Vous êtes sur la page 1sur 10

KONDUKTOMETRI I

I.

TUJUAN PERCOBAAN

Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan mampu :


Menentukan daya hantar listrik suatu larutan.
Menentukan ekivalen titrasi.
II.

III.

ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


Alat yang digunakan:
- Konduktometer 660
- Elektroda emmension cell dengan konstanta cell 0,78
- Gelas kimia 50ml, 100ml

1 buah
1 buah
4 buah, 1 buah

1 buah, 1 buah
4 buah
3 buah
3 buah
1 buah
3 buah
1 buah
1 buah
1 buah

Pipet ukur 5ml, 10ml


Labu ukur 50ml
Pipet tetes
Kaca arloji
Corong
Spatula
Batang pengaduk
Termometer
Bola karet

Bahan yang digunakan:


- Larutan KCL 0,1M dan 1M
- Larutan NaOH 0,1 M
- Larutan HCL 0,01 M
DASAR TEORI

Pengukuran konduktivitas dapat juga digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi.
Titrasi konduktometri dapat dilakukan dengan dua cara dan tergantung pada frekuensi arus
yang digunakan. Jika arus frekuensinya bertambah besar, maka kapasitas dan induktif akan
semakin besar.
Konduktivitas mempunyai siemens per cm. konduktivitas larutan kimia lazimnya
berkisar antara 0,1-2000 mili siemens per cm (mS/cm). Kalau dua elektroda direndam dalam
larutan yang mengandung ion-ion, maka akan mengalir arus listrik antara kedua elektroda
tersebut, apabila terdapat beda tegangan listrik antara kedua elektroda tersebut.
Arus mengalir dari katoda yang bermuatan negative ke anoda yang bermuatan positif.
Sebagai pembawa arus adalah ion-ion dalam larutan. Selisih potensial antara kedua elektroda
tersebut tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa.

Besarnya arus yang mengalir ditentukan oleh parameter-parameter sebagai berikut :


- Beda tegangan antara kedua elektroda.
- Konsentrasi ion-ion.
- Sifat ion seperti besarnya muatan, derajat disosiasi, besarnya ion, kompleksasi
dengan molekul lain dan sebagainya.
- Suhu larutan.
- Luas permukaan masing-masing elektroda.
- Jarak antara katoda dan anoda.
Konduktometri merupakan salah satu cara elektro analisa, yang mengukur
konduktivitas larutan dengan elektroda khusus. Konduktivitas berbanding terbalik terbalik
tahanan listrik dalam larutan, yaitu semakin besar tahanan listrik, semakin kecil konduktivitas.
Konduktometri merupakan salah satu metode analisis yang berdasarkan daya hantar
larutan. Daya hantar ini bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan. Menurut
hokum ohm arus (I) berbanding lurus dengan potensial listrik (E) yang digunakan, tetapi
berbanding terbalik dengan tahanan listrik (R).
I=E/R
G=I/R
Daya hantar (G) merupakan kebalikan dari tahan yang mempunyai satuan ohm atau
Siemens (S), bila arus listrik dialirkan ke suatu larutan melalui luas bidang elektroda (A) dan
berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I), maka:
G = I / R = k x A/ I
Dimana:
A / I = tetapan sel
K = daya hantar arus (konduktivitas) dengan satuan SI ohm cm atau s cm
Prinsip kerja dari konduktometri ini adalah sel hantaran dicelupkan kedalam larutan ion
positif dan negative yang ada dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik
berupa hambatan listrik larutan. Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran
listrik larutan.
Metode elektroanalitik dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Potensiometri merupakan aplikasi langsung dari persamaan Nernst dengan cara
pengukuran potensial dua elektroda tidak terpolarisasi pada kondisi arus nol.
- Voltametri dan polarografi merupakan metode penelaahan komposisi larutan
elektrolit encer dengan mengalurkan kurva arus-tegangan. Voltametri adalah nama
umum, sedangkan polarografi khusus mengacu pemakaian elektroda tetes merkuri.
Pada amperometri kedua elektroda dapat terpolarisasi.
- Coulometri merupakan metode analisis yang meliputi pemakaian hukum
elektrolisis Faraday.
- Konduktometri merupakan metode yang menggunakan due elektroda inert dan
konduktansi elektrolit antara kedua elektroda ini diukur.
- Oscillometri meruapak metode yang menggunakan sumber arus bolak-balik
berfrekuensi tinggi, perubahan konduktansi dan tetapan dialektrikum.

Kronopotensiometri merupakan metode menguunakan arus yang konstan dan


diketahui dilewatkan melalui larutan, potensial terbentuk antara dua elektroda dan
larutan yang diamati sebagai fungsi waktu.
Pemisahan dengan logam terkendali merupakan metode dengan bermacam spesies
dapat dipisahkan secara kuantitatif dengan oksidasi atau reduksi elektrolitik pada
suatu elektroda dengan potensial yang benar-benar terkendali

Metode konduktometeri dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika perbedaan
antar konduktansi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan reagen. Tetapan sel harus
diketahui. Berarti selama pengukuran yang berturut turut jarak elektrode harus tetap.
Hantaran sebanding dengan konsentrasi larutan pada temperature tetap, tetapi pengenceran
akan menyebabkan hantarannya tidak berfungsi secara linear lagi dengan konsentrasi. Titrasi
asam lemah terhadap basa lemah dapat dengan mudah dilaksanakan dengan cara
konduktometri. Titrasi konduktometri sangat berguna bila hantaran sebelum dan sesudah
reaksi cukup banyak berbeda. Metode ini kurang bermanfaat untuk larutan dengan konsentrasi
ionik terlalu tinggi, misalkan titrasi Fe3+ dengan KMnO4, dimana perubahan hantaran sebelum
dan sesudah titik ekivalen terlalu kecil bila dibandingkan dengan besarnya konduktansi total.
Titrasi Konduktometri
Titrasi konduktometri dapat dilakukan untuk menentukan kadar ion, dengan syarat ion
tersebut terlibat dalam reaksi kimia sehingga terjadi penggantian satu jenis ion dengan yang
lain yang berarti terjadi perubahan konduktivitas. Misalnya titrasi HCl dengan NaOH
berdasarkan persamaan sebagai berikut :
H+ + Cl- + OH- + Na+ H2O+ Cl- + Na+
Sebelum ditambah NaOH, didalam larutan terdapat ion H+ dan Cl- yang masingmasing mempunyai harga konduktivitas molar ( 25 C ) sebesar 349,8 cm2/mol dan 76,3
cm2/mol. Pada penambahan NaOH, terjadi reaksi antara H+ dengan OH- membentuk H2O,
sehingga jumlah H+ didalam larutan berkurang sedangkan jumlah NaOH bertambah. Na+
mempunyai harga konduktivitas molar 50,1 S cm-1/mol yang jauh lebih kecil dari H + sehingga
harga konduktivitas total dari larutan turun. Pada titik akhir titrasi, H + dalam larutan telah
bereaksi seluruhnya dengan OH-, sehingga penambahan NaOH lebih lanjut akan menaikkan
harga konduktivitas total larutan, karena terdapat OH- dengan konduktivitas molar 198,3 S
cm-1/mol.
Titik akhir dapat ditentukan dalam grafik
titrasi sebagai berikut :

Titrasi konduktometri sangat sesuai untuk asam atau basa lemah, karena penggunaan
potensiograph/titroprocessor dengan elektroda kaca menghasilkan titik akhir yang kurang
jelas. Namun titrasi konduktometri tidak dapat dilakukan dalam cuplikan yang mengandung
konsentrasi ion lain yang tinggi, karena titik akhir menjadi kurang tajam. Titrasi
konduktometri sangat berguna untuk melakukan titrasi pengendapan. Keuntungan titrasi
konduktometri adalah grafik titrasi seluruhnya digunakan untuk menentukan titik akhir
sedangkan pada kurva titrasi potensiometri titik akhir ditentukan dari bentuk grafik dekat titik
akhir saja. Kepekaan cara konduktometri jauh lebih baik. Titrasi konduktometri masih
memberi titik akhir yang jelas untuk asam atau basa lemah dalam konsentrasi encer,
sedangkan dengan potensiometri titik akhir tidak jelas lagi.
Titrasi yang dapat dilakukan adalah:
- Titrasi konduktometri yang dilakukan dengan frekuensi arus rendah (maksimum 300 Hz).
- Titrasi konduktometri yang dilakukan dengan frekuensi arus tinggi yang disebut titrasi
frekuensi tinggi.
Titrasi Konduktometri Frekuensi Arus Rendah
Penambahan suatu elektrolit lain pada keadaan yang tidak ada perubahan volum yang
begitu besar akan mempengaruhi konduktivitas larutan karena akan terjadi reaksi ionik atau
tidak. Jika terjadi reaksi ionik akan terjadi perubahan konduktivitas yang cukup besar
sehingga dapat diamati reaksi yang terjadi, seperti pada titrasi asam kuat dan basa kuat. Pada
titrasi ini terjadi penurunan konduktivitas karena terjadinya penggantian ion yang mempunyai
konduktivitas rendah.
Pada titrasi penetralan, pengendapan, penentuan titik akhir titrasi ditentukan
berdasarkan konduktivitas dari reaksi kimia yang terjadi. Hantaran diukur pada setiap
penambahan sejumlah pereaksi pengukuran titik akhir titrasi berdasarkan dua alur garis yang
saling berpotongan. Titik potong ini disebut titik ekivalen.
Secara praktek, konsentrasi penitran 20-100 kali lebih pekat dari larutan yang dititrasi,
kelebihan dari titrasi ini, baik untuk asam yang sangat lemah yang secara potensiometri tidak
dapat dilakukan dengan cara koduktometri dapat dilakukan, selain itu secara konduktometri.
Titrasi Konduktometri Frekuensi Arus Tinggi
Titrasi ini sesuai untuk sel yang terdiri atas sistem reaksi yang dibuat bagian atau
dipasang sirkuit osilator berionisasi pada frekuensi beberapa MHz. Keuntungan cara ini antara
lain elektroda ditempatkan diluar sel dan tidak langsung kontak dengan zat lain, sedangkan
kerugiannya respon tidak spesifik karena tidak bergantung pada hantaran dan tetapan
dielektrik dari sistem, selain itu tidak dipengaruhi oleh sifat kimia dari komponen-komponen
system.
Kelebihan Titrasi Konduktometri
- Titrasi tidak menggunakan indikator, karena pada titik ekivalen sudah
dapat ditentukan dengan daya hantar dari larutan tersebut.
- Dapat digunakan untuk titrasi yang berwarna
- Dapat digunakan untuk titrasi yang dapat menimbulkan pengendapan
- Lebih praktis
- Lebih cepat atau waktu yang diperlukan lebih sedikit
- Untuk persen kesalahanya lebih kecil jika dibandingkan dengan titrasi volumetric

Kekurangan Titrasi Konduktometri


- Hanya dapat diterapkan pada larutan elektrolit saja
- Sangat dipengaruhi temperatur
- Dapat ditunjukkan dengan tidak langsung
- Peralatan cukup mahal
- Jika tidak hati hati maka akan cepat rusak
- Tidak bisa digunakan pada larutan yang sangat asam atau basa karena akan
meleleh.
IV.
a.

PROSEDUR KERJA

Kalibrasi Konduktometer
- Memasang sel konduktometer pada socket cond cell dengan socket berwarna
hitam.
- Memasang resistance thermometer pt-100 pada socket warna merah.
- Menghidupkan alat konduktometer.
- Mengecek harga konstanta cell pada elektroda emmension cell, memasukkan harga
1,00 pada cell const dan tekan tombol x1
- Memasukkan harga temperature pada temp dengan menekan tombol temp.
- Memasukkan harga koef temp, untuk larutan KCL 1,95, sedangkan untuk yang
lain dapat dilihat pada table, jika tidak ada dalam table masukkan harga 2.
- Menggunakan frekuensi 2 KHz (tombol tidak ditekan).
- Mengisi gelas kimia 50ml dengan KCl 1 M dan memasukkan elektroda ke
dalamnya.
- Mengatur temperature larutan sesuai dengan tabel atau menakan tombol temp.
- Memasukkan harga K pada suhu larutan untuk menghitung konstanta cell (K)
K = K tabel pada temp t / (K) pengukuran.
- Mengkalibrasi telah selesai dan dicatat harga konduktivitas harga larutan KCl 1 M.
- Menentukan konduktivitas larutan KCl 0,1 M (sesuai dengan perintah instruktur)
dan membandingkan perhitungan konduktivitas secara teoritis dan hitung persen
kesalahan.

Tabel Harga untuk Anion dan Kation


Kation
(S.cm2.. mol-1)
+
H
349,8
Na+
50,1
K+
73,5
+
NH4
73,5

Tabel Harga K untuk Penentuan Tetapan Sel


T(0C)
Ktabel (mS/cm)
0
7,15
10
9,33
15
10,48
20
11,67
21
11,91
22
12,15
23
12,39

Anion
OHClICH3COOC2O42HCO3

(S.cm2.. mol-1)
198,3
76,3
76,8
40,9
74,2
44,5

T(0C)
24

Ktabel (mS/cm)
12,64
12,88
13,13
13,37
13,62
13,87
14,12

25
26
27
28
29
30

Tabel 1. Konduktivitas Larutan KCl untuk Kalibrasi


Temperatur (C)

Konsentrasi
0,1 (mol/liter)
7,15
9,33
10,49
11,67
12,88

1 (mol/liter)
65,41
83,19
92,54
102,05
111,90

0
10
15
20
25

0,01 (mol/liter)
0,776
1,021
1,147
1,278
1,4134

Tabel 2. Konduktivitas dari Beberapa Senyawa


Zat

C (mol/liter)

X 25C (mS/cm)

KNO

0,001
0,01
0,1

0,142
1,33
12,0

HCl

0,001
0,01
0,1
1
0,001
0,01
0,1
1
0,001
0,01
1

0,421
0,13
39,1
332,0
0,112
1,070
9,590
73,0
1,42
12,9
111,2

0,01
0,1

2,38
22,1

LiCl

NHCl

NaOH

V.

Data Pengamatan
Sampel

Suhu (C)

Cond (mS/cm)

KCL 1 M

25

136.3

0.82

KCL 0.1 M

28

16.54

HCL 0.01 M

28

5,2

27,8

25,9

NaOH 0.1 M
Basis = x1

VI.

Data Perhitungan
Pembuatan Larutan

1. KCl 50 ml 1M
Gr
= M X V X BM
= 1 M X 0,05L X 74,5 gr/mol
= 3,725 gr
Konsentrasi yang dibuat :
M
= gr / V (BM)
= 3,725 gr / 0,05L (74,5 gr/mol)
=1M

2. KCl 50 ml 0,1M
Gr
= M X V X BM
= 0,1 M X 0,05L X 74,5 gr/mol
= 0,3725 gr
Konsentrasi yang dibuat :
M
= gr / V (BM)
= 0,3725 gr / 0,05L (74,5 gr/mol)
= 0,1 M

3. HCl 50 ml 0,01 M
M1V1
= M2V2
2 M (V1)
= 50 ml (0,01M)
V1
= 0,25 ml

4. NaOH 50 ml 0,1 M
Gr
= M X V X BM
= 0,1 M X 0,05L X 40 gr/mol
= 0,2 gr
Konsentrasi yang dibuat :
M
= gr / V (BM)
= 0,2 gr / 0,05L (40 gr/mol)
= 0,1075 M

Dik

Perhitungan Konduktivitas Secara Teoritis

1. NaOH 0.1 M
: Na = 50,1 (S.cm2.mmol-1)
OH = 198,3 (S.cm2.mmol-1)

L Na

= S.cm2.mol-1 x conc mol.liter-1/1000cm3.liter-1


= 50,1 S.cm2.mol-1 x 0,1 / 1000 cm3.liter-1
= 0,00501 S.cm-1 = 5,01 mS/cm
L OH = S.cm2.mol-1 x conc mol.liter-1/1000cm3.liter-1
= 198.3 X 0,1 / 1000
= 0,01983 S.cm-1 = 19,83 mS/cm
% Kesalahan =(25.9 24.84/25.9) x 100%
= 4,09%
2. KCL 0.1 M
: K = 73.5 (S.cm2.mmol-1)
Cl = 76.3 (S.cm2.mmol-1)
L K = S.cm2.mol-1 x conc mol.liter-1/1000cm3.liter-1
= 73.5 x 0.1 M / 1000
= 0.00735 = 7.35 mS/cm
L Cl = S.cm2.mol-1 x conc mol.liter-1/1000cm3.liter-1
= 76.3 x 0,1 / 1000
= 0.00763 = 7.63 mS/cm
L KCl = 7.35 + 7.63 = 14.98
% Kesalahan = (16.54-14.98/14.98) x 100 %
= 9.43%
Dik

3. KCl 1 M
: K = 73.5(S.cm2.mmol-1)
Cl = 76.3 (S.cm2.mmol-1)
L K = S.cm2.mol-1 x conc mol.liter-1/1000cm3.liter-1
= 73.5 x 1 M / 1000
= 0.0735 = 73.5 mS/cm
L Cl = S.cm2.mol-1 x conc mol.liter-1/1000cm3.liter-1
= 76.3 x 1 / 1000
= 0.0763 = 76.3 mS/cm
L KCl = 73.5 + 76.3 = 149.8
% Kesalahan = (149.8-136.3/149.8) x 100 %
= 9,01%
Dik

4. HCL 0,01 M
Dik
: H = 349.8 (S.cm2.mmol-1)
Cl = 76.3 (S.cm2.mmol-1)
L H = S.cm2.mol-1 x conc mol.liter-1/1000cm3.liter-1
= 349.8 x 0.01 M / 1000
= 0.003498 = 3,498 mS/cm
L Cl = S.cm2.mol-1 x conc mol.liter-1/1000cm3.liter-1
= 76.3 x 0,01 / 1000
= 0.000763 = 0,763 mS/cm
L HCl = 3,498 + 0.763 = 4.261
% Kesalahan = (5.2 4,261/5.2) x 100 %

= 18 %
VII.

Analisa Percobaan

Dalam di percobaan ini dilakukan perhitungan kalibrasi pada alat konduktometer. Pada
percobaan ini menggunakan empat sampel yang akan dianalisa yaitu, KCl 1M, KCl 0,1M,
HCl 0,01M, NaOH 0,1M. Pada sampel pertama KCl 1M digunakan untuk mengkalibrasi alat
konduktometer dikarenakan suhu konduktometer dan larutan KCl 1M sama dan sesuai dengan
literatur yang ada yaitu, pada suhu 25C didapatkan hasil konduktivitas dengan nilai 136,3
ms/cm. Sehingga nilai kalibrasi yang didapatkan adalah 0,82. Pada sampel kedua yaitu KCL
0,1M, suhu larutan nya adalah 28C dan hasil konduktivitas yang didapatkan adalah sebesar
16,54 ms/cm. Pada sampel ketiga yaitu larutan HCL 0,01M didapatkan suhu larutannya
adalah 28C dan hasil konduktivitas adalah sebesar 5,2 ms/cm. Pada sampel keempat yaitu
larutan NaOH 0,1M dengan suhu larutan 27,8C dan hasil konduktivitas yang didapatkan
adalah 25,9mS/cm.
Pada sampel kedua sampai keempat digunakan untuk mencari persen kesalahan
dikarenakan suhu pada larutan sampel tersebut tidak sama dengan suhu alat konduktometer.
Dan hasil persen kesalahan pada sampel kedua KCL 0,1M didapatkan sebesar 9,43%. Pada
sampel ketiga HCL 0,01M persen kesalahan yang didapatkan adalah sebesar 18%. Dan pada
sampel yang keempat NaOH 0,1M nilai persen kesalahan nya didapatkan sebesar 4,09%.

VIII. Kesimpulan
-

Pada percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa;


Konduktometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur daya hantar listrik
(koduktivitas) di dalam suatu larutan.
Elektroda yang digunakan pada instrumen konduktometer adalah emmension cell
dengan konstanta cell 0,78 yang berfungsi untuk menangkap ion-ion positif dan
negatif.
Tahap detektor-transduser pada instrumen konduktometer adalah pada saat elektroda
dicelupkan ke dalam larutan yang akan di analisa. Selanjutnya tahap antara pada
instrumen ini adalah socket yang dipasang pada instrumen dan elekroda. Dan yang
terakhir tahap keluaran pada instrumen ini adalah pada saat setelah selesai
menganalisa akan keluar data atau output yang berupa angka digital.

Daftar Pustaka
Jobsheet.2015 Penuntun Praktikum Inst & Teknik Pengukuran, Politeknik Negeri
Sriwijaya. Palembang
http://agungm92.blogspot.com/2012/06/konduktometri.html
http://nuansa-harapan.blogspot.com/2011/12/konduktometri.html
http://www-supadi.blogspot.com/2010/12/titrasi-konduktometri.html
https://www.scribd.com/doc/248412171/Laporan-Praktikum-Konduktometri

Vous aimerez peut-être aussi