Vous êtes sur la page 1sur 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan kesehatan
1. Pengertian pendidikan kesehatan
Merupakan usaha untuk menyiapkan peserta didik agar dapat
tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang dan sehat baik fifsik, mental,
sosial dan lingkungan melaui kegiatan bimbingsn, pengajaran, dan atau
latihan yang diperlukan bagi peranannya saat ini maupun di masa yang
akan datang (Ananto, 2006).
Wood (dalam Fitriani 2011) menjelaskan bahwa pendidikan
kesehatan merupakan pengamalan-pengamalan yang bermanfaat dalam
mempengaruhi kebiasaan, sikap, dan pengetahuan seseorang. Join
commision On Health Education (dalam Fitriani, 2011) menerangkan
bahwa pendidikan kesehatan adalah kegiatan-kegiatan yang ditunjukan
untuk meningkatkan kemampuan seseorang dan membuat keputusan
yang tepat sehubungan dengan pemeliharaan kesehatan.
Pendidikan kesehatan merupakan suatu bentuk tindakan mandiri
keperawatan untuk membantu seseorang baik individu, kelompok,
maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan melaui
kegiatan pembelajaran yang didalamnya perawat berperan sebagai
pendidik (hidayat, 2004).
Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses menyampaikan
informasi dan pengalaman belajar tentang kesehatan yang bertujuan agar
individu atau kelompok mampu mengambil keputusan yang berkaitan
dengan kesehatan berdasarkan informasi yang diterimanya, sehingga
terjadi perubahan perilaku yang kondusif bagi kesehatan (perilaku yang

sehat). Perubahan perilaku ini harus dilakukan secara sukarela dan


dilandasi

oleh

partisipasi

sukarela

dalam

menentukan

praktek

kesehatannya (Green 1980 dalam Muflihati 2005).


Pendidikan kesehatan disekolah merupakan langkah strategis
dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat, karena hal ini
didasarkan bahwa sekolah merupakan lembaga yang dengan sengaja
didirikan untuk membina dan meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia, baik fisisk, mental, moral maupun intelektual (Notoatmodjo,
2010).
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pendidikan

kesehatan

mempengaruhi

orang

merupakan
agar

upaya

berperilaku

atau

sesuai

kegiatan
dengan

untuk

nilai-nilai

kesehatan dimana orang mampu untuk berperilaku sehat.


2. Tujuan pendidikan kesehatan
Tujuan pendidikan, khususnya bagi murid bertujuan untuk
menambah kebiasaan hidup sehat agar dapat bertanggung jawab
terhadap kesehatan diri sendiri serta lingkungannya serta ikut aktif di
dalam usaha-usaha kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut
diperlukan tahap-tahap (Notoatmodjo, 2010) :
a. Memberikan pengetahuan tentang prinsip hidup sehat.
b. Menimbulkan sikap dan perilaku hidup sehat.
c. Membentuk kebiasaan hidup.
3. Tahapan Kegiatan Pendidikan Kesehatan
Menurut Fitriani 2011, tahapan kegiatan pendidikan kesehatan
sebagai berikut :
a. Tahap sensitisasi merupakan tahap memberikan informasi dan
kesadaran pada masyarakat tentang masalah kesehatan.
b. Tahap publitasi yaitu kegiatan berupa press release.
c. Tahap edukasi merupakan peningkatan pengetahuan, mengubah
sikap serta mengarahkan pada perilaku yang diinginkan.
d. Tahap motivasi merupakan tahap dimana masyarakat telah
menerapkannya.

4.

Program Pendidikan Kesehatan di Sekolah


Upaya Kesehatan Sekolah (health promoting school) adalah suatu

tatanan di mana program pendidikan dan kesehatan dikombinasikan


untuk menumbuhkan perilaku kesehatan sebagai faktor utama untuk
kedhidupan. Sekolah berwawasan kesehatan, di mana sekolah bukan
hanya sebagai tempat kegiatan belajar, tetapi juga sebgai sarana untuk
pembentukan hidup sehat (Notoatmodjo, 2010).
Pendidikan kesehatan di sekolah pada prinsipnya adalah
menciptakan sekolah sebagai komunitas yang mampu meningkatkan
kesehatan. Oleh sebab itu program pendidikan kesehatan sekurangkurangnya dapat menciptakan lingkungan sekolah yang sehat.

B. Kesehatan gigi
1. Pengertian kesehatan gigi
Kesehatan gigi merupakan bagian integral dari kesehatan pada
umumnya. Selain itu gigi merupakan salah satu organ pencernaan yang
berperan penting dalam proses pengunyahan makanan, sehingga
pemeliharaan kesehatan gigi penting dilakukan (Depkes RI, 1999).
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh
yang tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi
kesehatan tubuh keseluruhan. Penyebab timbulnya masalah kesehatan
gigi dan mulut pada anak salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap
mengabaikan kebersihan gigi dan mulut (Notoatmodjo, 2004).

Pengetahuan merupakan hal yang penting dalam merubah


kebiasaan membentuk prilaku dalam memelihara kesehatan gigi dan
mulut (Notoatmodjo, 2003). Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi
pada anak salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan
kebersihan gigi. Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan
pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi. Anak masih tergantung pada
orang dewasa dalam hal menjaga kebersihan dan kesehatan gigi karena
kurangnya

pengetahuan

orang

tua

mengenai

kesehatan

gigi

(Notoatmodjo, 2003). Perawatan gigi merupakan bagian penting yang


harus diketahui dan dipahami sejak dini terutama oleh para ibu dalam
upaya perawatan gigi pada anaknya dan mengenal kelainan-kelainan
yang berhubungan dengan kesehatan gigi (Eriska Riyanti, 2005).
Dari beberapa definisi diatas kita dapat menarik kesimpulan
bahwa perawatan gigi dan mulut. Mulut merupakan pintu gerbang
pertama di dalam sistem pencernaan. Makanan dan minuman akan
diproses di dalam mulut dengan bantuan gigi-geligi, lidah dan saliva.
Pemeliharaan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya meningkat
kesehatan.
2. Tujuan kesehatan gigi
Begitu pentingnya gigi bagi manusia sehingga gigi perlu dirawat
dengan benar. Berikut pentingnya gigi dirawat, antara lain :
1. Mencegah terganggunya proses pencernaan karena gigi
merupakan salah satu organ penting pencernaan. Gigi
digunakan untuk mengunyah makanan sebelum masuk ke

saluran pencernaan. Jika gigi mengalami gangguan, akan


terganggu pula proses pencernaannya.
2. Mencegah terjadinya masalah pada pada gigi karena gigi
yang masalah dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
3. Mencegah terjadinya infeksi karena gigi yang tidak terawat
sehingga terkena infeksi dapat menimbulkan penyakit yang
lainnya, seperti : penyakit jantung dan pembuluh darah
anatara lain : paru-paru, gula, stroke, dan kanker.
4. Mencegah terjadunya bau mulut karena sisa makan yang
masih ada digigi menyebabkan aktivitas bakteri berlebihan
sehingga mulut mengeluarkan bau yang kurang sedap.
5. Menjaga keindahan dari diri seseorang karena gigi juga
berfungsi sebagai keindahan. Gigi adalah komponen lain
dalam kecantikan selain kulit tubuh, kulit wajah, mata, bibir.
Oleh karena itu, setiap orang ingin punya senyum memikat
dengan gigi yang sehat.
3. Cara-cara merawat gigi
Sebelum mempelajari perawatan gigi yang benar terlebih dahulu
kita mengetahui ciri-ciri sikat gigi yang baik sampai dengan cara
menggosok gigi yang benar, maka akan dijelaskan sebgai berikut :
a. Ciri-ciri sikat gigi yang baik
1. Pilih bulu sikat yang halus sehingga tidak merusak email
dan gusi.
2. Pilih kepala sikat yang ramping atau bersudut dan tungkai
yang lurus, sehingga mempermudah pencapaian sikat di

daerah mulut bagian belakang yang sulit terjangkau


(pratiwi,2009).
Menyimpan sikat gigi yang baik yaitu sesudah bersikat gigi maka
harus dicuci bersih. Setelah itu digantung dengan kepala di bawah. Bila
ditaruh, maka air tidak segera kering dan kuman yang tinggal akan
berkembang biak. Tetapi dengan digantung maka sikat gigi akan segera
kering dan memungkinkan kuman menempel dan berkembang biak
(machfoedz, 2008).
b. Memilih sikat gigi yang baik
1. Kelembutan bulu sikat
Pilih sikat gigi

yang lembut, karena semakin kerasbulu

sikat gigi, maka semakin besar pula kemungkinan sikat gigi


tersebut

membuat

sikat

gusi

sakit

yang

bisa

mengakibatkan resersi gusi. Apabila bulu sikat gigi sudah


mekar dan rontok harus segera diganti, sikat gigi setiap
bulan sekali untuk menghindari potensi terlukanya gusi
pada saat sikat gigi akibat sikat gigi yang sudak tidak lagi
halus.
2. Ukuran kepala sikat gigi
Kepala sikat gigi yang berukuran kecil lebih bagus, karena
bisa menjangjau seluruh bagian gigi dengan baik termasuk
yang paling sulit dijangkau yaitu gigi belakang.
3. Model sikat gigi
Banyak berbagai model sikat gigi, ada yang permukaan
bulu sikatnya zig-zag, saling-silang, ada juga yang tangkai

sikatnya fleksibel ataupun bersudut. Sikat gigi yang baik


adalah sikat gigi yang fit atau pas yang sesuai dengan
umur dan terasa nyaman saat digunakan. Selain itu, sikat
gigi tersebut harus bisa menjangkau semua gigi yang ada
dimulut termasuk gigi yang paling belakang.
4. Gagang sikat
Pilihlah gagang yang licin agar sikat gigi tetap bisa
digunakan dengan baik walaupun dalam keadaan basah
(Ramadhan, 2010).
4.

Metode cara menyikat gigi


a. Scrub
Memperkenalkan cara sikat gigi dengan menggerakkan sikat
secara horizontal. Ujung bulu sikat diletakan pada area gusi
dan gigi, kemudian digerakakan maju dan mundur berulangulang.
b. Roll
Memperkenalkan cara menyikat gigi dengan gerakan
memutar mulai dari permukaan kunyah gigi belakang, gusi dan
seluruh permukaan gigi sisanya. Bulu sikat diletakan pada area
batas gusi dan gigi dengan posisi peralel dengan sumbu
tegaknya gigi.
c. Stilman
Meletakan bulu sikatnya pada area batas gusi dan gigi
sambil membentuk sudut 45 derajat dengan sumbu tegak gigi
d. Fones

Mengutarakan metode gerakan sikat secara horizontal


sementara gigi ditahan pada posisi mengigit atau oklusi.
Gerakan dilakukan memutar dan mengenai seluruh permukaan
gigi atas dan bawah.
e. Chaters
Meletakan bulu sikat menekan gigi dengan arah bulu sikat
menghadap permukaan kunyah/okulasi gigi. Arahkan 45 derajat
pada leher gigi. Tekan pada daerah leher gigi dan sela-sela gigi
kemudian getarkan minimal 10 kali pada tiap-tiap area
dalammulut. Gerakan berputar dilakukan terlebih dahulu untuk
membersihkan daerah mahkota gigi. Metode ini baik untuk
membersihkan plak di daerah sela-sela gigi, pada pasien yang
memakai alat ortodontik cekat atau kawat gigi dan pada pasien
dengan gigi tiruan yang permanen (Pratiwi, 2009).
5. Langkah-langkah menyikat gigi
a.

Bersihkan permukaan gigi bagian luar yang menghadap ke bibir


dan pipi. Mulai pada rahang atas terlebih dahulu kemudain
dilanjutkan dengan rahang bawah. Sikatlah 3 sampai 4 gigi
terlebih dulu kemudian pindah ke gigi di sebelahnya. Jangan
gerakan sikat gigi terlalu besar atau panjang karena bisa
merusak gusi dengan gerakan kecil atau pendek. Apabila kurang
merasa nyaman dengan gerakan horizontal bisa diganti dengan
gerakan kecil melingkar sepanjang tepi gusi dengan sudut yang
sama. Lakukan sebanyak 10-20 kali gosokan baru pindah ke gigi
sebelahnya. Bagian mahkota gigi di atas tepi gusi yang belum

tersikat, bisa disikat dengan gerakan melingkar atau dengan


menarik bulu sikat dengan menarik dengan gerakan melingkar
atau dengan menarik bulu sikat dengan menarik bulu sikat dari
gusi ke arah mahkota gigi.
b.

Bersihkan seluruh permukaan kunyah gigi pada lengkung gigi


sebelah kana dan kiri dengan gerakan maju mundur sebanyak
10-20 kali gosokan. Lakukan pada rahang atas terlebih dulu lalu
dilanjutkan dengan rahang bawah. Bulu sikat gigi diletakan tegak
lurus menghadap permukaan kunyah gigi.

c.

Bersihkan permukaan dalm gigi yang mengadap ke lidah dan


langit-langit dengan menggunakan teknik modifikasi bass untuk
lengkung gigi sebelah kanan atau kiri. Untuk lengkung gigi
bagian depan bisa dibersihkan dengan car vertikal menghadap
ke depan. Lalau gunakan ujung sikat dengan gerakan menarik
dari gusi ke arah mahkota gigi. Lakukan pada rahang atas
terlebih dulu dan dilanjutkan dengan rahang bawah.

Melakukan sikat gigi baiknya dua kali sehari dan menyarankan untuk
selalu menyikat gigi sebelum tidur, karena pada waktu air ludah berkurang
sehingga asam yang dihasilkan oleh plak akan menjadi lebih pekat dan
kemampuan untuk merusak gigi. Oleh karena itu, untuk mengurangi
kepekatan dari asam maka plak harus dihilangkan. Gigi juga harus disikat
pada waktu pagi hari dan sebelum tidur agar plak tidak terbentuk lagi saat
tidur malam. Menggososk gigi padaanak dianjurkan selam 2 menit
(Ramadhan, 2009).

Selain cara-cara tersebut diatas, tips-tips berikut juga sangat


berguna untuk mencegah kerusakan gigi :
a.

Berkumur dan minumlah air putih sesudah


makan.

b. Hindari makanan yang manis dan lengket seperti sirop,


permen dan coklat.
c. Mengunyah permen karet yang tidak mengandung gula
karena dapat meningkatkan aliran air liur/saliva yang dapat
membersihkan

partikel

makanan

dan

asam

penyebab

kerusakan gigi.
d. Biasakanlah untuk memakan buah-buahan segar karena
selain baik untuk kesehatan, seratnya dapat membantu
menghilangkan kotoran yang ada di gigi.
e. Makanlah makanan yang seimbang dan kaya akan kalsium
seperti susu, keju, telur, teri, bayam, katuk, sawi, brokoli, dll.
6. Dampak tidak merawat gigi
a. Gigi berlubang
Gigi

berlubang

disebut

karies

gigi.

Karies

akan

mengakibatkan kerusakan struktur gigi sehungga terbentuk


lubang (pratiwi, 2009).
Gejala umum :

Gigi terasa sakit, gigi menjadi sensitif setelah makan atau


minum manis, asam, atau dingin.

Terlihat atau terasa adanya lubang pada gigi

Bau mulut (halitosis)

b. Karang gigi
Karang gigi (kalkulus) adalah plak yang telah mengalami
pengerasan, klasifikasi atau remineralisasi. Gejala karang gigi
yaitu karang gigi yang melekat di permukaanmahkota gigi
biasanya yang berwarna kekuningan sampai kecoklatan yang
dapat terlihat oleh mata. Permukaannya keras seperti gigi dan
tidak dapat dibersihkan dengan sikat gigi atau tusuk gigi.
Karang gigi yang tidak terlihat biasanya tumbuh dibawah gusi,
mengakibatkan gusi infeksi dan mudah berdarah. Karang gigi
biasanya dapat menyebabkan bau mulut (Pratiwi, 2009).
c. Gusi Berdarah
Gejala gusi berdarah yaitu saat dan setelah menyikat gigi,
ada noda darah yang tertinggal pada bulu sikat gigi, saat
meludah, ada darah dia dalam air liur, gusi bisa dipisahkan
dari gigi dengan menggunakan tusuk gigi, warna gusi
mengkilap

dan

bengkak,kadang-kadang

berdarah

saat

disentuh, tidak selalu disertai rasa sakit. Terdapat akumulasi


plak atau karang gigi di sekitar leher gigi (Pratiwi, 2009).

C. Pengertian pengetahuan
1. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan merupakan hal yang penting dalam merubah
kebiasaan membentuk prilaku dalam memelihara kesehatan gigi dan
mulut (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek
tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra

penglihatan,pendengaran,penciuman,rasa dan raba. Sebagian besar


pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Semakin tinggi
pengetahuan seseorang maka makin mudah menerima informasi tentang
kesehatan gigi dan mulut sehingga mempunyai kepedulian terhadap
kesehatan pada setiap anggota keluraganya (Nasution, 1999 dalam
suwargiani 2008).
Penegtahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita
ketahui tentang suatu objek tertentu dan setiap jenis pengetahuan
mempunyai ciri-ciri spesifik menegenai apa (Onotologi), bagaimana
(Epistemologi), dan apa (Aksiologi) pengetahuan tersebut disusun
(Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan adalah sebagian gejala yang ditemukan dan
diperoleh manusia melaui pengamatan. Indrawi pengetahuan muncul
ketika seseorang menggunakan indra atau akal budinya untuk mengenal
benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan
sebelumnya (Reja, Konsep Pengetahuan, 2009). Suatu objek dan melaui
berfikir.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pengetahuan adalah sesuatu hal atau fenomena, baik yang
menyangkut

alam

atau

sosial,

yang

diperoleh

manusia

melaui

pengindraan dan terhadap suatu objek dan melaui berfikir.


2. Proses pengetahuan
Penelitian Roger dalam (Notoatmodjo, 2010), mengungkapkan
bahwa sebelum orang mengadopsi prilaku baru dalam diri orang tersebut
terjadi yang berurutan, yaitu
a. Awareness (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari dalam
arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.
b. Interst , yaitu orang mulai menarik kepada stimulus.

c. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidak stimulusnya


tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah
lebih baik lagi.
d. Trial , orang telah mulai menciba prilaku baru.
e. Adoption, subjek telah berprilaku baru sesuai

dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.


3. Macam-macam pengetahuan
Menurut notoatmodjo(2003), pengetahuan
dibedakan menjadi empat yaitu :
a. Tahu bahwa
Pengetahaun bahwa

adalah

menurut

polanya

pengetahuan

tentang

informasi tertentu, tahu bahwa sesuatu terjadi, tahu bahwa


ini atau itu memang demikian adanya, bahwa apa yang
dikatakan memang benar.
b. Tahu bagai
Pengetahuan ini berkaitan dengan keterampilan atau lebih
tepat keahlian dan kemahiran teknis dalam melakukan
sesuatu. Ini berarti bahwa pengetahuan jenis ini hanya
bersifat praktis.
c. Tahu akan/mengenai
Jenis pengetahuan ini adalah sesuatu yang sangat spesififk,
menyangkut pengetahuan akan sesuatu atau seseorang
melalui pengalaman atau pengenalan pribadi.
d. Tahu mengapa
Jenis pengetahuan ini berkaitan dengan pengetahuan
bahwa. Pengetahuan ini paling tinggi dan mendalam dan
sekaligus juga merupakan pengetahuan ilmiah.
4. Tingkatan Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang mencakup
doamin kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah


dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat
ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang

spesifik dari seluruh bahan itu tahu ini adalah merupakan


tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tua tentang apa yang dipelajari antara
lain menyebutkan, merugikan, mendefinisikan, menyatakan, dan
sebagainya.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami

diartikan

sebagai

sesuatu

kemampuan

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan


dapat menginterprestasi materi tersebut secara benar. Objek
yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan,
dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill
(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau
penggunaan

hukum-hukum,

rumus,

metode,

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

prinsip

dan

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan


materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi
masih di dalam suatu struktur organisasi tesebut, dan masih ada
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisi ini dapat dilihat
dari penggunaan kata-kata kerja seperti dapat menggambarkan
(membuat

bagan),

membedakan,

memisahkan

mengelompokkan, dan sebagainya.


e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis

menunjuk

kepada

suatu

kemmouan

untuk

meletakan atau menghubungkan baga-bagan di dalam suatu


bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu
suatu

kemampuan

untuk

menyusun

formulasi

baru

dari

formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat


merencanakn, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan,dan
sebgaianya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang
telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian itu berdasrkan suatu kriteria yang ditentukan
5.

sendiri atau mengguanakan kriteria-kriteria yang telah ada.


Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut
Notoatmodjo (2003) yaitu :
a. Tingkat pendidikan

Pendidikan adalah upaya memberikan pengetahuan, sehingga


terjadi perubahan perilaku yang positif dan meningkat.
b. Informasi
Seorang yang mempunyai sumber lebih banyak
mempunyai pengetahuan yang lebih luas.
c. Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok

manusia

akan

dalam

memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.


d. Pengalaman
Suatu yang dialami seseorang akan menambah pengetahuan
6.

tentang sesuatu yang bersifat nonformal.


Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat di lakukan dengan wawancara
atau angketbyang menanyakan tentang isi materi yang akan di ukur
dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Notoatmodjo (2003), pertanyaan yang

dapat

digunakan untuk mengukur pengetahuan umum dapat di kelompok


menjadi 2 jenis, yaitu :

a. Pertanyaan subjektif
Berupa jenis pertanyaan essaydisebut pertanyaan subjektif dari
penilai sehingga nilainya akan berada dari penilaian stu dengan
yang lain dari satu waktu yang lainnya.
b. Pertanyaan objektif
Merupakan

pertanyaan

pilihan

ganda,

salah

betul

dan

menjodohkan. Penilaian dari bentuk pertanyaan bersifat pasti,


tanpa melibatkan subjektifitas dari pelaku.

Vous aimerez peut-être aussi