Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ASUHAN KEPERAWATAN
: Tn. S
: 65 Tahun
: Laki-laki
: Islam
: Tidak sekolah
: Mayang
No. RM
Pekerjaan
Status Perkawinan
Tanggal MRS
Tanggal Pengkajian
Sumber Informasi
: 051527
: Tani
: menikah
: 15 Februari 2015
: 16 Februari 2015
: Primer dan
Sekunder
Page 1
Pasien mengatakan bahwa saat bekerja sering kali tidak ingat untuk minum.
Selain itu pasien juga mengatakan sering menahan kencing.
e. Obat-obat yang digunakan:
Pasien mengatakan bahwa sering mengkonsumsi obat warung saat sakit flu
atau batuk. Sedangkan untuk penyakitnya saat ini, sebelumnya pasien sudah
meminum obat yang didapat dari perawat praktik swasta di dekat rumahnya
sebelum dirawat di rumah sakit
5. Riwayat penyakit keluarga:
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang pernah mengalami penyakit saluran
kemih
Genogram:
Tn.S
65 Th
= Laki-laki
= Perempuan
= Garis pernikahan
= Garis keturunan
Page 2
IMT = 20
IMT pasien tergolong normal. Batas IMT dikatakan normal adalah 18- 20
-
Biomedical sign :
Hemoglobin = 11,2 gr/ dL
Leukosit
= 20,1 x103/L
Hematokrit = 31,6 %
Trombosit = 200 x 103/L
Interpretasi :
Nilai Hemoglobin, leukosit, dan hematokrit tidak normal.
Clinical Sign :
Konjungtiva tidak anemis
Mukosa bibir lembab
CRT < 2 detik
Bising usus 4x/ menit
Interpretasi :
Ketidakseimbangan nutrisi (-)
3. Pola eliminasi:
BAK
- Frekuensi
- Jumlah
- Warna
- Bau
- Karakter
- Kemandirian
BAB
-
Frekuensi
Konsistensi
Warna
Bau
: 1 x sehari
: Padat
: Kuning kecoklatan
: Khas
Interpretasi :
Pasien mengalami gangguan dalam berkemih yaitu jumlah urine 50 cc, kencing
menetes dan pasien juga menyatakan nyeri saat kencing
Page 3
Keterangan:
0: tergantung total, tidak dapat berpartisipasi dalam aktivitas
1: membutuhkan pertolongan orang lain dan peralatan atau alat bantu
2: membutuhkan pertolongan orang lain untuk aktivitas
3: membutuhkan peralatan untuk aktivitas
4: mandiri penuh, mampu melakukan aktivitas tanpa bantuan
5. Pola tidur & istirahat
Durasi
: 5- 7 jam perhari
Gangguan tidur : pasien tidak pernah terbangun saat tidur malam
Keadaan bangun tidur : lemas, tidak segar
Interpretasi :
Secara kuantitas kebutuhan istirahat pasien tercukupi, namun secara kualitas
istirahat kurang berkualitas karena bangun tidur merasa lemas dan tidak segar
6. Pola kognitif & perceptual
Fungsi Kognitif dan Memori:
Pasien masih mampu mengingat kejadian masa lalu baik jangka panjang maupun
pendek
Fungsi dan keadaan indera :
Jarak pandang mata 5 meter, reflek pupil +, kulit mampu membendakan sensasi,
hidung mampu membau, lidah mampu membedakan rasa, pendengaran kurang
jelas sehingga saat berbicara harus lebih keras
Interpretasi :
Fungsi kognirif dalam keadaan normal sedangkan kondisi indra terdapat
gangguan di indra pendengaran
7. Pola persepsi diri
Gambaran diri
Pasien mengatakan menerima kondisinya saat ini dan berjuang untuk sembuh
Identitas diri :
Pasien merupakan seorang lansia yang memiliki 1 istri dan 1 anak, 1 cucu dan 2
cicit. Pasien hanya tinggal bersama istri
Harga diri :
Pasien memiliki semangat dan kemauan untuk sembuh
Page 4
Ideal Diri :
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan ingin bekerja kembali
Peran Diri :
Pasien mengatakan setiap harinya bekerja sebagai petani
Interpretasi :
Pola persepsi diri adalah citra subjektif dari diri dan pencampuran yang kompleks
dari perasaan sikap dan persepsi. Pasien tidak mengalami gangguan pola
persepsi diri hanya terhambat dalam menjalankan perannya dalam keluarga
karena sakit
8. Pola seksualitas & reproduksi
Pola seksualitas :
Pasien mengatakan sudah lama tidak berhubungan dengan istrinya semenjak
punya cicit
Fungsi Reproduksi:
Pasien memiliki 1 anak anak dari 1 istri, Pasien mengalami penurunan fungsi
reproduksi karena mengalami BPH
Interpretasi :
Fungsi reproduksi pasien mengalami penurunan dengan adanya penyakit BPH
9. Pola peran & hubungan
Pasien memiliki hubungan yang harmonis dengan istri, anak, cucu dan cicitnya
serta dengan tetangga sekitar rumah. Pasien biasanya dijaga oleh istri dan
anaknya
Interpretasi :
Pasien tidak mengalami gangguan pola peran dan hubungan
10. Pola manajemen koping-stress
Setiap ada masalah biasanya selalu didiskusikan dengan istri dan anaknya. Pasien
merupakan orang yang penyabar, jarang marah
Interpretasi :
Mekanisme koping pasien adaptif.
11. System nilai & keyakinan
Pasien beragama islam. Pasien yakin bahwa akan segera sembuh, namun pasien
tetap merasa cemas karena akan menjalani operasi
Interpretasi :
Pasien menerima kondisinya saat ini
IV. Pemeriksaan Fisik
Page 5
Keadaan umum:
KU
: baik
Kesadaran : compos mentis
GCS
: E4 M5 V6
Tanda vital:
- Tekanan Darah
- Nadi
- RR
- Suhu
: 150/90 mmHg
: 92 X/mnt
: 24 X/mnt
: 36,8 oC
Interpretasi :
GCS 15 menunjukkan bahwa kesadran pasie compos mentis. Vital sign utamanya
TD cenderung meninggi karena pasien merasa cemas menjelang operasi
1. Kepala
Inspeksi :
Palpasi :
Massa (-)
Nyeri tekan (-)
2. Mata
Inspeksi :
Kedua mata simetris
Alis mata simetris
Anemis -/ Sklera jernih +/+
3. Telinga
Inspeksi :
Bentuk dan ukuran telinga simetris
Tidak ada serumen
Liang telinga kotor
Test pendengaran: tidak dilakukan
Palpasi : Nyeri tekan (-)
4. Hidung
Inspeksi :
Warna hidung sama dengan warna kulit sekitar
Lubang hidung simetris, bersih
Tidak ada luka atau lesi di daerah hidung
5. Mulut
Inspeksi:
Mukosa bibir lembab
Page 6
6. Leher
Inspeksi:
Warna sesuai dengan warna sekitar dan integritas kulit baik
Tidak ada luka
Tidak tampak adanya pembengkakan daerah leher
Palpasi:
7. Dada
Inspeksi:
Warna sama dengan kulit sekitar
Tidak tampak adanya jejas
Bentuk dada normo chest
Tidak menggunakan otot bantu nafas
Tidak ada retraksi
Pola nafas : eupnea
Palpasi:
Perkusi:
Paru sonor
Jantung pekak
Auskultasi
8. Abdomen
Inspeksi
Simetris kiri dan kanan
Bentuk abdomen flat
Warna kulit sama dengan warna kulit sekitar
Auskultasi
Page 7
9. Urogenital
Tidak ada lesi atau jejas
Penonjolam daerah suprapubik, Bladder distensi
Skala nyeri 5 saat memulai kencing
Pasien mengatakan terjadi penurunan kekuatan / dorongan aliran urine,
urine berupa tetesan, terjadi keraguan pada awal berkemih,
ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih dengan lengkap,
hematuria, distensi kandung kemih, nyeri tekan kandung kemih
10. Ekstremitas
Inspeksi:
Simetris ekstermitas atas dan bawah
Pergerakan bebas
Akal hangat
Edema (-)
Krepitasi (-)
11. Kulit dan kuku
Kuku bersih, CRT <2, akral hangat, tekstur kasar
12. Keadaan lokal
Teraba distensi abdomen
Page 8
Page 9
Ranitidin
2x1 a
golongan obat
antihistamin
reseptor 2 (AH2)
Antrain 3x1
a
Obat golongan
Antiinflamasi non
Steroid
Cara Kerja
Ceftriaxone bekerja dengan
menghambat sintesa dinding
sel bakteri, melalui reaksi
asilasi pada enzim
transpedtidase pada ikatan
membran
Indikasi
Infeksi-infeksi yang disebabkan oleh
patogen yang sensitif terhadap
Ceftriaxone, seperti: infeksi saluran
nafas, infeksi THT, infeksi saluran
kemih, sepsis, meningitis, infeksi
tulang, sendi dan jaringan lunak,
infeksi intra abdominal, infeksi genital
(termasuk
gonore),
profilaksis
perioperatif, dan infeksi pada pasien
dengan gangguan pertahanan tubuh
menghambat reseptor
Pengobatan alternatif untuk
histamin 2 secara selektif dan pasien yang tidak dapat diterapi secara
reversibel sehingga dapat
oral untuk tukak lambung, duodenum,
menghambat sekresi cairan
tukak pasca operasi, refluks esofagitis,
lambung. Ranitidin
keadaan hipersekresi patologis
mengurangi volume dan
( sindrom Zollinger-Ellison).
kadar ion hidrogen dai sel
parietal akan menurun sejalan
dengan penurunan volume
cairan lambung.
Kontra indikasi
1. Hipersensitif terhadap
cephalosporin dan
penicillin (sebagai
reaksi alergi silang),
2. Pasien yang memiliki
riwayat anafilaksis
3. Pasien gagal ginjal
4. Pasien yang menerima
aminoglikosida atau
diuretika
hipersensitif
Efek Samping
- Gastrointestinal : faeces encer / diare,
mual, muntah, stomatitis dan
glositis.
- Kulit : pruritus, urtikaria, dermatitis
alergi, udema, eksantem, eritema
multiforma
Page 10
Transamin
3x 1 a
golongan anti
fibrinolitik
Page 11
Jenis
pemeriksa
an
Hemoglobi
n
Leukosit
hematokrit
trombosit
Hasil
nilai
13,5-17,5
Satuan
4,5-11.0
41-53
150-450
103/L
%
103/L
Gr/Dl
11,2
20,1
31,6
200
,...........................20...
Pengambil Data,
(__________________________)
NIM
Page 12
N
O
1
ANALISA DATA
DATA PENUNJANG
ETIOLOGI
DS :
Pasien mengatakan saat kencing
menetes dan rasanya perutnya
penuh
DO:
a. Distensi bledder
b. Penonjolan daerah suprapubik
c. Rencana operasi TURP
DS :
Pasien mengatakan nyeri saat mulai
kencing.
DS:
a. Penonjolan daerah supra pubik
(+)
b. Nyeri tekan (+)
c. Skala Nyeri 5 saat memulai
kencing
d. TD = 150/90 mmHg
e. Nadi = 92 x/m
DS:
Pasien mengatakan sedikit gugup
untuk rencana operasi hari ini
DO :
a. Pasien menyatakan
perasaan cemas
b. TD : 150/90 mmHh
c. N = 92 x/m
d. RR = 24 x/m
Kelenjar prostat
hiperplasi
MASALAH
Retensi urine
uretra terhimpit
prostat yang
membesar
menyumbat aliran
urine
aliran urin tidak
lancar
Obstruksi kandung
kemih
Nyeri akut
Kandung kemih
penuh
Urin tidak mengalir
lancar
Keinginan berkemih
meningkat
Nyeri saat memulai
kencing
Pembesaran kelenjar
prostat
Ansietas
Menghambat
keluaran urine
Rencana
pembedahan
Kurang pengetahuan
DS :
Pasien mengatakan sudah minum 1
Cemas
Minimal informasi
aktivitas post turp
Kurang
pengetahuan
Page 13
DS :D0 :
a. Post turp H+1
b. Terpasang dower kateter
c. Terpasang irigasi kandung
kemih
d. TD = 130/90 mmHg
e. N = 88 x/menit
f. T = 370C
g. Leukosit 21000/ L
Risiko Infeksi
PK Inkotinensia
urine
Page 14
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Daftar Diagnosa Keperawatan:
N
Diagnosa
o
1
Kerusakan
eliminasi
urin:
retensi
urine
yang
berhubungan dengan obstruksi
anatomik
uretra
akibat
pembesaran kelenjar prostat
yang ditandai dengan klien
mengalami disuria, hesistancy,
VU
terasa
penuh,
klien
mengungkapkan rasa tidak
lega setelah berkemih dan
terasa masih ada sisa urine di
kandung kemih.
2
Nyeri
akut
berhubungan
dengan agen cidera biologi
yaitu penekanan serabut saraf
akhir (nerve ending) oleh
pembesaran kelenjar prostat
ditandai dengan melaporkan
nyeri secara verbal, RR lebih
dari normal (Normal = 16-20
x/mnt), TD meningkat (Normal
= 120/80mmHg), klien terlihat
meringis,
klien
melindungi
bagian tubuh yang mengalami
nyeri,
klien
menunjukkan
perilaku distraksi.
3
Ansietas berhubungan dengan
perubahan status kesehatan
akibat pengeluaran urine yang
abnormal
dan
proses
pembedahan ditandai dengan
klien tampak gelisah, klien
tampak gugup, nadi menigkat
(>60-100 x/mnt).
4
Kurang
pengetahuan
berhubungan
dengan
keterbatasan
paparan
informasi
yang
ditandai
Tanggal perumusan
16 Februari 2015
16 Februari 2015
16 Februari 2015
17 Februari 2015
Page 15
5
6
17 Februari 2015
18 Februari 2015
Page 16
Lampiran 12
N
O
1
DIAGNOSA
Kerusakan
eliminasi
urin: retensi urine yang
berhubungan dengan
obstruksi
anatomik
uretra
akibat
pembesaran
kelenjar
prostat yang ditandai
dengan
klien
mengalami
disuria,
hesistancy, VU terasa
penuh,
klien
mengungkapkan rasa
tidak
lega
setelah
berkemih dan terasa
masih ada sisa urine di
kandung kemih.
PERENCANAAN KEPERAWATAN
TUJUAN DAN KRITERIA
INTERVENSI
HASIL
Tujuan :
Urinary Elimination Management
Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor eliminasi urine yang meliputi frekuensi,
keperawatan selama 1 x 24
konsistensi,
bau, volume, kejernihan dan ada
jam, diharapkan eliminasi
tidaknya benda asing (batu batu kristal ).
Rasional : abnormalitas yang ditemukan pada
urin klien kembali normal
proses berkemih dan urine yang dihasilkan dapat
dengan kriteria hasil :
menunjukkan progresifitas perjalanan penyakit.
Urinary Elimination
2.
Monitor tanda dan gejala adanya retensi urine.
Pola eliminasi, skala 5
Rasional
:
ketidakmampuan
klien
dalam
(not compromised )
mengeluarkan urine secara normal dapat sebagai
Jumlah urine, skala5 (not
indikasi pembesaran batu yang ada pada pelvis
compromised )
ginjal, ureter serta vesika urinari klien.
Warna urine, skala 5 (not 3. Catat waktu terakhir miksi klien.
compromised)
Rasional : sebagai indikator waktu, lamanya
Kejernihan urine, skala 5
retensi urine berlangsung.
Urinary retention Care
(not compromised)
Frekuensi
berkemih, 1. Monitor intake dan output klien.
Rasional : sebagai indikasi adanya abnormalitas
skala 5 (none)
pada proses perkemihan klien.
Retensi urine, skala 5
2. Monitor derajat distensi pada bleder/vesika urinari
(none)
klien dengan palpasi dan perkusi.
Rasional : vesika urinari yang derajat ditensinya
tinggi mengindikasikan adanya urine yang
Page 17
tertahan.
3. Dorong pasien untuk berkemih tiap 2-4 jam dan
bila tiba-tiba dirasakan.
Rasional: Meminimalkan retensi urina distensi
berlebihan pada kandung kemih.
4. Observasi aliran urina perhatian ukuran dan
kekuatan pancaran urine.
Rasional: Untuk mengevaluasi obstruksi dan
pilihan intervensi.
5. Kolaborasi
pemasangan
kateter
jika
memingkinkan.
Rasional : kateter dapat membantu melancarkan
pembuangan urine
Pain Level
1. Kaji skala nyeri serta faktor yang memperberat
nyeri klien.
Rasional : Nyeri sebagai pengalaman subjektif dan
harus digambarkan oleh klien. Bantu klien untuk
menilai nyeri dengan membandingkannya dengan
pengalaman lain
2. Kaji tanda tanda vital klien, seperti nadi, RR, dan
tekanan darah.
Rasional : Peningkatan nilai nadi, RR, dan tekanan
darah mengindikasikan nyeri.
Nyeri
akut Tujuan :
berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan
agen cidera biologi keperawatan selama 1 x 24
yaitu
penekanan jam, diharapkan nyeri klien
dikontrol
dengan
serabut
saraf
akhir dapat
(nerve ending) oleh kriteria hasil :
pembesaran
kelenjar Pain Control
faktor
prostat
ditandai Menjelaskan
penyebab nyeri, skala 5
dengan
melaporkan
(Consistently
nyeri secara verbal, RR
demonstrated)
lebih
dari
normal
Page 18
120/80mmHg),
klien
(Consistently
klien seperti distraksi, relaksasi, guided imagery.
terlihat meringis, klien
demonstrated)
Rasional : mengalihkan nyeri yang dialami klien.
melindungi
bagian Menggunakan
analgetik 2. Berikan lingkungan yang nyaman, misalnya tingkat
tubuh yang mengalami
kebisingan, pencahayaan, suhu ruangan.
sesuai rekomendasi, skala
nyeri,
klien
5
(Consistently Rasional : Menurunkan reaksi terhadap stimulasi
menunjukkan perilaku
dari luar atau sensivitas pada cahaya dan
demonstrated)
distraksi.
meningkatkan istirahat/relaksasi.
Pain Level
Pelaporan nyeri, skala 5 3. Kurangi atau hilangkan faktor pencetus atau yang
meningkatkan nyeri pada klien.
(none)
Rasional : untuk mengurangi perasaan nyeri yang
1.
dialami klien.
4. Delegatif
dalam
pemberian
analgetik,
kortikosteroid atau steroid baik topical maupun
local.
Rasional : Mengurangi rasa nyeri pada area yang
sakit
3
Page 19
(>60-100 x/mnt).
Kurang
pengetahuan
berhubungan dengan
keterbatasan paparan
informasi yang ditandai
dengan
klien
mengungkapkan
adanya masalah, klien
bertanya
tanya
mengenai penyakitnya.
Page 20
Page 21
(Skala 5 = None)
Risk Control (Kontrol resiko)
Klien
mampu
menyebutkan
factorfaktor resiko penyebab
infeksi ( Skala 5 =
Consistenly
demonstrated)
Klien mampu memonitor
lingkungan
penyebab
infeksi
(Skala
5
=
Consistenly
demonstrated)
Klien mampu memonitor
tingkah laku penyebab
infeksi
(Skala
5
=
Consistenly
demonstrated)
Tidak terjadi paparan
saat
tindakan
keperawatan (Skala 5 =
Consistenly
demonstrated)
Wound
intention
healing:Primary
Page 22
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 1 x 24
jam, diharapkan eliminasi
urin klien kembali normal
dengan kriteria hasil :
Page 23
Urinary Elimination
menunjukkan progresifitas perjalanan penyakit.
Pola eliminasi, skala 5 2. Monitor tanda dan gejala adanya retensi urine.
Rasional
:
ketidakmampuan
klien
dalam
(not compromised )
mengeluarkan urine secara normal dapat sebagai
Jumlah urine, skala5 (not
indikasi pembesaran batu yang ada pada pelvis
compromised )
ginjal, ureter serta vesika urinari klien.
Warna urine, skala 5 (not
3. Monitor intake dan output klien.
compromised)
Rasional : sebagai indikasi adanya abnormalitas
Kejernihan urine, skala 5
pada proses perkemihan klien.
(not compromised)
4. Monitor derajat distensi pada bleder/vesika urinari
Frekuensi
berkemih,
klien dengan palpasi dan perkusi.
Rasional : vesika urinari yang derajat ditensinya
skala 5 (none)
tinggi mengindikasikan adanya urine yang
Retensi urine, skala 5
tertahan.
(none)
5. Lakukan bledder trainning
Rasional: melatih kemampuan bladder untuk
menahan miksi
6. Ajarkan kegels excercise
Rasional: melatih kemampuan bladder untuk
menahan miksi
7. HE tentang jumlah input cairan ( 2 L/ hari)
Rasional: memaksimalkan kemampuan fisiologis
saluran urinaria
Page 24
CATATAN PERKEMBANGAN
DIAGNOSA: Kerusakan eliminasi urin: retensi urine yang berhubungan dengan obstruksi anatomik uretra akibat pembesaran kelenjar prostat
yang ditandai dengan klien mengalami disuria, hesistancy, VU terasa penuh, klien mengungkapkan rasa tidak lega setelah berkemih dan terasa
masih ada sisa urine di kandung kemih.
Tanggal Jam
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Paraf
00
16-208.
1 Monitor eliminasi urine yang S: Px mengatakan bahwa dari tadi pagi sampai sekarang dia sudah
2015
meliputi frekuensi, konsistensi, kencing sebanyak 2 kali, dan kencing yang keluar terasa masih tertahan
bau, volume, kejernihan dan ada O:
tidaknya benda asing (batu batu
1. UP: 200 cc
kristal ).
2. Warna: merah
3. Bau: khas
4. Benda asing (-)
A: eliminasi urine tidak optimal, masalah belum teratasi
P: monitor tanda dan gejala adanya retensi urine
08.15 2 Monitor tanda dan gejala adanya S:px mengatakan bahwa perutnya masih terasa penuh, dan terasa ingin
retensi urine.
buang air kecil lagi tapi setelah ke kamar mandi yang keluar hanya
menetes
O:
Distensi VU (+)
Nyeri tekan pada VU (+)
A: retensi urine (+), masalah belum teratasi
P: pantau intake dan output cairan
00
10.
3 memantau waktu terakhir miksi S: Px mengatakan bahwa terakhir BAK pada pukul 09.00 tadi pagi
klien.
O: A: masalah belum teratasi
P: memantau intake dan output cairan
10.15 4 Memantau intake dan output klien.
S: Px mengatakan bahwa tadi pagi minum 1 botol air mineral kemasan
600 ml
O:
UP: 200 cc
Page 25
17-22015
10.20 5
Menganjurkan
pasien
untuk
berkemih tiap 2-4 jam dan bila tibatiba dirasakan.
10.30 6
Mengobservasi
aliran
urine
perhatian ukuran dan kekuatan
pancaran urine.
Warna: merah
Bau: khas
Benda asing (-)
A: eliminasi urine tidak optimal, masalah belum teratasi
P: monitor tanda dan gejala adanya retensi urine
S:px mengatakan bahwa perutnya masih terasa penuh, dan terasa ingin
buang air kecil lagi tapi setelah ke kamar mandi yang keluar hanya
menetes
O:
Distensi VU (+)
Nyeri tekan pada VU (+)
A: retensi urine (+), masalah belum teratasi
P: pantau intake dan output cairan
S: Px mengatakan bahwa tadi pagi minum 2 gelas air mineral (400 ml)
O:
Page 26
07.45 4. Mengobservasi
aliran
urina
perhatian ukuran dan kekuatan
pancaran urine.
UP: 200 cc
A: masalah belum teratasi
P: menganjurkan pasien untuk tidak menahan miksi
S: px mengatakan urinenya hanya menetes
O: A: masalah belum teratasi
P: pasien direncanakan operasi TURP
DIAGNOSA:Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi yaitu penekanan serabut saraf akhir (nerve ending) oleh pembesaran kelenjar
prostat ditandai dengan melaporkan nyeri secara verbal, RR lebih dari normal (Normal = 16-20 x/mnt), TD meningkat (Normal = 120/80mmHg),
klien terlihat meringis, klien melindungi bagian tubuh yang mengalami nyeri, klien menunjukkan perilaku distraksi.
Tanggal
Jam
IMPLEMENTASI
EVALUASI
paraf
16-2-2015
1. mengkaji skala nyeri serta faktor yang S: pasien mengatakan bahwa apabila dinilai, sakitnya
dinilai 6, sakitnya hilang timbul
memperberat nyeri klien.
O:
Pasien bergerak dengan hati-hati
A: masalah belum teratasi
P: kaji tanda-tanda vital
2. melakukan observasi tanda tanda vital S: px mengatakan sedikit cemas dengan persiapan
operasi
klien, seperti nadi, RR, dan tekanan darah.
O:
TD: 160/90 mmHg
N: 85 x/menit
RR: 24 x/menit
A: masalah belum teratasi
P: ajarkan pasien manajemen nyeri nonfarmakologis
3. mengajarkan prinsip-prinsip managemen S: px mengatakan paham dengan apa yang diajarkan dan
nyeri pada klien seperti distraksi, relaksasi, akan mencoba mempraktekkannya ketika mulai sakit
lagi
guided imagery.
O: A: masalah teratasi sebagian
Page 27
4. memberikan
1. mengajarkan
prinsip-prinsip managemen
nyeri pada klien seperti distraksi, relaksasi,
guided imagery.
2. memberikan
Page 28
18-2-2015
DIAGNOSA: Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan akibat pengeluaran urine yang abnormal dan proses pembedahan
ditandai dengan klien tampak gelisah, klien tampak gugup, nadi menigkat (>60-100 x/mnt).
Tanggal
Jam
IMPLEMENTASI
EVALUASI
16-2-2015
1. Melakukan observasi adanya tandatanda S: px mengatakan bahwa setelah
cemas/ansietas baik secara verbal maupun dijelaskan, pasien merasa lebih tenang
dan tidak cemas
nonverbal.
2. membantu pasien untuk mengidentifi kasi O:
Gelisah (-)
situasi yang dapat menstimulus kecemasan.
3. menelaskan segala sesuatu mengenai TD: 130/90 mmHg
N: 82 x/menit
penyakit yang klien derita.
4. mengajarkan klien teknik relaksasi, seperti RR: 20 x/menit
A: masalah teratasi
menarik nafas dalam.
5. Melakukan kolaborasi pemberian medikasi P: HE pasien tentang informasi
kesehatan yang dibutuhkan
berupa obat penenang
Page 29
EVALUASI
S: px mengatakan sudah merasa lebih baikan
O:
TD = 130/90 mmHg
N = 88 x/menit
T = 370C
Leukosit 21000/ L
A: masalah tertasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
Paraf
Page 30
18-2-2015
Page 31
teknik aseptic
19-2-2015
Page 32
EVALUASI
S: Px mengatakan bahwa dari tadi pagi sampai sekarang
dia sudah kencing sebanyak 3 kali,
O:
UP: 3000 cc
Warna: jernih
Bau: khas
Benda asing (-)
A: eliminasi urine optimal, masalah teratasi
P: monitor tanda dan gejala adanya retensi urine
Paraf
Page 33
9.
10.
11.
12.
13.
14.
frekuensi, konsistensi,
bau, volume,
kejernihan dan ada tidaknya benda asing
(batu batu kristal ).
memoonitor tanda dan gejala adanya retensi
urine.
Memonitor intake dan output klien.
Memonitor
derajat
distensi
pada
bleder/vesika urinari klien dengan palpasi
dan perkusi.
Memberikan HE tentang jumlah input
cairan ( 2 L/ hari)
melakukan bledder trainning
Mengajarkan jarkan kegels excercise
O:
DC : off
Bladder trainning (+)
Kegels excercise (+)
Dribbling (-)
Retensi (-)
Distensi VU (-)
Page 34