Vous êtes sur la page 1sur 29

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI FISIK
PERCOBAAN I
BATUAN SEDIMEN

OLEH :
NAMA

: SAMSUL ANWAR

NIM

: J1D112010

KELOMPOK

: 1 (SATU)

ASISTEN

: ADI PURWANTO

KEMENTRIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI FISIKA
BANJARBARU
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan
yang berupa bahan lepas. Menurut ( Pettijohn, 1975 ) batuan sedimen adalah batuan
yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada
sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis
demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan. Menurut
Tucker (1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi
batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen
tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis.
Volume batuan sedimen dan termasuk batuan metasedimen hanya mengandung
5% yang diketahui di litosfera dengan ketebalan 10 mil di luar tepian benua, dimana
batuan beku metabeku mengandung 95%. Sementara itu, kenampakan di permukaan
bumi, batuan-batuan sedimen menempati luas bumi sebesar 75%, sedangkan
singkapa dari batuan beku sebesar 25% saja. Batuan sedimen dimulai dari lapisan
yang tipis sekali sampai yang tebal sekali. Ketebalan batuan sedimen antara 0 sampai
13 kilometer, hanya 2,2 kilometer ketebalan yang tersingkap dibagian benua. Bentuk
yang besar lainnya tidak terlihat, setiap singkapan memiliki ketebalan yang berbeda
dan singkapan umum yang terlihat ketebalannya hanya 1,8 kilometer. Di dasar lautan
dipenuhim oleh sedimen dari pantai ke pantai. Ketebalan dari lapisan itu selalu tidak
pasti karena setiap saat selalu bertambah ketebalannya. Ketebalan yang dimiliki
bervariasi dari yang lebih tipis dari 0,2 kilometer sampai lebih dari 3 kilometer,
sedangkan ketebalan rata-rata sekitar 1 kilometer .
Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan
antara beberapa centimetersampai beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari
sangat halus sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting lagi yang
termasuk kedalam batuan sedimen. Disbanding dengan batuan beku, batuan sedimen
hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan sedimen hanya 5% dari
seluruh batuan-batuan yang terdapat dikerak bumi. Dari jumlah 5% ini,batu lempung
adalah 80%, batupasir 5% dan batu gamping kira-kira 80% .

Sedimen tidak hanya bersumber dari darat saja tetapi dapat juga dari yang
terakumulasi di tepi-tepi cekungan yang melengser kebawah akibat gaya gravitasi.
Meskipun secara teoritis dibawah permukaan air tidak terjadi erosi, namun masih ada
energy air, gelombang dan arus bawah permukaan yang mengikis terumbu-terumbu
karang di laut dan hasil kikisannya terendapkan di sekitarnya. Material sedimen
dapat berupa :
1.

Fragmen dan mineral-mineral dari batuan yang sudah ada. Misalnya kerikil

di sungai, pasir di pantai dan lumpur di laut atau di danau.


2.

Material organik, seperti terumbu koral di laut, sisa-sisa cangkang organism

air dan vegetasi di rawa-rawa.


3.

Hasil penguapan dan proses kimia seperti garam di danau payau dankalsim

karbonat di aut dangkal.

1.2 Tujuan Percobaan


1

Mengetahui mineral apa saja yang terkandung dalam Batuan Sedimen serta
proses terjadinya.

Mengetahui bagaimana proses terbentuknya batuan Sedimen.

BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Batuan Sedimen
a

Batuan Sedimen Non- Klastik


Batuan sedimen Non-Klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk

sebagai hasil penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga
(insitu). Proses pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara kimiawi,
biologi /organik, dan kombinasi di antara keduanya (biokimia). Secara kimia,
endapan terbentuk sebagai hasil reaksi kimia, misalnya CaO + CO2 CaCO3.
Secara organik adalah pembentukan sedimen oleh aktivitas binatang atau tumbuhtumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah binatang laut (karang), terkumpulnya
cangkang binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai akibat penurunan
daratan menjadi laut. Contohnya; Limestone (batu gamping), Coal (batu bara), dan
lain-lain. (Danang, 2005)
Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau
bisa juga dari kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud
adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik (Pettjohn, 1975).
Menurut R.P. Koesoemadinata, 1981 batuan sedimen dibedakan
menjadi enam golongan yaitu :
a)

Golongan Detritus Kasar

Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk


dalam golongan ini antara lain adalah breksi, konglomerat dan
batupasir.

Lingkungan

tempat

pengendapan

batuan

ini

di

lingkungan sungai dan danau atau laut.


b)

Golongan Detritus Halus

Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di


lingkungan laut dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala
golongan ini adalah batu lanau, serpih, batu lempung dan Nepal.
c)

Golongan Karbonat

Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang


moluska, algae dan foraminifera. Atau oleh proses pengendapan
yang merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk lebih
dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses pertama biasa
terjadi di lingkungan laut litoras sampai neritik, sedangkan proses
kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik sampai bahtial.
Jenis batuan karbonat ini banyak sekali macamnya tergantung pada
material penyusunnya.
d)

Golongan Silika

Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross


organik dan kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk
golongan ini rijang (chert), radiolarian dan tanah diatom. Batuan
golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.
e)

Golongan Evaporit

Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki
larutan kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini
terbentuk di lingkungan danau atau laut yang tertutup, sehingga
sangat

memungkinkan terjadi pengayaan unsure-unsur tertentu.

Dan faktor yang penting juga adalah tingginya penguapan maka


akan terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. Batuan-batuan
yang termasuk kedalam batuan ini adalah gip, anhidrit, batu
garam.
f)

Golongan Batubara

Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari


tumbuh-tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati
dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebsl di atasnya
sehingga

tidak

akan

memungkinkan

terjadinya

pelapukan.

Lingkungan terbentuknya batubara adalah khusus sekali, ia harus


memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati
tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.
(ITB,2012)

b Batuan sedimen klastik


Batuan sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari
pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa
batuan beku, metamorf dan sedimen itu sendiri. Batuan sedimen diendapkan dengan
proses mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini berdasarkan
ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses
pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan laut.
Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan langsung dari
ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan dapat juga
diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batupasir bisa terjadi dilingkungan laut,
sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke dalam golongan detritus
kasar. Sementara itu, golongan detritus halus terdiri dari batuan lanau, serpih dan
batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk golongan ini pada umumnya di
endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam.
Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis maupun secara
kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan.
Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa yakni, prosessproses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama dan
sesudah litifikasi. Contohnya; Breksi, Konglomerat, Standsstone (batu pasir), dan
lain-lain.
Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan
batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan sedimen itu sendiri.
Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan
besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya
batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan
darat maupun dilingkungan laut. Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat
terjadi pengendapan langsung dari ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar
gunung tersebut dan dapat juga diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batu
pasir bisa terjadi dilingkungan laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut
termasuk ke dalam golongan detritus kasar. Sementara itu, golongan detritus halus
terdiri dari batuan lanau, serpih dan batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk
golongan ini pada umumnya di endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai

laut dalam. Fragmentasi batuan asal tersebut dimulaiu darin pelapukan mekanis
maupun secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu
cekungan pengendapan.
( Danang, 2005 )
Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa yakni, proses
proses-proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen,
selama dan sesudah litifikasi. Hal ini merupakan proses yang mengubah suatu
sedimen menjadi batuan keras ( Danang, 2005 ).
Proses diagenesa antara lain :
a)

Kompaksi Sedimen

Yaitu termampatnya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan dari berat
beban di atasnya. Disini volume sedimen berkurang dan hubungan antar butir yang
satu dengan yang lain menjadi rapat.
b)

Sementasi

Yaitu turunnya material-material di ruang antar butir sedimen dan secara kimiawi
mengikat butir-butir sedimen dengan yang lain. Sementasi makin efektif bila derajat
kelurusan larutan pada ruang butir makin besar.
c)

Rekristalisasi

Yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal dari
pelarutan material sedimen selama diagenesa atu sebelumnya. Rekristalisasi sangat
umum terjadi pada pembentukan batuan karbonat.
d)

Autigenesis

Yaitu terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenesa, sehingga adanya mineral


tersebut merupakan partikel baru dlam suatu sedimen. Mineral autigenik ini yang
umum diketahui sebagai berikut : karbonat, silica, klorita, gypsum dan lain-lain.
e)

Metasomatisme

Yaitu pergantian material sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa


pengurangan volume asal.
c

KEKOMPAKAN
Proses pemadatan dan pengompakan, dari bahan lepas (endapan) hingga

menjadi batuan sedimen disebut diagenesa. Proses diagenesa itu dapat terjadi pada

suhu dan tekanan atmosferik sampai dengan suhu 300oC dan tekanan 1 2 kilobar,
berlangsung mulai sedimen mengalami penguburan, hingga terangkat dan tersingkap
kembali di permukaan. Berdasarkan hal tersebut, ada 3 macam diagenesa, yaitu :
1. Diagenesa eogenik, yaitu diagenesa awal pada sedimen di bawah muka air.
2. Diagenesa mesogenik, yaitu diagenesa pada waktu sedimen mengalami
penguburan semakin dalam.
3. Diagenesa telogenik, yaitu diagenesis pada saat batuan sedimen tersingkap
kembali di permukaan oleh karena pengangkatan dan erosi.
Dengan adanya berbagai macam diagenesa maka derajat kekompakan batuan
sedimen juga sangat bervariasi, yakni :

Bahan lepas (loose materials, masih berupa endapan atau sedimen)

Padu (indurated), pada tingkat ini konsolidasi material terjadi pada kondisi
kering, tetapi akan terurai bila dimasukkan ke dalam air.

Agak kompak (padat), pada tingkat ini masih ada butiran/fragmen yang dapat
dilepas dengan tangan atau kuku.

Kompak (keras), butiran tidak dapat dilepas dengan tangan/kuku.

Sangat kompak (sangat keras, biasanya sudah mengalami rekristalisasi).


(Simon,. 1998 )

d Tekstur Batuan Sedimen Klastik


Tekstur adalah hubungan antar butir dari mineral yang membentuk suatu
batuan. Tekstur terdiri dari komponen ukuran besar butir (grain size), derajat
kebundaran (roundness), derajat pemilahan (sorting), kemas (fabric), fragmen,
matrik, dan semen.
Ukuran Besar Butir
Ukuran besar butir (partikel, butir, fragmen), adalah faktor pembeda yang
utama pada batuan sedimen klastik. Ukuran yang dimaksud adalah dari butir-butir
batuan diameter

Gambar 2.1. Ukuran Besar Butir


Besar butir adalah ukuran (diameter dari fragmen batuan). Skala
pembatasan yang dipakai adalah skala Wentworth.

Gambar 2.3 ukuran Butir

e 2.5 Pemilahan (Sorting)


Pemilahan adalah tingkat keseragaman besar butir. Istilah-istilah
yang dipakai adalah terpilah baik (butir-butir sama besar),
terpilah sedang dan terpilah buruk .
Pemilahan adalah derajat kesamaan ukuran partikel

Gambar 3. Pemilahan

f Kebundaran (roundness)
Kebundaran

adalah

tingkat

kelengkungan

dari

setiap

fragmen/butiran. Istilah yang dipakai adalah :


- membundar baik (well rounded)
- membundar (rounded)
- membundar tanggung (sub rounded)
- menyudut tanggung (sub angular)
Derajat kebundaran berbeda dengan derajat kebulatan. Derajat kebundaran
(roundness) adalah derajat kebundaran bagian pinggiran dari fragmenDerajat
kebulatan (sphericity) adalah derajat kemiripan bentuk fragmen dengan bentuk
bola. (Simon, 1998)

Gambar 2.3. Roundness vs Spericity


- menyudut (angular)

g
g
g
g
g
g
g
g
Kemas (Fabric)
Kemas adalah sifat hubungan antar butir di dalam suatu masa
dasar atau diantara semennya. Istilah-istilah yang dipakai adalah
kemas terbuka digunakan untuk butiran yang tidak saling
bersentuhan, dan kemas tertutup untuk butiran yang saling
bersentuhan
Kemas menunjukkan hubungan kerapatan antara butiran penyusun dalam batuan
sedimen

Gambar 2.5 Kemas

Porositas
Porositas adalah perbandingan antara jumlah volume rongga

dan volume keseluruhan dari satu batuan. Dalam hal ini dapat
dipakai istilah-istilah kualitatif yang merupakan fungsi daya serap
batuan

terhadap

cairan.

Porositas

ini

dapat

diuji

dengan

meneteskan cairan. Istilah-istilah yang dipakai adalah Porositas


dangat baik (very good), baik (good) sedang (fair) buruk
(poor)

Struktur Sedimen
Struktur sedimen termasuk ke dalam struktur primer, yaitu

struktur yang terbentuk pada saat pembentukan batuan (pada saat


sedimentasi). Beberapa struktur sedimen yang dapat diamati pada
satuan antara lain :
j

Perlapisan

Perlapisan adalah bidang kemasan waktu yang dapat ditunjukkan


oleh perbedaan
besar butir atau warna dari bahan penyusunannya. Jenis perlapisan
beragam dari sangat tipis (laminasi) sampai sangat tebal.
k Perlapisan bersusun (graded bedding)
Merupakan susunan perlapisan dari butir yang kasar berangsur
menjadi halus pada satu satuan perlapisan. Struktur ini dapat
dipakai sebagai petunjuk bagian bawah dan bagian atas dari
perlapisan tersebut. Umumnya butir yang kasar merupakan bagian
bawah (bottom) dan butiran yang halus merupakan bagian atas
(top).
l

Perlapisan silang-siur (cross bedding)

Merupakan bentuk lapisan yang terpotong pada bagian atasnya


oleh lapisan berikutnya dengan sudut yang berlainan dalam satu
satuan perlapisan. Lapisan ini terutama terdapat pada batupasir.
m Gelembur gelombang (current ripple)
Bentuk perlapisan bergelombang, seperti berkerut dalam satu
lapisan
n Flute cast
Struktur sedimen berbentuk suling dan terdapat pada dasar suatu
lapisan yang
dapat dipakai untuk menentukan arus purba.

Gambar 2.5 . Struktur Sedimen

Komposisi Batuan Sedimen


Batuan sedimen dibentuk dari material batuan lain yang telah

mengalami pelapukan dan stabil dalam kondisi temperature dan


tekanan permukaan. Batuan
sedimen dibentuk oleh 4 material utama yaitu :
a. Kwarsa
b. Karbonat
c. Lempung
d. Fragmen batuan
1. Kwarsa
Kwarsa adalah salah satu dari mineral-mineral klastik pada batuan
sedimen yang

berasal dari batuan granit kerak kontinental, bersifat keras, stabil


dan

tahan

terhadap

pelapukan.

Kwarsa

tidak

mudah

lapuk

walaupun telah mengalami transportasi oleh air, malahan sering


terakumulasi seperti endapan pasir fluvial pada lingkungan pantai.
2. Kalsit
Kalsit adalah mineral utama pembentuk batugamping (limestones) yang juga dapat
berfungsi sebagai semen pada batupasir dan batulempung. Kalsium (Ca) berasal dari
batuan-batuan beku, sedangkan karbonat berasal dari air dan karbon dioksida.
Kalsium diendapkan sebagai CaCO3 atau diambil dari air laut oleh organismeorganisme dan dihimpun sebagai material cangkang. Ketika organisme tersebut mati,
fragmen-fragmen cangkangnya biasanya terkumpul sebagai
partikel klastik yang paling kaya membentuk macam-macam batugamping.
3. Lempung
Mineral-mineral lempung berasal dari pelapukan silikat, khususnya feldspar. Mereka
sangat halus serta terkumpul dalam lumpur dan serpih. Kelimpahan feldspar dalam
kerak bumi dan bukti bahwa pelapukan secara cepat dibawah kondisi atmosfer,
terlihat dari mineral-mineral lempung pada batuan-batuan sedimen dalam jumlah
yang besar.
4. Fragmen-fragmen batuan
Batuan sumber yang telah mengalami pelapukan membentuk fragmen-fragmen
berbutir kasar dan endapan klastik seperti kerikil. Fragmen-fragmen batuan adalah
juga hadir sebagai butiran dalam beberapa batuan berukuran halus. (ITB, 2006)

Gambar 5. Bagan Klasifikasi Batuan Sedimen

1.

2.

3.

Proses mengenai lapisan tanah yang beroperasi di permukaan Bumi, sulit


dipisahkan dengan perubahan yang terjadi di daratan benua selama masa hidup
manusia tetapi terjadi diatas masa sepuluh ribuan atau berjuta-juta tahun, efek dari
proses ini adalah pantas untuk dipertimbangkan. Pada waktu yang tertentu, kekuatan
erosi/longsor dari sistem hidrologi, dapat mengikis secara keseluruhan dari
suatu dataran rendah. Dalam prosesnya, bekas peninggalan yang dikikis diangkut
oleh sungai dan tersimpan seperti lapisan sedimentary yang baru terbentuk. Satu
rangkaian lapisan sedimentary batu karang mungkin memiliki ketebalan beribu-ribu
meter. Ketika terangkat ke permukaan, masing-masing lapisan batu karang
menyediakan informasi tentang peristiwa yang lampau (genesa) tentang sejarah
Bumi. Peristiwa seperti itu contohnya adalah pembentukan Moenkopi di selatan Utah
yang terlihat di bagian atas permukaan (Hamblin, 2004).
Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari pelapisan normalbatuan
sedimen yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan energi pembentuknya.
Pembentukannya dapat terjadi pada waktu pengendapan maupun segera setelah
proses pengendapan. Pada batuan sedimen dikenal dua macam struktur yaitu :
Syngenetik : terbentuk bersamaan dengan terjadinya batuan sedimen, dan disebut
juga sebagai struktur primer.
Epigenetic : terbentuk setelah batuan tersebut terbentuk seperti kekar, sesar,dan
lipatan. (Simon, 1988.)
Pembagian struktur sedimen ada beberapa macam dan versi dari peneliti
yang menganalisa dan mempelajari struktur sedimen, pembagian struktur sedimen
antara lain :
Struktur sedimen primer, Struktur pada batuan sedimen yang terjadi pada saat proses
sedimentasi sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi mekanisme
pengendapan.
Struktur sedimen skunder, Struktur sedimen yang terjadi pada batuan sedimen pada
saat sebelum dan sesudah proses sedimentasi yang juga dapat mereflesikan
lingkungan pengendapan, keadaan dasar permukaan, lereng, dan kondisi permukaan.
Struktur sedimen organik,Struktur sedimen yang terbentuk akibat dari proses
organisme pada saat dan sesudah terjadi proses sedimentasi (Simon, 1998)
Berbagai sifat fisik sedimen ditelaah sesuai dengan tujuan dan kegunaannya.
Diantaranya adalah tekstur sedimen yang meliputi ukuran butir (grain size), bentuk
butir ( partikel shape), dan hubungan antar butir (fabrik), struktur sedimen, komposisi
mineral, serta kandungan biota. Dari berbagai sifat fisik tersebut ukuran butir
menjadi sangat penting karena umumnya menjadi dasar dalam penamaan sedimen

yang bersangkutan serta membantu analisa proses pengendapan karena ukuran butir
berhubungan erat dengan dinamika transportasi dan deposisi. (Simon, 1988).
Batuan sedimen merupakan batuan yang menutupi dua sampai tiga permukaan
bumi, hasil dari perubahan bentuk dari baebagai batuan karena pengaruh graviti,
atmosfer, dan sisa-sisa organisme. Proses ini merupakan akibat dari penggabungan
materi-materi yang lepas yang didapat dari akumulasi mekanik dari yang halus dan yang
mempunyai fragmen kwarsa dari batuan (sedimen klastik) atau dari pengendapan larutan
atau tanpa campur tangan organisme atau sisa-sisa organisme
(Simon, 1988.)

BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 1 Desember 2014
pukul 15.00 WITA sampai selesai. Bertempat pada Laboratorium Fisika Dasar I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Alam Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang dipergunakan pada percobaan kali ini yakni:
1. Batu Breksi sebagai Sampel batuan yang akan diteliti
2. Batu Apung sebagai Sampel batuan yang akan diteliti
3. Batu Bara sebagai Sampel batuan yang akan diteliti
4. Ironstone sebagai Sampel batuan yang akan diteliti
5. Batu Pasir sebagai Sampel batuan yang akan diteliti
6. Palu Geologi sebaga alat untuk membelah Batu sample
7. Mikroskop elektronik Sebagai alat untuk memperbesar penampang Batuan.
3.3 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan kali ini adalah:
1. Siapkan sample batuan masing-masing Batu Breksi, Batu Pasir, Batu Bara,
Batu Apung dan Ironstone.
2. Pecah batuan dari masing masing sample tersebut menjadi serpihan terkecil
menggunakn palu Geologi.
3. Mengambil bulir sample dan mengukur besar bulir tersebut menggunakan
Jangka sorong sehingga ditemukan jenis bulir dari batuan tersebut.
4. Lakukan identifikasi hal yang sama untuk keadan kemas dan pemilahan dari
masing-masing batuan tersebut.
5. Letakan sample yang sudah dipecah pada Mikroskop Elektronik dan Amati
bentuk permukaan pada masing-masing batuan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Gambar

Nama Sample Batuan

Batu Breksi

Batu Pasir

Iron Stone

Batu Bara

Batu Apung

4.2 Data Hasil Karakterisasi Mikroskop Digital


Perbesaran 40x
Gambar

Nama Batu

Keterangan

Batu Pasir

Kemas Terbuka

Batu Bara

Kemas Tertutup

Iron Stone

Kemas Tertutup

Batu Apung

Kemas Terbuka

Batu Breksi

Kemas Terbuka

4.3 Karakterisasi Batuan


n

Nama

kebundara
Komposisi

Bulir
krikil

o
1

Batu
Breks

Detrical

i
Bara

Pasir

Proses terjadiKemas

n
Meyudut

Terbuka

Biochemica Silt

Menyudut

Tertutup Organic

l
Chemical

Rounded

Terbuka

An-

tertutup

organik/kimia
An-

Terbuka

organik/Kimia
Organic

Sand

Iron-

Chemical

Krikil Menyudut

stone
Apun

Biochemica Silt

Rounded

nya
sedimentasi

4.4 Pembahasan.
Pengetahuan atau Ilmu Geologi didasarkan kepada studi terhadap batuan.
Diawali dengan mengetahui bagaimana batuan itu terbentuk, terubah, kemudian
bagaimana hingga batuan itu sekarang menempati bagian dari pegunungan, datarandataran di benua hingga didalam cekungan dibawah permukaan laut. Kemanapun kita
menoleh, maka akan selalu bertemu dengan benda yang dinamakan batu atau batuan.
Dari

hasil

pengamatan

terhadap

jenis-jenis

batuan

mengelompokkannya menjadi 5 kelompok kecil, yaitu


1. Batu Pasir

tersebut,

kita

dapat

Batu pasir (Bahasa Inggris: sandstone) adalah batuan endapan yang terutama
terdiri dari mineral berukuran pasir atau butiran batuan. Sebagian besar batu pasir
terbentuk oleh kuarsa atau feldspar karena mineral-mineral tersebut paling banyak
terdapat di kulit bumi. Seperti halnya pasir, batu pasir dapat memiliki berbagai jenis
warna, dengan warna umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan
putih. Karena lapisan batu pasir sering kali membentuk karang atau bentukan
topografis tinggi lainnya, warna tertentu batu pasir dapat dapat diidentikkan dengan
daerah tertentu.
Batu pasir, yang memiliki kenampakan warna yaitu putih kecoklatan, struktur
batuannya berlapis, batu pasir memiliki tekstur klastik (tebentuk dari batu yang sudah
ada sebelumnya), ukuran butir pada batu lempung ini ialah 1/16 mm s/d 2 mm,
komposisi mineral pada batu pasir berikut ialah komposisi mineral klastik, dimana
mineral klastik tersebut terbentuk dari batu-batuan yang sudah ada sebelumnya, yang
kemudian batu tersebut mengalami proses sedimentasi sehingggga membentuk batu
pasir ini. Petrogenesa dari batu pasir ini ialah Batuan terbentuk dari hasil transportasi
dan deposisi material sedimen yang diangkut oleh arus dengan energy sedang. Bila
dilihat dari bentuk butirnya yang membulat maka diperkirakan batuan sudah
mengalami transportasi relative jauh. Batu pasir adalah pada batuan sediment dengan
ukuran butir antara 1/16 milimeter dan 2 mm. ( untuk siltstone terbentuk dari butiran
yang lebih halus). Walaupun batupasir tidak menandakan adanya mineral istimewa,
tetapi pada kenyataannya batu pasir biasanya banyak mengandung mineral kuarsa.
Batu pasir tahan terhadap cuaca tapi mudah untuk dibentuk. Hal ini membuat
jenis batuan ini merupakan bahan umum untuk bangunan dan jalan. Karena
kekerasan dan kesamaan ukuran butirannya, batu pasir menjadi bahan yang sangat
baik untuk dibuat menjadi batu asah (grindstone) yang digunakan untuk menajamkan
pisau dan berbagai kegunaan lainnya. Bentukan batuan yang terutama tersusun dari

batu pasir biasanya mengizinkan perkolasi air dan memiliki pori untuk menyimpan
air dalam jumlah besar sehingga menjadikannya sebagai akuifer yang baik.
Kebanyakan batu pasir tetap mengandung sejumlah kecil dari mineral mineral
clays, hematite,ilmenite,feldspar dan mica, yang menambah warna dan karakter dari
matrix kuarsa. Batupasir yang mempunyai kandungan mineral pengotor dalam
jumlah besar digolongkan sebagai wacke atau graywacke. Batu pasir terbentuk ketika
pasir jatuh dan terendapkan pada bagian offshore dari delta delta sungai, tetapi gurun
pasir dan pantai dapat membentuk perlapisan batu pasir apabila dikaji pada rekaman
geologi. Batu pasir biasanya tidak mengandung fosilfosil, sebab energi yang terdapat
pada lingkungan ketika lapisan lapisan pasir terbentuk tidak mendukung untuk
terpeliharanya fosil-fosil tersebut. Sebagai pemandangan dan pembentuk batuan,
batupasir penuh dengan karakter, warna yang khas dan cepat terawetkan. Butiran dari
kuarsa di dalam batu pasir tersement bersama dengan silika ( yang secara kimiawi
sama dengan kuarsa), atau kalsium
karbonate atau oksida besi.
Warna coklat dan belang pada batu pasir yang kasar disebabkan sejumlah
kecil dari mineral mineral besi. Gambar batu pasir di bawah adalah batu pasir yang
berumur pleistocene yang terendapkan di Central California, yang menunjukkan
cement berwarna gelap. Butirannya berupa fragment fragment yang tajam dari kuarsa
batu granite bahari di Sierra Nevada, tetapi sementnya berasal dari abu vulkanik dari
batuan yang berumur lebih muda. Pada saat batupasir terendapkan pada kedalaman
yang dalam, tekanan dan temperatur menjadi tinggi dan membuat mineral-mineral
batuan menjadi terlarutkan atau berubah menjadi lebih mobile. Butiran-butiran
batuan menjadi sedikit lebih kompak. Akibat dari panas dan temperature tersebut
batupasir berubah menjadi batuan metamorf kuarsit atau gneiss, yaitu berupa batuan
yang keras dengan butiran butiran mineral yang sangat kompak.
2. Ironstone

batuan Ironstone, yang memiliki kenampakan warna yaitu hitam, struktur


batuannya massive, Ironstone memiliki tekstur klastik (tebentuk dari batu yang sudah
ada sebelumnya), ukuran butir pada Ironstone ini ialah 1/256 mm s/d 1/16 mm,
komposisi mineral pada Ironstone berikut ialah komposisi mineral klastik, dimana
mineral klastik tersebut terbentuk dari batu-batuan yang sudah ada sebelumnya, yang
kemudian batu tersebut mengalami proses sedimentasi sehingga membentuk
Ironstone ini. Petrogenesa dari Ironstone ini ialah batuan terbentuk dari hasil
transportasi dan deposisi material sedimen yang diangkut oleh arus dengan energy
yang cukup deras dan tekanan yang begitu tinggi . Bila dilihat dari bentuk butirnya
yang membulat maka diperkirakan batuan sudah mengalami transportasi relative
sangat jauh, karena ukuran butir Ironstone kecil, namun ukuran butir Ironstone lebih
besar daripada batu lempung.
Silt adalah batasan ukuran yang digunakan untuk material yang mempunyai ukuran
lebih kecil dari sand ( umumnya 0.1 milimeter) tetapi lebih besar dari Clay ( sekitar
0.004 mm). Kandungan Silt pada batuan Silstone biasanya tidak murni seratus
persen, tidak mengandung pasir dan clay.
Pengetesan di lapangan pada siltstone menunjukkan bahwa kita tidak dapat
melihat ukuran butir satu persatu, tetapi kita dapat merasakannya. Material yang
berwarna hitam kemungkinan adalah material organic. Mineralmineral lainnya
kemungkinan adalah kuarsa dan feldspar dan Besi (fe), tetapi sedimentologist
biasanya tidak merasa perlu untuk memilah semuanya secara detil mengingat ukuran
butirnya yang sangat kecil. Silstone biasanya membentuk offshore, pada lingkungan
yang tenang dibandingkan dengan tempat terbentuknya batu pasir. Masih terdapat
arus yang mengangkut partikel partikel halus berukuran clay sehingga batuan ini
terlaminasi. Itu mengarahkan kita untuk memperkirakan bahwasannya laminasi yang
baik tersebut mencerminkan gelombang pada tidal Jika benar, batuan ini
mencerminkan akumulasi dari tahun.

3. Batu Breksi

Batu breksi sangat berukuran sangat kecil ,yang bersal dari letusan gunung api
yang mengeluarkan lava sehingga terpecahlah bagian bagian servi dari batuan yang
mengalami pembekuan yang terbetuk dari gabungan servi dari batuan yang terpecah.
Berukuran butir lebih besar dari 2 mm, dengan fragmen menyudut,
umumnya terdiri dari fragmen batuan hasil rombakan yang
tertanam dalam masa dasar yang lebih halus dan tersemenkan.
Bahan penyusun dapat berupa bahan dari proses vulkanisme yang
disebut breksi volkanik.
4. Batu Bara

Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian


umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk
dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan
terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya
terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batu bara juga adalah
batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang
kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisis
unsur memberikan rumus formula empiris seperti
untuk bituminus dan

C240 H 90 O4 NS

C137 H 97 O9 NS

untuk antrasit Merupakan Batuan

yang memiliki kemas tertutup. Ketika diamati oleh mikroskop digital. Batu bara ini
mempunyai bentuk menyudut dan masuk dalam kategori silt. Batu bara terjadi
dengan cara bio-chemical atau berasal dari makhluk hidup. Termasuk dari sisa
tumbuhan yang telah mengalami proses tekanan dan pemanasan. Menurut studi
literatur, Dapat dibedakan jenisnya berdasarkan kematangannya dan variasi
komposisi Carbon dan Hidrogen :
- Gambut (peat) = 54% C - 5% H
- Batubara muda = 67% C - 6% H
- Batubara (Coal) = 78% C - 6% H
- Antrasit = 91% C - 3% H
5. Batu Apung

Batu apung ialah istilah tekstural untuk batuan vulkanik yang merupakan lava
berbuih terpadatkan yang tersusun atas piroklastik kaca yang amat mikrovesikular
dengan dinding batuan beku gunung berapi ekstrusif yang bergelembung, amat tipis
dan tembus cahaya. Batu apung adalah produk umum letusan gunung (pembentukan
Plinius dann ignimbrit) dan umumnya membentuk zona-zona di bagian atas lava
silikat. Batu apung bervariasi dalam hal kepadatannya menurut ketebalan bahan
padat antargelombang; banyak sampel yang mengapung di air
Batu Apung, yang memiliki kenampakan warna yaitu putih, struktur
batuannya massif atau pejal, Batu Apung memiliki tekstur non klastik, komposisi
mineral pada Batu Apung berikut ialah komposisi mineral karbonat, dimana mineral
karbonat tersebut terbentuk dari batu-batuan bahkan juga terbentuk dari kerangka
calcite yang berasal dari organisme microscopic di laut dangkal. Sedangkan
petrogenesa dari Batu Apung ini ialah Batuan ini terbentuk dari batu-batuan bahkan
juga terbentuk dari kerangka calcite yang berasal dari organisme microscopic di laut
dangkal. Pulau Bahama adalah sebagai contoh dari daerah dimana proses ini masih
terus berlangsung hingga sekarang. Batu Apung pada umumnya adalah bukan

terbentuk dari batuan sediment seperti yang kita kira, tidak juga terbentuk dari clay
dan sand, terbentuk dari batubatuan bahkan juga terbentuk dari kerangka calcite yang
berasal dari organisme microscopic di laut dangkal. Pulau Bahama adalah sebagai
contoh dari daerah dimana proses ini masih terus berlangsung hingga sekarang.
Sebagian perlapisan
Batu Apung hampir murni terdiri dari kalsit, dan pada perlapisan yang lain
terdapat sejumlah kandungan silt atau clay yang membantu ketahanan dari batu
gamping tersebut terhadap cuaca. Lapisan gelap pada bagian atas mengandung
sejumlah besar fraksi dari silika yang terbentuk dari kerangka mikrofosil, dimana
lapisan pada bagian ini lebih tahan terhadap cuaca. Batu Apung dapat terlarutkan
oleh air hujan lebih mudah dibandingkan dengan batuan yang lainnya. Air hujan
mengandung sejumlah kecil dari karbon dioksida selama perjalanannya di udara, dan
hal tersebut mengubah air hujan tersebut menjadi nersifat asam. Kalsit adalah sangat
reaktif terhadap asam. Hal tersebut menjelaskan mengapa goa-goa bawah tanah
cenderung untuk terbentuk pada daerah yang banyak mengandung Batu Apung, dan
juga menjelaskan mengapa bangunan bangunan yang terbuat dari bahan batu Apung
rentan terhadap air hujan yang mengandung asam.

DAFTAR PUSTAKA
Endarto, Danang.2005.Pengantar Geologi Dasar..Surakarta : Lembaga
Pengembangan Pendidikan (LPP)
Sapiie, benyamin dkk.2006. geologi fisik. penerbit ITB. bandung
Hamblin, 2004. The Earths Dynamic Systems, Pearson/Pentrice Hall. Upper Saddle
River NJ.
Simon, Schuster. 1998. Rocks And Minerals. Bruce Coleman Inc : New York

BAB V
PENUTUP
5.1

Kesimpulan
1. Batu pasir tidak banyak mengandung mineral istemewa tetapi batu pasir ,
tetapi pada kenyataannya batu pasir biasanya banyak mengandung mineral
kuarsa,dan sebagian besar terbentuk dari kuarsa atau feldspar
2. Pada Ironstone mineral yang terkandung kemungkinan adalah kuarsa dan
feldspar dan Besi (fe).
3. Pada Batu Breksi Bahan penyusun dapat berupa bahan dari
proses penggabungan pecahan vulkanisme.
4. Batu bara terjadi dengan cara bio-chemical atau berasal dari makhluk hidup.
Termasuk dari sisa tumbuhan yang telah mengalami proses tekanan dan
pemanasan .
5. Batu Apung berikut mengandung komposisi mineral karbonat, dimana
mineral karbonat tersebut terbentuk dari batu-batuan bahkan juga terbentuk
dari kerangka calcite yang berasal dari organisme microscopic di laut
dangkal.

5.2

Saran
Sebaiknya saat praktikum berlangsung lebih dikondisikan lagi kerja dari
praktikan agar semua praktikan dapat bekerja dengan maksimal dan memahami apa
yang disampaikan asisten. Perlu persiapan yang matang bagi asisten. terutama tempat
yang di khususkan .

Vous aimerez peut-être aussi