Vous êtes sur la page 1sur 38

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

S DENGAN GANGGUAN SISTEM


KARDIOVASKULER AKIBAT CHF
DI RUANG INTENSIF CARE UNIT
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIBABAT KOTA CIMAHI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 2
Disusun Oleh : KELOMPOK 4
SELVA INDAH NOVITASARI

FIERA RIANDINI

SHINTIA SUGIHARTI

TOFAN MUTAQIN

SUTRA SEPTIVA LENDRI DS

WIRANTI

TITA RAHAYU

WIDHI DWI

WINDA NUR ARINDA

YUDHA RADITYA

Pembimbing:
NS. NANDANG AW, SKp., Mkep., SP.KMB
AGUS HERMAWAN, Skep., Ners.
SUHARYONO, Skep., Ners.

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN RI


JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG
JL. DR. OTTEN NO.32 BANDUNG
2014-2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah kasus asuhan
keperawatan yang berjudul

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S

DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER AKIBAT CHF .


Makalah kasus Keperawatan Medikal Bedah ini disusun untuk memenuhi
tugas di dalam perkuliahan . Diharapkan dengan membaca makalah ini, temanteman mendapatkan wawasan dan ilmu baru yang bermanfaat.
Dengann selesainya makalah ini, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Nandang A Waluya, Skp.,M.Kep Sp.KMB selaku
dosen pembimbing dalam pembuatan makalah kasus asuhan keperawatan tentang
sistem kardiovaskuler akibat chf dan kepada teman-teman yang telah membantu
proses pembuatan makalah ini sampai makalah ini terselesaikan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dalam meningkatkan
kemampuan kita khususnya dalam mata kuliah keperawatan medikal bedah.

Bandung, 08 September 2014

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
1.1

Latar Belakang..........................................................................................................

1.2

Rumusan Masalah.....................................................................................................

1.3

Tujuan Penulisan.......................................................................................................

1.4

Metode Penulisan.......................................................................................................

1.5

Sistematika Penulisan...............................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................................


2.1

KONSEP DASAR PENYAKIT................................................................................

2.2

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN.....................................................

BAB III TINJAUAN KASUS..................................................................................................


BAB IV PENUTUP..................................................................................................................
4.1

KESIMPULAN..........................................................................................................

4.2

SARAN.......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Penyakit kardiovaskular adalah penyakit gangguan pada jantung dan
pembuluh darah. Karena sistem kardiovaskular sangat vital, maka penyakit
kardiovaskular sangat berbahaya bagi kesehatan.
Penyakit kardiovaskuler yanga memiliki angka kematian dan kesakitan
yang tinggi diantaranya adalah gagal jantung kongestif.
Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai
pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan
(Price and Wilson 1994:583)
Usaha utama untuk mengendalikan penyakit kardiovaskuler adalah dengan
pencegahahn primer. Walaupun patogenesis pasti dari banyak penyakit
kardiovaskuler tetap tidak diketahui, mengendalikan faktor resiko melalui
faktor penyaring yang efektif, dan memberikan pendidikan pada masyarakat
dapat berpengaruh dalam menurunkan kematian dan kesakitan akibat penyakit
jantung. Penekanan sesungguhnya harus ditujukan pada pencegahan dan
bukan pengobatan terhadap penyakit yang sudah ada, kematian dan cacat sisa
yang diakibatkan oleh penyakit kardiovaskuler adalah terlalu membahayakan
jika harus ditunggu dampai penyakit timbul.
Proses penyembuhan dan penanganan pada klien gagal jantung kongestif
memerlukan waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit, serta memerlukan
perawtan dan pemeliharaan kesehatan yang intensif guna mencegah dampak
atau komplikasi yang timbul. Melihat kecenderungan tingginya insidensi
kejadian gagal jantung kongestif dan beratnya dampak atau akibat yang
ditimbulkan terhadap tubuh maka penulis tertarik untuk melaksanakan asuhan
keperawatan pada klien gagal jantung dengan judul Asuhan Keperawatan
pada

Klien Tn. S dengan gangguan system cardiovaskuler : Gagal

Jantung Kongestif (CHF) di ruang ICU RSUD Cibabat.

1.2

Rumusan Masalah

1.3

Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Penulis mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan
komprehensif, meliputi Bio-Psiko-Sosial dengan pendekatan proses
keperawatan kepada klien gangguan kardiovaskular dengan diagnosa
medis Congestive Heart Failure (CHF) berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan denagn menggunakan pola pikir ilmiah, di Ruang ICU
Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat.
2. Tujuan khusus
Penulis dapat:
a. Malakukan pengkajian kepada klien CHF di Ruang ICU RSUD
Cibabat
b. Menentukan diagnosa keperawatan pada klien CHF di Ruang ICU
RSUD Cibabat
c. Membuat rencana keperawatan pada klien CHF di Ruang ICU RSUD
Cibabat
d. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang
dibuat
e. Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah dilakukan
g. Mengidentifikasi kesenjangan antara teori dengan kenyataan pada saat
melaksanakan dan mencari alternative pemecahannya.

1.4

Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan adalah analisa deskriftif berbentuk studi
kasus dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, sedangkan
teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara :
1. Observasi
2. wawancara

: yaitu dengan mengobservasi keadaan klien


: mengumpulakn data dengan melakukan
komunikasi

lisan yang didapat

secara

langsung dari klien dan keluarga


3. Study dokumentasi

: pengumpulan data dengan

mempelajari

data dan catatan yang berhubungan dengan


status perkembangan klien selama dirawat
di Rumah Sakit Umum Cibabat Kota Cimahi
4. Study Literatur

: meliputi

bahan-bahan bacaan

berbagai

literature yang bersangkutan dengan klien


sebagai dasar acuan penulisan.

1.5

Sistematika Penulisan
BAB I

: Pendahuluan, didalamnya berisi latar belakang masalah, tujuan


penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II

: Tinjauan teoritis meliputi : konsep dasar Congestive Heart


Filure (CHF) terdiri

dari pengertian, anatomi dan fisiologi,

etiologi, patofisiologi, dampak CHF terhadap system tubuh lain,


manajemen medik, Pemeriksasan diagnostik
BAB III

: Tinjauan kasus dan Pembahasan

Terdiri dari dua sub bab yaitu :


1) Laporan

asuhan

perencanaan,

keperawatan

pelaksanaan,

meliputu

evaluasi

pengkajian,
dan

catatan

perkembangan.
2) Pembahasan meliputi pengkajian, perencanaan, peklaksanaan
dan evaluasi
BAB IV

: Penutup

DAFTAR PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1

KONSEP DASAR PENYAKIT

A. PENGERTIAN
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis
berupa kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak mampu memompa
darah

untuk

memenuhi

kebutuhan

metabolisme

jaringan

atau

kemampuannya hanya adakalau disertai peninggian volume diastolik


secara abnormal. Penamaan gagal jantung kongestif yang sering
digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan sisi kanan. (Mansjoer,
2001).
Kegagalan jantung kongestif adalah suatu kegagalan pemompaan (di
mana cardiac output tidak mencukupi kebutuhan metabolik tubuh), hal ini
mungkin terjadi sebagai akibat akhir dari gangguan jantung, pembuluh
darah atau kapasitas oksigen yang terbawa dalam darah yang
mengakibatkan jantung tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen pada
berbagai organ. (Ni Luh Gede Yasmin, 1993).
B. ANATOMI
Jantung terletak didalam rongga mediastinum dari ronga dada
(toraks) diantara kedua paru. Selaput yang melapisi jantung disebut
perikardium yang terdiri atas 2 lapisan:
Perikardium parietalis, yaitu lapisan luar yang melekat pada tulang dada

dan selaput paru.


Perikardium viseralis, yaitu lapisan permukaan dari jantung itu sendiri
yang juga disebut epikardium.
Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan, yaitu :
1. Lapisan luar disebut epikardium atau perikardium.
2. Lapisan tengah merupakan lapisan berotot, disebut miokardium.
3. Lapisan dalam disebut endokardium.

Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu dua ruang yang berdinding tipis
disebut atrium (serambi), dan 2 ruang yang berdinding tebal disebut
ventrikel (bilik).
C. ETIOLOGI
D. TANDA DAN GEJALA
Menurut Arif masjoer (2001), Gejala yang muncul dapat
berbeda tergantung pada kegagalan ventrikel mana yang terjadi.
1. Gagal jantung kiri
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel
kiri tak mampu memompa darah yang datang dari paru. Manifestasi
klinis yang terjadi, yaitu :
a. Dispnu
Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu
pertukaran

gas.Dapat

terjadi

ortopnu.Bebrapa

pasien

dapat

mengalami ortopnu pda malam hari yang dinamakan Paroksimal


Nokturnal Dispnea ( PND).
b. Batuk
c. Mudah lelah
Terjadi karena curah jantung yang kurang, yang menghambat
jaringan

dari

dari

sirkulasi

menurunnya pembuangan

normal

sisa hasil

dan

katabolisme

oksigen
juga

serta
terjadi

karena meningkatnya energi yang digunakan untuk bernafas dan


insomnia yang terjadi karena distress pernafasan dan batuk.
d. Kegelisahan dan kecemasan
Terjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress akibat kesakitan
bernapas dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan
baik.
2. Gagal jantung kanan :
c. Kongestif jaringan perifer dan viseral.

d. Edema ekstrimitas bawah (edema dependen), biasanya edema


pitting, penambahan berat badan.
e. Hepatomegali.
Nyeri
tekan pada

kuadran kanan

atas

abdomen terjadi akibat pembesaran vena di hepar.


f. Anorexia dan mual. Terjadi akibat pembesaran vena dan
statis vena dalam rongga abdomen.
g. Nokturia
h. Kelemahan.

2.2

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A.

PENGKAJIAN
Gagal serambi kiri/kanan dari jantung mengakibatkan ketidakmampuan
memberikan keluaran yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan
menyebabkan terjadinya kongesti pulmonal dan sistemik . Karenanya
diagnostik dan teraupetik berlnjut . GJK selanjutnya dihubungkan dengan
morbiditas dan mortalitas.
1. Aktivitas/istirahat
a. Gejala : Keletihan/kelelahan terus menerus sepanjang hari, insomnia,
nyeri dada dengan aktivitas, dispnea pada saat istirahat.
b. Tanda : Gelisah, perubahan status mental mis : letargi, tanda vital
berubah pada aktivitas.
2. Sirkulasi
a. Gejala : Riwayat HT, IM baru/akut, episode GJK sebelumnya, penyakit
jantung , bedah jantung , endokarditis, anemia, syok septic, bengkak
pada kaki, telapak kaki, abdomen.
b. Tanda :
1) TD ; mungkin rendah (gagal pemompaan).
2) Tekanan Nadi ; mungkin sempit.
3) Irama Jantung ; Disritmia.
4) Frekuensi jantung ; Takikardia.
5) Nadi apical ; PMI mungkin menyebar dan merubah
6) posisi secara inferior ke kiri.

7) Bunyi jantung ; S3 (gallop) adalah diagnostik, S4 dapat


8) terjadi, S1 dan S2 mungkin melemah.
9) Murmur sistolik dan diastolic.
10) Warna ; kebiruan, pucat abu-abu, sianotik.
11) Punggung kuku ; pucat atau sianotik dengan pengisian
12) kapiler lambat.
13) Hepar ; pembesaran/dapat teraba.
14) Bunyi napas ; krekels, ronkhi.
15) Edema ; mungkin dependen, umum atau pitting
16) khususnya pada ekstremitas.
3. Integritas ego
a. Gejala : Ansietas, kuatir dan takut. Stres yang berhubungan dengan
penyakit/keperihatinan finansial (pekerjaan/biaya perawatan medis)
b. Tanda : Berbagai manifestasi perilaku, mis : ansietas, marah, ketakutan
dan mudah tersinggung.
4. Eliminasi
Gejala : Penurunan berkemih, urine berwana gelap, berkemih malam
hari (nokturia), diare/konstipasi.
5. Makanan/cairan
a. Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, penambhan berat
badan

signifikan,

pembengkakan

pada

ekstremitas

bawah,

pakaian/sepatu terasa sesak, diet tinggi garam/makanan yang telah


diproses dan penggunaan diuretic
b. Tanda : Penambahan berat badan cepat dan distensi abdomen (asites)
serta edema (umum, dependen, tekanan dn pitting).
6. Higiene
a. Gejala : Keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas Perawatan
diri.
b. Tanda : Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal.
7. Neurosensori
a. Gejala : Kelemahan, pening, episode pingsan.

b. Tanda : Letargi, kusut pikir, diorientasi, perubahan perilaku dan


mudah tersinggung.
8. Nyeri/Kenyamanan
a. Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan
atas dan sakit pada otot.
b. Tanda : Tidak tenang, gelisah, focus menyempit danperilaku
melindungi diri.
9. Pernapasan
a. Gejala : Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan
beberapa bantal, batuk dengn/tanpa pembentukan sputum, riwayat
penyakit kronis, penggunaan bantuan pernapasan.
b. Tanda :
1) Pernapasan; takipnea, napas dangkal, penggunaan otot asesori
pernpasan
2) Batuk : Kering/nyaring/non produktif atau mungkin batuk terus
menerus dengan/tanpa pemebentukan sputum.
3) Sputum ; Mungkin bersemu darah, merah muda/berbuih (edema
pulmonal)
4) Bunyi napas ; Mungkin tidak terdengar
5) Fungsi mental; Mungkin menurun, kegelisahan, letargi.
6) Warna kulit ; Pucat dan sianosis.
10. Keamanan
Gejala : Perubahan dalam fungsi mental, kehilangankekuatan/tonus
otot, kulit lecet.
11. Interaksi sosial
Gejala : Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa
dilakukan.
12. Pembelajaran/pengajaran
a. Gejala : menggunakan/lupa menggunakan obat-obat jantung,
misalnya : penyekat saluran kalsium.
b. Tanda : Bukti tentang ketidak berhasilan untuk meningkatkan

B.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ; Perubahan kontraktilitas
miokardial/ perubahan inotropik, Perubahan frekuensi, irama dan konduksi
listrik, Perubahan structural, ditandai dengan ;
a. Peningkatan frekuensi jantung (takikardia) : disritmia, perubahan
gambaran pola EKG
b. Perubahan tekanan darah (hipotensi/hipertensi).
c. Bunyi ekstra (S3 & S4)
d. Penurunan keluaran urine
e. Nadi perifer tidak teraba
f. Kulit dingin kusam
g. Ortopnea,krakles, pembesaran hepar, edema dan nyeri dada.
2. Aktivitas intoleran berhubungan dengan : Ketidak seimbangan antar suplai
okigen. Kelemahan umum, Tirah baring lama/immobilisasi. Ditandai
dengan : Kelemahan, kelelahan, Perubahan tanda vital, adanya disrirmia,
Dispnea, pucat, berkeringat.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan : menurunnya laju filtrasi
glomerulus (menurunnya curah jantung)/meningkatnya produksi ADH dan
retensi natrium/air. ditandai dengan : Ortopnea, bunyi jantung S3, Oliguria,
edema, Peningkatan berat badan, hipertensi, Distres pernapasan, bunyi
jantung abnormal.
4. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan : perubahan
menbran kapiler-alveolus.
5. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah
baring lama, edema dan penurunan perfusi jaringan.
6. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan program
pengobatan berhubungan dengan kurang pemahaman/kesalahan persepsi
tentang hubungan fungsi jantung/penyakit/gagal, ditandai dengan :
Pertanyaan masalah/kesalahan persepsi, terulangnya episode GJK yang
dapat dicegah.

C.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


RENCANA KEPERAWATAN

N0

DIAGNOSA

Penurunan curah Tujuan

TUJUAN

INTERVENSI

RASIONAL

1. Auskultasi nadi 1. Biasnya

terjadi

jantung

Klien

berhubungan

Menunjukkan

dengan

akan

; tanda vital dalam

Perubahan

batas yang dapat

kontraktilitas

diterima (disritmia
terkontrol

atau

apical

kaji

frekuensi,

iram

jantung
2. Catat

bunyi

jantung
3. Palpasi

nadi

takikardi
pada

saat

istirahat)

untuk
mengkompensasi
penurunan

perifer
hilang) dan bebas 4. Pantau TD
bahan inotropik,
5. Kaji
kulit 2.
gejala
gagal
Perubahan
terhadp
pucat
jantung
,
frekuensi, irama
dan sianosis
Melaporkan
6. Berikan oksigen
dan
konduksi
penurunan epiode
tambahan
listrik,
dispnea, angina,
dengan kanula
Perubahan
Ikut serta dalam
nasal/masker
structural
aktivitas
yang
dan obat sesuai
mengurangi beban
indikasi
kerja jantung.
(kolaborasi)
miokardial/peru

(meskipun

kontraktilitas
ventrikel.
S1 dan S2 mungkin
lemah

karena

menurunnya

kerja

pompa. Irama Gallop


umum (S3 dan S4)
dihasilkan

sebagai

aliran darah kesermbi


yang disteni. Murmur
dapat

menunjukkan

Inkompetensi/stenosis

katup.
3. Penurunan

curah

jantung

dapat

menunjukkan
menurunnya
radial,

nadi
popliteal,

dorsalis,

pedis

posttibial.

dan
Nadi

mungkin cepat hilang


atau

tidak

teratur

untuk dipalpasi dan


pulse alternan.
4. Pada GJK dini, sedng
atu

kronis

tekanan

drah dapat meningkat.

Pada HCF lanjut tubuh


tidak

mampu

lagi

mengkompensasi
danhipotensi

tidak

dapat norml lagi.


5. Pucat
menunjukkan
menurunnya

perfusi

perifer

ekunder

terhadap

tidak

dekutnya

curah

jantung;vasokontriksi
dan anemia. Sianosis
dapt

terjadi

sebagai

refrakstori GJK. Area


yang

sakit

berwarna

sering

biru

belang

atu

karena

peningkatan

kongesti

vena.
6. Meningkatkn sediaan
oksigen

untuk

kebutuhan

miokard

untuk melawan efek


hipoksia/iskemia.
Banyak

obat

digunakan

dapat
untuk

meningkatkan volume
sekuncup,
memperbaiki
kontraktilitas
2

Aktivitas

Klien

akan

: 1. Periksa

dan

menurunkan kongesti.
tanda 1. Hipotensi
ortostatik

intoleran

Berpartisipasi pad

vital sebelum dan

dapat terjadi dengan

berhubungan

ktivitas

segera

aktivitas karena efek

dengan

: diinginkan,

Ketidak

memenuhi

seimbangan

perawatan

antar

yang

setelah

aktivitas,

obat

khususnya
diri

suplai sendiri, Mencapai

bila

atau

menggunakan

pengaruh

fungsi

vasodilator,diuret

Kelemahan

toleransi aktivitas

ic dan penyekat

baring

dibuktikan

oelh

lama/immobilisa menurunnya
si.

kelemahan
kelelahan.

dan

cairan

(diuretic)

peningkatan
Tirah yang dapat diukur,

perpindahan

klien

okigen.
umum,

(vasodilasi),

beta.
2. Catat

jantung.
2. Penurunan/ketidakma
mpuan

respons

untuk

miokardium
meningkatkan

kardiopulmonal

volume

terhadap

selama aktivitas dpat

aktivitas,

catat

sekuncup

menyebabkan

takikardi,

peningkatan

diritmia, dispnea

frekuensi jantung dan

berkeringat

kebutuhan

dan

pucat.
3. Evaluasi
peningkatan
intoleran
aktivitas.
4. Implementasi
program
rehabilitasi
jantung/aktivitas
(kolaborasi)

juga

segera
oksigen

peningkatan

kelelahan

dan

kelemahan.
3. Dapat
menunjukkan
peningkatan
dekompensasi jantung
daripada

kelebihan

aktivitas.
4. Peningkatan

bertahap

pada

aktivitas

menghindari

kerja

jantung/konsumsi
oksigen

berlebihan.

Penguatan

dan

perbaikan

fungsi

jantung dibawah stress,

bila

fungsi

jantung

tidak dapat membaik


3

Kelebihan
volume

Klien

akan

: 1. Pantau

cairan Mendemonstrasik

berhubungan

kembali,
1. Pengeluaran

mungkin sedikit dan

urine,

catat

jumlah

menurunnya laju keseimbangan

warna

filtrasi

masukan

dimana diuresis

glomerulus

danpengeluaran,

(menurunnya

bunyi

dengan

an volume cairan

pengeluaran

: stabil

dengan

nafas

curah

bersih/jelas, tanda

jantung)/mening

vital

dalam

katnya produksi rentang


ADH

dan dapat

yang
diterima,

retensi

berat badan stabil

natrium/air.

dan

tidak

ada

edema.,
Menyatakan
pemahaman
tentang
pembatasan cairan
individual.

pekat

karena

dan

penurunan

perfusi

saat

ginjal. Posisi terlentang

terjadi.
2. Pantau/hitung
keseimbangan
pemaukan

dan

pengeluaran
selama 24 jam
3. Pertahakan
duduk atau tirah
baring

dengan

posisi
semifowler

CVP (bila ada)


5. Kaji
bisisng
Catat

keluhan

sehingga

diuresis
pengeluaran

urine

dapat

ditingkatkan

selama

tirah baring
2. Data
dasar

untuk

mengetahui
cairan

balance
meskipun

edema/asites
ada.
3. Posisi

distensi

masih
tersebut
filtrasi

ginjal dan menurunkan


produksi

ADH

sehingga meningkatkan
diuresis.
4. Hipertensi
peningkatan

anoreksia, mual,

dan
CVP

menunjukkan
kelebihan cairan dan

abdomen

dan

konstipasi.
6. Pemberian obat
sesuai

membantu

meningkatkan

selama fase akut.


4. Pantau TD dan

usus.

urine

indikasi

(kolaborasi)

dapat

menunjukkan

terjadinya peningkatan
kongesti paru, gagal
jantung.
5. Kongesti

visceral

7. Konsul

dengan

ahli diet.

(terjadi

pada

lanjut)

GJK
dapat

mengganggu

fungsi

gaster/intestinal.
6. Terapi diuretic dapat
disebabkan

oleh

kehilangan cairan tibatiba/berlebihan


(hipovolemia)
7. perlu memberikan diet
yang

dapat

diterima

klien yang memenuhi


kebutuhan kalori dalam
4

Resiko

tinggi Klien

gangguan
pertukaran

: 1. Pantau

Mendemonstrasik
gas an ventilasi dan

berhubungan
dengan

akan

oksigenisasi
: dekuat

pada

jaringan

menbran

ditunjukkan oleh

kapiler-alveolus.

oksimetri

dalam

catat

krekles
2. Ajarkan/anjurka
n

klien

efektif,

perubahan

rentang

nafas,

pembatasan natrium.
bunyi 1. menyatakan
adnya

batuk
nafas

dalam.
3. Dorong

dalam

pernapasan.,

Pantau/gambark

Berpartisipasi

an

pengobatan dalam
btas
kemampuan/situas
i.

menunjukkan

kebutuhan

untuk

intervensi lanjut.
2. membersihkan
jalan

atelektasis

distress

program

secret

aliran oksigen.
3. Membantu mencegah

normal

posisi.
dan bebas gejala 4. Kolaborasi

dalam

paru/pengumpulan

nafas dan memudahkan

perubahan

seri

kongesti

GDA,

nadi oksimetri.
5. Berikan

dan

pneumonia.
4. Hipoksemia
terjadi

berat

dapat
selama

edema paru.
5. Terapi
vasodilator

obat/oksigen

dapat membuka jalan

tambahan sesuai

nafas.

Ekspektoran

indikasi

dapat

mengencerkan

dahak. Oksigen dapat


meningkatkan

suplai

oksigen

yang

diperlukan tubuh
5

Resiko

tinggi Klien

akan

: 1. Pantau

kulit, 1.Kulit beresiko karena

terhadap

Mempertahankan

catat penonjolan

gangguan

kerusakan

integritas

tulang,

adanya

perifer, imobilisasi fisik

edema,

area

dan gangguan status

integritas

kulit Mendemonstrasik

berhubungan
dengan
baring

kulit,

an perilaku/teknik

tirah mencegah
lama, kerusakan kulit.

edema

dan

sirkulasinya
terganggu/pigme
ntasi

atau

kegemukan/kuru

penurunan

2. Pijat

perfusi jaringan.

kemerahan

nutrisi.
2.meningkatkan
darah,

hipoksia jaringan.
3.Memperbaiki sirkulasi

area

waktu satu area yang

atau

mengganggu

ditempat

tidur/kursi, bantu
latihan

rentang

gerak pasif/aktif.
4. Berikan perawtan

Kurang
pengetahuan
(kebutuhan

Klien akan :
a. Mengidentifika
si

hubungan

aliran

kering

lembab

atau

merusak

kulit/mempercepat
kerusakan.
5.Edema interstisial dan
gangguan

sirkulasi

kulit,

memperlambat absorbsi

minimalkan

obat dan predisposisi

dengan

untuk

kelembaban/eksk

kulit/terjadinya infeksi.

resi.
5. Hindari
6

aliran

meminimalkan

darah.
yang memutih
4.Terlalu
3. Ubah
posisi
sering

sirkulasi

obat

intramuskuler
1. Diskusikan
fungsi
normal

kerusakan

jantung

1. Pengetahuan

proses

penyakit dan harapan


dapat

memudahkan

belajar)

terapi

mengenai

menurunkan

kondisi

dan

untuk 2. Kuatkan rasional

episode

program

berulang

pengobatan

mencegah

berhubungan
dengan

kurang

si

stress

pribadi/faktor

alahan persepsi

resiko

tentang

dan

teknik

jantung/penyakit

sumber

diet

untuk

menangani.
c. Melakukan

di

masyarakat/kelo
mpok
pendukung suatu
indikasi

beberapa

hubungan fungsi

makanan

pengobatan.
2. Klien percaya bahwa

pada pagi hari.


4. Rujuk
pada

komplikasi.
b. Mengidentifika

pemahaman/kes

/gagal

dan

pengobatan.
3. Anjurkan

ketaatan pada program

perubahan
pasca

program
pulang

dibolehkan bila merasa


baik dan bebas gejala
atau merasa lebih sehat
yang

dapat

meningkatkan

resiko

eksaserbasi gejala.
3. Memberikan
waktu
adequate untuk efek
obat sebelum waktu

perubahan pola

tidur

hidup/perilaku

mencegah/membatasi

yang perlu.

untuk

menghentikan tidur.
4. Dapat menambahkan
bantuan

dengan

pemantauan
sendiri/penatalaksanaa
n dirumah.

BAB III TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien

Nama
Umur
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Status Perkawinan
Agama
Pendidikan
Suku Bangsa
No. Medrec
Tanggal Masuk
Tanggal Pengkajian
Diagnosa Medis
Alamat

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Tn. Soen Hauw Lung


49 tahun
Laki laki
Administrasi
Kawin
Kristen
863720
8 Januari 2015
9 Januari 2015
Congestive Heart Failure
Permata Cimahi

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama
Umur
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Status Perkawinan
Agama
Pendidikan
Suku Bangsa
Hubungan
dengan
klien
Alamat

:
:
:
:
:
:
:
:

Meilianti
42 tahun
Perempuan
IRT
Kawin
Kristen

:istri
:

Permata Cimahi

c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Keluhan Utama saat masuk Rumah Sakit
Klien mengeluh sesak dan bengkak di daerah ekstremitas bawah
kurang lebih sudah dua minggu sebelum masuk rumah sakit.
b) Keluhan Utama saat dikaji
Klien mengeluh sesak, tangan kien memegangi dada sambil
meringis dan terlihat lemah.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien pernah melakukan Hemodialisa satu kali, dan pernah di rawat
di rumah sakit Dustira dengan diagnosa yang sama.

2) Riwayat Kesehatan Keluarga


Keluarga klien tidak ada yang memiliki riwayat penyakit keturunan
ataupun menular.
e. Pola Aktivitas Sehari-hari
No. Jenis Aktivitas
1.

2.

4.

Saat Sakit

Nutrisi
a. Makan
1) Jenis
2) Frekuensi

Nasi, Sayuran, daging, telor


Bubur, Sayuran, tahu, tempe
Tidak tentu, 2x-3x kadang 3x sehari

3) Jumlah
4) Keluhan

sehari
1 porsi habis
Tidak ada

-1/2 porsi habis


Sedikit mual

1x/ ? hari
Kuning khas feces
Lunak
Tudak ada

Belum BAB sejak dirawat


Perut begah

b. BAK
1) Frekuensi
2) Warna
3) Keluhan
Personal Hygine

kuning

Kuning

a. Mandi

2 - 3x sehari secara mandiri Klien tidak pernah mandi,

b. Minum
1) Jenis
2) Jumlah
3) Keluhan
Eliminasi
a. BAB
1)
2)
3)
4)

3.

Sebelum Sakit

Frekuensi
Warna
Konsistensi
Keluhan

di kamar mandi

harus dibantu di atas kasur

b. Keramas
c. Gosok Gigi
Istirahat Tidur

2x sehari saat mandi

Klien tidak pernah gosok gigi

a. Tidur Siang

Tidak pernah

Klien sering tidur siang, 1-2

b. Tidur Malam

jam / hari
Tidur pukul 12.00 bangun Klien tidur malam lebih awal
jam 5.00 kurang lebih 5 jam

sekitar pukul 19.00

5.

Aktivitas dan Gaya Sebelum masuk rumah sakit Klien


Hidup

klien

suka

terbaring

minum

wine

merokok.

: Composmentis
: Lemah
: 95/64 mmHg
: 114x/menit
: 20x/menit
: 36,6 C

Berat Badan

Tinggi Badan

IMT

1) Sistem Pernafasan
Bentuk hidung simetris, septum nasi terletak ditengah, lesi (-), PCH
(+),tidak Bentuk leher simetris, bentuk thorak simetris, terdapat
retraksi otot interkostalis,

terdapat otot-otot bantu pernafasan,

frekuensi nafas cepat 20 x/menit, tidak ada clubing finger


2) Sistem Kardiovaskuler
3) Sistem Pencernaan
4) Sistem Perkemihan
5) Sistem Persyarafan
6) Sistem Endokrin
7) Sistem Muskuloskletal
8) Sistem Integumen dan Imunitas
9) Wicara dan THT
10) Sistem Penglihatan
f. Data Psikologis.
1) Status Emosi: pada saat dikaji keluarga klien sangan kooperative, dan
emosi keluarga klien stabil
2) Kecemasan: baik klien maupun keluarga klien terlihat menerima
dengan keadaan yang sedang dialami, dan klien tidak cemas akan
penyakitnya

di

berolahraga, tempat tidur, tidak olahraga,

minum wine dan merokok .

e. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Penampilan
Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah
Nadi
Respirasi
Suhu

lemah

ataupun

3) Pola koping: menurut keluarga klien, klien sangat tertuutup jika ada
masalah atau apapun biasanya klien tidak menceritakannya ke
siapapun termasuk istri nya
4) Gaya komunikasi: baik klien maupun keluarga klien dapat menjawab
pertanyaan dengan baik. Gaya komunikasi keluarga klien dan klien
menggunakan bahasa indonesia
5) Konsepdiri
a) Body image
Menurut keluarga klien, klien menerima kondisi tubuhnya saat ini
b) Identitas diri
Klien sebagai seorag laki-laki, mempunyai status dalam keluarga
sebagai suami dari istrinya dan sebagai ayah dari keempat anakanaknya.
c) Ideal diri
Menurut keluarga klien, Klien berharp agar penyakitnya tidak
bertambah berat dan cepat sembuh, sehingga ia dapat kembali ke
keluarga seperti biasanya.
d) Harga diri
Menurut keluarga klien, Klien tidak merasa rendah diri dengan
keadaannya sekarang
e) Peran
Peran klien sebagai seorang suami dan sebagai ayah untuk istri dan
keempat anaknya, sementara ini tidak bisa berperan

karena

sakit,dan untuk sementara segala kebutuhan diurusi oleh istrinya.


g. Data Sosial.
Keluarga klien mengatakan hubungan klien dengan keluargannya, klien
sering berkomunikasi dengan tetangganya dan klien dekat dengan
tetangga2 dan masyarakat di daerah rumahnya
h. Data Spiritual
Klien beragama Kristen dank lien selalu beribadah ke gereja 1-2 x
seminggu

i. Data Penunjang
Tanggal: 9 Januari 2015
Jenis Pemeriksaan
1) Laboratorium darah
Glukosa darah sewaktu
AST (SGOT)
ALT (SGPT)
Ureum
Kreatinin
Asam urat
Trigliserida
Kolesterol total
Kolesterol HDL

Hasil
98
1572
676
107
1,5
6,3
58
97
17
67
4,89
2,5
2,3

Nilai Normal
mg%
u/L
u/L
mg%
mg%
mg%
mg%
mg%
mg%
mg%

< 140
< 37
< 41
20 40
0,8 1,3
3,49 7,19
< 150
< 200
< 50
< 150
68
4,6 5,2
1,3 2,7

Kolesterol LDL
g/dl
g/dl
g/dl

Kimia Klinik (Darah)


Protein total
Albumin
Globulin
2) EKG

- Rhythm : Irreguler
- HR : 100
- Gelombang P
Tinggi: 0,04 detik
Lebar: 0,12 detik
-

R/S di V3 :
R di V5 / V6 :
Gelombang ST
PR interval:
QRS Kompleks:

3) Radiologi
j. Program dan Rencana Pengobatan
1) Infus furosemide 5mg/jam melalui intravena
2) Infus syring pump ISDN 1mg/jam
3) Infus syring pump dobutamin 3mcg/kg BB/menit
4) KSR tablet peroral 1x1 pagi
5) Spironolaktanon 100mg, 0-1-0 / siang

Reguller
80-100
T:0,04
L: 0,12

6)
7)
8)
9)

Nebulasi : bisolvon, benetec, atroven 3x/hari


Canderin 8 mg tablet oral, 1x, sore
Captropril 3x6,25
Q 10-d-r tablet oral 1x1, pagi

2. Analisa Data
Data Senjang
Ds:
Do:

Interpretasi Data
Gagal jantung

Curah jantung menurun

Hipertrofi ventrikel

Pemendekan miokard

Pengisian LV menurun

Aliran tidak adekuat ke jantung

Masalah
Penurunan curah
jantung

dan otak

Penurunan curah jantung


Ds:
Do:

Gagal jantung

Curah jantung menurun

Peningkatan aktivitas adrenergic

Kelebihan
volume cairan

simpatik
GRF nefron
Vasokronstriksi
Ginjal
Menurunnya ekskresi Na+ dan
HO dalam urine

Urine output dan tekanan


hidrostatik Volume plasma

Resiko kelebihan volume cairan


Ds:
Do:

Gagal jantung

Kongesti pulmonalis

Tekanan hidrostatik >> tekanan

Resiko
kerusakan
pertukaran gas

osmotic

Pembesaran cairan ke alveoli

Kerusakan pertukaran gas


Ds:
Do:

Gagal jantung

Curah jantung menurun

Suplai darah ke jaringan

Intoleransi
aktivitas

menurun

Nutrisi dan oksigen sel menurun

Metabolisme sel menurun

Lemah dan letih

Intoleransi aktivitas

B. DIAGNOSA
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
miokardial, perubahan frekuensi, irama, konduksi listrik, perubahan
structural
b. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju filtrasi
glomerulus (menurunnya curah jantung / meningkatnya produksi ADH
dan retensi natrium / air)
c. Resiko kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membrane kapiler alveolus
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai
oksigen sesuai kebutuhan, kelemahan umum, tirah baring lama

C. RENCANA KEPERAWATAN
N0

DIAGNOSA

1.

Penurunan

RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN

INTERVENSI

Tujuan

1.Auskultasi

curah jantung Klien


berhubungan
dengan

akan

Menunjukkan

apical
frekuensi,

RASIONAL
nadi 1. Biasnya

kaji
iram

takikardi

terjadi
(meskipun

pada saat istirahat)

; tanda vital dalam

jantung
untuk
2.Catat bunyi jantung
Perubahan
batas yang dapat
mengkompensasi
3.Palpasi nadi perifer
kontraktilitas
diterima
4.Pantau TD
penurunan
5.Kaji kulit terhadp
(disritmia
kontraktilitas
miokardial/per
pucat dan sianosis
terkontrol
atau
ventrikel.
6.Berikan
oksigen
ubahan
2. S1 dan S2 mungkin
hilang) dan bebas
tambahan dengan
inotropik,
lemah
karena
gejala
gagal
kanula
Perubahan
menurunnya
kerja
jantung
,
nasal/masker
dan
frekuensi,
pompa. Irama Gallop
Melaporkan
obat sesuai indikasi
irama
dan
umum (S3 dan S4)
penurunan epiode
(kolaborasi)
konduksi
dihasilkan
sebagai
dispnea, angina,
listrik,
aliran darah kesermbi
Ikut serta dalam
Perubahan
yang disteni. Murmur
aktivitas
yang
structural
dapat menunjukkan
mengurangi
Inkompetensi/stenosi
beban
kerja
s katup.
jantung.
3. Penurunan
curah
jantung

dapat

menunjukkan
menurunnya
radial,

nadi
popliteal,

dorsalis, pedis dan


posttibial.

Nadi

mungkin cepat hilang


atau

tidak

teratur

untuk dipalpasi dan


pulse alternan.
4. Pada
GJK

dini,

sedang atau kronis


tekanan drah dapat
meningkat.

Pada

HCF

lanjut

tubuh

tidak

mampu

lagi

mengkompensasi
danhipotensi

tidak

dapat norml lagi.


5. Pucat menunjukkan
menurunnya
perifer

perfusi
ekunder

terhadap

tidak

dekutnya

curah

jantung;vasokontriksi
dan anemia. Sianosis
dapt terjadi sebagai
refrakstori GJK. Area
yang

sakit

berwarna
belang

sering

biru

atu

karena

peningkatan kongesti
vena.
6. Meningkatkn sediaan
oksigen
kebutuhan

untuk
miokard

untuk melawan efek


hipoksia/iskemia.
Banyak obat dapat
digunakan

untuk

meningkatkan
volume

sekuncup,

memperbaiki
kontraktilitas

dan

menurunkan
2.

Kelebihan

Klien

akan

kongesti.
1. Pengeluaran

: 1. Pantau

urine

volume cairan Mendemonstrasik

pengeluaran urine,

mungkin sedikit dan

berhubungan

catat jumlah dan

pekat

karena

warna saat dimana

penurunan

perfusi

dengan

: stabil

menurunnya
laju

an volume cairan
dengan

keseimbangan

filtrasi masukan

glomerulus

danpengeluaran,

(menurunnya

bunyi

curah

bersih/jelas, tanda

nafas

diuresis terjadi
2. Pantau/hitung

ginjal.

terlentang membantu

keseimbangan
pemasukan

Posisi

diuresis
dan

pengeluaran

pengeluaran

sehingga
urine

dapat
ditingkatkan
selama 24 jam
jantung)/meni vital
dalam
selama tirah baring
3. Pertahakan duduk
2. Data dasar untuk
ngkatnya
rentang
yang
atau tirah baring
mengetahui balance
produksi ADH dapat
diterima,
dengan
posisi
cairan
dan
retensi berat badan stabil
semifowler selama 3. Posisi
tersebut
natrium/air.
dan tidak ada
fase akut.
meningkatkan filtrasi
edema.,
4. Pantau TD dan
ginjal
dan
Menyatakan
CVP (bila ada)
menurunkan produksi
5. Kaji bisisng usus.
pemahaman
ADH
sehingga
Catat
keluhan
tentang
meningkatkan
anoreksia, mual,
pembatasan
diuresis.
distensi abdomen
cairan individual.
4. Hipertensi
dan
dan konstipasi.
peningkatan
CVP
6. Pemberian
obat
menunjukkan
sesuai
indikasi
kelebihan cairan dan
(kolaborasi)
7. Konsul dengan ahli
dapat menunjukkan
diet.

terjadinya

peningkatan kongesti
paru, gagal jantung.
5. Kongesti
visceral
(terjadi

pada

lanjut)

GJK
dapat

mengganggu

fungsi

gaster/intestinal.
6. Terapi diuretic dapat
disebabkan

oleh

kehilangan

cairan

tiba-tiba/berlebihan
(hipovolemia)
meskipun
edema/asites
ada.
7. perlu
diet

masih

memberikan
yang

dapat

diterima klien yang


memenuhi kebutuhan
kalori
3.

Resiko tinggi Klien


gangguan

akan

: 1. Pantau

Mendemonstrasik

pertukaran gas an ventilasi dan


berhubungan
dengan
perubahan
menbran
kapileralveolus.

: dekuat
jaringan

pembatasan natrium.
bunyi 1. menyatakan adanya

nafas, catat krekles


2. Ajarkan/anjurkan
klien batuk efektif,

oksigenisasi
pada

dalam

nafas dalam.
3. Dorong perubahan

kongesti
paru/pengumpulan
secret

menunjukkan

kebutuhan

untuk

intervensi lanjut.
posisi.
2. membersihkan jalan
ditunjukkan oleh 4. Kolaborasi dalam
nafas
dan
oksimetri dalam
Pantau/gambarkan
memudahkan aliran
rentang normal
seri GDA, nadi
oksigen.
dan bebas gejala
oksimetri.
3. Membantu mencegah
5. Berikan
obat
distress
atelektasis
dan
vasodilator,

pernapasan.,

ekspektoran

Berpartisipasi

/oksigen tambahan

dalam

sesuai indikasi

program

pneumonia.
4. Hipoksemia

dapat

terjadi berat selama


edema paru.
5. Terapi
vasodilator

pengobatan
dalam

btas

dapat membuka jalan

kemampuan/situa

nafas.

si.

Ekspektoran

dapat mengencerkan
dahak. Oksigen dapat
meningkatkan suplai
oksigen

yang

diperlukan tubuh
4.

Aktivitas

Klien

intoleran

Berpartisipasi pad

sebelum

berhubungan

ktivitas

segera

dengan

akan

yang

: diinginkan,

Ketidak

memenuhi

seimbangan

perawatan

antar

: 1. Periksa tanda vital 1. Hipotensi

suplai sendiri, Mencapai


peningkatan

Kelemahan

toleransi aktivitas

Tirah yang

baring lama.

dapat
oelh

menurunnya
kelemahan
kelelahan.

setelah

aktivitas karena efek


obat

bila

dan

(vasodilasi),

perpindahan

cairan

klien

(diuretic)

atau

menggunakan

pengaruh

fungsi

vasodilator,diuretic

diukur,
dibuktikan

dapat terjadi dengan

khususnya

okigen.
umum,

dan

aktivitas,
diri

ortostatik

dan penyekat beta.


2. Catat
respons

jantung.
2. Penurunan/ketidakma
mpuan

miokardium

kardiopulmonal

untuk meningkatkan

terhadap aktivitas,

volume

catat

selama aktivitas dpat

takikardi,

diritmia,

dispnea

berkeringat

dan

pucat.
3. Evaluasi
peningkatan
intoleran aktivitas.
4. Implementasi

sekuncup

menyebabkan
peningkatan

segera

frekuensi jantung dan


kebutuhan
juga
kelelahan

oksigen

peningkatan
dan

program
rehabilitasi
jantung/aktivitas
(kolaborasi)

kelemahan.
3. Dapat menunjukkan
peningkatan
dekompensasi
jantung

daripada

kelebihan aktivitas.
4. Peningkatan bertahap

pada

aktivitas

menghindari

kerja

jantung/konsumsi
oksigen

berlebihan.

Penguatan

dan

perbaikan

fungsi

jantung
stress,

dibawah
bila

fungsi

jantung tidak dapat


membaik kembali,

D. IMPLEMENTASI
No. Tanggal
1.

09/01/15

Pukul Dx

Tindakan

Paraf

Mempertahankan posisi semifowler

Memantau tekanan darah


Memberikan O2

mempertahankan klien tetap tirah

baring
membantu

ADL

(membantu

eliminasi urine)

2.

10/01/15

mempertahankan posisi semifowler

pantau tekanan darah

mempertahankan klien tetap tirah

baring
membantu adl : membantu makan

2
3

peroral, membantu eliminasi urine,


memberikan

cairan

peroral,

memberikan obat curcuma 1 tablet

E. EVALUASI
No. Tanggal Dx

Catatan Perkembangan

Paraf

BAB IV PENUTUP
4.1

KESIMPULAN

4.2

SARAN

DAFTAR PUSTAKA
Sudrajat,Endang.2013.

Asuhan

Keperawatan

CHF

(Congestive

Heart

Failure ).online terdsedia di http://ndangsudrajat.blogspot.com/2013/04/asuhankeperawatan-chf-congestive-heart.html (14 Januari 2015)


Masjoer, 2001, kapita selekta kedokteran, jilid I edisi III, cetakan IV, media
aeskulapis FK-UI, jakarta

Vous aimerez peut-être aussi