Vous êtes sur la page 1sur 5

ADC dan DAC Convertion

1. ADC (Analog to Digital Convertion)


ADC atau Analog Digital Convetion merupakan suatu piranti yang berfungsi
untuk mengubah sinyal-sinyal Analog menjadi sinyal Digital. Atau dapat disimpulkan
ADC ini merubah nilai suatu masukan yang berupa arus, tegangan listrik atau sinyal
analog lainnya menjadi sinyal digital (angka).
Prinsip Kerja :ADC mengubah banyak masukan, terutama yang berasal dari
tansduser, merupakan isyarat analog yang harus disandikan menjadi informasi digital
sebelum masukan itu diproses, dianalisa atau disimpan dalam kalang digital. Pengubah
mengambil masukan, mencobanya, dan kemudian memproduksi suatu kata digital
bersandi yang sesuai dengan taraf dari sinyal analog yang sedang diperiksa. Keluaran
digital bisa berderet (bit demi bit) atau berjajar dengan semua bit yang disandikan
disajikan serentak. Dalam sebagia besar pengubah, isyarat harus ditahan mantap selama
proses pengubahan. Jenis-jenis dari ADC serta fungsi dari masing-masing jenis ADC:
a. Tipe Integrating, menawarkan resolusi tertinggi dengan biaya terendah. ADC tipe ini
tidak dibutuhkan rangkaian sample hold. Tipe ini memiliki kelemahan yaitu waktu
konversi yang agak lama, biasanya beberapa milidetik. Tipe tracking menggunakan
prinsip up down counter (pencacah naik dan turun). Binary counter (pencacah biner)
akan mendapat masukan clock secara kontinyu dan hitungan akan bertambah atau
berkurang tergantung pada kontrol dari pencacah apakah sedang naik (up counter)
atau sedang turun (down counter). ADC tipe ini tidak menguntungkan jika dipakai
pada sistem yang memerlukan waktu konversi masukan keluaran singkat, sekalipun
pada bagian masukan pada tipe ini tidak memerlukan rangkaian sample hold. ADC
tipe ini sangat tergantung pada kecepatan clock pencacah, semakin tinggi nilai clock
yang digunakan, maka proses konversi akan semakin singkat. Tipe flash / parallel,
tipe ini dapat menunjukkan konversi secara lengkap pada kecepatan 100 MHz
dengan rangkaian kerja yang sederhana. Sederetan tahanan mengatur masukan
inverting dari tiap-tiap konverter menuju tegangan yang lebih tinggi dari konverter
sebelumnya, jadi untuk tegangan masukan Vin, dengan full scale range, komparator
dengan bias dibawah Vin akan mempunyai keluaran rendah. Keluaran komparator
ini tidak dalam bentuk biner murni. Suatu dekoder dibutuhkan untuk membentuk
suatu keluaran yang biner. Beberapa komparator berkecepatan tinggi, dengan waktu

tunda (delay) kurang dari 6 ns banyak digunakan, karena itu dihasilkan kecepatan
konversi yang sangat tinggi. Jumlah komparator yang dibutuhkan untuk suatu
konversi n bit adalah 2^n 1. Tipe successive approximation merupakan suatu
konverter yang paling sering ditemui dalam desain perangkat keras yang
menggunakan ADC. Tipe ini memiliki kecepatan konversi yang cukup tinggi,
meskipun dari segi harga relatif mahal. Prinsip kerja konverter tipe ini adalah,
dengan membangkitkan pertanyaan-pertanyaan yang pada intinya berupa tebakan
nilai digital terhadap nilai tegangan analog yang dikonversikan. Apabila resolusi
ADC tipe ini adalah 2^n maka diperlukan maksimal n kali tebakan.
Implementasi :Penerapan ADC (Analog to Digital Converter) pada Sensor Suhu
(Temperature). ADC adalah suatu rangkaian atau fungsi elektronika yang merubah
sinyal besaran analog atau kontinyu ke sinyal digital atau diskrit. Dimana kalau
besaran kontinyu atau analog tersebut mempunyai sifat sinyalnya sangat presisi.
Sedangkan besaran digital itu bersifat diskrit atau terputus-putus menjadi besaranbesaran tertentu yang sudah ditentukan kepresisiannya. Misal sinyal yang kita ukur
adalah tegangan 0 10 VDC, yang mana sinyal ini mewakili suatu besaran suhu
yang

berkisar

dari

100 derajat

celcius.

Untuk

merubah

besaran

analog tersebut ke sinyal digital kita menggunakan alat atau rangkaian yang disebut
Analog to Digital Converter dimana alat ini biasanya menggunakan IC atau Sederet
Resistor dan transistor yang mana mengeluarkan output tergantung dari berapa bit
atau digit yang digunakan. Biasanya kita menggunakan IC ADC 8 Bit untuk itu kita
akan membagi setiap sinyal yang terukur kedalam bilangan bulat dari 0- 255 atau
00H-255H.

2. DAC (Digital to Analog Convertion)

Merupakan sebuah piranti yang digunakan untuk mengubah sebuah masukan digital
yang umumnya dalam bentuk biner menjadi masukan atau sinyal analog yang
biasanya dalam bentuk arus, tegangan listrik ataupun muatan elektronik.
Pada dasarnya rangkaian DAC dibuat untuk memenuhi kebutuhan akan besarnya
pengaruh rangkaian elektronika digital dalam perkembangan dunia elektronika.
Sejak ditemukannya bahan semikonduktor Silicon dan Germanium maka dengan
cepat terjadi revolusi dalam hal penyederhanaan dan keakurasian suatu rangkaian
elektronika.
Disamping itu dengan diterapkannya rangkaian digital akan menunjang sekali dalam
hal penyimpanan dan mobilitas data. Banyak sekali data-data yang sekarang bisa
dioperasikan dengan komputer adalah merupakan data-data yang dikonversi dari
sinyal-sinyal analog. Sebagai contoh sinyal suara ataupun video yang berbentuk
analog bisa diputar dan disimpan dengan menggunakan komputer setelah sinyalsinyal analog tersebut diubah menjadi data-data digital. Kelebihan yang dimiliki
oleh data-data digital dibandingkan dengan sinyal analog adalah adanya sifat
kepastian data atau logika. Data digital hanya dibedakan menjadi dua macam yaitu
logika tinggi 1 dan logika rendah 0. Logika 1 mewakili tegangan 5
volt dan logika rendah mewakili tegangan 0 volt. Contoh kelebihan sinyal digital
dibanding sinyal analog adalah pada penerima televisi atau radio digital. Dengan
menerapkan system digital sinyal yang dipancarkan oleh stasiun televisi atau radio
akan berbentuk data-data 1 dan 0, dengan begitu pada saat proses transmisi atau
pengiriman data sinyal yang berubah atau rusak akibat gangguan transmisi hampir
tidak akan mengubah logika dari sinyal tersebut. Tetapi jika sinyal yang dipancarkan
adalah sinyal asli yang berupa sinyal analog maka jika terjadi kerusakan sedikit saja
akibat
gangguan transmisi maka sinyal yang akan diterima adalah sinyal yang telah rusak
tersbut.
Riza

Eko

Yulianto

2009610012
Teknik

6
Informatika

Institut

Teknologi

Padang

Pada rangkaian DAC diatas menggunakan dua buah IC Op-Amp LM741 yang sering
digunakan sebagai amplifier. IC1 berfungsi sebagai penghasil sinyal analog yang
terbalik

dan IC2 berfungsi membalikkan kembali sinyal dari IC1. Rangkaian dasar dari DAC
adalah rangkaian penguat biasa, hanya saja digunakan variasi dari beberapa resistor
guna
memperoleh sinyal penguatan yang teratur. Aturan yang harus dipahami dari
rangkaian
DAC ini adalah nilai dari resistor-resistor pada bagian input op-amp. Nilai untuk
resistor
pada bit tinggi (R4) harus 2x dari resistor penguat (R5), kemudian untuk bit
selanjutnya
harus 2x dari nilai resistor pada bit yang lebih tinggi. Jadi jika rangkaian DAC
menggunakan 4 bit maka pada bit satuan (bit paling rendah) nilainya harus 8x dari
bit
4.

keDari

gambar

diatas

bit

satuan

Contoh

diwakili

oleh

resistor

80

Kondisi

Kohm.
:

- 0001 (1) = SW1 ditutup dan saklar lain dibuka, tegangan output yang dihasilkan
adalah

(5K/80K)

volt

0,5625

volt

- 0010 (2) = SW2 ditutup dan saklar lain dibuka, tegangan outputnya adalah
(5K/40K)
9

x
volt

1,125

volt

- 0011 (3) = SW1 dan SW2 ditutup dan saklar lain dibuka, tegangan outputnya
adalah
(5K/Rparalel 80K dan 40K) x 9 volt = (5K/26,667K) X 9 volt = 1,6875 volt
- 1000 (8) = SW4 ditutup dan saklar lain dibuka, tegangan outputnya adalah
(5K/10K)
9

x
volt

4.5

volt.

Dari perhitungan diatas dapat ditarik kesimpulan bahawa dengan tegangan output
berbanding lurus dengan kondisi masukan, misal untuk 1 desimal adalah 0.5625 volt
maka, decimal 2 = 2 x 0.5625 = 1.125 volt, decimal 3 = 3 x 0.5625 = 1.6875 volt dan
begitu seterusnya. Kondisi ini dikarenakan adanya hubungan parallel antara
resistorresistor
input.
Contoh

implementasi

DAC

Contoh pengubah DAC adalah pada CD, data digital pada CD yang masih dalam
bentuk

biner

dirubah

menjadi

data

analog.

Berikut

tahapan

perubahannya

CD dibaca data Digital CD DAC Buffer/op-amp Line Out

Vous aimerez peut-être aussi