat juga memberikan keuntungan
dari ide dan sudut pandang yang berbeda. Manusia berbeda dalam
usia, latar belakang social dan nasional, gender, orientasi seksual,
kemampuan fisik dan mental serta keyakinan agama dan pandangan
dunia.
Menurut Mathis & Jackson yang diterjemahkan oleh Diana Angelica
(2006:164), keragaman meliputi:

Usia

Ras / Etnisitas

Jenis Kelamin

Page 17

Oriantasi Seksual

Status Pekawinan dan Keluarga

Cacat Tubuh

Gambar V.I. Empat Dimensi Keragaman

Berdasarkan Gardenswartz & Rowe, menawarkan banyak rumus yang


digunakan untuk menghubungkan faktor-faktor keragaman:
1. Personality (Kepribadian)
Kepribadian, dimensi yangmerupakan inti dari model, mencakup
semua aspek dari seseorang yang dapat diklasifikasikan sebagai
gaya peribadi.
2. Internal Dimensions (Dimensi Internal)

Page 18

Dimensi Internal atau dimensi inti dianggap dimensi yang


mungkin tidak mudah diubah oleh individu dan juga dianggap
sesuai dengan perlakuan hukum yang sama.

Jenis kelamin

Kebangsaan dan Etnis

Latar belakang social

Orientasi Seksual

Umur

Mental dan Fisik Kemampuan

Agama

3. Eksternal Dimensions (Dimensi Eksternal)


Dimensi EKternal yang ditandai dengan variabilitas. Agama
atau

Kepercayaan

merupakan

sebuah

pengecualian,

itulah

sebabnya dimensi ekternal yang disorot. Dimensi ekternal bias


dianggap sebagai dimensi internal karena dua alasan: Pertama,
agama dan ekpercayaan tidak selalu bias dipilih secara bebas dan
kedua, berkaitan dengan larangan hukum tentang diskriminasi.

Lokasi Geografis

Penghasilan

Kebiasaan Pribadi

Kebiasaan Rekreasi

Agama
Page 19

Latar Belakang Pendidikan

Pengalaman Kerja

Penampilan

Status Orang Tua

Kedudukan Perkawinan

4. Organisational Dimension (Dimensi Organisasi)


Dimensi Organisasi yang didefinisikan oleh afilisasi perusahaan
atau institusi.

Tingkat Fungsional / Klasifikasi

Konten Kerja / Lapangan

Minat / Bidang Studi

Fakultas / Pusat / Departemen / Cabang Studi / Layanan dan


Fasilitas

Lokasi Kerja / Studi Lokasi

Jenis Pekerjaan

Durasi / Lama Studi

Page 20

Vous aimerez peut-être aussi