Vous êtes sur la page 1sur 34

BAB III.

ASUHAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER


FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
I. Identitas Klien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Pendidikan
Alamat

: Tn. S
: 65 Tahun
: Laki-laki
: Islam
: Tidak sekolah
: Mayang

No. RM
Pekerjaan
Status Perkawinan
Tanggal MRS
Tanggal Pengkajian
Sumber Informasi

: 051527
: Tani
: menikah
: 15 Februari 2015
: 16 Februari 2015
: Primer dan
Sekunder

II. Riwayat Kesehatan


1. Diagnosa Medik :
BPH + Retensi Urine + ISK
2. Keluhan Utama :
Terasa nyeri saat kencing, perut terasa penuh, saat ini sedikit gugup karena akan
dioperasi
3. Riwayat penyakit sekarang:
Pasien mengatakan bahwa merasakan kencing tidak lancar atau susah kencing
sejak 1 tahun yang lalu. Pasien mengatakan bahwa 6 bulan yang lalu sudah
dipasang kateter di matri terdekat dan saat selang di lepas, nyeri muncul kembali
saat kencing dan kencing juga menetes. Pasien datang kemaren untuk rencana
dilakukan operasi TURP hari ini tangal 16 februari 2015.
4. Riwayat kesehatan terdahulu:
a. Penyakit yang pernah dialami :
Hipertensi (-), DM (-), dan asma (-)
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll):
Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat, makanan dan plester
c. Imunisasi:
Tidak dikaji
d. Kebiasaan/pola hidup/life style:

Page 1

Pasien mengatakan bahwa saat bekerja sering kali tidak ingat untuk minum.
Selain itu pasien juga mengatakan sering menahan kencing.
e. Obat-obat yang digunakan:
Pasien mengatakan bahwa sering mengkonsumsi obat warung saat sakit flu
atau batuk. Sedangkan untuk penyakitnya saat ini, sebelumnya pasien sudah
meminum obat yang didapat dari perawat praktik swasta di dekat rumahnya
sebelum dirawat di rumah sakit
5. Riwayat penyakit keluarga:
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang pernah mengalami penyakit saluran
kemih
Genogram:

Tn.S
65 Th

= Laki-laki
= Perempuan
= Garis pernikahan
= Garis keturunan

III. Pengkajian Keperawatan


1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan kurang memperhatikan kesehatannya. Pasien mengatakan
saat sedang sakit tidak mengakses layanan kesehatan. Pasien memilih
mengkonsumsi obat warung. Pada kondisinya saat ini, pasien mengakses perawat
praktek swasta.
Interpretasi :
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai
layanan kesehatan
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD)
- Antropometeri
TB= 150 cm
BB = 45 Kg
Interpretasi:
IMT = BB (kg)/ TB2(m2)
IMT = 45/(1,5)2

Page 2

IMT = 20
IMT pasien tergolong normal. Batas IMT dikatakan normal adalah 18- 20
-

Biomedical sign :
Hemoglobin = 11,2 gr/ dL
Leukosit
= 20,1 x103/L
Hematokrit = 31,6 %
Trombosit = 200 x 103/L
Interpretasi :
Nilai Hemoglobin, leukosit, dan hematokrit tidak normal.

Clinical Sign :
Konjungtiva tidak anemis
Mukosa bibir lembab
CRT < 2 detik
Bising usus 4x/ menit
Interpretasi :
Ketidakseimbangan nutrisi (-)

Diet Pattern (intake makanan dan cairan):


Pasien mendapat diet TKTP (makanan padat)
Makan 3x sehari, porsi yang disediakan dihabiskan dan kadang
ditambah makanan dari luar
Minum 500 cc per oral
Interpretasi :
Pasien tidak memenuhi kebutuhan cairan yang seharusnya. Kebutuhan
tubuh terhadap cairan minimal 8 gelas/ 2000 cc perhari.

3. Pola eliminasi:
BAK
- Frekuensi
- Jumlah
- Warna
- Bau
- Karakter
- Kemandirian

: 1-2 x/24 jam


: 50 cc (menetes)
: kuning jernih
: khas
: jernih
: mandiri/dibantu

BAB
-

Frekuensi
Konsistensi
Warna
Bau

: 1 x sehari
: Padat
: Kuning kecoklatan
: Khas

Interpretasi :
Pasien mengalami gangguan dalam berkemih yaitu jumlah urine 50 cc, kencing
menetes dan pasien juga menyatakan nyeri saat kencing

Page 3

4. Pola aktivitas & latihan


c.1. Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri
0
1
Makan / minum
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi / ROM

Keterangan:
0: tergantung total, tidak dapat berpartisipasi dalam aktivitas
1: membutuhkan pertolongan orang lain dan peralatan atau alat bantu
2: membutuhkan pertolongan orang lain untuk aktivitas
3: membutuhkan peralatan untuk aktivitas
4: mandiri penuh, mampu melakukan aktivitas tanpa bantuan
5. Pola tidur & istirahat
Durasi
: 5- 7 jam perhari
Gangguan tidur : pasien tidak pernah terbangun saat tidur malam
Keadaan bangun tidur : lemas, tidak segar
Interpretasi :
Secara kuantitas kebutuhan istirahat pasien tercukupi, namun secara kualitas
istirahat kurang berkualitas karena bangun tidur merasa lemas dan tidak segar
6. Pola kognitif & perceptual
Fungsi Kognitif dan Memori:
Pasien masih mampu mengingat kejadian masa lalu baik jangka panjang maupun
pendek
Fungsi dan keadaan indera :
Jarak pandang mata 5 meter, reflek pupil +, kulit mampu membendakan sensasi,
hidung mampu membau, lidah mampu membedakan rasa, pendengaran kurang
jelas sehingga saat berbicara harus lebih keras
Interpretasi :
Fungsi kognirif dalam keadaan normal sedangkan kondisi indra terdapat
gangguan di indra pendengaran
7. Pola persepsi diri
Gambaran diri
Pasien mengatakan menerima kondisinya saat ini dan berjuang untuk sembuh
Identitas diri :
Pasien merupakan seorang lansia yang memiliki 1 istri dan 1 anak, 1 cucu dan 2
cicit. Pasien hanya tinggal bersama istri
Harga diri :
Pasien memiliki semangat dan kemauan untuk sembuh

Page 4

Ideal Diri :
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan ingin bekerja kembali
Peran Diri :
Pasien mengatakan setiap harinya bekerja sebagai petani
Interpretasi :
Pola persepsi diri adalah citra subjektif dari diri dan pencampuran yang kompleks
dari perasaan sikap dan persepsi. Pasien tidak mengalami gangguan pola
persepsi diri hanya terhambat dalam menjalankan perannya dalam keluarga
karena sakit
8. Pola seksualitas & reproduksi
Pola seksualitas :
Pasien mengatakan sudah lama tidak berhubungan dengan istrinya semenjak
punya cicit
Fungsi Reproduksi:
Pasien memiliki 1 anak anak dari 1 istri, Pasien mengalami penurunan fungsi
reproduksi karena mengalami BPH
Interpretasi :
Fungsi reproduksi pasien mengalami penurunan dengan adanya penyakit BPH
9. Pola peran & hubungan
Pasien memiliki hubungan yang harmonis dengan istri, anak, cucu dan cicitnya
serta dengan tetangga sekitar rumah. Pasien biasanya dijaga oleh istri dan
anaknya
Interpretasi :
Pasien tidak mengalami gangguan pola peran dan hubungan
10. Pola manajemen koping-stress
Setiap ada masalah biasanya selalu didiskusikan dengan istri dan anaknya. Pasien
merupakan orang yang penyabar, jarang marah
Interpretasi :
Mekanisme koping pasien adaptif.
11. System nilai & keyakinan
Pasien beragama islam. Pasien yakin bahwa akan segera sembuh, namun pasien
tetap merasa cemas karena akan menjalani operasi
Interpretasi :
Pasien menerima kondisinya saat ini
IV. Pemeriksaan Fisik

Page 5

Keadaan umum:
KU
: baik
Kesadaran : compos mentis
GCS
: E4 M5 V6
Tanda vital:
- Tekanan Darah
- Nadi
- RR
- Suhu

: 150/90 mmHg
: 92 X/mnt
: 24 X/mnt
: 36,8 oC

Interpretasi :
GCS 15 menunjukkan bahwa kesadran pasie compos mentis. Vital sign utamanya
TD cenderung meninggi karena pasien merasa cemas menjelang operasi
1. Kepala
Inspeksi :

bentuk kepala mesosepal (simetris)


Tidak ada lesi
Tidak ada edema
Distribusi rambut tidak merata, beruban, tidak ada ketombe

Palpasi :

Massa (-)
Nyeri tekan (-)

2. Mata
Inspeksi :
Kedua mata simetris
Alis mata simetris
Anemis -/ Sklera jernih +/+
3. Telinga
Inspeksi :
Bentuk dan ukuran telinga simetris
Tidak ada serumen
Liang telinga kotor
Test pendengaran: tidak dilakukan
Palpasi : Nyeri tekan (-)
4. Hidung
Inspeksi :
Warna hidung sama dengan warna kulit sekitar
Lubang hidung simetris, bersih
Tidak ada luka atau lesi di daerah hidung
5. Mulut
Inspeksi:
Mukosa bibir lembab

Page 6

Tidak ada luka /lesi


Tidak ada stomatitis
Tidak menggunakan gigi palsu
Tidak ada peradangan pada gusi
Gigi lengkap

6. Leher
Inspeksi:
Warna sesuai dengan warna sekitar dan integritas kulit baik
Tidak ada luka
Tidak tampak adanya pembengkakan daerah leher

Palpasi:

Tidak teraba kelenjar tiroid


Tidak teraba pembesaran kelenjar limfe
Distensi vena jugularis (-)

7. Dada
Inspeksi:
Warna sama dengan kulit sekitar
Tidak tampak adanya jejas
Bentuk dada normo chest
Tidak menggunakan otot bantu nafas
Tidak ada retraksi
Pola nafas : eupnea

Palpasi:

Pergerakan dada simetris


Krepitasi (-)
Massa dan lesi (-)

Nyeri tekan (-)

Perkusi:

Paru sonor
Jantung pekak

Auskultasi

Suara nafas vesikuler


Suara jantung S1 S2 tunggal

8. Abdomen
Inspeksi
Simetris kiri dan kanan
Bentuk abdomen flat
Warna kulit sama dengan warna kulit sekitar

Auskultasi

Bising Usus : 4x/m

Page 7

Palpasi dan perkusi :

Nyeri tekan (+) area supra pubik


Massa (-)
Suara timpani pada abdomen kiri, dan pekak pada abdomen kanan
Distensi kandung kemih (+)

9. Urogenital
Tidak ada lesi atau jejas
Penonjolam daerah suprapubik, Bladder distensi
Skala nyeri 5 saat memulai kencing
Pasien mengatakan terjadi penurunan kekuatan / dorongan aliran urine,
urine berupa tetesan, terjadi keraguan pada awal berkemih,
ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih dengan lengkap,
hematuria, distensi kandung kemih, nyeri tekan kandung kemih
10. Ekstremitas
Inspeksi:
Simetris ekstermitas atas dan bawah
Pergerakan bebas
Akal hangat
Edema (-)
Krepitasi (-)
11. Kulit dan kuku
Kuku bersih, CRT <2, akral hangat, tekstur kasar
12. Keadaan lokal
Teraba distensi abdomen

Page 8

Page 9

V. Terapi (jenis terapi, rute, indikasi, KI, implikasi keperawatan)


Infus RL:D5 1:1
Nama Obat Jenis/Golongan
Ceftriaxon
golongan
2x1 gr
tefalosporin

Ranitidin
2x1 a

golongan obat
antihistamin
reseptor 2 (AH2)

Antrain 3x1
a

Obat golongan
Antiinflamasi non
Steroid

Cara Kerja
Ceftriaxone bekerja dengan
menghambat sintesa dinding
sel bakteri, melalui reaksi
asilasi pada enzim
transpedtidase pada ikatan
membran

Indikasi
Infeksi-infeksi yang disebabkan oleh
patogen yang sensitif terhadap
Ceftriaxone, seperti: infeksi saluran
nafas, infeksi THT, infeksi saluran
kemih, sepsis, meningitis, infeksi
tulang, sendi dan jaringan lunak,
infeksi intra abdominal, infeksi genital
(termasuk
gonore),
profilaksis
perioperatif, dan infeksi pada pasien
dengan gangguan pertahanan tubuh
menghambat reseptor
Pengobatan alternatif untuk
histamin 2 secara selektif dan pasien yang tidak dapat diterapi secara
reversibel sehingga dapat
oral untuk tukak lambung, duodenum,
menghambat sekresi cairan
tukak pasca operasi, refluks esofagitis,
lambung. Ranitidin
keadaan hipersekresi patologis
mengurangi volume dan
( sindrom Zollinger-Ellison).
kadar ion hidrogen dai sel
parietal akan menurun sejalan
dengan penurunan volume
cairan lambung.

Mekanisme kerjanya adalah


menghambat transmisi rasa
sakit ke susunan saraf pusat
dan perifer. Metamizole Na
bekerja sebagai analgesik,
diabsorpsi dari saluran
pencernaan mempunyai
waktu paruh 1 - 4 jam.

Antrain dapat meringankan rasa sakit,


terutama nyeri kolik dan sakit setelah
operasi.

Kontra indikasi
1. Hipersensitif terhadap
cephalosporin dan
penicillin (sebagai
reaksi alergi silang),
2. Pasien yang memiliki
riwayat anafilaksis
3. Pasien gagal ginjal
4. Pasien yang menerima
aminoglikosida atau
diuretika
hipersensitif

Efek Samping
- Gastrointestinal : faeces encer / diare,
mual, muntah, stomatitis dan
glositis.
- Kulit : pruritus, urtikaria, dermatitis
alergi, udema, eksantem, eritema
multiforma

Sakit kepala, Susunan saraf pusat,


jarang terjadi : malaise, pusing,
mengantuk, insomnia, vertigo, agitasi,
depresi, halusinasi, Kardiovaskuler,
jarang dilaporkan : aritmia seperti
takikardia, bradikardia,
atrioventricular block, premature
verticular beats, Gastrointestinal :
konstipasi, diare, mual, nyeri perut,
jarang dilaporkan : pancreatitis,
Muskuloskeletal, jarang dilaporkan :
artralgia dan mialgia.
Penderita hipersensitif Menimbulkan ruam pada kulit.
terhadap Metamizole
Na.
Wanita
hamil
dan
menyusui.
Penderita
dengan
tekanan darah sistolik <
100mmHg.

Page 10

Transamin
3x 1 a

golongan anti
fibrinolitik

Bekerja dengan menghambat


fibrinolisis.Di dalam
transamin mengandung Asam
traneksamat bekerja dengan
mencegah degradasi atau
pemecahan bekuan darah
tersebut sehingga dapat
mencegah, menghentikan,
ataupun mengurangi
pendarahan yang tidak
diinginkan

Perdarahan yang abnornal & gejala-gejalanya pada penyakit


perdarahan.
perdarahan ginjal, perdarahan
alat kelamin, perdarahan pada
prostatomegali, perdarahan abnormal selama operasi, eritema (kemerahan
kulit karena pelebaran pembuluhpembuluh darah), bengkak dan gatalgatal pada eksim dan gejala-gejala
yang serupa, urtikaria
(biduran/kaligata), toksikoderma, dan
erupsi kering.

Bayi dibawah 3 bulan


atau
dengan
berat
badan kurang dari 5kg.
riwayat alergi
terhadap obat ini,
riwayat resiko
mengalami trombosis
atau tromboemboli,
pendarahan
subaraknoid.

nyeri kepala, keluhan pada hidung dan


sinus, nyeri punggung, nyeri perut,
selain itu dalam frekuensi yang kecil,
ditemukan efek samping lainnya
berupa nyeri sendi, kaku dan keram
otot, nyeri kepala sebelah, anemia,
rasa lelah, gangguan penglihatan,
mual muntah, diare, rasa pusing,
penurunan tekanan darah pada
penyuntikan obat secara cepat, serta
tromboemboli.

Page 11

VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium


N
o

Jenis
pemeriksa
an

Hemoglobi
n
Leukosit
hematokrit
trombosit

Nilai normal (rujukan)

Hasil

nilai
13,5-17,5

Satuan

4,5-11.0
41-53
150-450

103/L
%
103/L

Gr/Dl

11,2
20,1
31,6
200
,...........................20...
Pengambil Data,

(__________________________)
NIM

Page 12

N
O
1

ANALISA DATA
DATA PENUNJANG
ETIOLOGI
DS :
Pasien mengatakan saat kencing
menetes dan rasanya perutnya
penuh
DO:
a. Distensi bledder
b. Penonjolan daerah suprapubik
c. Rencana operasi TURP

DS :
Pasien mengatakan nyeri saat mulai
kencing.
DS:
a. Penonjolan daerah supra pubik
(+)
b. Nyeri tekan (+)
c. Skala Nyeri 5 saat memulai
kencing
d. TD = 150/90 mmHg
e. Nadi = 92 x/m

DS:
Pasien mengatakan sedikit gugup
untuk rencana operasi hari ini
DO :
a. Pasien menyatakan
perasaan cemas
b. TD : 150/90 mmHh
c. N = 92 x/m
d. RR = 24 x/m

Kelenjar prostat
hiperplasi

MASALAH
Retensi urine

uretra terhimpit
prostat yang
membesar
menyumbat aliran
urine
aliran urin tidak
lancar
Obstruksi kandung
kemih

Nyeri akut

Kandung kemih
penuh
Urin tidak mengalir
lancar
Keinginan berkemih
meningkat
Nyeri saat memulai
kencing
Pembesaran kelenjar
prostat

Ansietas

Menghambat
keluaran urine
Rencana
pembedahan
Kurang pengetahuan

DS :
Pasien mengatakan sudah minum 1

Cemas
Minimal informasi
aktivitas post turp

Kurang
pengetahuan

Page 13

gelas, takut minum banyak karena


kencingnya merah
DO=
a. Pasien hanya minum 1 gelas
b. Aktvitas pasien hanya
berbaring
5

DS :D0 :
a. Post turp H+1
b. Terpasang dower kateter
c. Terpasang irigasi kandung
kemih
d. TD = 130/90 mmHg
e. N = 88 x/menit
f. T = 370C
g. Leukosit 21000/ L

Minim aktivitas dan


minum sedikit
Kurang pengetahuan
Pembedahan,
pemasangan dower
kateter, dan irigasi
kandung kemih

Risiko Infeksi

Ada port de entry


bakteri
Bakteri dapat naik
ke saluran urin
Resiko infeksi

DS: pasien mengatakan sudah


mengkonsumsi banyak air
DO:
a. Post TURP hari ke-2
b. Urobag terisi urine
berwarna kuning jernih
c. Bekuan darah d urobag (-)
d. UP 1800 cc/ 7 jam
e. Irigasi (+)
f. DC (+)

PK Inkotinensia
urine

Page 14

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Daftar Diagnosa Keperawatan:
N
Diagnosa
o
1
Kerusakan
eliminasi
urin:
retensi
urine
yang
berhubungan dengan obstruksi
anatomik
uretra
akibat
pembesaran kelenjar prostat
yang ditandai dengan klien
mengalami disuria, hesistancy,
VU
terasa
penuh,
klien
mengungkapkan rasa tidak
lega setelah berkemih dan
terasa masih ada sisa urine di
kandung kemih.
2
Nyeri
akut
berhubungan
dengan agen cidera biologi
yaitu penekanan serabut saraf
akhir (nerve ending) oleh
pembesaran kelenjar prostat
ditandai dengan melaporkan
nyeri secara verbal, RR lebih
dari normal (Normal = 16-20
x/mnt), TD meningkat (Normal
= 120/80mmHg), klien terlihat
meringis,
klien
melindungi
bagian tubuh yang mengalami
nyeri,
klien
menunjukkan
perilaku distraksi.
3
Ansietas berhubungan dengan
perubahan status kesehatan
akibat pengeluaran urine yang
abnormal
dan
proses
pembedahan ditandai dengan
klien tampak gelisah, klien
tampak gugup, nadi menigkat
(>60-100 x/mnt).
4
Kurang
pengetahuan
berhubungan
dengan
keterbatasan
paparan
informasi
yang
ditandai

Tanggal perumusan
16 Februari 2015

16 Februari 2015

16 Februari 2015

17 Februari 2015

Page 15

5
6

dengan klien mengungkapkan


adanya
masalah,
klien
bertanya tanya mengenai
penyakitnya.
Risiko Infeksi b.d prosedur
infasif
PK inkontinensia urine

17 Februari 2015
18 Februari 2015

Page 16

Lampiran 12

N
O
1

DIAGNOSA
Kerusakan
eliminasi
urin: retensi urine yang
berhubungan dengan
obstruksi
anatomik
uretra
akibat
pembesaran
kelenjar
prostat yang ditandai
dengan
klien
mengalami
disuria,
hesistancy, VU terasa
penuh,
klien
mengungkapkan rasa
tidak
lega
setelah
berkemih dan terasa
masih ada sisa urine di
kandung kemih.

PERENCANAAN KEPERAWATAN
TUJUAN DAN KRITERIA
INTERVENSI
HASIL
Tujuan :
Urinary Elimination Management
Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor eliminasi urine yang meliputi frekuensi,
keperawatan selama 1 x 24
konsistensi,
bau, volume, kejernihan dan ada
jam, diharapkan eliminasi
tidaknya benda asing (batu batu kristal ).
Rasional : abnormalitas yang ditemukan pada
urin klien kembali normal
proses berkemih dan urine yang dihasilkan dapat
dengan kriteria hasil :
menunjukkan progresifitas perjalanan penyakit.
Urinary Elimination
2.
Monitor tanda dan gejala adanya retensi urine.
Pola eliminasi, skala 5
Rasional
:
ketidakmampuan
klien
dalam
(not compromised )
mengeluarkan urine secara normal dapat sebagai
Jumlah urine, skala5 (not
indikasi pembesaran batu yang ada pada pelvis
compromised )
ginjal, ureter serta vesika urinari klien.
Warna urine, skala 5 (not 3. Catat waktu terakhir miksi klien.
compromised)
Rasional : sebagai indikator waktu, lamanya
Kejernihan urine, skala 5
retensi urine berlangsung.
Urinary retention Care
(not compromised)
Frekuensi
berkemih, 1. Monitor intake dan output klien.
Rasional : sebagai indikasi adanya abnormalitas
skala 5 (none)
pada proses perkemihan klien.
Retensi urine, skala 5
2. Monitor derajat distensi pada bleder/vesika urinari
(none)
klien dengan palpasi dan perkusi.
Rasional : vesika urinari yang derajat ditensinya
tinggi mengindikasikan adanya urine yang
Page 17

tertahan.
3. Dorong pasien untuk berkemih tiap 2-4 jam dan
bila tiba-tiba dirasakan.
Rasional: Meminimalkan retensi urina distensi
berlebihan pada kandung kemih.
4. Observasi aliran urina perhatian ukuran dan
kekuatan pancaran urine.
Rasional: Untuk mengevaluasi obstruksi dan
pilihan intervensi.
5. Kolaborasi
pemasangan
kateter
jika
memingkinkan.
Rasional : kateter dapat membantu melancarkan
pembuangan urine
Pain Level
1. Kaji skala nyeri serta faktor yang memperberat
nyeri klien.
Rasional : Nyeri sebagai pengalaman subjektif dan
harus digambarkan oleh klien. Bantu klien untuk
menilai nyeri dengan membandingkannya dengan
pengalaman lain
2. Kaji tanda tanda vital klien, seperti nadi, RR, dan
tekanan darah.
Rasional : Peningkatan nilai nadi, RR, dan tekanan
darah mengindikasikan nyeri.

Nyeri
akut Tujuan :
berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan
agen cidera biologi keperawatan selama 1 x 24
yaitu
penekanan jam, diharapkan nyeri klien
dikontrol
dengan
serabut
saraf
akhir dapat
(nerve ending) oleh kriteria hasil :
pembesaran
kelenjar Pain Control
faktor
prostat
ditandai Menjelaskan
penyebab nyeri, skala 5
dengan
melaporkan
(Consistently
nyeri secara verbal, RR
demonstrated)
lebih
dari
normal

Menggunakan teknik non


(Normal
=
16-20
analgetik
untuk Kontrol nyeri :
x/mnt), TD meningkat
mengurangi nyeri, skala 5 1. Ajarkan prinsip-prinsip managemen nyeri pada
(Normal
=

Page 18

120/80mmHg),
klien
(Consistently
klien seperti distraksi, relaksasi, guided imagery.
terlihat meringis, klien
demonstrated)
Rasional : mengalihkan nyeri yang dialami klien.
melindungi
bagian Menggunakan
analgetik 2. Berikan lingkungan yang nyaman, misalnya tingkat
tubuh yang mengalami
kebisingan, pencahayaan, suhu ruangan.
sesuai rekomendasi, skala
nyeri,
klien
5
(Consistently Rasional : Menurunkan reaksi terhadap stimulasi
menunjukkan perilaku
dari luar atau sensivitas pada cahaya dan
demonstrated)
distraksi.
meningkatkan istirahat/relaksasi.
Pain Level
Pelaporan nyeri, skala 5 3. Kurangi atau hilangkan faktor pencetus atau yang
meningkatkan nyeri pada klien.
(none)
Rasional : untuk mengurangi perasaan nyeri yang
1.
dialami klien.
4. Delegatif
dalam
pemberian
analgetik,
kortikosteroid atau steroid baik topical maupun
local.
Rasional : Mengurangi rasa nyeri pada area yang
sakit
3

Ansietas berhubungan Tujuan :


Anxiety Reduction
dengan
perubahan Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi adanya tandatanda cemas/ansietas
status
kesehatan keperawatan selama 1 x 7
baik secara verbal maupun nonverbal.
Rasional :Pengungkapan kecemasan secara
akibat
pengeluaran jam, diharapkan kecemasan
langsung tentang kecemasan dari klien, dapat
urine yang abnormal klien
terhadap
penyakit
menandakan level cemas klien.
dan
proses klien
dapat
berkurang
2.
Bantu pasien untuk mengidentifi kasi situasi yang
pembedahan ditandai dengan kriteria hasil:
dapat menstimulus kecemasan.
dengan klien tampak Anxiety Level
Rasional : Agar pasien dapat mengatasi dan
gelisah, klien tampak Mengatakan secara verbal
menanggulangi kecemasan pasien.
gugup, nadi menigkat
kecemasan berkurang.

Page 19

(>60-100 x/mnt).

Kurang
pengetahuan
berhubungan dengan
keterbatasan paparan
informasi yang ditandai
dengan
klien
mengungkapkan
adanya masalah, klien
bertanya

tanya
mengenai penyakitnya.

Mengatakan secara verbal 3. Jelaskan segala sesuatu mengenai penyakit yang


klien derita.
ketakutan berkurang.
Rasional :Menambah wawasan klien tentang
Klien tidak tampak gugup.
Nadi dalam batas normal
penyakit klien dapat meningkatkan pengertian
klien tentang penyakitnya, sehingga dapat
(60-100x/mnt)
Anxiety Self control
mengurangi kecemasan klien.
Mampu
mengurangi 4. Ajarkan klien teknik relaksasi, seperti menarik
penyebab cemas.
nafas dalam.
Mengontrol
respon
Rasional :Dapat memberi efek ketenangan pada
klien.
cemas.
5. Kolaborasi pemberian medikasi berupa obat
penenang
Rasional :Untuk menurunkan ansietas klien yang
terjadi secara berlebihan.
Setelah
diberikan
Asuhan Teaching : Disease Process
Keperawatan 1 x 12 jam 1. Identifikasi tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya.
diharapkan klien memahami proses
Rasional : agar dapat memberikan HE yang tepat.
penyakit yang dideritanya dengan 2. Berikan informasi ( HE ) tentang hal hal yang terkait tentang
kriteria hasil :
penyakit, penyebab, proses penyakit, pencegahan dan
Knowledge : Disease Prosess
penangananny.
a. Faktor penyebab penyakit,
Rasional : tahap pemberian HE dan membatu menanbah
dengan skala 5 ( extensive
pengetahuan klien tentang penyakitnya.
Knowledge )
3. Jelaskan rasional dari setiap tindakan/terapi yang diberikan.
b. Tanda dan gejala penyakit,
Rasional : dapat mengurangi ansietas dan pengetahuannya
dengan skala 5 ( extensive
tentang treatmen dan terapi yang diberikan.
Knowledge )
4. Berikan kesempatan klien untuk mencari opini kedua tentang
c. Efek dari penyakit yang
penyakitnya.

Page 20

Risiko Infeksi b.d


prosedur invasif

dialami, dengan skala 5


( extensive knowledge )
d. Strategi untuk meminimalisir
progresifitas
penyakitnya,
dengan skala 5 ( extensive
knowlege )

Rasional : memberi kesempatan klien untuk menambah


pengetahuan klien tentang penyakitnya dan memberikan
kesempatan pada klien untuk menetukan keputusan tentang
treatme/terapi yang dibutuhkan klien.

Setelah dilakukan asuhan


keperawatan selama 3 x 24
jam diharapkan tidak terjadi
infeksi, dengan kriteria hasil
:
Infection
Severity
(Keparahan infeksi)
Tidak ada kemerahan
(Skala 5 = None)
Tidak terjadi hipertermia
(Skala 5 = None)
Tidak ada nyeri (Skala 5
= None)
Tidak
ada
pembengkakan (Skala 5
= None)
Tidak
terjadi
peninggkatan
WBC

Infection control (kontrol infeksi)


1. Bersihkan lingkungan setelah digunakan oleh
klien.
Rasional: Agar bakteri dan penyakit tidak
menyebar dari lingkungan dan orang lain.
2. Jaga agar barier kulit yang terbuka tidak terpapar
lingkungan dengan cara menutup dengan kasa
streril.
Rasional: Mengurangi paparan dari lingkungan
3. Batasi jumlah pengunjung.
Rasional: Mengurangi organism pathogen masuk
ke tubuh klien
4. Pergunakan sabun anti microbial untuk mencuci
tangan.
Rasional: Mencuci tangan menggunakan sabun
lebih efektif untuk membunuh bakteri.
5. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan keperawatan.
Rasional: Mencegah infeksi nosokomial

Page 21

(Skala 5 = None)
Risk Control (Kontrol resiko)
Klien
mampu
menyebutkan
factorfaktor resiko penyebab
infeksi ( Skala 5 =
Consistenly
demonstrated)
Klien mampu memonitor
lingkungan
penyebab
infeksi
(Skala
5
=
Consistenly
demonstrated)
Klien mampu memonitor
tingkah laku penyebab
infeksi
(Skala
5
=
Consistenly
demonstrated)
Tidak terjadi paparan
saat
tindakan
keperawatan (Skala 5 =
Consistenly
demonstrated)
Wound
intention

healing:Primary

6. Terapkan Universal precaution.


Rasional: Mencegah infeksi nosokomial
7. Pertahankan
lingkungan
aseptik
selama
perawatan.
Rasional: untuk meminimalkan terkontaminasi
mikroba atau bakteri
8. Anjurkan klien untuk memenuhan asupan nutrisi
dan cairan adekuat.
Rasional: Menjaga ketahanan sistem imun
9. Ajarkan klien dan keluarga untuk menghindari
infeksi.
Rasional:
infeksi
lebih
lanjut
dapat
memperburuk resiko infeksi pada klien
10. Ajarkan pada klien dan keluarga tanda-tanda
infeksi.
Rasional: agar dapat melaporkan kepada
petugas lebih cepat, sehingga penanganan lebih
efisien
11. Kolaborasi pemberian antibiotik bila perlu.
Rasional: untuk mempercepat perbaikan kondisi
klien
12. Pantauhasil Lab terutama WBC
Rasional:
peningkatan
WBC
dapat
mengindikasikan terjadinya infeksi
Wound Care
13. Lakukan prawatan luka dan pertahankan teknik
aseptic
Rasional: menguranngi paparan mikroorganisme

Page 22

Tidak terdapat cairan


serosa pada drainase
Perkembangan tepi luka
tampak baik
Tidak terdapat bau pada
luka

pada luka post operasi


14. Perhatikan adanya perubahan pada luka dan
tanda infeksi
Rasional: membantu memantau perkembangan
luka serta adanya tanda infeksi
Bathing
15. Damping klien dan bantu dalam pemenuhan
self hygiene dan toileting
Rasional: membantu memenuhi kebutuhan
kebersihan diri klien
16. Monitor kondisi kulit dari adanya lesi
Rasional:
membantu
mencegah
adanya
perlukaan pada kulit atau tanda-tanda ketidak
efektifan perfusi

PK: Inkotinensia urine

Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 1 x 24
jam, diharapkan eliminasi
urin klien kembali normal
dengan kriteria hasil :

17. Monitor kemampuan klien dalam memenuhi


ADL mandiri
Rasional: membantu dan melatih klien dalam
kemampuan secara mandiri dan mecegah
ketergantungan
Urinary Elimination Management
1. Monitor eliminasi urine yang meliputi frekuensi,
konsistensi,
bau, volume, kejernihan dan ada
tidaknya benda asing (batu batu kristal ).
Rasional : abnormalitas yang ditemukan pada
proses berkemih dan urine yang dihasilkan dapat

Page 23

Urinary Elimination
menunjukkan progresifitas perjalanan penyakit.
Pola eliminasi, skala 5 2. Monitor tanda dan gejala adanya retensi urine.
Rasional
:
ketidakmampuan
klien
dalam
(not compromised )
mengeluarkan urine secara normal dapat sebagai
Jumlah urine, skala5 (not
indikasi pembesaran batu yang ada pada pelvis
compromised )
ginjal, ureter serta vesika urinari klien.
Warna urine, skala 5 (not
3. Monitor intake dan output klien.
compromised)
Rasional : sebagai indikasi adanya abnormalitas
Kejernihan urine, skala 5
pada proses perkemihan klien.
(not compromised)
4. Monitor derajat distensi pada bleder/vesika urinari
Frekuensi
berkemih,
klien dengan palpasi dan perkusi.
Rasional : vesika urinari yang derajat ditensinya
skala 5 (none)
tinggi mengindikasikan adanya urine yang
Retensi urine, skala 5
tertahan.
(none)
5. Lakukan bledder trainning
Rasional: melatih kemampuan bladder untuk
menahan miksi
6. Ajarkan kegels excercise
Rasional: melatih kemampuan bladder untuk
menahan miksi
7. HE tentang jumlah input cairan ( 2 L/ hari)
Rasional: memaksimalkan kemampuan fisiologis
saluran urinaria

Page 24

CATATAN PERKEMBANGAN
DIAGNOSA: Kerusakan eliminasi urin: retensi urine yang berhubungan dengan obstruksi anatomik uretra akibat pembesaran kelenjar prostat
yang ditandai dengan klien mengalami disuria, hesistancy, VU terasa penuh, klien mengungkapkan rasa tidak lega setelah berkemih dan terasa
masih ada sisa urine di kandung kemih.
Tanggal Jam
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Paraf
00
16-208.
1 Monitor eliminasi urine yang S: Px mengatakan bahwa dari tadi pagi sampai sekarang dia sudah
2015
meliputi frekuensi, konsistensi, kencing sebanyak 2 kali, dan kencing yang keluar terasa masih tertahan
bau, volume, kejernihan dan ada O:
tidaknya benda asing (batu batu
1. UP: 200 cc
kristal ).
2. Warna: merah
3. Bau: khas
4. Benda asing (-)
A: eliminasi urine tidak optimal, masalah belum teratasi
P: monitor tanda dan gejala adanya retensi urine
08.15 2 Monitor tanda dan gejala adanya S:px mengatakan bahwa perutnya masih terasa penuh, dan terasa ingin
retensi urine.
buang air kecil lagi tapi setelah ke kamar mandi yang keluar hanya
menetes
O:
Distensi VU (+)
Nyeri tekan pada VU (+)
A: retensi urine (+), masalah belum teratasi
P: pantau intake dan output cairan
00
10.
3 memantau waktu terakhir miksi S: Px mengatakan bahwa terakhir BAK pada pukul 09.00 tadi pagi
klien.
O: A: masalah belum teratasi
P: memantau intake dan output cairan
10.15 4 Memantau intake dan output klien.
S: Px mengatakan bahwa tadi pagi minum 1 botol air mineral kemasan
600 ml
O:
UP: 200 cc

Page 25

17-22015

10.20 5

Menganjurkan
pasien
untuk
berkemih tiap 2-4 jam dan bila tibatiba dirasakan.

10.30 6

Mengobservasi
aliran
urine
perhatian ukuran dan kekuatan
pancaran urine.

07.00 1. Monitor eliminasi urine yang


meliputi frekuensi, konsistensi,
bau, volume, kejernihan dan ada
tidaknya benda asing (batu batu
kristal ).

07.15 2. Monitor tanda dan gejala adanya


retensi urine.

07.30 3. Monitor intake dan output klien.

A: masalah belum teratasi


P: menganjurkan pasien untuk tidak menahan miksi
S: px mengatakan bahwa akan melaksanakan apa yang perintahkan
O: A: masalah belum teratasi
P:
S: px mengatakan aliran kencingnya tidak lancar seperti dulu pada saat
belum sakit
O: A: masalah belum teratasi
P: kolaborasi untuk pemasangan kateter
S: Px mengatakan bahwa dari tadi pagi sampai sekarang dia sudah
kencing sebanyak 3 kali, dan kencing yang keluar terasa masih tertahan
O:
UP: 250 cc

Warna: merah
Bau: khas
Benda asing (-)
A: eliminasi urine tidak optimal, masalah belum teratasi
P: monitor tanda dan gejala adanya retensi urine
S:px mengatakan bahwa perutnya masih terasa penuh, dan terasa ingin
buang air kecil lagi tapi setelah ke kamar mandi yang keluar hanya
menetes
O:
Distensi VU (+)
Nyeri tekan pada VU (+)
A: retensi urine (+), masalah belum teratasi
P: pantau intake dan output cairan
S: Px mengatakan bahwa tadi pagi minum 2 gelas air mineral (400 ml)
O:

Page 26

07.45 4. Mengobservasi
aliran
urina
perhatian ukuran dan kekuatan
pancaran urine.

UP: 200 cc
A: masalah belum teratasi
P: menganjurkan pasien untuk tidak menahan miksi
S: px mengatakan urinenya hanya menetes
O: A: masalah belum teratasi
P: pasien direncanakan operasi TURP

DIAGNOSA:Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi yaitu penekanan serabut saraf akhir (nerve ending) oleh pembesaran kelenjar
prostat ditandai dengan melaporkan nyeri secara verbal, RR lebih dari normal (Normal = 16-20 x/mnt), TD meningkat (Normal = 120/80mmHg),
klien terlihat meringis, klien melindungi bagian tubuh yang mengalami nyeri, klien menunjukkan perilaku distraksi.
Tanggal
Jam
IMPLEMENTASI
EVALUASI
paraf
16-2-2015
1. mengkaji skala nyeri serta faktor yang S: pasien mengatakan bahwa apabila dinilai, sakitnya
dinilai 6, sakitnya hilang timbul
memperberat nyeri klien.
O:
Pasien bergerak dengan hati-hati
A: masalah belum teratasi
P: kaji tanda-tanda vital
2. melakukan observasi tanda tanda vital S: px mengatakan sedikit cemas dengan persiapan
operasi
klien, seperti nadi, RR, dan tekanan darah.
O:
TD: 160/90 mmHg
N: 85 x/menit
RR: 24 x/menit
A: masalah belum teratasi
P: ajarkan pasien manajemen nyeri nonfarmakologis
3. mengajarkan prinsip-prinsip managemen S: px mengatakan paham dengan apa yang diajarkan dan
nyeri pada klien seperti distraksi, relaksasi, akan mencoba mempraktekkannya ketika mulai sakit
lagi
guided imagery.
O: A: masalah teratasi sebagian
Page 27

P: berikan lingkungan yang nyaman

4. memberikan

lingkungan yang nyaman,


misalnya tingkat kebisingan, pencahayaan,
suhu ruangan.

5. mengurangi atau menghilangkan faktor


pencetus atau yang meningkatkan nyeri pada
klien.
17-2-2015

1. mengajarkan

prinsip-prinsip managemen
nyeri pada klien seperti distraksi, relaksasi,
guided imagery.

2. memberikan

lingkungan yang nyaman,


misalnya tingkat kebisingan, pencahayaan,
suhu ruangan.

3. melakukan kolaborasi dalam pemberian


analgetik, kortikosteroid atau steroid baik
topical maupun local.

S: px mengatakan merasa lebih nyaman apabila tempat


tidurnya bersih
O: A: masalah teratasi sebagian
P: kurangi atau hilangkan faktor pencetus nyeri
(persiapan operasi)
S: px mengatakan sudah puasa sesuai perintah
O:A: masalah teratasi sebagian
P:
S: px mengatakan paham dengan apa yang diajarkan dan
akan mencoba mempraktekkannya ketika mulai sakit
lagi
O: Post turp H+1
Terpasang dower kateter
Terpasang irigasi kandung kemih
A: masalah teratasi sebagian
P: berikan lingkungan yang nyaman
S: px mengatakan merasa lebih nyaman apabila tempat
tidurnya bersih
O: A: masalah teratasi sebagian
P: kurangi atau hilangkan faktor pencetus nyeri
S: px mengatakan sakitnya langsung tidak terasa
O: A: masalah teratasi
P: pantau nyeri

Page 28

18-2-2015

1. mengjarkan prinsip-prinsip managemen


nyeri pada klien seperti distraksi, relaksasi,
guided imagery.
2. memberikan lingkungan yang nyaman,
misalnya tingkat kebisingan, pencahayaan,
suhu ruangan.
3. melakukan kolaborasi dalam pemberian
analgetik, kortikosteroid atau steroid baik
topical maupun local.

S : pasien menyatakan nyeri tidak lagi dirasakan


0:
Post turp H+2
Terpasang dower kateter
Terpasang irigasi kandung kemih
Bekuan darah d urobag (-)
TD = 130/90 mmHg
N = 88 x/menit
T = 370C
Leukosit 21000/ L
A: muncul masalah baru (Resiko infeksi)
P: atasi masalah

DIAGNOSA: Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan akibat pengeluaran urine yang abnormal dan proses pembedahan
ditandai dengan klien tampak gelisah, klien tampak gugup, nadi menigkat (>60-100 x/mnt).
Tanggal
Jam
IMPLEMENTASI
EVALUASI
16-2-2015
1. Melakukan observasi adanya tandatanda S: px mengatakan bahwa setelah
cemas/ansietas baik secara verbal maupun dijelaskan, pasien merasa lebih tenang
dan tidak cemas
nonverbal.
2. membantu pasien untuk mengidentifi kasi O:
Gelisah (-)
situasi yang dapat menstimulus kecemasan.
3. menelaskan segala sesuatu mengenai TD: 130/90 mmHg
N: 82 x/menit
penyakit yang klien derita.
4. mengajarkan klien teknik relaksasi, seperti RR: 20 x/menit
A: masalah teratasi
menarik nafas dalam.
5. Melakukan kolaborasi pemberian medikasi P: HE pasien tentang informasi
kesehatan yang dibutuhkan
berupa obat penenang

Page 29

DIAGNOSA: Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan


masalah, klien bertanya tanya mengenai penyakitnya.
Tanggal
Jam
IMPLEMENTASI
17-2-2015
1. mengdentifikasi tingkat pengetahuan klien
tentang penyakitnya.
2. memberikan informasi ( HE ) tentang hal
hal yang terkait tentang penyakit, penyebab,
proses
penyakit,
pencegahan
dan
penangananny.
3. menganjurkan pasien untuk banyak minum
4. menjelaskan
rasional
dari
setiap
tindakan/terapi yang diberikan.
5. menberikan kesempatan klien untuk
mencari opini kedua tentang penyakitnya.

DIAGNOSA: Risiko Infeksi b.d prosedur invasive


Tanggal
Jam
IMPLEMENTASI
17-2-2015
1. Bersihkan lingkungan setelah digunakan
oleh klien.
2. Jaga agar barier kulit yang terbuka tidak
terpapar lingkungan dengan cara menutup
dengan kasa streril.
3. Batasi jumlah pengunjung.
4. Pergunakan sabun anti microbial untuk
mencuci tangan.
5. Cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan keperawatan.
6. Terapkan Universal precaution.

paparan informasi yang ditandai dengan klien mengungkapkan adanya


EVALUASI
S: Px mengatakan mengerti apa yang
boleh dan tidak boleh dilakukan untuk
mengatasi penyakitnya
O: A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi untuk masalah
lain

EVALUASI
S: px mengatakan sudah merasa lebih baikan
O:
TD = 130/90 mmHg
N = 88 x/menit
T = 370C
Leukosit 21000/ L
A: masalah tertasi sebagian
P: lanjutkan intervensi

Paraf

Page 30

18-2-2015

7. Pertahankan lingkungan aseptik selama


perawatan.
8. Anjurkan klien untuk memenuhan asupan
nutrisi dan cairan adekuat.
9. Ajarkan klien dan keluarga untuk
menghindari infeksi.
10. Ajarkan pada klien dan keluarga tandatanda infeksi.
11. Kolaborasi pemberian antibiotik bila perlu.
12. Pantauhasil Lab terutama WBC
13. Lakukan prawatan luka dan pertahankan
teknik aseptic
14. Perhatikan adanya perubahan pada luka
dan tanda infeksi
15. Damping klien dan bantu dalam
pemenuhan self hygiene dan toileting
16. Monitor kondisi kulit dari adanya lesi
17. Monitor
kemampuan
klien
dalam
memenuhi ADL mandiri
1. Batasi jumlah pengunjung.
2. Pergunakan sabun anti microbial untuk
mencuci tangan.
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan keperawatan.
4. Terapkan Universal precaution.
5. Pertahankan lingkungan aseptik selama
perawatan.
6. Kolaborasi pemberian antibiotik bila perlu.
7. Pantauhasil Lab terutama WBC
8. Lakukan prawatan luka dan pertahankan

S: px mengatakan sudah merasa lebih baikan


O:
TD = 130/80 mmHg
N = 82 x/menit
T = 36,30C
A: masalah tertasi sebagian
P: lanjutkan intervensi

Page 31

teknik aseptic

9. Perhatikan adanya perubahan pada luka

19-2-2015

dan tanda infeksi


10. Damping klien dan bantu dalam
pemenuhan self hygiene dan toileting
11. Monitor kondisi kulit dari adanya lesi
12. Monitor kemampuan klien dalam
memenuhi ADL mandiri
1. Batasi jumlah pengunjung.
2. Pergunakan sabun anti microbial untuk
mencuci tangan.
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan keperawatan.
4. Terapkan Universal precaution.
5. Pertahankan lingkungan aseptik selama
perawatan.
6. Kolaborasi pemberian antibiotik bila perlu.
7. Pantauhasil Lab terutama WBC
8. Lakukan prawatan luka dan pertahankan
teknik aseptic
9. Perhatikan adanya perubahan pada luka
dan tanda infeksi
10. Damping klien dan bantu dalam
pemenuhan self hygiene dan toileting
11. Monitor kondisi kulit dari adanya lesi
12. Monitor kemampuan klien dalam
memenuhi ADL mandiri

S: px mengatakan sudah merasa lebih baikan


O:
TD = 130/80 mmHg
N = 80 x/menit
T = 36,50C
A: masalah tertasi
P: lanjutkan intervensi

Page 32

DIAGNOSA: PK: Inkotinensia urine


Tanggal
Jam
IMPLEMENTASI
17-2-2015
1. Memoonitor eliminasi urine yang meliputi
frekuensi, konsistensi,
bau, volume,
kejernihan dan ada tidaknya benda asing
(batu batu kristal ).
2. memoonitor tanda dan gejala adanya retensi
urine.
3. Memonitor intake dan output klien.
4. Memonitor
derajat
distensi
pada
bleder/vesika urinari klien dengan palpasi
dan perkusi.
5. Memberikan HE tentang jumlah input
cairan ( 2 L/ hari)
18-2-2015
1. Memoonitor eliminasi urine yang meliputi
frekuensi, konsistensi,
bau, volume,
kejernihan dan ada tidaknya benda asing
(batu batu kristal ).
2. memoonitor tanda dan gejala adanya retensi
urine.
3. Memonitor intake dan output klien.
4. Memonitor
derajat
distensi
pada
bleder/vesika urinari klien dengan palpasi
dan perkusi.
5. Memberikan HE tentang jumlah input
cairan ( 2 L/ hari)
6. melakukan bledder trainning
7. Mengajarkan jarkan kegels excercise
19-2-2015
8. Memoonitor eliminasi urine yang meliputi

EVALUASI
S: Px mengatakan bahwa dari tadi pagi sampai sekarang
dia sudah kencing sebanyak 3 kali,
O:
UP: 3000 cc
Warna: jernih
Bau: khas
Benda asing (-)
A: eliminasi urine optimal, masalah teratasi
P: monitor tanda dan gejala adanya retensi urine

Paraf

S:px mengatakan bahwa perutnya tidak terasa penuh


lagi, O:
Distensi VU (-)
Nyeri tekan pada VU (-)
A: retensi urine (-), masalah teratasi
P: pantau intake dan output cairan

S: px mengatakan BAK sudah lebih lancar

Page 33

9.
10.
11.
12.
13.
14.

frekuensi, konsistensi,
bau, volume,
kejernihan dan ada tidaknya benda asing
(batu batu kristal ).
memoonitor tanda dan gejala adanya retensi
urine.
Memonitor intake dan output klien.
Memonitor
derajat
distensi
pada
bleder/vesika urinari klien dengan palpasi
dan perkusi.
Memberikan HE tentang jumlah input
cairan ( 2 L/ hari)
melakukan bledder trainning
Mengajarkan jarkan kegels excercise

O:
DC : off
Bladder trainning (+)
Kegels excercise (+)
Dribbling (-)
Retensi (-)
Distensi VU (-)

Page 34

Vous aimerez peut-être aussi