Vous êtes sur la page 1sur 51

Kebijakan Pemerintah Dalam Penanganan

Banjir dan Drainase Perkotaan


Oleh :
DR. Ir. SOENARNO, Dipl.HE
Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah
(Majalah AIR, Edisi April 2004)

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

BANJIR
Adalah peristiwa alam berupa limpasan

dan genangan air yang disebabkan karena


palung sungai tidak mampu menampung
aliran sungai sehingga meluap
menggenangi daerah (dataran banjir)
sekitarnya.

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BANJIR

Curah hujan dgn intensitas tinggi, durasi

lama, terjadi pada daerah yang luas


Menurunnya fungsi DAS di bagian hulu
sbg daerah resapan air
Menyempitnya palung sungai krn berbagai
sebab
Air laut pasang yang menyebabkan efek
back water
9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

FAKTOR-FAKTOR LAINNYA
Kemampuan DAS utk meresapkan air/menahan

air hujan semakin berkurang oleh berbagai


sebab
Kemampuan prasarana-sarana pengendali banjir
yang ada masih sangat terbatas
Kemampuan pemerintah utk membangun
prasarana-sarana pengendali banjir masih
sangat terbatas
Dampak global climate change
Perilaku masyarakat yang tidak kondusif

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

PRIORITAS PENANGANAN BANJIR (1)

Banjir berdampak NASIONAL, yang

mengganggu fungsi jalan nasional,


bandara internasional dan nasional
strategis, jalan kereta api lintas propinsi,
sentra produksi pangan nasional, kawasan
industri dan perdagangan skala besar,
kawasan strategis nasional lainnya
Tangung jawab : Pemerintah Pusat
9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

PRIORITAS PENANGANAN BANJIR (2)

Banjir berdampak REGIONAL, yang

mengganggu fungsi jalan propinsi,


bandara nasional/lokal, jalan k.a. lintas
kabupaten, sentra produksi pangan
propinsi/lokal, kawasan industri dan
perdagangan skala sedang, kawasan
strategis propinsi lainnya
Tanggung jawab : Pemerintah Propinsi
9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

PRIORITAS PENANGANAN BANJIR (3)

Banjir berdampak LOKAL, yang

mengganggu fungsi jalan kab/kota,


bandara lokal, jalan kereta api lintas,
sentra produksi pangan lokal, kawasan
industri dan perdagangan skala kecil,
kawasan strategis kab/kota lainnya
Tanggung jawab : Pem. Kab/Kota
9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

DRAINASE PERKOTAAN

Mencakup pengelolaan pengaliran air

limpasan (run off) yang berasal dari


hujan yang jatuh pada daerah perkotaan
kedalam sistem pembuang/drainase
alamiah seperti sungai, danau, dan laut
Fasilitas waduk retensi/penampung dan
pompa drainase adalah bagian dari sistem
drainase
9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

Drainase Perkotaan berkembang menjadi :

Pembuangan air limbah (waste water)

yang berupa buangan air dari daerah


perumahan dan permukiman, dari daerah
industri dan kegiatan usaha lainnya, dari
badan jalan dan perkerasan permukaan,
serta penyaluran kelebihan air baik air
hujan, air kotor maupun air lebih lainnya

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

Sistem Drainase Mikro

Adalah jaringan drainase yang melayani


suatu kawasan perkotaan yang telah
terbangun seperti perumahan, kawasan
perdagangan, industri, pasar atau
komplek pertokoan
Luas tipikal kawasan ini sekitar 10 Ha

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

10

Sistem Drainase Makro

Adalah jaringan drainase yang

mengumpulkan air buangan dari jaringan


drainase mikro dan menyalurkannya ke
sistem pembuang alamiah terdekat seperti
sungai, danau, dan laut

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

11

Pengendalian Banjir Perkotaan


Berkaitan dengan sistem

pembuang/drainase alamiah seperti


sungai, danau, dan badan air lainnya
(diluar laut) termasuk prasarananya
(tanggul, pintu banjir, dll) yang diperlukan
untuk mencegah peluapan dari sistem
pembuang/drainase alamiah menggenangi
daerah perkotaan

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

12

Permasalahan banjir dan drainase perkotaan

Ditangani secara terpadu dalam satu

kesatuan sistem pencegahan limpasan


aliran sungai dan pembuangan air
genangan akibat hujan yang terjadi
Mengarahkan dan mempersiapkan
masyarakat agar dapat hidup bersama
banjir dengan memperkuat sistem

ketahanan terhadap banjir

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

13

Sistem Ketahanan Terhadap Banjir


Komponen Infrastruktur, terdiri dari kegiatan

mendesak/jangka pendek dan preventif jangka


panjang
Komponen Kelembagaan, terdiri dari kegiatankegiatan yang dilaksanakan oleh institusi
pemerintah maupun oleh organisasi relawan
non-pemerintah
Komponen Komunitas/Masyarakat, mencakup
kegiatan yang perlu dilakukan oleh
komunitas/masyarakat dalam upaya mitigasi
bencana banjir

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

14

Komponen Infrastruktur (1a)

Kegiatan mendesak/jangka pendek yaitu

kegiatan-kegiatan yang dilakukan segera


dan tanpa biaya yang besar, diantaranya
adalah : i) kegiatan tanggap darurat
antara lain penyediaan bahan banjiran,
penyediaan alat evakuasi seperti perahu
karet dan kegiatan mitigasi bencana banjir
yang bersifat non-struktural lainnya

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

15

Komponen Infrastruktur (1b)


Kegiatan preventif jangka panjang yaitu

kegiatan yang memerlukan perencanaan yang


matang dan menyeluruh
Kegiatan ini memerlukan biaya besar baik utk
pembangunan konstruksi maupun pembebasan
tanah
Kegiatan ini diantaranya adalah pembangunan
waduk dan pemulihan kondisi dan fungsi DAS
melalui upaya teknik kehutanan, pertanian, dan
teknik sipil

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

16

Komponen Kelembagaan (2a)


Pembentukan institusi koodinasi

penanggulangan bencana
Tingkat Pusat : BAKORNAS PB & P
Tingkat propinsi : Satkorlak PB & P
Tingkat kab/kota : Satlak PB & P
Masing-masing bertugas mengkoordinasikan dan
melaksanakan kegiatan penanggulangan
bencana dan penanganan pengungsi pada
wilayahnya

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

17

Komponen Kelembagaan (2b)

Pembentukan sistem informasi banjir yang


mencakup : i) informasi singkat tetapi
bersifat segera utk menentukan tindak
turun tangan yang tepat dari Pemerintah
Daerah maupun Pemerintah Pusat, dan ii)
informasi lengkap utk menentukan upaya
rehabilitasi dan rekonstruksi pasca
bencana banjir

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

18

Komponen Kelembagaan (2c)

Pembentukan Sistem Prakiraan dan

Peringatan Dini Banjir dengan


memanfaatkan kapasitas yang ada pada
institusi-institusi yang berkompeten
seperti BMG, LAPAN, dengan koordinasi
Kementrian RISTEK, antara lain dalam
prakiraan hujan, daerah rawan banjir, dan
rawan longsor

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

19

Komponen Kelembagaan (2d)

Penyusunan Prosedur Operasi Standar

(SOP) utk meningkatkan koordinasi dan


kesiapan dalam penanganan tindakan
darurat maupun kegiatan sebelum dan
sesudah terjadi bencana banjir
Peningkatan kesiapan aparat melalui
pembentukan POSKO bencana, piket
banjir, dsb.
9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

20

Komponen Kelembagaan (2e)

Pembentukan jaringan kerja (net

working) antara instansi pemerintah

terkait dengan organisasi relawan nonpemerintah dalam penanggulangan


bencana banjir

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

21

Komponen Komunitas/Masyarakat (3a)

Peningkatan kepedulian masyarakat

(public awareness) akan bencana banjir


melalui kegiatan sosialisasi tentang
tindakan tanggap darurat dalam
menghadapi bencana banjir dan informasi
tentang peta daerah rawan banjir

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

22

Komponen Komunitas/Masyarakat (3b)

Sosialisasi building codes berupa standar


konstruksi yang meng-akomodasikan
persyaratan konstruksi flood-proof
building serta flood-proof people
(masyarakat yang sadar bencana dan
sudah terlatih sewaktu-waktu terjadi
keadaan darurat banjir)

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

23

Komponen Komunitas/Masyarakat (3c)

Sosialisasi garis sempadan sungai dan

pengaturan dataran banjir (flood plain)


yang kondusif untuk pengelolaan bencana
banjir yang memadai

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

24

Komponen Komunitas/Masyarakat (3d)


Peningkatan kewaspadaan/kesiagaan

masyarakat (public alertness) melalui gladi


bersih pelaksanaan penanggulangan banjir
(flood fighting) yang berupa persiapan
menghadapi keadaan darurat banjir, prosedur
penyelamatan dan evakuasi, peragaan
penggunaan peralatan, perbekalan, peringatan
dini, penunjukan tempat pengungsian, kesiapan
tenda, peralatan dapur umum, dan obat-obatan

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

25

Kebijakan Komprehensif
Penanganan Banjir
Penanganan banjir dilakukan dengan

pendekatan secara komprehensif melalui


penataan ruang dalam satu kesatuan konsep
Wilayah Sungai dari hulu ke hilir yang mencakup
tidak saja penyediaan prasarana pengendalian
banjir tetapi juga upaya-upaya non-struktural
dan prasarana pendukung lainnya seperti
drainase makro dan mikro, manajemen
persampahan, dsb.

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

26

Kebijakan Komprehensif
Penataan Ruang
Pengembangan Sumber Daya Air
Pengembangan Prasarana Perkotaan
Pengembangan Perumahan dan
Permukiman
Program dan Kegiatan Peningkatan
Pelayanan pada Masyarakat
9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

27

1) Penataan Ruang
Perencanaan pemanfaatan ruang, dimensi

pemanfaatan ruang, pengendalian pemanfaatan

ruang (berdasar UU No. 24/1992)


Ada 4 (empat) prinsip pokok penataan ruang
dalam rangka penanganan banjir: (a) holistik
dan terpadu, (b) keseimbangan kawasan hulu
dan hilir, (c) keterpaduan penanganan secara
lintas sektor dan lintas wilayah, (d) pelibatan
peran serta masyarakat

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

28

2) Pengembangan Sumber Daya Air


Pengendalian banjir dilakukan berdasar

konsep pengelolaan sumber daya air


secara utuh dalam kesatuan Wilayah
Sungai dari hulu sampai hilir melalui
pendekatan Satu Sungai, Satu Rencana,
dan Satu Pengelolaan Terpadu

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

29

Satu Sungai : merupakan kesatuan wilayah

hidrologis tanpa dipisah-pisahkan oleh batas


wilayah administrasi
Satu Rencana : terpadu (integrated) dan
bertujuan multi sektor, menyeluruh,
berkelanjutan, dan diterima masyarakat
Satu Sistem Pengelolaan : yang terkoordinasikan
sehingga menjamin keterpaduan kebijakan,
strategi dan perencanaan pengelolaan dari hulu
sampai kehilir

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

30

Kebijakan Pengendalian Banjir

Dilakukan melalui upaya struktural dan


non-struktural

Peningkatan kesiapan dan keswadayaan

masyarakat dalam menghadapi bencana


banjir dan bencana yang terkait dengan
air guna mengamankan daerah produksi
pangan dan permukiman serta
memulihkan ekosistem dari kerusakan

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

31

3) Pengembangan Prasarana Perkotaan


Meliputi jaringan drainase, prasarana pengelolaan air

limbah, pengelolaan persampahan, penyediaan air


bersih, jalan kota, dan utilitas lainnya
Dikembamgkan untuk mendukung fungsi kota sesuai
dengan arahan sistem perkotaan nasional
Dikembangkan secara terpadu sehingga sinergis
melayani kegiatan sosial ekonomi dan mendukung
pelestarian lingkungan
Sinkronisasi dengan pembangunan prasarana wilayah
seperti jalan, jaringan sungai (sistem
makro/pengendalian banjir) serta perdesaan sekitarnya

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

32

4) Pengembangan Perumahan dan


Permukiman

Pengendalian pemanfaatan ruang sesuai

Rencana Tata Ruang (RTR), Rencana


Program Pembangunan Perumahan dan
Permukiman melalui penyiapan rumah
susun sewa dan relokasi/penataan kembali
permukiman disepanjang bantaran sungai,
serta pengendalian kawasan permukiman
skala besar di daerah rawan banjir

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

33

5) Program dan Kegiatan Peningkatan


Pelayanan Masyarakat

Penyiapan prosedur standar untuk

penanganan bencana secara umum


Penyediaan sistem prakiraan dan
peringatan dini banjir
Sistem Tanggap Darurat
Penyiapan kantong-kantong pengungsi
Dan sebagainya
9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

34

Kebijakan dan Strategi Penanganan


Pembinaan Penanganan Banjir dan

Drainase Perkotaan
Kebijakan Umum Pengembangan
Prasarana Banjir dan Drainase Perkotaan
Kewenangan Penanganan Prasarana
Pengendalian Banjir
Kebijakan dan Strategi Penanganan
Prasarana Drainase Perkotaan
9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

35

Pembinaan Penanganan Banjir dan


Drainase Perkotaan

Pembinaan penanganan drainase

perkotaan (urban drainage)


dilaksanakan oleh Ditjen Tata Perkotaan
dan Tata Perdesaan, sedang perlindungan
banjir terhadap kota (urban flood
protection) dilaksanakan oleh Ditjen
Sumber Daya Air

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

36

KepMen PU No. 239/1997


Jaringan drainase perkotaan meliputi seluruh

alur air, baik alur alam maupun alur buatan yang


hulunya terletak di kota dan bermuara di sungai
yang meliputi sungai tersebut, atau bermuara ke
laut di tepi kota tsb.
Jaringan alur air baik alamiah maupun buatan
yang bukan bagian jaringan drainase perkotaan
adalah bagian dari sistem perlindungan banjir

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

37

Kebijakan Umum Pengembangan Prasarana


Banjir dan Drainase Perkotaan

Berdasarkan kebijakan pengembangan

prasarana dan sarana perkotaan


Pembangunan prasarana perkotaan dan
kegiatan O&P-nya adalah menjadi
kewenangan dan tanggung jawab
pemerintah daerah (kab/kota) dengan
bantuan dan bimbingan dari pemerintah
propinsi dan Pusat
9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

38

Perencanaan, program dan identifikasi prioritas investasi

telah dilaksanakan melalui Program Peningkatan


Prasarana Kota Terpadu (P3KT)
Peningkatan kemampuan aparat pemerintah daerah
(propinsi, kab/kota)
Sesuai dengan prinsip desentralisasi prasarana
perkotaan
Perbaikan prosedur, pengembangan institusi, pelatihanpelatihan
Koordinasi dan konsultasi antara berbagai institusi

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

39

Kewenangan Penanganan Prasarana


Pengendalian Banjir

Sungai yang seluruhnya berada pada satu


Kab/Kota, pembangunan dan O&P

prasarananya menjadi tanggung jawab


pemerintah Kab/Kota
Sungai yang terletak di lebih dari satu

kab/kota dalam satu propinsi,

pembangunan dan O&P prasarananya


menjadi tanggung jawab pem. propinsi
9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

40

Sungai yang terletak di lebih dari satu


propinsi, pembangunan dan O&P

prasarananya menjadi tanggung jawab


Pemerintah Pusat, yang dapat
dilaksanakan dengan tugas pembantuan
(pelaksanaan proyek) dan tugas
dekonsentrasi (perijinan, koordinasi, O&P,
dll)
9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

41

Tabel 1
Pembagian Peran dalam Penanganan Prasarana Pengendalian Banjir

No.
1.

2.

Standar, Pedoman &


Manual
Survey, Investigasi &
Desain

Sungai Lintas
Propinsi

Sungai Lin tas


Kab./Kota

Sungai dalam
Satu Kab./Kota

Pusat

Pusat

Pusat

Pusat

Propinsi

Kab./Kota

3.

Pembebasan Tanah

Pusat

Propinsi

Kab./Kota

4.

Konstruksi

Pusat

Propinsi

Kab./Kota

Operasi &

Propinsi

Propinsi

Kab./Kota

Propinsi

Kab./Kota

5.

6.

9/6/2004

Bidang Tugas

Pemeliharaan
Supervisi &
Monitoring

(dekonsentrasi)
Pusat

Banjir dan Drainase Perkotaan

42

Kebijakan dan Strategi Penanganan


Prasarana Drainase Perkotaan
Pemerintah Pusat menyediakan bantuan untuk

pembangunan komponen sistem drainase utama


(major drainage) seperti saluran drainase
induk, waduk retensi, stasion pompa, pintu
pengendali banjir
Pembangunan sistem drainase kecil (minor
drainage) utk daerah permukiman baru yang
dibangun oleh Perumnas, real estate menjadi
tanggung jawab perusahaan ybs

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

43

Tabel 2
Pembagian Peran dalam Penanganan Prasarana Drainase
Perkotaan
Sistem Drainase Mikro
No.

1.

2.

Standar, Pedoman
& Manual
Survey, Investigasi &
Desain

Sistem Drainase
Makro

Slump/Non Slump
Area

Real Estate

Pusat/Prop.

Pusat/Prop.

Pusat/Prop.

Kab./Kota

Kab./Kota

Developer

3.

Pembebasan Tanah

Kab./Kota

Kab./Kota

Developer

4.

Konstruksi

Kab./Kota

Kab./Kota

Developer

Kab./Kota

Kab./Kota

Developer

5.

9/6/2004

Bidang Tugas

Operasi &
Pemeliharaan

6.

Supervisi

Kab./Kota

Kab./Kota

Developer

7.

Monitoring

Pusat/Prop.

Pusat/Prop.

Kab./Kota

Banjir dan Drainase Perkotaan

44

Biaya O&P sistem drainase utama menjadi

tanggung jawab pem. Kab/kota, sedang biaya


O&P untuk sistem drainase kecil menjadi
tanggung jawab masyarakat
Pemerintah Pusat mengeluarkan Standar,
Pedoman dan Manual termasuk spesifikasi teknis
Daerah sempadan sungai dan saluran drainase
memerlukan dukungan dan penerimaan
masyarakat

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

45

Pembangunan sistem drainase perkotaan

berdasarkan konsep pembangunan


berkelanjutan dan konservasi sumber daya air
Perencanaan drainase perkotaan terpadu
dengan prasarana pengendalian banjir, sampah,
dan jalan kota
Master plan pengendalian banjir dan drainase
perkotaan perlu disusun untuk kota-kota besar
di Indonesia

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

46

Prioritas pembangunan sistem drainase

perkotaan pada lokasi dengan kepadatan


penduduk tinggi, dipengaruhi pasang
surut air laut, daerah yang mempunyai
nilai strategis
Prioritas pertama kepada kegiatan
rehabilitasi dan restorasi prasarana
drainase yang ada
9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

47

Strategi Peningkatan Institusi

Pendidikan dan pelatihan untuk

meningkatkan kapabilitas aparat


Formulasi dan pembentukan organisasi
pengelola prasarana drainase perkotaan
Kampanye kepedulian masyarakat atas
manfaat bagi kesehatan dari berfungsinya
prasarana drainase perkotaan dengan baik
9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

48

Strategi Pembiayaan

Bantuan pembiayaan dari Pemerintah

Pusat diperlukan sebagai stimulus


Pembiayaan dari Pemerintah Pusat harus
diikuti alokasi dana dari propinsi dan
kab/kota
Mekanisme cost recovery (pengembalian
biaya) perlu ditingkatkan
9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

49

Penutup
Prasarana pengendalian banjir perkotaan dan

prasarana drainase perkotaan merupakan satu


kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, baik
dalam tahap perencanaan, konstruksi,maupun
O&P-nya
Kedua prasarana tersebut perlu didesentralisasikan kepada pemerintah kab/kota
sesuai kewenangannya, dan juga kepada pihak
swasta (developer) utk jaringan drainase yang
melayani daerah perumahan/real estate

9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

50

TERIMA KASIH
Disampaikan kepada Sekretariat TIM dan
para anggota TIM JA I, II, dan III
Penyusunan Kebijakan Nasional
Penanggulangan Banjir, tanggal 30 Juni
2004

suwarno_ciujung@plasa.com
9/6/2004

Banjir dan Drainase Perkotaan

51

Vous aimerez peut-être aussi