Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?catid=23&mid=5&nid=819
29/05/2012 08:49:48 PM
Wakil Ketua Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) dan Ketua Satgas
Imunisasi Dewasa PAPDI-IDI, Prof Samsuridjal Djauzi, mengatakan, jemaah haji dan umroh
Indonesia berisiko penularan penyakit infeksi sangat tinggi dari jemaah lain, terurtama dari
jemaah asal Afrika. Terlebih lagi, saat melakukan ibadah mereka berada dalam suatu kondisi
yang amat padat untuk jangka waktu yang panjang. Dengan jumlah jemaah haji dan umroh
yang tinggi, risiko seseorang terpapar bakteri Neisseria meningitides atau menjadi carrier
(pembawa kuman tapi tidak timbul gejala) meningkat dengan angka prevelensi 5-10%.
Oleh karena itu, pemerintah Saudi Arabia bekerjasama dengan Indonesia
mencantumkan persyaratan mendapatkan visa jemaah haji dan umroh harus menyertakan
surat keterangan sudah diimunisasi meningokok atau ICV (International Certificate of
Vaccination), ujar Samsuridjal di Jakarta, kemarin. Samsuridjal menjelaskan, pemberian
vaksin meningitis maksimal dua minggu sebelum bertolak ke Tanah Suci. Vaksin tersebut
selain melindungi diri sendiri, juga melindungi keluarga di rumah dengan tidak menjadi
agen pembawa kuman meningitis. Namun, jemaah haji dan umroh acapkali menyepelekan
tujuan pentingnya vaksinasi tersebut. Sejauh ini mereka lebih menekankan surat keterangan
tersebut sebagai syarat mendapatkan visa.
Bahkan, banyak dari mereka mengesampingkan vaksinasi dan melakukan pemalsuan
surat keterangan tersebut. Untuk itulah, kami berusaha untuk menyadarkan jemaah haji dan
umroh akan pentingnya vaksinasi ini bukan hanya akan melindungi diri mereka, tapi juga
keluarga, papar Samsuridjal.
Direktur Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Mantra, Kementrian Kesehatan,
Andi Muhadir, mengatakan, mencegah adanya pemalsuan, pemerinah semakin mengetatkan
pengawasan peredaran dokumen ICV. Salah satunya dengan menggunakan security printing
(barcode). Alhasil, penggunaan ICV dapat termonitor dengan baik.
Selain itu, lanjut Andi, pemerintah juga mempermudah para jemaah haji dan umroh
untuk mendapatkan vaksinasi tersebut. Selain mendatangi Kantor Kesehatan Pelabuhan
(KKP), lanjut dia, calon jemaah haji dan umroh bisa datang ke rumah sakit yang sudah
ditunjuk langsung oleh pemerintah. Di antaranya, RS Persahabatan, RSCM, RS RP Soeroso,
dan RS Fatmawati. Untuk jemaah haji, vaksin meningitis diberikan secara gratis. Sedangkan
untuk jemaah umroh dan keperluan lainnya, vaksin meningitis juga bisa diperoleh di tempat
yang sama, namun berbayar, ujar Andi. (IZN - pdpersi.co.id)