Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Kusta telah menyerang manusia sejak 300 SM, dan telah dikenal oleh
peradaban Tiongkok kuno, Mesir kuno ,dan India. Pada 1995,Organisasi Kesehatan
Dunia(WHO) memperkirakan terdapat dua hingga tiga juta jiwa yang cacat
permanen karena kusta.Walaupun pengisolasian atau pemisahan penderita dengan
masyarakat dirasakan kurang perlu dan tidak etis,beberapa kelompok penderita
masih
dapat
ditemukan
di
berbagai
belahan
dunia,seperti
India
dan
Vietnam. Kusta berasal dari kata kustha di bahasa Sansekerta, yang berarti
kumpulan gejala-gejala kulit secara umum. Penderita Kusta sebenarnya telah
ditemukan sejak tahun 600 Sebelum Masehi. Namun, kuman penyebab penyakit Kusta,
yakni Mycobacterium leprae, ditemukan pertama kali oleh sarjana dari Norwegia
GH Armauer Hansen pada tahun 1873,maka dari itu Kusta ini dikenal juga dengan
nama Morbus Hansen, sesuai dengan penemu kuman penyebab kusta tersebut.
Penyakit ini diduga berasal dari Afrika dan Asia tengah dan kemudian tersebar
melalui perpindahan penduduk di beberapa belahan dunia, penyebaran penyakit
tersebut umumnya dibawa oleh para pedagang yang melintasi batas negara.
Sedangkan Kusta masuk ke Indonesia ini melalui para pedagang dan penyebar
agama sekitar abad ke IV-V oleh orang India.1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
1
Kusta
merupakan
penyakit
infeksi
kronik,
dan
penyebabnya
ialah
2.5 KLASIFIKASI
PB
Lesi kulit
MB
1-5 lesi
Hipopigmentasi/eritema
Distribusi tidak simetris
Hilangnya sensasi yang
-
> 5 lesi
Hipopigmentasi/eritema
Distribusi lebih simetris
hilangnya sensasi kurang
jelas
jelas
Kerusakan
saraf
3.
Dapson
600Mg/bln
diminum
100Mg/hr
didepan
petugas
didepan
petugas
diminum di rumah
kesehatan
Anak
450Mg/bln
diminum
50Mg/hr
diminum dirumah
kesehatan
Tipe MB :
Dewasa
Rifampicin
600 Mg/bln diminum
Dapson
100 Mg/hr
Lamprene
300 Mg/bln diminum di
didepan petugas
diminum di rumah
kesehatan
Anak
50 Mg/hr
didepan petugas
diminum di rumah
kesehatan
dilanjutkan dengan 50
Mg selang sehari
diminum dirumah
BAB III
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS
Nama
: Nengah Citra
Umur
: 60 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku
: Bali
Agama:
: Hindu
Alamat
: Liligundi
Tgl Pemeriksaan: 14 Juli 2014
2. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Pasien datang dengan keluhan bercak kemerahan pada
seluruh tubuh.
Riwayat Peyakit Sekarang :
Penderita datang dengan bercak kemerahan pada wajah dan seluruh tubuh.
Bercak pertama kali muncul di daerah wajah sejak 1 bulan yang lalu.
Dikatakan mula-mula kecil kemudian membesar dan terasa agak gatal
namun tidak disertai nyeri. Beberapa minggu yang lalu timbul bercak yang
serupa pada tangan, perut dan punggung. Riwayat kesemutan dan nyeri
pada leher, tungkai atas dan tungkai bawah disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang
menderita penyakit yang sama.
Riwayat Alergi :
Makanan (-), obat-obatan (-).
Riwayat Pengobatan:
4
4. DIAGNOSIS BANDING
Morbus Hansen
Dermatofitosis
Tinea Versikolor
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes Gunawan
Pemeriksaan basil tahan asam
6. RESUME
5
9.PROGNOSIS
Bila penderita teratur minum obat dan control prognosisnya baik.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari anamnesis diperoleh informasi bahwa keluhan yang
menyebabkan Penderita datang adalah bercak kemerahan pada wajah dan
seluruh tubuh. Bercak pertama kali muncul di daerah wajah sejak 1 bulan
yang lalu. Dikatakan mula-mula kecil kemudian membesar dan terasa agak
gatal namun tidak disertai nyeri. Dari anamnesa tidak diperoleh fkctor
reiko karena dikatakan baik anggota keluarga yang lain maupun tetangga
tidak ada yang menderita penyakit yang sama.
Dari pemeriksaan fisik diperoleh Plak hiperpigmentasi pada wajah,
dengan bentuk bulat hingga oval,dan Plak Eritema, Bentuk bulat hingga
geografika, berbatas tegas pada punggun, perut dan tangan. Serta diperoleh
gangguan sensibilitas pada lengan dan perut.
Dari informasi yang diperoleh dari anamnesis dan pemeriksaan
fisik kasus ini mengarah pada diagnosis Morbus Hansen atau Kusta karena
telah ditemukan tanda-tanda kardinal kusta. Yaitu adanya plak eritematosa
pada kulit disertai hipoanestesi pada daerah lesi. Diagnosis tinea versikolor
dan dermatofitosis dapat disingkirkan karena pada lesi pasien ditemukan
sensibilitas. Dari hasil pemeriksaan BTA pada pasien ditemukan adanya
Basil tahan asam pada bahan lesi cuping kanan dan kiri pasien.
Jenis Morbus Hansen yang diderita pasien adalah tipe multi basiler
(MB) menurut kriteria WHO, karena didapatkan lesi yang banyak yaitu
lebih dari 6 lesi.
Setelah diagnosis
ditetapkan
yaitu
morbus
Hansen
tipe
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Morbus Hansen adalah suatu penyakit yang spesifik meyerang
system saraf perifer yang disebabkan oleh microbacterium leprae.
kemauan
serta
ketaatan
penderita
dalam
menjalani
pengobatan, maka dari itu penting dari tenaga medis untuk memberi
motivasi kepada penderita sehingga pengobatan berjalan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda, P. (2007). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta:
Fakultas Kedokteran UI.
2. PAPDI. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . Jakarta: Interna
Publishing.
10