Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Daftar Isi............................................................................................................................... 1
BAB I : Pendahuluan .......................................................................................................... 2
BAB II: Penyakit Ginjal Kronik........................................................................................... 3
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
2.10
2.11
Daftar Pustaka.................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terdapat sepasang (masingmasing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra) dan posisinya retroperitoneal.1
Fungsi ginjal antara lain: mengekskresi sisa metabolisme, mengatur keseimbangan cairan dan
elektrolit, menjaga keseimbangan asam dan basa, berperan dalam eritropoesis, pengatur
tekanan darah, dll.1
Penyakit Ginjal Kronik (CKD) adalah suatu keadaan menurunnya fungsi ginjal yang bersifat
kronik, progresif dan berlangsung menetap. Pada keadaan ini ginjal kehilangan
kemampuannya untuk mempertahankan volume dan cairan tubuh dalam keadaan asupan diet
normal.2
Status gizi kurang masih banyak dialami pasien CKD Faktor penyebab gizi kurang antara lain
adalah asupan makanan yang kurang sebagai akibat dari tidak nafsu makan, mual dan
muntah. Untuk mencegah penurunan dan mempertahankan status gizi, perlu perhatian
melalui monitoring dan evaluasi status kesehatan serta asupan makanan oleh tim kesehatan.3
BAB II
PENYAKIT GINJAL KRONIK (CKD)
2.1
beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya
berakhir dengan gagal ginjal. Gagal ginjal sendiri merupakan keadaan klinis yang ditandai
dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversible sampai pada suatu periode
harus
memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap ( permanently renal replcement therapy ),
berupa dialisis atau transplantasi.2
2.2
Filtrasi
= glomerular filtration, yaitu: proses filtrasi yang bersifat non selektif terhadap
protein plasma bebas dari glomerulus ke kapsula bowman.
b Reabsorpsi
= tubular reabsorption, yaitu : perpindahan selektif subtansi filtrat dari lumen
tubulus ke kapiler peritubulus.
Ada 2 jenis reabsorpsi ;
-
Energi
Enzim ( Na-K-ATPase )
3
Carrier / pengangkut
Sekresi
= tubular secretion, yaitu ; perpindahan selektif
Fungsi regulasi
-
Fungsi ekskresi
-
Fungsi hormonal
-
Fungsi metabolisme
-
2.3
ginjal., yang sebagian besar merupakan penyakit parenkim ginjal difus dan bilateral.2
Beberapa penyebab dari penyakit ginjal kronik antara lain:2
1.
2.
3.
b.
Sal. Kemih bagian bawah: Hipertrofi prostate, striktur uretra, anomali congenital pada
menetapkan lima stadium CKD berdasarkan ukuran GFR yang menurun. Pedoman tersebut
mengusulkan tindakan yang berbeda untuk masing-masing stadium penyakit ginjal.5
1
Stadium 2
Kerusakan ginjal dengan penurunan ringan pada GFR (60-89). Saat fungsi ginjal mulai
menurun, dokter akan memperkirakan perkembangan CKD kita dan meneruskan
pengobatan untuk mengurangi resiko masalah kesehatan lain.
Stadium 3
Penurunan lanjut pada GFR (30-59). Saat CKD sudah berlanjut pada stadium ini,
anemia dan masalah tulang menjadi semakin umum.
5 Stadium 4
Penurunan berat pada GFR (15-29). Teruskan pengobatan untuk komplikasi CKD dan
belajar semaksimal mungkin mengenai pengobatan untuk kegagalan ginjal. Masingmasing pengobatan membutuhkan persiapan. Bila kita memilih hemodialisis, kita akan
membutuhkan tindakan untuk memperbesar dan memperkuat pembuluh darah dalam
lengan agar siap menerima pemasukan jarum secara sering. Untuk dialisis peritonea,
sebuah kateter harus ditanam dalam perut kita. Atau mungkin kita ingin minta anggota
keluarga atau teman menyumbang satu ginjal untuk dicangkok.
tidak ada gejala sama sekali, kelainan fungsi ginjal hanya dapat diketahui dari pemeriksaan
laboratorium. Pada penyakit ginjal kronis ringan sampai sedang, gejalanya ringan meskipun
terdapat peningkatan urea dalam darah. Pada stadium ini terdapat nokturia dan hipertensi.4
Sejalan dengan perkembangan penyakit, maka lama kelamaan akan terjadi peningkatan
kadar ureum darah semakin tinggi.Pada stadium ini, penderita menunjukkan gejala-gejala:4
Pada stadium yang sudah sangat lanjut, penderita bisa menderita ulkus dan perdarahan
saluran pencernaan. Kulitnya berwarna kuning kecoklatan dan kadang konsentrasi urea
sangat tinggi sehingga terkristalisasi dari keringat dan membentuk serbuk putih di kulit
(bekuan uremik). Beberapa penderita merasakan gatal di seluruh tubuh. 6
2.5 .1 MANIFESTASI SINDROM UREMIK4
Sistem Tubuh
Biokimia
Manifestasi
Asidosis Metabolik (HCO3 serum 18-20 mEq/L)
Azotemia (penurunan GFR, peningkatan BUN,
kreatinin)
Hiperkalemia
Retensi atau pembuangan Natrium
Hipermagnesia
Hiperurisemia
Perkemihan& Kelamin Poliuria, menuju oliguri lalu anuria
Nokturia, pembalikan irama diurnal
Berat jenis kemih tetap sebesar 1,010
Protein silinder
Kardiovaskular
Pernafasan
Disritmia
Pernafasan Kusmaul, dispnea
Edema paru
Pneumonitis
Hematologik
Kecenderungan perdarahan
Menurunnya
Kulit
resistensi
terhadap
infeksi
(ISK,
pneumonia,septikemia)
Pucat, pigmentasi
Perubahan rambut dan kuku (kuku mudah patah,
tipis, bergerigi, ada garis merah biru yang berkaitan
dengan kehilangan protein)
Pruritus
kristal uremik
kulit kering
Saluran cerna
memar
Anoreksia, mual muntah menyebabkan penurunan BB
Nafas berbau amoniak
Rasa kecap logam, mulut kering
Stomatitis, parotitid
Gastritis, enteritis
Perdarahan saluran cerna
Metabolisme
Diare
Protein-intoleransi, sintesisi abnormal
intermedier
Karbohidrat-hiperglikemia,
kebutuhan
insulin
menurun
Lemak-peninggian kadar trigliserida
Neuromuskular
Mudah lelah
Otot mengecil dan lemah
Susunan saraf pusat :
Penurunan ketajaman mental
8
Konsentrasi buruk
Apati
Letargi/gelisah, insomnia
Kekacauan mental
Koma
Otot berkedut, asteriksis, kejang
Neuropati perifer :
Konduksi saraf lambat, sindrom restless leg
Perubahan sensorik pada ekstremitas parestesi
Perubahan motorik foot drop yang berlanjut
menjadi paraplegi
Gangguan kalsium dan
Hiperfosfatemia, hipokalsemia
rangka
Hiperparatiroidisme sekunder
Osteodistropi ginjal
Fraktur patologik (demineralisasi tulang)
Deposit garam kalsium pada jaringan lunak (sekitar
sendi, pembuluh darah, jantung, paru-paru)
Konjungtivitis (uremik mata merah)
2.6
2.7
1
Anamnesis
10
- Lemas
- sesak napas
- Mual
- pucat/ anemia
- Muntah
- BAK <<<
Pemeriksaan Fisik
- anemis
- kulit kering
- edema tungkai atau palpebra
- tanda bendungan paru
Laboratorium
- penurunan GFR ( diukur dengan CCT )
- proteinuria-albuminuria
- hematuria
Nilai normal :
Laki-laki : 97 - 137 mL/menit/1,73 m3 atau
0,93 - 1,32 mL/detik/m2
Wanita
11
Sebagian besar pasien CKD harus menjalani program terapi simtomatik untuk
mencegah atau mengurangi populasi gagal ginjal terminal (GGT).Banyak faktor
perlu dikendalikan untuk mencegah/memperlambat progresivitas penurunan faal
ginjal (LFG).2
Tujuan terapi konservatif, yaitu:4
a. Mencegah memburuknya faal ginjal secara progresif
b. Meringankan keluhan-keluhan akibat akumulasi toksin azotemia
c. Mempertahankan dan memperbaiki metabolisma secara optimal
d. Memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit.
a.
2.8.1
Terapi diet rendah protein (DRP) berdasarkan rekomendasi dari Raimund (1988)
tergantung dari beberapa faktor antara lain :7
sindrom nefrotik
c. Kebutuhan cairan
Bila ureum serum >150 mg% kebutuhan cairan harus adekuat agar jumlah diuresis
mencapai 2 L per hari.2
Tujuan panduan kebutuhan cairan penting untuk:2
Pasien kelompok CKD dengan LFG 5 ml per hari dan sindrom nefrotik dapat
diberikan diuretika untuk memperlancar diuresis, misal furosemide. Takaran
furosemide 40-80 mg per hari, dapat dinaikkan 40 mg per hari (interval 2 hari) sampai
jumlah takaran maksimal 3 gram per hari.
a. Kebutuhan elektrolit dan mineral
Kebutuhan jumlah mineral dan elektrolit bersifat individual bergantung dari LFG
dan penyakit ginjal dasar.2
Kalium K+
Hiperkalemi jarang ditemukan pada CKD
Tindakan profilaktik
Tindakan terapeutik
Bikarbonat
Tindakan profilaktif
2.8.2
Hiperfosfatemia
Terapi simptomatik
15
Asidosis metabolik
Asidosis
metabolik
harus
dikoreksi
karena
meningkatkan
serum
(hiperkalemia)
a
Suplemen alkali.
Suplemen alkali efektif untuk mencegah dan terapi asidodis metabolik
- Larutan shhl
- Kalsium karbonat
Terapi alkali
Terapi alkali (sodium bicarbonat) harus segara diberikan intravena, bila pH
7.35 atau serum bikarbonat 20 mEq/L.
2.9
atau
untuk
pasien
vegetarian
asalkan
kebutuhan
protein
tetap
diperhitungkan. 3
Sumber Lemak: minyak kelapa, minyak jagung, minyak kedele, margarine rendah
garam, mentega. 3
Sumber Vitamin dan Mineral 3
Semua sayur dan buah, kecuali jika pasien mengalami hipekalemi perlu
menghindari buah dan sayur tinggi kalium dan perlu pengelolaan khusus yaitu
dengan cara merendam sayur dan buah dalam air hangat selama 2 jam, setelah itu
air rendaman dibuang, sayur/buah dicuci kembali dengan air yang mengalir dan
untuk buah dapat dimasak menjadi sup buah/coktail buah. 3
16
2.10
2.11
Prognosis gagal ginjal kronis umumnya buruk. Umumnya terjadi karena komplikasi
penyakit. 5
17
DAFTAR PUSTAKA
1 Guyton and Hall.1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. EGC. Jakarta
2 Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2006. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi 4. Balai Penerbitan Dep. IPP. FKUI. Jakarta
3 Kapantow, Nova. 2008. Bahan Ajar Ilmu Gizi Klinik. Bagian Ilmu Gizi Fakultas
Kedokteran, Universitas Sam Ratulangi. Manado
4 Mubin, Halim. 2007. Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam Diagnosis dan Terapi Edisi
2. EGC. Jakarta.
5 Nutrition and Chronic Kidney Disease. National Kidney Foundation, 1998-2006.
www.kidney.org
6 Sukandar, Enday. 2006. Gagal Ginjal dan Panduan Terapi Dialisis. Pusat Informasi
Ilmiah Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK.UNPAD. Bandung.
7 Bagian Gizi RSCM dan PERSAGI, Penuntun Diet, PT. Gramedia, Jakarta, 2004
Joan Brookhyser, Eating a Vegetarian Diet While Living with Kidney Disease. Vegetarian
Journal 2004.
18