Vous êtes sur la page 1sur 13

Paragraf di bawah mengikuti struktur SPQ-R.

Listrik merupakan salah satu pilar ekonomi suatu negara untuk tumbuh dan
berkembang. Rule Of Thumb yang sering digunakan banyak pihak, bahwa
pertumbuhan ekonomi sebesar 10%, membutuhkan pertumbuhan energy listrik
sebesar 20%. Besarnya pengaruh energy listrik terhadap pertumbuhan ekonomi
suatu Negara ini, menyebabkan negara-negara ASEAN sepakat mengembangkan
strategi peningkatan perdagangan yang berhubungan dengan energy dikawasan
ASEAN melalui pembentukan listrik interkoneksi antar negara-negara ASEAN.
Konsep ini diwujudkan antara lain melalui Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
ASEAN, disebut sebagai "ASEAN Power Grid".
System tenaga listrik akan menjadi lebih kuat dan andal jika beberapa system
tenaga listrik dihubungkan melalui system interkoneksi. Dalam system interkoneksi,
memungkinkan untuk mengalirkan listrik dari dua negara yang mempunyai karakter
beban berbeda sehingga bisa memudahkan pengaturan supply-demand kedua
negara dari sisi teknis maupun ekonomis. Terwujud nya ASEAN Power Grid dapat
merangsang pertumbuhan ekonomi Negara melalui infrastruktur kelistrikan yang
andal terutama di daerah-daerah perbatasan. Selain itu, negara ASEAN juga bisa
mendapatkan listrik dengan harga yang lebih murah dalam suatu pasar listrik yang
bebas dan bersaing. Permasalahan pasokan daya saat beban puncak negara
ASEAN juga dapat diselesaikan jika interkoneksi telah terbangun karena lebih
mudah dalam mengatur pasokan daya dua negara yang mempunyai waktu beban
puncak berbeda.

Rencana Interkoneksi ASEAN

Namun banyak anggapan bahwa kerjasama atau jual beli listrik antar Negara-negara
ASEAN dapat membahayakan ketahanan nasional. Lalu, Apa manfaatnya bagi
Indonesia ? Dari kenyataan-kenyataan yang ada jawabannya tidaklah sesederhana
seperti yang biasa disebutkan orang kebanyakan.

[S statement] :
Listrik merupakan salah satu pilar ekonomi suatu negara untuk tumbuh dan
berkembang. Rule Of Thumb yang sering digunakan banyak pihak, bahwa
pertumbuhan ekonomi sebesar 10%, membutuhkan pertumbuhan energy listrik
sebesar 20%. Besarnya pengaruh energy listrik terhadap pertumbuhan ekonomi
suatu Negara ini, menyebabkan negara-negara ASEAN sepakat mengembangkan
strategi peningkatan perdagangan yang berhubungan dengan energy dikawasan
ASEAN melalui pembentukan listrik interkoneksi antar negara-negara ASEAN.
Konsep ini diwujudkan antara lain melalui Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
ASEAN, disebut sebagai "ASEAN Power Grid".
System tenaga listrik akan menjadi lebih kuat dan andal jika beberapa system
tenaga listrik dihubungkan melalui system interkoneksi. Dalam system interkoneksi,
memungkinkan untuk mengalirkan listrik dari dua negara yang mempunyai karakter
beban berbeda sehingga bisa memudahkan pengaturan supply-demand kedua
negara dari sisi teknis maupun ekonomis. Terwujud nya ASEAN Power Grid dapat
merangsang pertumbuhan ekonomi Negara melalui infrastruktur kelistrikan yang
andal terutama di daerah-daerah perbatasan. Selain itu, negara ASEAN juga bisa
mendapatkan listrik dengan harga yang lebih murah dalam suatu pasar listrik yang
bebas dan bersaing. Permasalahan pasokan daya saat beban puncak negara
ASEAN juga dapat diselesaikan jika interkoneksi telah terbangun karena lebih
mudah dalam mengatur pasokan daya dua negara yang mempunyai waktu beban
puncak berbeda.

[P problem] :
Namun banyak anggapan bahwa kerjasama atau jual beli listrik antar Negara-negara
ASEAN dapat membahayakan ketahanan nasional.

[Q question] :
Lalu, Apa manfaatnya bagi Indonesia ?
Berikut lead questions
1. Apa keuntungan ASEAN Power Grid ini bagi Indonesia ?
2. Apa kerugian ASEAN Power Grid ini bagi Indonesia?
3. Apa yang menjadi tantangan terbesar dalam Pengembangan pembangunan
ASEAN Power Grid di Indonesia ?
4. Apakan ASEAN Power Grid merupakan solusi dalam mengatasi krisis listrik
yang terjadi di Indonesia ?
[R resolution] :
Ini merupakan kesimpulan dari diskusi untuk menerangkan statement di atas
pada akhir masa diskusi nanti.

Apa isu besar dari artikel ini :


Apa itu ASEAN POWER GRID? Apa keuntungan dan kerugian bagi
indonesia dengan adanya ASEAN POWER GRID ?
Dengan kondisi ketenagalistrikan Indonesia saat ini,Apakah indonesia
mampu bersaing ?
Bagaimana pula kesiapan negara-negara lain yang merupakan saingan
Indonesia dalam menghadapi Asean Power Grid?

Pendahuluan
Besarnya pengaruh energy listrik terhadap pertumbuhan ekonomi suatu Negara ini,
menyebabkan negara-negara ASEAN sepakat mengembangkan strategi peningkatan
perdagangan yang berhubungan dengan energy dikawasan ASEAN melalui pembentukan

listrik interkoneksi antar negara-negara ASEAN. Konsep ini diwujudkan antara lain melalui
Jaringan Transmisi Tenaga Listrik ASEAN, disebut sebagai "ASEAN Power Grid" (APG).
Di Indonesia, APG secara legal dituangkan ke dalam Peraturan Presiden (Perpres) Republik
Indonesia Nomor 77 Tahun 2008 Tentang Pengesahan Memorandum of Understanding On
The ASEAN Power Grid (Memorandum Saling Pengertian Mengenai Jaringan Transmisi
Tenaga Listrik ASEAN). Berdasarkan studi, Indonesia memiliki pangsa pasar terbesar di
Asean dan Indonesia memiliki sumber bahan bakar energi batu bara dan gas alam yang
notabene memang sangat dibutuhkan oleh seluruh negara-negara di kawasan ASEAN.

Fokus penulisan ini adalah pada kesiapan indonesia untuk menghadapai tantangan
yang harus dihadapi yaitu : banyak anggapan bahwa kerjasama atau jual beli listrik

antar Negara-negara ASEAN dapat membahayakan ketahanan nasional dan


perusahaan penyedia listrik indonesia harus dapat bersaing.

Rasio Elektifikasi Negara Asean :

Indonesia :

Malaisya :

Rasio elektrifikasi Indonesia


Perkembangan rasio elektrikasi secara nasional dari tahun ke tahun mengalami kenaikan,
yaitu dari 62,3% pada tahun 2008 menjadi 75,9% pada tahun 2012. Pada periode tersebut
kenaikan rasio elektri kasi pada wilayah-wilayah Jawa Bali, Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi dan pulau lainnya diperlihatkan pada Tabel berikut :
Wilayah
Indonesia
Jawa Bali
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Indonesia Bag.
Timur

2008
62,3
68,0
60,2
53,9
54,1
30,6

2009
65,0
69,8
60,9
55,1
54,4
31,8

2010
67,5
71,4
67,1
62,3
62,7
35,7

2011
71,2
72,3
69,4
64,3
66,6
44,2

2012
75,9
77,9
77,4
76,7
67,5
54,0

Pada Tabel tersebut terlihat bahwa terjadi pertumbuhan rasio elektrikasi yang tidak merata
pada masing- masing daerah, dengan rincian sebagai berikut:

Sumatera: rasio elektri kasi mengalami pertumbuhan sekitar 4,29% per


tahun.

Sulawesi: pertumbuhan rasio elektri kasinya sekitar 3,34% per tahun

Jawa Bali: rasio elektri kasi mengalami pertumbuhan sekitar 2,46% per
tahun.

Kalimantan: rasio elektri kasi mengalami kenaikan cukup signi kan sekitar
5,7% per tahun

Indonesia bagian Timur: rasio elektri kasi mengalami pertumbuhan 5,8% per
tahun.

Bahan diskusi:
1. Apa keuntungan ASEAN Power Grid ini bagi Indonesia ?
2. Apa kerugian ASEAN Power Grid ini bagi Indonesia?
3. Apa yang menjadi tantangan terbesar dalam Pengembangan pembangunan
ASEAN Power Grid di Indonesia ?
4. Apakan ASEAN Power Grid merupakan solusi dalam mengatasi krisis listrik
yang terjadi di Indonesia ?

Vous aimerez peut-être aussi