Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
(Makalah Ini Dibuat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi Yang
Diampu Oleh Ibu Niken Meilani, S.Sit., S.Pd., M.Kes)
Disusun oleh:
Amirotun Solihah
P07124113001
Anggrid Kurniawati
P07124113002
Novia Paulina PP
P07124113026
Anis Nureni
P07124113003
Nurwanda Ega M
P07124113027
Anisa Rahmawati
P07124113005
Puri Asriyani
P07124113029
Sita Mutiara
P07124113036
Dian Triastuti
Sufiana Indaryanti
P07124113017
P07124113013
a.
b.
c.
d.
e.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Jakarta Raya;
16 Agustus 1967, gerakan KB diindonesia memasuki era peralihan pidato
pemimpin Negara;
- Orde lama : organisasi pergerakan dilakukan oleh tenaga suka rela, beroperasi
PEOPLE
1 Pemaksaan dikurangi
2 Dimulainya program safari KB pada awal 1980an
Tahun 1985-1988 pemerintah menetapkan program KB Lingkaran Biru dengan
kebijakan :
1 Masyarakat bebas memilih kontrasepsi yang ingin dipakainya meskipun tetap
sama
dengan
pemerintah.
Pada
tahun
1967
Presiden
Soeharto
Departemen
yang
Karya dan Catur Bhava Utama yang bertujuan mempertajam segmentasi sehingga
diharapkan dapat mempercepat penurunan fertilitas. Muncul juga strategi baru yang
memadukan KIE dan pelayanan kontrasepsi yang merupakan bentuk Mass
Campaign yang dinamakan Safari KB Senyum Terpadu.
4. Periode Pelita IV (1983-1988)
Pada masa Kabinet Pembangunan IV ini dilantik Prof. Dr. Haryono Suyono
sebagai Kepala BKKBN menggantikan dr. Suwardjono Suryaningrat yang dilantik
sebagai Menteri Kesehatan. Pada masa ini, pendekatan baru antara lain melalui
Pendekatan koordinasi aktif, penyelenggaraan KB oleh pemerintah dan masyarakat
lebih disinkronkan pelaksanaannya melalui koordinasi aktif tersebut ditingkatkan
menjadi koordinasi aktif dengan peran ganda, yaitu selain sebagai dinamisator juga
sebagai fasilitator. Disamping itu, dikembangkan pula strategi pembagian wilayah
guna mengimbangi laju kecepatan program. Pada periode ini secara resmi KB
Mandiri mulai dicanangkan pada tanggal 28 Januari 1987 oleh Presiden Soeharto
dalam acara penerimaan peserta KB Lestari di Taman Mini Indonesia Indah.
Program KB Mandiri dipopulerkan dengan kampanye Lingkaran Biru (LIBI) yang
bertujuan memperkenalkan tempat-tempat pelayanan dengan logo Lingkaran Biru
KB.
5. Periode Pelita V (1988-1993)
Pada masa Pelita V, Kepala BKKBN masih dijabat oleh Prof. Dr. Haryono
Suyono. Pada periode ini diluncurkan strategi baru yaitu Kampanye Lingkaran Emas
(LIMAS). Jenis kontrasepsi yang ditawarkan pada LIBI masih sangat terbatas, maka
untuk pelayanan KB LIMAS ini ditawarkan lebih banyak lagi jenis kontrasepsi, yaitu
ada 16 jenis kontrepsi. Pada periode ini juga ditetapkannya UU No. 10 Tahun 1992
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, dan
Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 khususnya sub sector Keluarga
Sejahtera dan Kependudukan, maka kebijaksanaan dan strategi gerakan KB
nasional diadakan untuk mewujudkan keluarga Kecil yang sejahtera melalui
penundaan usia perkawinan, penjarangan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga
dan peningkatan kesejahteraan keluarga.
6. Periode Pelita VI (1993-1998)
Pada periode ini kepala BKKBN berganti sebanyak dua kali yaitu oleh Dalam Kabinet
Prof. Dr. Haryono Suyono (19 Maret 1993 21 Mei 1998) dan
Oka (21 Mei 1998). Pada pelita VI, fokus kegiatan diarahkan pada pelayanan
keluarga berencana dan pembangunan keluarga sejahtera, yang dilaksanakan oleh
pemerintah, masyarakat dan kelaurga untuk meningkatkan kualitas keluarga agar
dapat melaksanakan fungsinya secara optimal. Kegiatan yang dikembangkan dalam
pelaksanaan pembangunan keluarga sejahtera diarahkan pada tiga gerakan, yaitu
Konferensi
International
di
New
York
yang
menghasilkan
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Malthus ( 1766 1834 ) pada zaman industry sedang berkembang manusia
jangan terlalu banyak berhayal bahwa dengan kemampuan teknologi mereka akan
dapat memenuhi segala kebutuhan karena pertumbuhan manusia laksana deret
ukur, sedangkan pertumbuhan dan kemampuan sumber daya alam untuk untuk
memenuhinya berkembang dalam deret hitung. Dengan demikian dalam suatu saat
manusia akan sulit untuk memenuhi segala kebutuhannya karena sumber daya alam
yang sangat terbatas. Pada tahun 1953, sekelompok masyarakat yang terdiri dari
berbagai kelompok golongan, khusunya dari kalangan kesehatan memulai prakasa
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik (BPS). 2010. Sensus Penduduk Antar Sensus.Diunduh 20 Januari
2014 dari http://sp2010.bps.go.id/index.php.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013.
Diunduh 1 Maret 2015