Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OSTEOMIELITIS
A. Pengertian
Infeksi pada tulang dan bone marrow
(osteomyelitis), lebih sering disebabkan
infeksi bacterial, dapat juga oleh jamur,
bisa akut atau kronis.
Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan dari
pada infeksi jar lunak karena terbatasnya
asupan darah, respon terhadap inflamasi,
tingginya tekanan jar dan pembentukan
involukrum (tulang baru disekeliling jar
tulang mati).
Osteomieliotis kronis dpt mempengaruhi
kualitas hidup / m'akibatkan kehilangan
ekstremitas.
B. Etiologi
Lansia
Nutrisi buruk
Penderita rematoid
E. Stadium
1. Stadium 1 / akut fulminan
Awitan osteomielitis setelah pembedahan
orthopedic dpt terjadi dalam 3 bulan
pertama dan sering berhubungan dgn
penumpukan hematoma atau infeksi
superficial.
2. Stadium 2 / awitan lambat
Infeksi terjadi antara 4 sampai 24 bulan
setelah pembedahan.
3. Stadium 3 / awitan lama
Osteomielitis biasanya akibat penyebaran
hematogen, terjadi dua tahun atau lebih
setelah pembedahan tulang
F. PATHOPHYSIOLOGY
Microorganisms enter bone (Phagocytosis).
Phagocyte contains the infection
Release enzymes
Lyse bone
PATHOPHYSIOLOGY
Bacteria menghindari mekanisme
pertahanan diri host:
Masuk kejaringan tulang yang rusak
Bertahan dalam osteoblasts
Protective polysaccharide-rich biofilm
PATHOPHYSIOLOGY
Pus spreads into vascular channels
intraosseous pressure
Impairing blood flow
Chronic ischemic necrosis
Separation of large devascularized fragment
(Sequestra)
PATHOLOG
Y
Acute Infiltration
of PMNs
PATHOLOGY
Acute Infiltration of PMNs
Congested or thrombosed vessels
Chronic Necrotic bone
Absence of living osteocyte
Mononuclear cells predominate
Granulation & fibrous tissue
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pada osteomielitis akut,
I. Penatalaksanaan
Sasaran awal terapi adl m'ontrol dan
meghentikan proses infeksi : kultur
darah dan swab dan kultur abses utk
identifikasi MO dan jenis obat yg tepat.
Kadang infeksi disebabkan lebih dari
satu jenis MO
Daerah yg terkena diimobilisasikan utk
m'urangi nyeri dan mencegah fraktur
Meningkatkan aliran darah : dpt
dilakukan rendaman hangat selama 20
menit beberapa kali sehari.
.
Penatalaksanaan .
Setelah diperoleh hasil pemeriksaan
kultur, diberikan antibiotik IV yg sesuai,
utk m'ontrol infeksi sebelum aliran darah
didaerah tersebut tersebut menurun
akibat trombosis. Setelah infeksi tampak
terkontrol, antibiotik dpt diberikan peroral
dan diberikan sampai 3 bulan. Obat
diminum sebelum makan utk
meningkatkan absorbsi
Penatalaksanaan .
Bila tidak menujukkan respon
terhadap pengobatan antibiotik,
dilakukan pembedahan utk
m'eluarkan jar purulen dan nekrotik.
Daerah tersebut kemudian diirigasi
secara langsung dgn larutan
fisiologis steril.
Terapi antibiotika.
Penatalaksanaan .
Pada osteomielitis kronis dilakukan
sequesterektomi. Semua kartilago dan
tulang yg terinfeksi atau mati diangkat
sehingga terbentuk cekungan datar
supaya dpt terjadi penyembuhan yg
permanen.
Luka dpt ditutup rapat atau dipasang
tampon agar dpt diisi jargranulasi, atau
dilakukan grafting dikemudian hari.
Dpt diberikan irigasi larutan salin normal
selama 7 - 8 hari.
Penatalaksanaan .
Rongga yg didebridemen dpt diisi dgn
graft tulang kanselius utk merangsang
pertumbuhan tulang. Pada defek yg sangat
besar rongga dpt diisi dgn transfer tulang
pemb darah atau flap otot (suatu otot
diambil dari jar sekitarnya dgn pemb
darah utuh utk meningkatkan asupan
darah, perbaikan asupan darah akan
meningkatkan penyembuhan tulang dan
eradikasi infekasi).
Debridemen tulang menyebabkan tulang
menjadi lemah, dilanjutkan stabilisasi atau
penyokong dgn fiksasi interna atau alat
penyokong eksterna utk mcegah fraktur.
COMPLICATION
Bone abscess
Bacteremia
Fracture
Loosing of the prosthetic implant
Overlying soft-tissue cellulitis
Draining soft-tissue tract
Septic Osteomyelitis
J. ASUHAN
KEPERAWATAN
a. Pengkajian
Riwayat Keperawatan .
Hal yg perlu dikaji meliputi : umur, riwayat trauma,
luka terbuka, tindakan operasi khususnya operasi
tulang, terapi radiasi, pengobatan steroid.
Pemeriksaan fisik
Area sekitar tulang yg terinfeksi menjadi bengkak
dan terasa lembek dan nyeri tekan bila dipalpasi,
eritema, panas, dan atau keluar cairan purulen.
Efek sistemik : demam diatas 38 c, takhikardi,
irritable, lemah. Pada osteomielitis kronis
peningkatan suhu mungkin minimal yg terjadi
pada sore dan malam.
Pengkajian .
Riwayat Psikososial
Pasien sering kali merasa ketakutan,
kawatir infeksinya tidak dpt sembuh,
takut diamputasi. Biasanya pasien
dirawat lama di RS, sehingga perlu dikaji
adanya perubahan-parubahan dgn
keluarga, pekerjaan atau sekolah.
Klien merasa terisolir dan terjadi
perubahan konsep diri.
Diagnosa kep
1. Nyeri
2. Kerusakan integritas kulit
3. Cemas
4. Ggn CT
5. Hipertermi
6. Mobilitas fisik
7. SCD
8. Pengetahuan
9. Intoleran aktitas
10. Konsep
11. .
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri yg berhubungan dgn inflamasi
dan pembengkakan
2. Kerusakan mobilitas fisik yg
berhubungan dgn nyeri, alat imobilisasi
dan keterbatasan beban berat badan.
3. Resiko terhadap penyebaran infeksi :
pembentukan abses tulang.
4. Kurang pengetahuan (Kebutuhan belajar)
tentang proses penyakit, prognosa dan
penatalaksanaan
c. Intervensi
1. m'urangi nyeri
Bagian yg terkena diimobilisasi dgn
bidai utk m'urangi nyeri dan spasme otot.
Tinggikan bagian yg sakit utk m'urangi
ketidak nyamanan dan bengkak
Pantau status neurovaskuler.
Ajarkan teknik m'urangi nyeri.
Kelola pemberian analgetika
d. Evaluasi
1. Nyeri berkurang/hilang dgn criteria melaporkan
nyeri berkurang, tidak m'alami yeri tekan
ditempat terjadinya infeki, tidak m'alami ketidak
nyamanan bila bergerak
2. Peningkatan mobilitas fisik dgn criteria :
berpartisipasi dalam aktivitas perawatan diri,
mempertahankan fungsi penuh ekstremitas yg
sehat, memperlihatkan penggunaan lat
imobilisasi dan alat Bantu dgn aman.
3. Tidak terjadi infeksi dgn criteria : memakai
antibotik sesuai program, suhu badan normal,
pembengkakan hilang, tidak keluar pus, LED dan
ALkembali normal, kultur darah negative
SEMOGA BERMANFAAT