Vous êtes sur la page 1sur 16

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

REFERAT
LAPORAN KASUS
FEBRUARI 2015

REFERAT
: GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR (F31)
LAPORAN KASUS : GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR EPISODE KINI
MANIK DENGAN GEJALA PSIKOTIK (F31.2)

Disusun Oleh :
Amrul Mushlihin
1102090113
Residen Pembimbing :
dr. Anisa
Supervisor Pembimbing:
dr. Andi Suheyra Syauki, M.Kes, Sp.KJ

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2015

LAPORAN KASUS PSIKOTIK


GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR EPISODE KINI MANIK DENGAN
GEJALA PSIKOTIK(F31.2)

I.

II.

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny. ANB

Umur

: 21 Tahun

Agama

: Islam

Status Perkawinan

: menikah

Pendidikan

: Tamat SMA

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat

: Lingkungan Bosso kab. Luwu

LAPORAN PSIKIATRI
Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 14
Februari 2015 dari :

III.

Nama

: Tn. E (081242353867)

Pekerjaan

: Wiraswasta

Pendidikan

: SMA

Alamat

: Lingkungan Bosso kab. Luwu

Hubungan dengan pasien

: Ayah pasien

RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan Utama
Mengamuk
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien Perempuan umur 21 tahun dibawa dengan keluhan mengamuk yang
terjadi sekitar 1 minggu sebelum dibawa ke RS Wahidin Sudirohusodo. Saat
mengamuk pasien membanting barang-barang disekitarnya, melempari orangorang, terutama ayahnya. Pasien mengamuk bila keinginannya tidak dituruti,

dilarang dan dilawan perkataanya oleh ayahnya. Pasien juga mengata-ngatai


ayahnya gorilla dan pembunuh ibunya.
Gelisah juga dialami pasien sekitar 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Pasien sulit tidur, selalu mondar-mandir dalam rumah dan selalu ingin keluar
rumah. Pasien selalu tertawa sendiri, bicara sendiri dan selalu menyebut nama
mantan pacarnya ASRUL. Pasien tidak pernah berhenti bicara seharian. Pasien
juga sangat lama dalam kamar mandi, sikat gigi dan berwudhu berulang-ulang
kali dan kadang membersihkan kamar mandi walaupun kelihatannya tidak kotor.
Pasien juga diperhatikan sering berdandan menor, berpakaian yang mencolok
dengan manik-manik. Pasien juga mengatakan dapat membaca pikiran orang dan
mengaku dapat menjadi psikolog.
Ibu pasien meninggal 7 tahun yang lalu karena sakit jantung dan
hipertensi, pasien merasa terpukul. Kemudian ayah pasien menikah lagi 3 tahun
yang lalu. Pasien tidak setuju dan tidak suka ayahnya menikah lagi. Pasien
mengatakan ayahnya sengaja membunuh ibunya karena ingin menikah lagi,
sejak saat itu pasien mulai mengurung diri di kamar, sering menangis, jarang
makan dan tidak mau beraktifitas. Namun setelah itu pasien mulai beraktifitas
kembali.
Perubahan perilaku mulai jelas terlihat sejak kurang lebih 2 tahun yang
lalu setelah pasien ditinggalkan oleh suaminya. Pasien merasa sakit hati dan
sering memaki suaminya itu. Sejak saat itulah pasien mulai berdandan menor,
memakai pakaian yang mencolok dan manik-manik, sering keluar rumah, dan
banyak bicara.
Pasien sempat bekerja di Hypermart di Palopo 2 minggu yang lalu.
Sebelum sakit pasien adalah anak yang pendiam, tertutup, jarang bergaul dan
sopan terhadap orang tuanya.

Hendaya/disfungsi :
- Hendaya sosial ada
- Hendaya pekerjaan ada
- Hendaya waktu senggang ada

Faktor stressor psikososial


Ditinggalkan oleh suaminya

Hubungan dengan ayah dan ibu tirinya kurang baik


C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit fisik sebelumnya, seperti
infeksi, trauma kapitis dan kejang.
2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak merokok, tidak pernah mengonsumsi alkohol dan obat-obat
terlarang.
3. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya
Sebelumnya sudah pernah mengalami gangguan yang sama. Tidak
berobat dan membaik sendiri.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir normal, cukup bulan, dan persalinan dibantu oleh bidan.
Pasien merupakan anak yang diinginkan. Riwayat kehamilan pada ibu
tidak diketahui.
2. Riwayat Masa Kanak Awal ( sejak lahir hingga usia 1-3 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan normal sesuai dengan anak seusianya.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan ( usia 4-11 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan normal sesuai dengan anak seusianya.
Prestasi pasien di sekolah sedang-sedang. Pasien tamat Sekolah Dasar.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja ( usia 12-18 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan normal sesuai dengan anak seusianya.
Pasien melanjutkan pendidikan hingga SMA
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Lanjut Hingga SMA
b. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga dan sempat bekerja di
Hypermart 2 minggu yang lalu
c. Riwayat Pernikahan

Pasien sudah menikah, dan memiliki 2 orang anak


d. Riwayat Kehidupan beragama
Pasien memeluk agama Islam, dan termasuk orang yang rajin beribadah
e. Riwayat Militer
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer
f. Riwayat Pelanggaran Hukum
Selama ini pasien tidak pernah terlibat dengan masalah hukum
E. Riwayat Kehidupan Keluarga
Pasien merupakan anak kedua dari 4 bersaudara ( ,(), , ). Tidak ada
riwayat keluarga yang menderita penyakit yang sama.
F. Situasi Sekarang
Pasien tinggal dengan ayah dan ibu tirinya serta 2 orang anaknya.
Hubungan dengan kedua orang tua kurang baik.
G. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien merasa dirinya tidak sakit sehingga tidak ingin meminum obat.
(Tilikan derajat 1)
IV.

AUTOANAMNESIS (13 Februari 2015)


Keterangan :
DM : Doker Muda
P : Pasien

DM

: Selamat siang , Ibu.

: Selamat siang pak dokter ganteng.

DM

: Kenalkan nama saya dokter Amrul, kalau nama Ibu siapa?

: AN, dokter

DM

: Berapa umur ta sekarang ibu?

: kalau saya itu lahir 10-11-1993 dokter, masih muda kan dokter. Banyak
juga cowok yang sukaka karena masih muda dan cantik hahahaha

DM

: Berarti 21 tahun bu.

: Iye dokter 21 tahun mi berarti umurku sekarang.

DM

: Ibu ANB kalau boleh saya tau, kita tinggal dimana?

: saya tinggal di lingkungan Bosso kab. Luwu. Kampung cantik secantik


saya dokter.

DM

: sama siapaki tinggal?

: sama anakku 2 orang, sama bapak gorilla, sama istrinya bapakku, tidak
ku sukai bapak gorilla sama istrinya.

DM

: Apa pekerjaan ta sekarang?

: Saya ibu rumah tangga dokter, saya kerja juga di hypermart dokter?

DM

: Oo, kapan itu bu? Hypermart di mana?.

: 2 minggu yang lalu dokter. Di Palopo lah dokter masa di Makassar?

DM

: hahaha iya yah. Kita tau di mana ini bu?

: di Rumah sakit dokter

DM

: iya di Rumah Sakit mana bu?

: di Rumah Sakit Wahidin. Di Makassar. Di Sulawesi selatan

DM

: bu ANB ini pagi, siang atau malam ?

: siang pak dokter

DM

: masih ingat apa yang ibu lakukan kemarin?

: kemarin pagi itu saya mandi, sikat gigi, dandan cantik-cantik, makan
dst.

Siangnya

saya

mandi,

bersihkan

kamar

mandi,

shalat.

Malamnya.dst
DM

: wah ibu ANB ingat semua yang ibu lakukan kemarin.

: ialah dokter, ingatanku kuat. Saya juga bisa baca pikirannya dokter,
pikirannya wahyu(pasien di RS WS juga)

DM

: oh bisaki baca pikiran orang, siapa saja yang ibu bisa baca pikirannya?

: semua dokter.

DM

: oh iya, kenapaki dibawa kesini?

: ndak taumi juga. Itu bapakku na bilangka sakit padahal tidak sakitka.
Dasar gorilla, dia itu yang bunuh ibuku dokter karena mau kawin lagi.
Na lebih cantik saya daripada istrinya sekarang. Iya kan dokter hahaha

DM

: katanya mengamukki di rumah, sampai ibu ANB lempari bapakta ?

: ku lempariki karena sering na larangka keluar-keluar. Tidak mau na


belikanka alat-alat make-up.

DM

: bagusji tidur ta ?

: aih susahka tidur dokter.

DM

: terus apa yang ibu lakukan kalau tidak tidur?

: biasaka jalan-jalan dalam rumah, nonton, nyanyi-nyanyi. Eh dokter toh


ada mantanku dulu namanya Asrul, uhh dia cinta sekali sama saya,
selalu na pikirkanka. Tapi putuska karena tidak ku sukami, seandainya
tidak putus mungkin menikahka sama Asrul, bagaimana itu di kalau
menikahka sama Asrul, hahahaha, lucunya itu

DM

: ibu ANB sudah menikahkan, manami suami ta?

: aih janganmi sebut-sebut dia dokter, pergimi dari 2 tahun lalu. Dia
kiraka mungkin tidak ada yang sukaka, banyaknyami cowok yang
kejar-kejarka. Tapi dok toh ada juga dokter yang periksaka kemarin
tampan juga, ku sukaki hehehehe

DM

: ibu, tidak pernahki dengar suara-suara yang bisiki ki ?

: Tidak adaji dokter. Suara yang bagaimana kah?

DM

: suara yang bilang-bilangiki apakah, yang suruh-suruhki ?

: iye tidak adaji dokter.

DM

: atau bisaki liat bayangan atau sesuatu yang orang lain tidak bisa liatki?

: tidak dokter. Tapi pernahka liat bayangan-bayangan di gudang


hypermart. Sekaliji, takut sekalika waktu itu.

DM

: oh. Eh bu bisaki ulangi 1 3 5 7 8 9

: 1 3 5 7 8 9

DM

: kalau 100-7 berapa?

: 93

DM

: kurang 7 lagi?

: 86 dokter

DM

: ibu tau apa itu panjang tangan?

: pencuri dokter

DM

: kalau ibu ketemu dompet di jalan, ibu apai?

: kalau dapatka dompet dijalan, ummm mauka belikan lipstick, baju baru,
celana baru sama sepatu baru.

DM

: apa keinginan atau cita-cita bu?

: saya itu doter, mauka beli rumah bagus, mobil bagus, pokoknya banyak
deh.

DM

: iye selesaima tanya-tanyaki bu.

: eh cepatnya dokter padahal mauka bicara-bicara

DM

: istrahatmi ki bu. Terima kasih

: iye dokter

V.

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Perempuan menggunakan kemeja bercorak merah biru, celana jeans warna
biru, berdandan menor, memakai manik-manik, perawatan diri baik,
perawakan tubuh agak gemuk dan wajah sesuai umur.
2. Kesadaran
Berubah
3. Perilaku dan aktivitas motorik
Hiperaktif, Pasien sering mondar mandir dan sulit tenang, pasien juga
sering bernyanyi sendiri
4. Pembicaraan
Menjawab pertanyaan dengan Lancar, spontan, intonasi agak meninggi,
kesan membanjir.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
B. Keadaan afektif (Mood), perasaan atau empati
1. Mood

: Gembira

2. Afek

: Hipertimia

3. Empati

: tidak dapat dirabarasakan

C. Fungsi intelektual
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan : Sesuai taraf
pendidikan
2. Daya konsentrasi

: Mudah beralih

3. Orientasi (waktu,tempat,orang)

: Baik

4. Daya ingat (jangka panjang, jangka pendek,segera)

: Baik

5. Pikiran abstrak

: Terganggu

6. Bakat kreatif

: Tidak Ada

7. Kemampuan menolong diri sendiri

: Cukup

D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi

: Halusinasi auditorik tidak ada. Riwayat

halusinasi visual melihat bayangan saat kerja di gudang hypermart


2. Ilusi

: Tidak ada

3. Depersonalisasi

: Tidak ada

4. Derealisasi

: Tidak ada

E. Proses Berpikir
1. Arus pikiran
a. Produktivitas

: cukup, Flight of Idea ada

b. Kontinuitas

: kadang irelevan,

c. Hendaya berbahasa

: Tidak ada

2. Isi pikiran
Terdapat gangguan isi pikiran berupa :
Preokupasi

: pasien selalu menyebut nama mantan pacarnya

ASRUL
Gangguan isi pikiran : waham kebesaran yaitu pasien mengaku dapat
membaca pikiran orang. Waham curiga yaitu pasien mencurigai
ayahnya telah membunuh ibunya.
F. Pengendalian Impuls

: Terganggu

G. Daya Nilai
1. Norma sosial

: Terganggu

2. Uji daya nilai

: Terganggu

3. Penilaian realitas

: Terganggu

H. Tilikan (Insight)
Derajat 1 (Pasien merasa bahwa dirinya tidak sakit, dan tidak ingiin
meminum obat ).
I. Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya
VI.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT :


A. Status Internus
Keadaan umum tidak tampak sakit, kesadaran composmentis, tekanan
darah 130/90 mmHg, nadi 88 x/menit, frekwensi pernafasan 20x/menit dan
suhu tubuh 36,6C, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, jantung,
paru dan abdomen dalam batas normal, ekstremitas atas dan bawah tidak
ada kelainan.
B. Status Neurologi
GCS : Eye 4, Verbal 6, Motorik 5. Gejala rangsang selaput otak : kaku
kuduk (-), Kernigs sign (-)/(-), pupil bulat dan isokor diameter
2,5mm/2,5mm, refleks cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan sensorik
keempat ekstremitas dalam batas normal, tidak ditemukan refleks
patologis.

VII.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien Perempuan umur 21 tahun dibawa dengan keluhan mengamuk yang
terjadi 1 minggu sebelum dibawa ke RS WS. Saat mengamuk pasien
membanting barang-barang disekitarnya, melempari orang, terutama ayahnya.
Pasien mengamuk bila dilawan perkataanya dan tidak dituruti keingginannya.
Saat mengamuk pasien sering mengatai ayahnya gorilla dan pembunuh ibunya.
Pasien juga gelisah yang dialami sekitar 1 minggu yang lalu, pasien sulit
tidur, selalu mondar-mandir, tertawa sendiri, bicara sendiri, tidak berhenti bicara
seharian, selalu menyebut nama mantan pacarnya Asrul. Pasien selalu keluar
rumah walaupun tanpa tujuan yang jelas. Pasien sangat lama dalam kamar
mandi, biasa sikat gigi dan berwudhu berulang-ulang kali, membersihkan kamar
mandi hamper tiap hari walaupun kamar mandinya tidak kotor. Pasien juga

sering berdandan menor, berpakaian mencolok dengan manik-manik. Pasien


juga mengatakan dapat membaca pikiran orang lain dan mengaku dapat menjadi
psikolog.
Ibu pasien meninggal 7 tahun yang lalukarena sakit jantung dan hipertensi,
pasien sangat sedih. Ayah pasien menikah lagi 3 tahun yang lalu. Pasien tidak
suka dan tidak setuju ayahnya menikah lagi. Pasien mengatakn ayahnya sengaja
membunuh ibunya karena ingin menikah lagi. Sejak saat itu pasien sering
mengurung diri di kamar, sering menangis, jarang beraktifitas, susah tidur dan
jarang makan. Namun beberapa bulan kemudian pasien mulai membaik.
Pasien ditinggalkan suaminya kira-kira 2 tahun yang lalu. Pasien merasa
sakit hati dan sering memaki-maki suaminya. Sejak saat itu pasien mulai
berubah perilaku kembali, menjadi lebih banyak bicara, biasa bicara sendiri,
sering keluar rumah dengan, berdandan yang menor, pakaian yang mencolok
dengan manik-manik. Pasien sempat membaik selama kurang lebih 1 tahun.
Pasien sempat bekerja di hypemart di Palopo selama kurang lebih 2 minggu
sebelum pasien mengamuk dan akhirnya pasien dibawa ke RS WS. Sebelum
sakit pasien adalah anak yang pendiam, tertutup, jarang bergaul dan sopan
kepada orang tuanya.
Dari pemeriksaan status mental penampilan tampak perempuan
berkemeja corak merah biru, celana jeans biru, memakai manik-manik,
berdandan menor, perawakan agak gemuk, perawatan diri cukup dan wajah
sesuai umur. Kesadaran berubah, perilaku dan aktifitas psikomotor gelisah dan
hiperaktif. Menjawab pertanyaan dengan lancer, spontan, intonasi agak tinggi
dan kesan membanjir. Sikap terhadap pemeriksa kooperatif.
Mood gembira, afek hipertimia, empati tidak dapat dirabarasakan,
keserasian tidak serasi. Pengetahuan sesuai taraf pendidikan, daya kosentrasi
mudah beralih. Tidak ada gangguan orientasi waktu, tempat, dan orang. Ingatan
jangka panjang, pendek, segera baik. Pikiran abstrak terganggu. Kemampuan
menolong diri sendiri cukup.
Tidak didapatkan gangguan persepsi, arus pikir secara produktifitas
cukup, flight of ideas ada, kontiunitas kadang irelevan. Hendaya bahasa tidak

ada. Didapatkan isi piker preokupasi sering memikirkan dan menyebut mantan
pacarnya. Gangguan isi piker berupa waham kebesaran dan curiga. Pengendalian
impuls terganggu, daya nilai terganggu, tilikan 1, dan dapat dipercaya.

VIII.

EVALUASI MULTIAKSIAL
A. AKSIS I
Berdasarkan alloanamnesis, autonamnesis dan pemeriksaan status mental
didapatkan gejala klinis yang bermakna berupa pola perilaku sering mengamuk,
berbicara sendiri, gelisah, sering pergi-pergi. Keadaan ini menimbulkan
penderitaan (distress) keluarga pasien, serta terdapat hendaya (dissability) pada
fungsi psikososial, pekerjaan dan penggunaan waktu senggang sehinga dapat
disimpulkan bahwa pasien menderita Gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status mental, ditemukan hendaya berat dalam menilai
realita berupa waham kebesaran dan waham curiga, sehingga didiagnosis
Gangguan Jiwa Psikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan adanya
kelainan berarti sehingga kemungkinan adanya Gangguan mental organik
dapat disingkirkan.
Dari alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental
didapatkan afek yang hipertimia, mood gembira, flight of ideas ada, psikomotor
hiperaktif sehingga memenuhi kriteria mania. Terjadi periode remisi dari fase
mania dulu ke fase mania sekarang dimana pasien juga pernah mengalami hal
yang sama sebelumnya dan pernah mengalami penyembuhan.
Pasien juga disertai waham kebesaran yaitu mengatakan mampu membaca
pikiran orang lain, mengaku dapat menjadi psikolog. Waham curiga yaitu
mencurigai ayahnya sengaja membunuh ibunya. Sehingga berdasarkan Pedoman
Penggolongan Diagnosis Gangguan jiwa (PPDGJ) III diagnosis diarahkan pada
Gangguan Afektif Bipolar, Episode kini Manik dengan Gejala Psikotik
(F31.2).
B. AKSIS II

Pasien adalah anak yang pendiam, tertutup, jarang bergaul dan sopan
kepada orang tuanya. Sehingga tidak dapat dimasukkan dalam ciri kepribadian
tertentu.
C. AKSIS III
Tidak ada diagnosis.
D. AKSIS IV
Ditinggalkan oleh suaminya.
Hubungan dengan ayah dan ibu tiri kurang baik.
E. AKSIS V
Global Assesment Functioning (GAF) Scale 50 - 41, gejala berat,
disabilitas berat.
IX.

DAFTAR PROBLEM
1. Organobiologik
Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna tetapi terdapat
ketidakseimbangan neurotransmitter di otak sehingga membutuhkan
psikofarmakoterapi.
2. Psikologik
Terdapat hendaya berat dalam menilai realita berupa adanya waham
kebesaran dan waham curiga yang menimbulkan gejala psikis sehingga
pasien memerlukan psikoterapi.
3. Sosiologik
ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan
penggunaan waktu senggang sehingga perlu dilakukan sosioterapi.
PROGNOSIS

X.

Dubia
Faktor pendukung :
-

Gejala klinis adalah berupa gejala positif : berupa waham dan afek
hipertimia.

Stressor psikososial jelas

Keluarga mendukung kesembuhan pasien

Tidak terdapat riwayat yang sama dalam keluarga.


Faktor penghambat :

Tidak diketahui kepatuhan dalam meminum obat, karena pasien sendiri


yang ingin mengurus pengobatannya.

XI.

RENCANA TERAPI
Psikofarmakologi
-

Risperidon 2mg 3 x 1

Natrium divalproex (Depakote ) 250mg 3 x 1

Chlorpromazine 100 mg 0-0-1


Psikoterapi Suportif :
Memberikan dukungan kepada pasien untuk dapat membantu pasien dalam

memahami dan menghadapi penyakitnya. Memberi penjelasan dan pengertian


mengenai penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek samping
yang mungkin timbul selama pengobatan, serta motivasi pasien supaya minum
obat secara teratur.
Sosioterapi :
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang disekitar pasien
tentang penyakit pasien sehingga dapat menerima dan tercipta dukungan sosial
dalam lingkungan yang kondusif sehingga dapat membantu penyembuhan
pasien.

XII.
-

FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit serta menilai
efektivitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya efek

XIII.

samping obat yang diberikan.


Awasi resiko jatuh karena pasien hiperaktif
PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA
Gangguan bipolar adalah gangguan mood yang kronis dan berat yang

ditandai dengan episode mania, hipomania, campuran atau depresi.

Menurut buku Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa


(PPDGJ-III), pedoman diagnostik untuk Gangguan Afektif Bipolar Episode kini
Manik dengan Gejala Psikotik dapat ditegakkan apabila memenuhi kriteria:1

Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala

psikotik (F30.2) dan


Harus sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik,
depresif, atau campuran) dimasa lampau.
Pada pasien ini ditemukan adanya episode mania yang ditandai dengan

adanya mood dan afek yang meningkat selama 1 minggu, disertai adanya lebih
banyak bicara, hiperaktif, flight of ideas, gelisah, waham kebesaran dan waham
curiga. Sebelum timbul episode manik, sekitar 2 tahun yang lalu pasien pernah
mengalami hal yang sama. Pasien kemudian sembuh sendiri dan menjalankan
aktifitas seperti biasa sebelum timbul gejala episode manik yang membuat
pasien dibawa ke RS WS oleh bapaknya. Sekitar 3 tahun yang lalu pernah
mengalami gejala depresi. Dari beberapa episode yang timbul dan adanya remisi
sempurna diantara episode tersebut maka pasien didiagnosis dengan Gangguan
Afektif Bipolar Episode kini Manik dengan Gejala Psikotik.
Medikasi yang diberikan berupa obat antipsikotik dan obat antimania
disertai dengan intervensi psikososial untuk memperkuat perbaikan klinis.
Risperidon termasuk antipsikotik turunan benzisoxazole, merupakan antagonis
monoaminergik selektif dengan afinitas tinggi terhadap reseptor serotonergic 5HT2 dan Dopaminergik D2. Risperidon berikatan dengan reseptor alfa1
adrenergik dan tidak memiliki afinitas terhadap reseptor kolinergik. Meskipun
risperidon merupakan antagonis D2 kuat, dimana dapat memperbaiki gejala
positif skizofrenia, hal tersebut menyebabkan berkurangnya depresi aktifitas
motoric dan induksi katalepsi disbanding neuroleptik klasik. Antagonis serotonin
dan dopamine sentral yang seimbang dapat mengurangi kecendrungan timbulnya
efek samping ekstrapiramidal, dia dapat memperluas aktifitas terapeutik
terhadap gejala negative dan afektif dari skizofrenia.
Natrium divalproex (Depakote ) merupakan obat antikejang, biasa
dikonsumsi untuk mencegah kemunculan kejang dan dapat diberikan hingga

jangka waktu 1 tahun. Natrium divalproex bekerja dengan cara menghambat


neurotransmitter di otak. Obat ini dimetabolisme di hati dan dieskresi di ginjal.
Obat ini termasuk obat yang bekerja sentral, yakni bekerja langsung di dalam
sistem saraf pusat.
Chlorpromazine memblok reseptor dopaminergic di postsinaptik
mesolimbic otak, memblok kuat efek alfa adrenergic, menekan hormone-hormon
yang diproduksi oleh hypothalamus dan hipofisis, menekan Reticular Activating
Sistem (RAS) sehingga mempengaruhi metabolism basal, temperature tubuh,
kesiagaan, tonus vasomotor dan emesis.
Penatalaksanaan psikososial umumnya lebih efektif pada saat penderita
berada dalam fase akut. Terapi berorientasi keluarga dapat dilakukan dengan
memberikan penjelasan tentang gangguan yang dialami pasien dan menciptakan
suasana yang baik agar dapat mendukung proses pemulihan pasien.
Prognosis pasien ini adalah dubia. Dinilai dengan melihat factor-faktor
pendukung dan penghambat penyembuhannya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ-III). Jakarta
: FK Jiwa Unika Atmajaya. 2003.
2. Kaplan H.I, Sadock B.J, Greb J.A. Sinopsis Psikiatri. Ilmu Pengetahuan
Perilaku Psikiatri Klinis. Jilid I. Bina Rupa Aksara, Jakarta. 2012.
3. Maslim, Rusdi. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik.
Jakarta. 2007

Vous aimerez peut-être aussi