Vous êtes sur la page 1sur 2

KUTIPAN DARI PUSAT DATA & INFORMASI PERSI

http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?catid=23&mid=5&nid=819
29/05/2012 08:49:48 PM

Rendah, Kesadaran Jemaah Haji atau Umroh Jalani Imunisasi


Meningitis
Jakarta - Warga Indonesia yang bepergian ke luar negeri, terutama tujuan Saudi Arabia,
terus meningkat dari tahun ke tahun, khususnya pada bulan tertentu untuk menunaikan ibadah
haji atau berumroh. Hanya saja, kesadaran jemaah haji dan umroh untuk melindungi diri
dengan vaksin meningitis masih sangat rendah.
Apabila kondisi tersebut terus dibiarkan akan berpotensi meningkatkan risiko
penularan penyakit meningitis, tidak hanya pada diri sendiri namun juga keluarga terdekat.
Penyakit meningitis meningokokus merupakan penyakit yang mengancam nyawa. Penyakit
ini disebabkan oleh suatu infeksi bakteri Neisseria meningitides pada selaput otak dan
sumsum tulang belakang serta keracunan darah yang terjadi secara tiba-tiba. Penyakit itu
dapat memburuk dengan cepat sekali dan dapat membawa kematian dalam waktu 24-48 jam
sejak gejala pertama timbul. Setiap tahun, kurang lebih sebanyak 500 ribu kasus penyakit
meningokokus terjadi di seluruh dunia. Dari angka tersebut berakhir dengan kematian
sebanyak 50 ribu orang.
Untuk membantu mencegah penyakit meningitis, Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) dan sejumlah negara merekomendasikan pengunaan vaksinasi meningokokus bagi
mereka yang mempunyai risiko tinggi terkena penularan penyakit tersebut. Mereka adalah
para wisatawan yang berpergian ke daerah sabuk penyakit meningitis (meningitis belt) di
Afrika, yang terbentang dari Senegal di barat ke Etiopia di timur. Bahkan, Pemerintah Saudi
Arabia telah mewajibkan jemaah haji dan umroh untuk menjalani imunisasi meningitis, tidak
terkecuali jemaah haji dan umroh asal Indonesia.
Jumlah jemaah haji dan umroh dari Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.
Bahkan, diperkirakan hampir 10% dari total jemaah yang menunaikan ibadah haji dari
seluruh dunia berasal dari Indonesia. Tahun 2011, jumlah jemaah umroh diperkiarakan
mencapai sekitar 200 ribu orang dan jemaah haji diperkirakan 221.272 orang. Jika saja masih
banyak jemaah haji dan umroh yang belum mendapatkan pelayanan vaksinasi meningitis,
jelas dapat meningkatkan risiko penularan penyakit ini.

Wakil Ketua Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) dan Ketua Satgas
Imunisasi Dewasa PAPDI-IDI, Prof Samsuridjal Djauzi, mengatakan, jemaah haji dan umroh
Indonesia berisiko penularan penyakit infeksi sangat tinggi dari jemaah lain, terurtama dari
jemaah asal Afrika. Terlebih lagi, saat melakukan ibadah mereka berada dalam suatu kondisi
yang amat padat untuk jangka waktu yang panjang. Dengan jumlah jemaah haji dan umroh
yang tinggi, risiko seseorang terpapar bakteri Neisseria meningitides atau menjadi carrier
(pembawa kuman tapi tidak timbul gejala) meningkat dengan angka prevelensi 5-10%.
Oleh karena itu, pemerintah Saudi Arabia bekerjasama dengan Indonesia
mencantumkan persyaratan mendapatkan visa jemaah haji dan umroh harus menyertakan
surat keterangan sudah diimunisasi meningokok atau ICV (International Certificate of
Vaccination), ujar Samsuridjal di Jakarta, kemarin. Samsuridjal menjelaskan, pemberian
vaksin meningitis maksimal dua minggu sebelum bertolak ke Tanah Suci. Vaksin tersebut
selain melindungi diri sendiri, juga melindungi keluarga di rumah dengan tidak menjadi
agen pembawa kuman meningitis. Namun, jemaah haji dan umroh acapkali menyepelekan
tujuan pentingnya vaksinasi tersebut. Sejauh ini mereka lebih menekankan surat keterangan
tersebut sebagai syarat mendapatkan visa.
Bahkan, banyak dari mereka mengesampingkan vaksinasi dan melakukan pemalsuan
surat keterangan tersebut. Untuk itulah, kami berusaha untuk menyadarkan jemaah haji dan
umroh akan pentingnya vaksinasi ini bukan hanya akan melindungi diri mereka, tapi juga
keluarga, papar Samsuridjal.
Direktur Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Mantra, Kementrian Kesehatan,
Andi Muhadir, mengatakan, mencegah adanya pemalsuan, pemerinah semakin mengetatkan
pengawasan peredaran dokumen ICV. Salah satunya dengan menggunakan security printing
(barcode). Alhasil, penggunaan ICV dapat termonitor dengan baik.
Selain itu, lanjut Andi, pemerintah juga mempermudah para jemaah haji dan umroh
untuk mendapatkan vaksinasi tersebut. Selain mendatangi Kantor Kesehatan Pelabuhan
(KKP), lanjut dia, calon jemaah haji dan umroh bisa datang ke rumah sakit yang sudah
ditunjuk langsung oleh pemerintah. Di antaranya, RS Persahabatan, RSCM, RS RP Soeroso,
dan RS Fatmawati. Untuk jemaah haji, vaksin meningitis diberikan secara gratis. Sedangkan
untuk jemaah umroh dan keperluan lainnya, vaksin meningitis juga bisa diperoleh di tempat
yang sama, namun berbayar, ujar Andi. (IZN - pdpersi.co.id)

Vous aimerez peut-être aussi