Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
GEOLOGI FISIK
PERCOBAAN I
BATUAN SEDIMEN
OLEH :
NAMA
: SAMSUL ANWAR
NIM
: J1D112010
KELOMPOK
: 1 (SATU)
ASISTEN
: ADI PURWANTO
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan
yang berupa bahan lepas. Menurut ( Pettijohn, 1975 ) batuan sedimen adalah batuan
yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada
sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis
demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan. Menurut
Tucker (1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi
batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen
tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis.
Volume batuan sedimen dan termasuk batuan metasedimen hanya mengandung
5% yang diketahui di litosfera dengan ketebalan 10 mil di luar tepian benua, dimana
batuan beku metabeku mengandung 95%. Sementara itu, kenampakan di permukaan
bumi, batuan-batuan sedimen menempati luas bumi sebesar 75%, sedangkan
singkapa dari batuan beku sebesar 25% saja. Batuan sedimen dimulai dari lapisan
yang tipis sekali sampai yang tebal sekali. Ketebalan batuan sedimen antara 0 sampai
13 kilometer, hanya 2,2 kilometer ketebalan yang tersingkap dibagian benua. Bentuk
yang besar lainnya tidak terlihat, setiap singkapan memiliki ketebalan yang berbeda
dan singkapan umum yang terlihat ketebalannya hanya 1,8 kilometer. Di dasar lautan
dipenuhim oleh sedimen dari pantai ke pantai. Ketebalan dari lapisan itu selalu tidak
pasti karena setiap saat selalu bertambah ketebalannya. Ketebalan yang dimiliki
bervariasi dari yang lebih tipis dari 0,2 kilometer sampai lebih dari 3 kilometer,
sedangkan ketebalan rata-rata sekitar 1 kilometer .
Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan
antara beberapa centimetersampai beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari
sangat halus sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting lagi yang
termasuk kedalam batuan sedimen. Disbanding dengan batuan beku, batuan sedimen
hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan sedimen hanya 5% dari
seluruh batuan-batuan yang terdapat dikerak bumi. Dari jumlah 5% ini,batu lempung
adalah 80%, batupasir 5% dan batu gamping kira-kira 80% .
Sedimen tidak hanya bersumber dari darat saja tetapi dapat juga dari yang
terakumulasi di tepi-tepi cekungan yang melengser kebawah akibat gaya gravitasi.
Meskipun secara teoritis dibawah permukaan air tidak terjadi erosi, namun masih ada
energy air, gelombang dan arus bawah permukaan yang mengikis terumbu-terumbu
karang di laut dan hasil kikisannya terendapkan di sekitarnya. Material sedimen
dapat berupa :
1.
Fragmen dan mineral-mineral dari batuan yang sudah ada. Misalnya kerikil
Hasil penguapan dan proses kimia seperti garam di danau payau dankalsim
Mengetahui mineral apa saja yang terkandung dalam Batuan Sedimen serta
proses terjadinya.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Batuan Sedimen
a
sebagai hasil penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga
(insitu). Proses pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara kimiawi,
biologi /organik, dan kombinasi di antara keduanya (biokimia). Secara kimia,
endapan terbentuk sebagai hasil reaksi kimia, misalnya CaO + CO2 CaCO3.
Secara organik adalah pembentukan sedimen oleh aktivitas binatang atau tumbuhtumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah binatang laut (karang), terkumpulnya
cangkang binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai akibat penurunan
daratan menjadi laut. Contohnya; Limestone (batu gamping), Coal (batu bara), dan
lain-lain. (Danang, 2005)
Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau
bisa juga dari kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud
adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik (Pettjohn, 1975).
Menurut R.P. Koesoemadinata, 1981 batuan sedimen dibedakan
menjadi enam golongan yaitu :
a)
Lingkungan
tempat
pengendapan
batuan
ini
di
Golongan Karbonat
Golongan Silika
Golongan Evaporit
Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki
larutan kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini
terbentuk di lingkungan danau atau laut yang tertutup, sehingga
sangat
Golongan Batubara
tidak
akan
memungkinkan
terjadinya
pelapukan.
laut dalam. Fragmentasi batuan asal tersebut dimulaiu darin pelapukan mekanis
maupun secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu
cekungan pengendapan.
( Danang, 2005 )
Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa yakni, proses
proses-proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen,
selama dan sesudah litifikasi. Hal ini merupakan proses yang mengubah suatu
sedimen menjadi batuan keras ( Danang, 2005 ).
Proses diagenesa antara lain :
a)
Kompaksi Sedimen
Yaitu termampatnya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan dari berat
beban di atasnya. Disini volume sedimen berkurang dan hubungan antar butir yang
satu dengan yang lain menjadi rapat.
b)
Sementasi
Yaitu turunnya material-material di ruang antar butir sedimen dan secara kimiawi
mengikat butir-butir sedimen dengan yang lain. Sementasi makin efektif bila derajat
kelurusan larutan pada ruang butir makin besar.
c)
Rekristalisasi
Yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal dari
pelarutan material sedimen selama diagenesa atu sebelumnya. Rekristalisasi sangat
umum terjadi pada pembentukan batuan karbonat.
d)
Autigenesis
Metasomatisme
KEKOMPAKAN
Proses pemadatan dan pengompakan, dari bahan lepas (endapan) hingga
menjadi batuan sedimen disebut diagenesa. Proses diagenesa itu dapat terjadi pada
suhu dan tekanan atmosferik sampai dengan suhu 300oC dan tekanan 1 2 kilobar,
berlangsung mulai sedimen mengalami penguburan, hingga terangkat dan tersingkap
kembali di permukaan. Berdasarkan hal tersebut, ada 3 macam diagenesa, yaitu :
1. Diagenesa eogenik, yaitu diagenesa awal pada sedimen di bawah muka air.
2. Diagenesa mesogenik, yaitu diagenesa pada waktu sedimen mengalami
penguburan semakin dalam.
3. Diagenesa telogenik, yaitu diagenesis pada saat batuan sedimen tersingkap
kembali di permukaan oleh karena pengangkatan dan erosi.
Dengan adanya berbagai macam diagenesa maka derajat kekompakan batuan
sedimen juga sangat bervariasi, yakni :
Padu (indurated), pada tingkat ini konsolidasi material terjadi pada kondisi
kering, tetapi akan terurai bila dimasukkan ke dalam air.
Agak kompak (padat), pada tingkat ini masih ada butiran/fragmen yang dapat
dilepas dengan tangan atau kuku.
Gambar 3. Pemilahan
f Kebundaran (roundness)
Kebundaran
adalah
tingkat
kelengkungan
dari
setiap
g
g
g
g
g
g
g
g
Kemas (Fabric)
Kemas adalah sifat hubungan antar butir di dalam suatu masa
dasar atau diantara semennya. Istilah-istilah yang dipakai adalah
kemas terbuka digunakan untuk butiran yang tidak saling
bersentuhan, dan kemas tertutup untuk butiran yang saling
bersentuhan
Kemas menunjukkan hubungan kerapatan antara butiran penyusun dalam batuan
sedimen
Porositas
Porositas adalah perbandingan antara jumlah volume rongga
dan volume keseluruhan dari satu batuan. Dalam hal ini dapat
dipakai istilah-istilah kualitatif yang merupakan fungsi daya serap
batuan
terhadap
cairan.
Porositas
ini
dapat
diuji
dengan
Struktur Sedimen
Struktur sedimen termasuk ke dalam struktur primer, yaitu
Perlapisan
tahan
terhadap
pelapukan.
Kwarsa
tidak
mudah
lapuk
1.
2.
3.
yang bersangkutan serta membantu analisa proses pengendapan karena ukuran butir
berhubungan erat dengan dinamika transportasi dan deposisi. (Simon, 1988).
Batuan sedimen merupakan batuan yang menutupi dua sampai tiga permukaan
bumi, hasil dari perubahan bentuk dari baebagai batuan karena pengaruh graviti,
atmosfer, dan sisa-sisa organisme. Proses ini merupakan akibat dari penggabungan
materi-materi yang lepas yang didapat dari akumulasi mekanik dari yang halus dan yang
mempunyai fragmen kwarsa dari batuan (sedimen klastik) atau dari pengendapan larutan
atau tanpa campur tangan organisme atau sisa-sisa organisme
(Simon, 1988.)
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 1 Desember 2014
pukul 15.00 WITA sampai selesai. Bertempat pada Laboratorium Fisika Dasar I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Alam Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang dipergunakan pada percobaan kali ini yakni:
1. Batu Breksi sebagai Sampel batuan yang akan diteliti
2. Batu Apung sebagai Sampel batuan yang akan diteliti
3. Batu Bara sebagai Sampel batuan yang akan diteliti
4. Ironstone sebagai Sampel batuan yang akan diteliti
5. Batu Pasir sebagai Sampel batuan yang akan diteliti
6. Palu Geologi sebaga alat untuk membelah Batu sample
7. Mikroskop elektronik Sebagai alat untuk memperbesar penampang Batuan.
3.3 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan kali ini adalah:
1. Siapkan sample batuan masing-masing Batu Breksi, Batu Pasir, Batu Bara,
Batu Apung dan Ironstone.
2. Pecah batuan dari masing masing sample tersebut menjadi serpihan terkecil
menggunakn palu Geologi.
3. Mengambil bulir sample dan mengukur besar bulir tersebut menggunakan
Jangka sorong sehingga ditemukan jenis bulir dari batuan tersebut.
4. Lakukan identifikasi hal yang sama untuk keadan kemas dan pemilahan dari
masing-masing batuan tersebut.
5. Letakan sample yang sudah dipecah pada Mikroskop Elektronik dan Amati
bentuk permukaan pada masing-masing batuan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Batu Breksi
Batu Pasir
Iron Stone
Batu Bara
Batu Apung
Nama Batu
Keterangan
Batu Pasir
Kemas Terbuka
Batu Bara
Kemas Tertutup
Iron Stone
Kemas Tertutup
Batu Apung
Kemas Terbuka
Batu Breksi
Kemas Terbuka
Nama
kebundara
Komposisi
Bulir
krikil
o
1
Batu
Breks
Detrical
i
Bara
Pasir
Proses terjadiKemas
n
Meyudut
Terbuka
Biochemica Silt
Menyudut
Tertutup Organic
l
Chemical
Rounded
Terbuka
An-
tertutup
organik/kimia
An-
Terbuka
organik/Kimia
Organic
Sand
Iron-
Chemical
Krikil Menyudut
stone
Apun
Biochemica Silt
Rounded
nya
sedimentasi
4.4 Pembahasan.
Pengetahuan atau Ilmu Geologi didasarkan kepada studi terhadap batuan.
Diawali dengan mengetahui bagaimana batuan itu terbentuk, terubah, kemudian
bagaimana hingga batuan itu sekarang menempati bagian dari pegunungan, datarandataran di benua hingga didalam cekungan dibawah permukaan laut. Kemanapun kita
menoleh, maka akan selalu bertemu dengan benda yang dinamakan batu atau batuan.
Dari
hasil
pengamatan
terhadap
jenis-jenis
batuan
tersebut,
kita
dapat
Batu pasir (Bahasa Inggris: sandstone) adalah batuan endapan yang terutama
terdiri dari mineral berukuran pasir atau butiran batuan. Sebagian besar batu pasir
terbentuk oleh kuarsa atau feldspar karena mineral-mineral tersebut paling banyak
terdapat di kulit bumi. Seperti halnya pasir, batu pasir dapat memiliki berbagai jenis
warna, dengan warna umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan
putih. Karena lapisan batu pasir sering kali membentuk karang atau bentukan
topografis tinggi lainnya, warna tertentu batu pasir dapat dapat diidentikkan dengan
daerah tertentu.
Batu pasir, yang memiliki kenampakan warna yaitu putih kecoklatan, struktur
batuannya berlapis, batu pasir memiliki tekstur klastik (tebentuk dari batu yang sudah
ada sebelumnya), ukuran butir pada batu lempung ini ialah 1/16 mm s/d 2 mm,
komposisi mineral pada batu pasir berikut ialah komposisi mineral klastik, dimana
mineral klastik tersebut terbentuk dari batu-batuan yang sudah ada sebelumnya, yang
kemudian batu tersebut mengalami proses sedimentasi sehingggga membentuk batu
pasir ini. Petrogenesa dari batu pasir ini ialah Batuan terbentuk dari hasil transportasi
dan deposisi material sedimen yang diangkut oleh arus dengan energy sedang. Bila
dilihat dari bentuk butirnya yang membulat maka diperkirakan batuan sudah
mengalami transportasi relative jauh. Batu pasir adalah pada batuan sediment dengan
ukuran butir antara 1/16 milimeter dan 2 mm. ( untuk siltstone terbentuk dari butiran
yang lebih halus). Walaupun batupasir tidak menandakan adanya mineral istimewa,
tetapi pada kenyataannya batu pasir biasanya banyak mengandung mineral kuarsa.
Batu pasir tahan terhadap cuaca tapi mudah untuk dibentuk. Hal ini membuat
jenis batuan ini merupakan bahan umum untuk bangunan dan jalan. Karena
kekerasan dan kesamaan ukuran butirannya, batu pasir menjadi bahan yang sangat
baik untuk dibuat menjadi batu asah (grindstone) yang digunakan untuk menajamkan
pisau dan berbagai kegunaan lainnya. Bentukan batuan yang terutama tersusun dari
batu pasir biasanya mengizinkan perkolasi air dan memiliki pori untuk menyimpan
air dalam jumlah besar sehingga menjadikannya sebagai akuifer yang baik.
Kebanyakan batu pasir tetap mengandung sejumlah kecil dari mineral mineral
clays, hematite,ilmenite,feldspar dan mica, yang menambah warna dan karakter dari
matrix kuarsa. Batupasir yang mempunyai kandungan mineral pengotor dalam
jumlah besar digolongkan sebagai wacke atau graywacke. Batu pasir terbentuk ketika
pasir jatuh dan terendapkan pada bagian offshore dari delta delta sungai, tetapi gurun
pasir dan pantai dapat membentuk perlapisan batu pasir apabila dikaji pada rekaman
geologi. Batu pasir biasanya tidak mengandung fosilfosil, sebab energi yang terdapat
pada lingkungan ketika lapisan lapisan pasir terbentuk tidak mendukung untuk
terpeliharanya fosil-fosil tersebut. Sebagai pemandangan dan pembentuk batuan,
batupasir penuh dengan karakter, warna yang khas dan cepat terawetkan. Butiran dari
kuarsa di dalam batu pasir tersement bersama dengan silika ( yang secara kimiawi
sama dengan kuarsa), atau kalsium
karbonate atau oksida besi.
Warna coklat dan belang pada batu pasir yang kasar disebabkan sejumlah
kecil dari mineral mineral besi. Gambar batu pasir di bawah adalah batu pasir yang
berumur pleistocene yang terendapkan di Central California, yang menunjukkan
cement berwarna gelap. Butirannya berupa fragment fragment yang tajam dari kuarsa
batu granite bahari di Sierra Nevada, tetapi sementnya berasal dari abu vulkanik dari
batuan yang berumur lebih muda. Pada saat batupasir terendapkan pada kedalaman
yang dalam, tekanan dan temperatur menjadi tinggi dan membuat mineral-mineral
batuan menjadi terlarutkan atau berubah menjadi lebih mobile. Butiran-butiran
batuan menjadi sedikit lebih kompak. Akibat dari panas dan temperature tersebut
batupasir berubah menjadi batuan metamorf kuarsit atau gneiss, yaitu berupa batuan
yang keras dengan butiran butiran mineral yang sangat kompak.
2. Ironstone
3. Batu Breksi
Batu breksi sangat berukuran sangat kecil ,yang bersal dari letusan gunung api
yang mengeluarkan lava sehingga terpecahlah bagian bagian servi dari batuan yang
mengalami pembekuan yang terbetuk dari gabungan servi dari batuan yang terpecah.
Berukuran butir lebih besar dari 2 mm, dengan fragmen menyudut,
umumnya terdiri dari fragmen batuan hasil rombakan yang
tertanam dalam masa dasar yang lebih halus dan tersemenkan.
Bahan penyusun dapat berupa bahan dari proses vulkanisme yang
disebut breksi volkanik.
4. Batu Bara
C240 H 90 O4 NS
C137 H 97 O9 NS
yang memiliki kemas tertutup. Ketika diamati oleh mikroskop digital. Batu bara ini
mempunyai bentuk menyudut dan masuk dalam kategori silt. Batu bara terjadi
dengan cara bio-chemical atau berasal dari makhluk hidup. Termasuk dari sisa
tumbuhan yang telah mengalami proses tekanan dan pemanasan. Menurut studi
literatur, Dapat dibedakan jenisnya berdasarkan kematangannya dan variasi
komposisi Carbon dan Hidrogen :
- Gambut (peat) = 54% C - 5% H
- Batubara muda = 67% C - 6% H
- Batubara (Coal) = 78% C - 6% H
- Antrasit = 91% C - 3% H
5. Batu Apung
Batu apung ialah istilah tekstural untuk batuan vulkanik yang merupakan lava
berbuih terpadatkan yang tersusun atas piroklastik kaca yang amat mikrovesikular
dengan dinding batuan beku gunung berapi ekstrusif yang bergelembung, amat tipis
dan tembus cahaya. Batu apung adalah produk umum letusan gunung (pembentukan
Plinius dann ignimbrit) dan umumnya membentuk zona-zona di bagian atas lava
silikat. Batu apung bervariasi dalam hal kepadatannya menurut ketebalan bahan
padat antargelombang; banyak sampel yang mengapung di air
Batu Apung, yang memiliki kenampakan warna yaitu putih, struktur
batuannya massif atau pejal, Batu Apung memiliki tekstur non klastik, komposisi
mineral pada Batu Apung berikut ialah komposisi mineral karbonat, dimana mineral
karbonat tersebut terbentuk dari batu-batuan bahkan juga terbentuk dari kerangka
calcite yang berasal dari organisme microscopic di laut dangkal. Sedangkan
petrogenesa dari Batu Apung ini ialah Batuan ini terbentuk dari batu-batuan bahkan
juga terbentuk dari kerangka calcite yang berasal dari organisme microscopic di laut
dangkal. Pulau Bahama adalah sebagai contoh dari daerah dimana proses ini masih
terus berlangsung hingga sekarang. Batu Apung pada umumnya adalah bukan
terbentuk dari batuan sediment seperti yang kita kira, tidak juga terbentuk dari clay
dan sand, terbentuk dari batubatuan bahkan juga terbentuk dari kerangka calcite yang
berasal dari organisme microscopic di laut dangkal. Pulau Bahama adalah sebagai
contoh dari daerah dimana proses ini masih terus berlangsung hingga sekarang.
Sebagian perlapisan
Batu Apung hampir murni terdiri dari kalsit, dan pada perlapisan yang lain
terdapat sejumlah kandungan silt atau clay yang membantu ketahanan dari batu
gamping tersebut terhadap cuaca. Lapisan gelap pada bagian atas mengandung
sejumlah besar fraksi dari silika yang terbentuk dari kerangka mikrofosil, dimana
lapisan pada bagian ini lebih tahan terhadap cuaca. Batu Apung dapat terlarutkan
oleh air hujan lebih mudah dibandingkan dengan batuan yang lainnya. Air hujan
mengandung sejumlah kecil dari karbon dioksida selama perjalanannya di udara, dan
hal tersebut mengubah air hujan tersebut menjadi nersifat asam. Kalsit adalah sangat
reaktif terhadap asam. Hal tersebut menjelaskan mengapa goa-goa bawah tanah
cenderung untuk terbentuk pada daerah yang banyak mengandung Batu Apung, dan
juga menjelaskan mengapa bangunan bangunan yang terbuat dari bahan batu Apung
rentan terhadap air hujan yang mengandung asam.
DAFTAR PUSTAKA
Endarto, Danang.2005.Pengantar Geologi Dasar..Surakarta : Lembaga
Pengembangan Pendidikan (LPP)
Sapiie, benyamin dkk.2006. geologi fisik. penerbit ITB. bandung
Hamblin, 2004. The Earths Dynamic Systems, Pearson/Pentrice Hall. Upper Saddle
River NJ.
Simon, Schuster. 1998. Rocks And Minerals. Bruce Coleman Inc : New York
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
1. Batu pasir tidak banyak mengandung mineral istemewa tetapi batu pasir ,
tetapi pada kenyataannya batu pasir biasanya banyak mengandung mineral
kuarsa,dan sebagian besar terbentuk dari kuarsa atau feldspar
2. Pada Ironstone mineral yang terkandung kemungkinan adalah kuarsa dan
feldspar dan Besi (fe).
3. Pada Batu Breksi Bahan penyusun dapat berupa bahan dari
proses penggabungan pecahan vulkanisme.
4. Batu bara terjadi dengan cara bio-chemical atau berasal dari makhluk hidup.
Termasuk dari sisa tumbuhan yang telah mengalami proses tekanan dan
pemanasan .
5. Batu Apung berikut mengandung komposisi mineral karbonat, dimana
mineral karbonat tersebut terbentuk dari batu-batuan bahkan juga terbentuk
dari kerangka calcite yang berasal dari organisme microscopic di laut
dangkal.
5.2
Saran
Sebaiknya saat praktikum berlangsung lebih dikondisikan lagi kerja dari
praktikan agar semua praktikan dapat bekerja dengan maksimal dan memahami apa
yang disampaikan asisten. Perlu persiapan yang matang bagi asisten. terutama tempat
yang di khususkan .