Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Abstrak
Status kesehatan gigi dan mulut serta peran
orangtua dalam kesehatan gigi mulut merupakan
faktor penting. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
hubungan manajemen pelaksanaan UKGS dan
peran orang tua terhadap status kesehatan gigi dan
mulut pada murid kelas V dan VI di Kecamatan
Cilandak, Jakarta Selatan tahun 2011.
Jenis penelitian deskriptif analitik, dengan
desain cross sectional. Populasi dan sampel
penelitian adalah semua siswa dan orangtua siswa
kelas V dan VI SDN wilayah binaan Puskesmas seKecamatan Cilandak, yang berjumlah 6 buah
Puskesmas dan 6 SDN. Sampel sebanyak 557
orang Analisis data yaitu analisis univariat, bivariat
(uji Kai Kuadrat dan Uji Anova), dan multivariat (uji
Regresi Logistik dan Regresi Linier).
Hasil status kesehatan gigi dan mulut siswa
nilai rata-rata indeks DMFT siswa adalah 1,42,
indeks CPITN 1,47, dan OHIS siswa adalah 1,65.
Manajemen program UKGS di sekolah sebagian
besar berjalan dengan kurang (50,0%). Hasil
analisis multivariat, variabel yang paling dominan
berhubungan dengan indeks DMFT adalah
pengorganisasian (OR = 3,379) setelah dikontrol
oleh peran orangtua. Tidak ada variabel yang paling
dominan berhubungan dengan indeks OHIS. Dan
variabel yang paling dominan berhubungan dengan
indeks CPITN adalah perencanaan (B = 0,161)
setelah dikontrol oleh variabel pengendalian dan
peran orangtua.
Kesimpulan manajemen pelaksanaan UKGS
dan peran orang tua
dapat mempengaruhi
terhadap status kesehatan gigi dan mulut pada
murid kelas V dan VI.
Kata Kunci
: status kesehatan gigi mulut,
manajemen UKGS, peran orangtua
Pendahuluan
Masalah
kesehatan
gigi
di
Indonesia masih merupakan masalah
masyarakat yang penting, hal ini dapat
dilihat dari prevalensi karies di Indonesia
yang masih tergolong tinggi. Dari hasil
Riset Kesehatan Dasar tahun 2007,
sebanyak 72,1% penduduk Indonesia
menderita karies gigi (gigi berlubang) dan
Abstract
Oral health status and the role of parents in
dental health of the mouth is an important factor.
The purpose of this study to see the effect of the
103
104
Frekuensi
(n)
Persentase
(%)
117
395
45
557
21,0
70,9
8,1
100,0
105
Rendah
Tinggi
Total
CPITN
Karang gigi
Berdarah
Sehat
Total
341
216
557
61,2
38,8
100,0
147
45
365
557
26,4
8,1
65,5
100,0
Pelaksanaan
Kurang baik
Baik
Pengendalian
Kurang baik
Baik
Total
2
4
33,3
66,7
3
3
6
50,0
50,0
100,0
1. Manajemen UKGS
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian
besar perencanaan program UKGS di SD
Binaan Puskesmas Kecamatan Cilandak
berjalan dengan kurang baik (66,7%),
pengorganisasian UKGS memiliki proporsi
yang sama, pengorganisasian program
UKGS berjalan dengan kurang baik
(50,0%). sebagian besar pelaksanaan
program UKGS berjalan dengan baik
(66,7%). Pengendalian UKGS memiliki
proporsi yang sama, yaitu pengendalian
program UKGS berjalan dengan kurang
baik dan 3 sekolah
menyatakan
pengendalian program UKGS berjalan
dengan baik (50,0%). seperti terlihat dalam
tabel 4 berikut.
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Manajemen Program
UKGS pada Siswa SD Binaan di Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Cilandak
Jakarta Selatan tahun 2011
Variabel
Perencanaan
Kurang baik
Baik
Pengorganisasia
n
Kurang baik
Baik
Total
Frekuens
i (n)
Persentas
e (%)
4
2
66,7
33,3
3
3
6
50,0
50,0
100,0
2. Peran Orangtua
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui
sebagian besar orangtua siswa berperan
dengan baik yaitu 440 orang (79,0%)
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Peran Orangtua Siswa
Sekolah Dasar Binaan di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Cilandak Jakarta
Selatan tahun 2011
Peran
Orangtua
Kurang baik
Baik
Total
Frekuensi
(n)
117
440
557
Persentase
(%)
21,0
79,0
100,0
B. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk menguji
baik secara sendiri-sendiri maupun secara
bersama-sama
antara
variabel
manajemen UKGS (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian)
dan peran orangtua dengan status gigi
dan mulut siswa (indeks OHIS, DMFT,
CPITN).
1. Hubungan manajemen UKGS dan
peran orangtua secara sendirisendiri dengan status gigi dan mulut
siswa
Manajemen
UKGS
Perencanaan
Pengorganisasian
Pelaksanaan
Pengendalian
Peran
orangtua
Status
Gigi
dan
Mulut
OHIS
DMFT
CPITN
OHIS
DMFT
p
value
OR
Kesimpulan
0,308
0.001
0,004
0,101
0,005
1,853
3,32
CPITN
OHIS
DMFT
CPITN
OHIS
DMFT
CPITN
OHIS
DMFT
CPITN
0,573
0,643
0.005
0,040
0,411
0.001
0,053
0,029
0.022
0,037
2,23
1,81
1,68
-
2. Hubungan
Manajemen
UKGS
dengan Status Gigi dan Mulut Siswa
Hasil tabel menunjukkan bahwa
manajemen UKGS berhubungan dengan
indeks DMFT, sedangkan untuk indeks
OHIS dan CPITN ditemukan tidak adanya
hubungan bermakna.
Tabel 5
Hubungan Manajemen UKGS Dengan
Status Gigi dan Mulut Siswa Sekolah Dasar
Kelas V dan Kelas VI di Kecamatan
Cilandak Jakarta Selatan tahun 2011
Manajemen Mean
UKGS
Indeks DMFT
Standar
Deviasi
p
value
Kurang
Cukup
Baik
Indeks OHIS
Kurang
Cukup
Baik
Indeks CPITN
Kurang
Cukup
Baik
106
1,78
1,44
1,97
0,58
0,44
0,43
0,0005
0,58
0,61
0,69
0,88
0,87
0,89
0,528
2,44
2,46
2,47
0,82
0,98
0,87
0,956
C. Analisis Multivariat
Analisis multivariat bertujuan untuk
mengetahui
faktor
yang
paling
dominan berhubungan dengan status
gigi dan mulut siswa
Hasil akhir analisis multivariat,
ternyata variabel pengorganisasian
dan peran orangtua merupakan
variabel yang berhubungan dengan
indeks DMFT siswa. Dan dari kedua
variabel
tersebut,
variabel
pengorganisasian merupakan variabel
yang paling dominan (OR = 3,379)
berhubungan dengan indeks DMFT
siswa. Hasil akhir analisis multivariat,
dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 6
Hasil Analisis Regresi Logistik Antara
Variabel Pengorganisasian, Dan Peran
Orangtua
Variabel
Independen
Pengorganisa-
Dependen
(Manajemen
UKGS)
DMFT
1,218
0,000
0,571
0,012
0,134
0,144
0,000
0,998
0,007
-0,178
-0,070
0,961
0,131
0,435
sian
Peran orangtua
Perencanaan
Pengorganisasian
Pelaksanaan
Pengendalian
Peran orangtua
OHIS
107
Perencanaan
Pengorganisasian
Pelaksanaan
Pengendalian
Peran orangtua
CIPTN
0,284
0,049
0,002
0,643
-0,024
-0,234
-0,174
0,863
0,045
0,049
Pembahasan
A. Status Kesehatan Gigi dan Mulut
Dari hasil penelitian diketahui
status kesehatan gigi dan mulut siswa
berdasarkan indeks OHIS diperoleh
nilai rata-rata OHIS siswa adalah 2,45
dan standar deviasi 0,88. Indeks paling
rendah adalah 6 dan paling tinggi
adalah 0. Dari hasil pengelompokkan
OHIS, diketahui sebagian besar indeks
OHIS siswa SD adalah sedang
(70,9%).
Oral higiene indeks dapat diketahui
dengan menjumlahkan skor debris dan
skor kalkulus
(OHI = DI + CI).
Skor semakin kecil menandakan
kebersihan gigi dan mulut lebih baik.
Dari hasil penelitian ternyata rata-rata
skor OHIS siswa adalah 2,45, yang
menandakan bahwa tingkat OHIS
siswa berada dalam kategori sedang.
Selain OHIS, indeks kesehatan gigi
dan mulut siswa juga diketahui dari
indeks DMFT. Dari hasil penelitian,
Indeks DMFT rata-rata adalah 1,72
dan standar deviasi 0,56. sebagian
besar indeks DMFT siswa SD adalah
rendah, yaitu sebanyak 341 orang
(61,2%)
Indeks pengalaman karies (DMFT)
merupakan indikator dari keadaan gigi
yang mengalami kerusakan, hilang
atau ditambal akibat adanya karies.
dari hasil penelitian juga menemukan
bahwa rata-rata siswa yang mengalami
caries gigi tetap adalah sebanyak 1 2
buah gigi dengan jumlah gigi tetap
paling banyak adalah 11 buah gigi.
Hasil penghitungan karies gigi rata-rata
per siswa adalah sebanyak 3,02 buah
hubungan
perencanaan
UKGS
dengan indeks DMFT (P = 0,001) dan
indeks CPITN (p = 0,004) ternyata
menunjukkan
adanya
hubungan
bermakna.
Kondisi tersebut dapat terjadi
karena salah satu tujuan dari
pengukuran indeks DMFT adalah
untuk mengetahui seberapa parah
kondisi gigi anak, indeks tersebut
bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar jumlah gigi siswa yang
mengalami karies,
yang
harus
ditambal, yang harus dicabut, dan
yang sudah ditambah sempurna,
sedangkan indeks CPITN adalah
untuk
menentukan
kebutuhan
perawatan
yang
meliputi
jenis
tindakan, besar beban kerja dan
kebutuhan tenaga, yang kesemuanya
itu
terdapat
dalam
komponen
perencanaan.
Sedangkan
untuk
indeks OHIS, maksud dan tujuannya
adalah
mengumpulkan
data
kebersihan gigi dan mulut sasaran
dan merencanakan tindakan promotif
preventif. Komponen perencanaan
yang
dibutuhkan
lebih
sedikit
dibandingkan dengan indeks DMFT
dan
CPITN.
Hal
inilah
yang
menyebabkan rendahnya pengaruh
antara perencanaan dengan indeks
OHIS siswa.
2. Pengorganisasian UKGS
Berdasarkan hasil penelitian,
diketahui bahwa baru 50% sekolah
yang
menyatakan
bahwa
pengorganisasian program UKGS
pada siswa berjalan dengan baik.
Pengorganisasian dalam hal ini
adalah penyusunan tenaga yang akan
melaksanakan berbagai program
yang telah direncanakan sebelumnya.
Susunan organisasi tersebut biasanya
terbentuk dalam struktur organisasi
108
109
halnya
mengajarkan
anak
cara
menyikat gigi, menyediakan sikat gigi
dan pasta gigi khusus untuk anak,
mengawasi dan memperhatikan anak
menyikat gigi, membatasi konsumsi
jajanan kariogenik, memeriksa kondisi
gigi anak, dan membawa anak ke
dokter gigi secara teratur, akan besar
pengaruhnya
terhadap
status
kesehatan gigi dan mulut anak.
D. Manajemen Program UKGS
Hasil penelitian diketahui bahwa
manajemen program UKGS di sekolah
sebagian besar berjalan dengan
kurang (50,0%), hanya 16,7% sekolah
yang memiliki manajemen UKGS baik.
Hasil uji statistik juga diperoleh bahwa
manajemen UKGS memiliki hubungan
yang bermakna dengan indeks DMFT
(p = 0,0005). Sedangkan indeks OHIS
dan
CIPTN
keduanya
tidak
berhubungan
secara
bermakna
dengan manajemen UKGS.
Indeks DMFT merupakan indeks
yang menggambarkan keberhasilan
program UKGS secara terus menerus.6
Berbeda dengan indeks OHIS dan
CIPTN, karena kedua indeks tersebut
sangat
mudah
berubah
dan
terpengaruh oleh kebiasaan/perilaku
anak. Seperti halnya dengan kondisi
OHIS dan CIPTN siswa yang dengan
mudah dapat diperbaiki / ditingkatkan
dengan menggosok gigi secara teratur
dan minum obat kumur/larutan yang
dapat menyehatkan gigi dan mulut.
Berbeda dengan indeks DMFT, kondisi
gigi yang berlubang, ditambal ataupun
hilang, merupakan gambaran kondisi
gigi siswa yang besifat lama, tidak
dapat diubah dalam sekejap, sehingga
hal tersebut sangat dipengaruhi oleh
manajemen program UKGS yang
dijalankan di sekolah, disamping faktor
110
Kesimpulan
Hasil analisis univariat diketahui
status kesehatan gigi dan mulut siswa nilai
rata-rata indeks DMFT siswa adalah 1,42,
indeks CPITN diketahui nilai rata-rata
adalah 1,47, dan nilai rata-rata OHIS
siswa adalah 1,65. Manajemen program
UKGS di sekolah sebagian besar berjalan
dengan kurang (50,0%). Manajemen
UKGS memiliki hubungan yang bermakna
dengan indeks DMFT. Hasil analisis
multivariat, variabel yang paling dominan
berhubungan dengan indeks DMFT
adalah pengorganisasian setelah dikontrol
oleh variabel peran orangtua. Tidak ada
variabel
yang
paling
dominan
berhubungan dengan indeks OHIS. Dan
variabel
yang
paling
dominan
berhubungan dengan indeks CPITN
adalah perencanaan setelah dikontrol oleh
variabel pengendalian dan peran orangtua
Saran
Untuk meningkatkan status gigi dan mulut
siswa melalui manajemen UKGS dan
peran orangtua, maka perlu meningkatkan
kegiatan UKGS, koordinasi bersama
Puskesmas, pelaksanaan program UKGS
dengan rutin dan berkesinambungan,
meningkatkan peran Kepala Sekolah, dan
pendidikan kesehatan kepada orangtua
siswa
Daftar Pustaka
1.
2.
111