Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Respons
Adaptif
Respons
Maladaptif
Asertif
Frustasi
Kekerasan
Pasif
Agresif
ASERTIF
Kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain
FRUSTASI
Kegagalan mencapai tujuan karena tidak realitas atau terhambat
PASIF
Respons lanjutan, dimana klien tidak mampu mengungkapkan
perasaan
AGRESIF
Perilaku destruktif tapi masih terkontrol
AMUK
Perilaku destruktif dan tidak terkontrol
Merasa berkuasa
Menantang
Mengungkapkan
Kemarahannya
Menyadarkan orang
lain akan kebutuhannya
Merasa tidak
adekuat
Melarikan diri
Tidak ada
Penyelesaian
Memenuhi
Kebutuhannya
Marah
Berkepanjangan
Marah teratasi
Mengingkari
kemarahan
Tidak
mengekspresikan
Kemarahan
Pengembangan Kemarahan
Bermusuhan Kronik
Marah Pada
Diri Sendiri
-
Depresi
Penyakit fisik
HIRARKI AGRESIF
Rendah
TEORI AGRESIF
(F. PREDISPOSISI)
1. PSIKOANALISA
Dorongan untuk hidup
Dorongan untuk mati
seksualitas
agersifitas
2. BIOLOGIS/NEUROBIOLOGIK
o Limbik sistem : ekspresi emosi & perilaku (
atau ) (rusak)
o Lobus frontal
: kerusakan pada: penilaian, kepribadian,pengambilan keputusan,
perilaku tidak sesuai, agresif
o Lobus temporal : epilepsi
o Neurotransmiter:
** NOREPINEFRIN:
LITHIUM CARBONAT
PROPRANOLOL
** MONOAMIN SEROTONIN
Agresifitas
agresi
Agresifitas
NOREPINEFRIN
ungkap / asertif
tekan / pasif
marah /
agresif
3. PSIKOLOGIS
TEORI FRUSTASI
Gagal
Frustasi
Agresif
4. PERILAKU
OBSERVASI KEKERASAN
5. SOSIAL BUDAYA
BUDAYA ASERTIF
FAKTOR PRESIPITASI
1. KLIEN
- Kelemahan fisik
- Keputusasaan
- Ketidakberdayaan
- Percaya diri kurang
2.
INTERAKSI
- Kritikan, penghinaan
- Kekerasan orang lain
- Kehilangan orang yang dicintai
- Provokatif dan konflik
3.
LINGKUNGAN :
- Padat
- Ribut
Mekanisme Koping
Proyeksi
Sublimasi
Represi
Displacemet
Reaksai Formasi
EMOSI
* Tidak adekuat
* Tidak aman
* Rasa terganggu
* Marah (dendam)
* Jengkel
PISIK
* Muka merah
* Pandangan tajam
* Nafas pendek
* Keringat
* Sakit fisik
* Penyalahgunaan zat
* Tekanan darah
SPIRITUAL
* Kemahakuasaan
* Kebajikan/kebenaran diri
* Keraguan
* Tidak bermoral
* Kebejatan
* Kreatifitas
terlambat
INTELAKTUAL
* Mendominasi
* Bawel
* Sarkasme
* Berdebat
* Meremehkan
MARAH
SOSIAL
* Menarik diri
* Pengasingan
* Penolakan
* Kekerasan
* Ejekan
* Humor
2. Wawancara
: Tanyakan:
- Penyebab marah
- Tanda dan gejala dirasakan
- Perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
Asertif
Agresif
Isi bicara
Negatif
Menghina diri sendiri
Dapatkah saya lakukan ?
Dapatkah ia lakukan ?
Positif
Menghargai diri sendiri
Saya dapat/akan lakukan
Berlebihan
Menghina orang lain
Anda selalu/tidak pernah
Nada suara
Diam
Lemah
Merengek
Diatur
Tinggi
Menuntut
Posture/sikap tubuh
Melorot
Menundukkan kepala
Tegak
Rileks
Tegang
Bersandar kedepan
Personal space
Memasuki teritorial
orang lain
Gerakan
Minimal
Lemah
Resah
Memperhatikan gerakan
yang sesuai
Mengancam/ekspansi
gerakan
Kontak mata
Sedikit/tidak
Sekali-sekali
(intermiten) sesuai
dengan kebutuhan
interaksi
Melotot
POHON MASALAH
Risiko perilaku kekerasan
Perilaku Kekerasan
Harga diri rendah
DIAGNOSA
2.
Perilaku kekerasan
Harga diri rendah
3.
1.
1.
2.
3.
Kesadaran diri
Pendidikan kesehatan /
manajemen kekerasan
Latihan asertif
STRATEGI
ANTISIPASI
4. Komunikasi
5. Perubahan lingkungan
6. Tindakan perilaku
7. Psikofarmaka
Target : 1. Klien
2. Kelompok Klien
3. Keluarga
4. Kelompok keluarga
STRATEGI
PEMBATASAN
GERAK
8. Manajemen krisis
9. Pengasingan (seclusion)
10. Pengekangan
(restrains)
2.
Pendidikan kesehatan
3.
Latihan asertif
4.
Strategi komunikasi
5.
Strategi lingkungan
6.
Strategi perilaku
7.
Farmakologi
8.
Manajemen krisis
1.
KESIAPAN PERAWAT
1. Sadar perasaan sendiri
2. Yakin klien dapat belajar ungkapan marah yang benar
3. Hangat, tegas, menerima, tetap tenang & kalem
4. Sikap dan suasana kerja yang akrab
2.
3. LATIHAN ASERTIF
PRINSIP :
a. Berkomunikasi langsung dengan orang lain
b. Mengatakan tidak untuk hal yang tidak beralasan (logis)
c. Mampu mengungkapkan keluhan
d. Mengungkapkan penghargaan / pujian
PELAKSANAAN ASERTIF
1. BAHASA TUBUH
$ Mempertahankan kontak mata
$ Mempertahankan posisi tubuh (berhadapan dan tegak)
$ Berbicara dengan jelas
$ Nada suara tegas
$ Ekspresi wajah dan sikap tubuh untuk penekanan
2. PENDENGAR
> Mempersiapkan diri
> Mendengarkan
> Mengklarifikasi
> Mengakui
Davis, Fshelman, McKay: Panduan Relaksasi & Reduksi (2000)
3. PERCAKAPAN
* Atur lingkungan bicara
* Menetapkan topik pembicaraan
* Mengekspresikan perasaan
* Mengekspresikan permintaan
* Membuat orang lain melakukan kebutuhan kita (Win-Win)
Davis; dkk (2000)
4. TINDAKAN KOMUNIKASI
(Stuart & Sundeen, 2007)
# Bicara dengan lembut
# Nada rendah
# Tidak membalas suara keras klien
# Gunakan kalimat pendek dan simpel
# Hindarkan tertawa dan senyum tidak pada tempatnya
# Katakan anda siap membantu
# Beri kesempatan untuk ventilasi
# Sikap rileks dan terapeutik
# Gerakan tidak tergesa-gesa
# Jaga jarak 1 3 langkah dari klien (personal space violence
people 4 kali
orang normal)
TINDAKAN/STRATEGI PERILAKU
1. Limit Setting
* Sepakati : - perilaku yang diizinkan
- perilaku yang tidak diizinkan
- konsekuensi perilaku yang tidak diizinkan
* Semua staf dan klien mengetahui kesepakatan
* Pelaksanaan konsekuensi yang dilaksanakan adalah timeout
(Stuart & Sundeen 2007)
2. KONTRAK PERILAKU Untuk KONTROL PERILAKU
Contoh:
Klien akan diajak aktifitas: jalan, keluar ruang dll
Kontrak :
* Perilaku yang dijinkan
* Perilaku yang tidak diizinkan
* Konsekuensi
* Asuhan yang diberikan
8. MANAJEMEN KRISIS
1. Identifikasi leader tim krisis
2. Susun/kumpulkan tim krisis
3. Beritahu petugas keamanan jika diperlukan
4. Pindahkan semua klien dari area tersebut
5. Siapkan/dapatkan alat pengekang (retrains)
6. Susun strategi dan beritahu anggota tim
7. Tugas penanganan klien secara fisik (lihat gambar)
8.
Jelaskan setiap tindakan pada klien Kami harus mengontrol
Tono,
karena perilaku Tono berbahaya bagi Tono dan orang lain. Jika
Tono
sudah dapat mengontrol perilaku, kami akan lepaskan.
9. Ikat/kekang klien sesuai instruksi leader (posisi yang nyaman)
10. Berikan obat psikofarmaka sesuai instruksi
11. Jaga tetap kalem dan konsisten
12. Evaluasi tindangan dengan tim
13. Jelaskan kejadian pada klien lain dan staf seperlunya
14. Secara bertahap integrasikan klien pada lingkungan
9. PENGASINGAN
# Memisahkan klien dari orang lain
# Di tempat yang aman
# Di tempat yang cocok untuk tindakan kep.
Tujuan:
Melindungi pasien, orang lain, dan staf dari bahaya
* Legal jika dilakukan secara terapeutik dan etis
Prinsip Pengasingan
1. Pembatasan gerak
> aman dari mencederai diri
> lingkungan aman dari perilaku klien
2. Isolasi
> klien butuh untuk jauh dari orang lain, contoh: paranoid
> area terbatas untuk adaptasi, ditingkatkan secara
bertahap
3. Pembatasan input sensoris
> ruangan yang sepi akan mengurangi stimulus
(Stuart & Sundeen, 2007)
10. PENGEKANGAN
Tujuan:
Indikasi: