Vous êtes sur la page 1sur 5

Akbar Sang Penakluk Macan

Zaman dulu di desa parahyangan, banyak sekali hewanhewan buas yang berkeliaran di rumah-rumah pada
malam hari. Hewan ini sangat menganggu warga sekitar.
Di satu toko, ada yang kehilangan persediaan daging asap
. Di satu rumah, ada yang kehilangan madu kumpulan
peternak dan bahkan di satu rumah ada yang kehilangan
bayi yang baru lahir. Warga sangat resah mendengar
perbuatan yang dilakukan oleh hewan buas ini.

Bahkan

yang paling mengerikan lagi, hewan buas ini tidak suka


dengan namanya pejuang pejuang parahyangan. Konon
hewan buas yang tidak suka pejuang parhyangan ada
dikalangan Macan. Macan terkenal dengan nama tak
tertandingi. Hal ini dikarenakan macan selalu menang
ketika bertarung dengan manusia biasa. Banyak orang
yang tewas karena koloni dari macan ini
Mendengar hal tersebut, seorang pemuda yang baru
naik daun ingin sekali bertarung dengan macan itu.
Pemuda itu terus berlatih dengan gurunya Yao Ming, ahli
tombak yang konon telah menusuk 1000 macan selama
24 jam
Akbar, kamu harus cepat menghadapi serangan kilat
tombak ini. Jika kamu selalu menghindar, kamu akan mati
dicakar macan Ujar pa Yao Ming
Maaf pa, saya akan terus berusaha. Hayah Teriak
pemuda itu
Pemuda itu dan Yao Ming terus berlatih dari pagi hingga
sore. Waktu tidak terasa sudah lewat, akhrinya Akbar dan

Yao

Ming

mengakhiri

sesi

berlatih

mereka.

Merka

beristirahat di sebuah pemandian umum di bukit gunung


Krakatau.
Akbar, kamu seharusnya lebih mengeluarkan energi
kamu pada saat bertarung. Ujar gurunya
Maaf pa guru, saya tidak bisa bertarung apabila lawan
saya adalah pak guru Jawab Akbar
Hahaha kamu terlalu naif muridku. Sekuat apapun
kamu kamu tak bisa mengalahkan si lautan macan
Berapa saat kemudian, datanglah koloni-koloni macan
berwarna coklat belang. Mereka memasang muka seram
dihadapan guru murid itu. Wajah seram macan itu sama
sekali tidak mempengaruhi guru murid itu.
Hey macan kenapa kamu kesini. Ujar Akbar
Hahaha dasar makhluk bodoh, ngapain saya menjawab
pertanyaan dari kalian
HEY, beraninya kamu mempermalukan kami. Kalau
kalian berani hadap kami berdua dengan dua macan di
grup kalian
Memangnya kenapa kalau kami bermain kroyok. Salah
kalian yang menantang kami duluan hahaha
Macan pertama segera menyerang Yao Ming yang
sedang berdiam diri. Akan tetapi Yao Ming walaupun
sedang berdiam diri, ia sangat fokus terhadap macanmacan

disekitarnya.

Refelksnya

yang

sangat

kuat

membuat macan yang menyerang itu terlempar dari bukit


gunung Krakatau. Akbar yang sangat senang menemukan
musuh macan pertamanya langsung menebas perut

macan yang sedang berdiri ingin mencakram Yao Ming.


Tidak lama kemudian, 6 macan yang ada di bukit itu tidak
berdaya. 2 macan lainnya sangat ketakutan melihat guru
murid itu membunuh rekan-rekannya. Saat lengah, Akbar
mulai bergagas membunuh 2 macan itu.
Rasakan ini kau hewan buas
Akbar jangan
ROAR
Tebasan Akbar ditepis oleh macan yang tiba-tiba turun
dari lereng gunung.
Ada apaan ini disini Ujar macan yang turun itu
Baginda maafkan kami. Kami diserang oleh dua orang
biadab itu Jawab macan yang ketakutan itu
Memang sampah kalian. Kalian bisanya memfitnah
kami doang Teriak Akbar
Akbar kamu diam Tepis Yao Ming
Hei Yao Ming, Sudah lama tidak berjumpa
Hahaha iya sama. Aku akan mengalahkan kamu nanti
Hahaha kita liat saja. Sudah cukup kalian berdua.
Sanah kembali lagi ke hutan. Kamu sudah kalah disini
3 Macan itu segera berandak pulang ke hutan. Akbar
kebingungan karena gurunya Yao Ming sangat akrab
dengan Macan itu.
Guru kenapa anda melepaskan ketiga macan bodoh
itu Tanya akbar
Sebenarnya Muridku, hewan buas itu tidak seperti yang
kamu kira

Mendengar jawaban dari gurunya, Yao Ming dan Akbar


pulang kerumahnya masing-masing. Akbar beranggapan
bahwa ada macam yang lebih kuat dari macan yang tadi.
Ia

sangat

tertantang

sehingga

berjanji

akan

mengalahkannya keesokan harinya


Saat matahari mulai terbit, Akbar beranjak pergi ke
hutan yang didiami para koloni macan. Ia menghadang
berbagai macam rintangan yang disediakan di hutan itu.
Mulai dari bertarung dengan Gajah, badak bercula satu
dan singa. Setelah menelusuri hutan, terdengar suara
macan yang sedang mengguam
Roar
Suara itu adalah suara Raja Macan. Mendengar suara itu
Akbar langsung berlari menuju arah suara macan itu.
Akbar sangat terkejut, melihat sisi lain dari Raja Macan.
Apakah kamu bodoh, cepat keluar dari sini. Gaung
Raja Macan
Ternyata macan itu sedang bertarung dengan para
bandit desa parahyangan. Ia bertarung untuk menjaga 2
orang lelaki yang sedang mancari kayu dihutan.
Hahaha ada bocah yang bodoh nih. Alex bunuh cepat
Para bandit itu segera mengetahui Akbar yang masih
terkjeut akan sifat dari Raja Macan itu. Dengan cepat
mereka memanah kearah Akbar, akan tetapi panah itu
masih bisa ditangkis oleh Akbar
Oh jadi begitu maksud guru. Sekarang aku tahu siapa
yang harus disalahkan

Hei bandit, sini kau. Kalian bukan apa-apanya bagi


saya
Beraninya kami bocah
Hei Bodoh apa yang kamu lakukan Terika macan
Tanpa menghiraukan omongan macan, para bandit
dengan cepat membalikan arah ke Akbar dan langsung
menebas Akbar. Akbar bisa menepis pedang dari para
bandt itu dan akhirnya dengan teknik terbarunya. Dalam 1
detik 10 bandit itu tewas tertebas pedang sakti Akbar.
Wow keren Ujar macan itu
Terima kasih pa macan dan pa pemuda Ujar penebang
itu
Tidak usah sungkan-sungkan Jawab Raja Macan
Ternyata yang membuat keresahan itu bukanlah hewan
buas. Akan teteapi para bandit yang merajalela dan
memfitnahkannya
parahyangan.

di

Akhirnya

menjadi teman sakti

kalangan
Akbar

dan

hewan
Raja

buas
macan

di
pun

Vous aimerez peut-être aussi