Vous êtes sur la page 1sur 16

Gangguan Perhatian Defisit dan Hiperaktif (GPDH) pada anak dan Cara

Menanganinya

Pendahuluan
Gangguan hiperaktif sesungguhnya sudah dikenal sejak sekitar tahun 1900 di tengah dunia
medis.

Pada

perkembangan

selanjutnya

mulai

muncul

istilah

ADHD

(Attention

Deficit/Hyperactivity disorder). Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan


pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity
disorder (ADHD). Dahulu kondisi ini sering disebut minimal brain dysfunction syndrome.
Gangguan hiperaktif adalah gangguan pada anak yang timbul pada masa perkembangan
dini (sebelum berusia tujuh tahun) dengan ciri utama tidak mampu memusatkan perhatian.1
hiperaktif dan impulsif. Ciri perilaku ini mewarnai berbagai situasi dan dapat berlanjut hingga
dewasa. Terdapat cara untuk menangani anak yang mengalami hiperaktif ini baik secara kuratif,
rehabilitatif serta suportif. Banyak faktor yang mempengaruhi gangguan ini dan ianya ada
bersangkutan dengan gangguan mental yang lain.

Isi
Anamnesis
Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara
melakukan serangkaian wawancara dengan pasien (autoanamnesis), keluarga pasien atau dalam
keadaan tertentu dengan penolong pasien (aloanamnesis). Berbeda dengan wawancara biasa,
anamnesis dilakukan dengan cara yang khas, yaitu berdasarkan pengetahuan tentang penyakit
dan dasar-dasar pengetahuan yang ada di balik terjadinya suatu penyakit serta bertolak dari
masalah yang dikeluhkan oleh pasien. Berdasarkan anamnesis yang baik dokter akan
menentukan beberapa hal mengenai hal-hal berikut.2
1. Penyakit atau kondisi yang paling mungkin mendasari keluhan pasien (kemungkinan
diagnosis)
2. Penyakit atau kondisi lain yang menjadi kemungkinan lain penyebab munculnya keluhan
pasien (diagnosis banding)
1

3. Faktor-faktor yang meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit tersebut (faktor


predisposisi dan faktor risiko)
4. Kemungkinan penyebab penyakit (kausa/etiologi)
5. Faktor-faktor yang dapat memperbaiki dan yang memperburuk keluhan pasien (faktor
prognostik, termasuk upaya pengobatan)
6. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medis yang diperlukan untuk menentukan
diagnosisnya
Selain pengetahuan kedokterannya, seorang dokter diharapkan juga mempunyai kemampuan
untuk menciptakan dan membina komunikasi dengan pasien dan keluarganya untuk
mendapatkan data yang lengkap dan akurat dalam anamnesis. Lengkap artinya mencakup semua
data yang diperlukan untuk memperkuat ketelitian diagnosis, sedangkan akurat berhubungan
dengan ketepatan atau tingkat kebenaran informasi yang diperoleh. 2
Anamnesis diawali dengan memberikan salam kepada pasien dan menanyakan identitas
pasien tersebut. Dilanjutkan dengan menanyakan keluhan utama, dan untuk setiap keluhan waktu
muncul gejala, cara perkembangan penyakit, derajat keparahan, hasil pemeriksaan sebelumnya
dan efek pengobatan dapat berhubungan satu sama lain.3
Riwayat penyakit sekarang berhubungan dengan gejala penyakit, perjalanan penyakit dan
keluhan penyerta pasien. Riwayat penyakit terdahulu merupakan penyakit yang pernha diderita
pasien pada masa lalu. Riwayat sosial ialah kondisi lingkungan sosial, ekonomi dan kebiasaan
pasien sehari-hari.

Work Diagnosis
Menurut beberapa pemeriksaan yang telah dilakukan dan juga anamnesis yang telah
dilakukan, bisa dinyatakan suatu kemungkinan bahwa si anak mengalami gangguan pada
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas atau yang biasa disebuat dengan attention deficit
hyperactivity disorder (ADHD). merupakan kejadian yang banyak ditemukan pada anak laki-laki
dibandingkan anak perempuan, kebanyakan anak yang mengalami ADHD berusia antara 4
sampai 14 tahun. ADHD yang dialami pada masa kanak-kanak dapat terbawa sampai usia
dewasa, bahkan hingga tua.4 Dimana sesuai yang telah disebutkan, gangguan ini ditandai dengan
terlihatnya hiperaktivitas, kesulitan dalam memusatkan perhatian.

Selama ini banyak yang belum mengetahui gangguan ini, sehingga orang-orang
menganggap bahwa si anak adalah anak yang nakal sehingga sering diberikan hukuman, dimana
hukuman tersebut tidak akan dapat merubah sikap si anak karena hal ini menetap dalam diri si
anak.4 Gangguan ini dibagi menjadi beberapa tipe, yakni :
1. Tipe kombinasi
Dimana individu ini memiliki lebih dari 6 gejala gangguan pemusatan perhatian dan lebih
dari 6 gejala gangguan hiperaktivitas dan impulsivitas.
2. Tipe inatentif predominan
Individu memiliki enam gejala atau lebih dari gangguan pemusatan perhatian dan gejala
kurang dari enam dari gangguan hiperaktivitas dan impulsivitas.
3. Tipe hiperaktivitas dan impulsivitas predominan
Individu memiliki enam gejala atau lebih dari gangguan hiperaktivitas dan impulsivitas
dan gejala kurang dari enam dari gangguan pemusatan perhatian.
Dimana gejalanya akan mulai muncul dan nampak pada usia sekolah, karena pada usia inilah
anak mulai menggunakan otaknya dalam belajar dan ia mulai memiliki teman dan mengenali
lingkungan barunya.
Diagnosis Differensial
Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas ini memiliki beberapa
komorbiditas yang biasa terjadi sehingga menjadi diagnosis banding untuk anak yang
mengalami GPPH yaitu :
1. Gangguan tingkah laku (Behavior disorder) 30-50%
Suatu kelainan tingkah laku tidak hanya didiagnosis berdasarkan pada tampaknya
satu jenis tingkah laku yang spesifik, tetapi berdasarkan gejala-gejala jamak (multiple
simptomalogy) yang sifatnya terus menerus (persistent) dan menyebabkan orang yang
mengalami kelainan ini secara social lumpuh. Pada anak-anak kelainan tingkah laku itu
biasanya berkaitan dengan tahap perkembangan dan situasi tertentu, misalnya anak
berumur 5 tahun masih suka mengompol bila dirumah sendiri, tetapi bila menginap
ditempat lain tidak mengompol, anak usia sekolah dasar di sekolah sangat agresif dan
mengganggu sedangkan dirumah sama sekali tidak demikian atau sebaliknya. Dari kedua
3

contoh diatas nyata bahwa tidak mudah untuk menentukan apakah sesuatu kelainan
tingkah laku yang diperlihatkan anak merupakan suatu penyimpangan. Akan tetapi suatu
kelainan harus dipandang tidak hanya dari sisi karakteristik dari anak itu sendiri
melainkan juga harus dari sudut interaksi antara anak dengan lingkungannya atau dengan
perkataan lain sehingga timbulnya kelainan tingkah laku yang merupakan tanda adanya
masalah dalam interaksi ini. Bagi orang tua anak dan guru pada umumnya, perilakuperilaku tersebut dianggap wajar dan hanya perlu diberi label nakal atau pembangkang,
dan perlu memperingatkan teman-teman sebayanya untuk berhati-hati bahkan
menjauhinya. Pada akhirnya kesulitan-kesulitan perkembangan yang dialami oleh anak
dengan gangguan emosi dan perilaku yang tidak teridentifikasi, tidak akan teratasi dan
semakin parah, bahkan akan menjadi perilaku menetap hingga dewasa.4
2. Gangguan sikap menentang (Opositional Defiant Disorder/ODD) 30-40%
Gangguan sikap menentang dari seorang anak yang ditandai dengan pola sikap
tidak koorperatif, tidak patuh dan perilaku bermusuhan dengan figur yang berwenang
seperti guru, orang tua atau orang lain. Anak yang menderita ODD ini seringkali
menggangu orang lain, sensitif, cepat emosi dan mudah tersinggung. ODD cenderung
dimiliki oleh anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan. ODD pun biasanya
pada anak terjadi karena pada masa balitanya ketika diberi pengenalan akan sesuatu, anak
tidak diberikan aturan atau ajaran oleh orang tuanya akan hal yang baik dan benar
sehingga ketika beranjak menuju masa anak-anak, anak tersebut kerap memiliki sifat
yang seringkali hanya mementingkan kemauan sendiri tanpa mempertimbangkan apakah
itu benar atau salah. Sehingga seringkali anak yang memiliki ODD, akan memberikan
dampak buruk bagi lingkungan dan dirinya sendiri.
3. Ansietas 25%
Gangguan ansietas adalah sekelompok kondisi yang memberikan gambaran
tentang ansietas yang berlebihan, yang biasanya disertai dengan perilaku yang
berlebihan , respon yang berlebihan dan emosional yang tidak lazim. 5 Individu yang
mengalami ansietas ini biasanya melakukan segala sesuatu secara berlebihan atau
memperlihatkan perilaku yang tidak lazim yaitu seperti melakukan sesuatu tanpa bisa
dikendalikan, panik tanpa alasan, rasa khawatir berlebihan dan tindakan-tindakan lain
yang dilakukan secara berlebihan. Ansietas sendiri biasanya timbul karena rasa panik

terhadap diri sendiri sehingga menghasilkan tindakan yang berlebihan untuk meresponi
hal-hal tersebut.
4. Depresi 15-20%
Istilah suasana hati yang tertekan (depressed mood) mengacu pada periode
kesedihan atau suasana hati yang tidak gembira yang dapat berlangsung singkat atau
selama jangka waktu yang lebih panjang. Hal ini dapat muncul sebagai akibat dari
kehilangan suatu hubungan yang berarti atau kegagalan melakukan tugas yang penting.
Sindroma depresif (depressive syndrome) mengacu pada suatu kelompok tingkah laku
dan emosi, yang meliputi kecemasan dan depresi gejalanya antara lain meliputi perasaan
kesepian, menangis, takut melakukan hal-hal buruk, perasaan ingin menjadi sempurna,
perasaan tidak dicintai, perasaan tidak berharga, gugup, perasaan bersalah, atau sedih,
dan rasa cemas.5 Seringkali pada anak-anak apabila mengalami depresi, maka mereka
akan mengutarakannya dengan sikap yang tidak lazim seperti tidak bisa tenang,
menangis, berteriak dan mengganggu atau merusak hal-hal yang berada disekelilingnya.
5. Gangguan afektif bipolar 11-22%
Gangguan ini memiliki episode berulang dimana afek pasien dan tingkat
aktivitasnya jelas terganggu. Pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai
penambahan energi dan aktivitas seperti contohnya mania dan pada waktu lain berupa
penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas seperti contohnya depresi. 6
Yang khas biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode. Episode manic biasanya
mulai tiba-tiba dan berlangsung antara dua minggu sampai 4-5 bulan, episode depresi
cenderung berlangsung lebih lama (rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun jarang melebihi 1
tahun kecuali pada orang berusia lanjut. Kedua macam episode itu seringkali terjadi
setelah peristiwa hidup yang penuh stress atau trauma mental lain.
6. Asperger
Ada juga gangguan lain yang mungkin saja dapat disimpulkan dari kasus tersebut
adalah sindrom asperger. Dimana individu ini mengalami gangguan pada kemampuan
komunikasi, interaksi sosial, dan juga tingkah laku. Tetapi gangguan ini jauh lebih ringan
dibandingkan pada autisme yang gejalanya hampir serupa dengan sindrom asperger ini,
hanya perbedaannya adalah dimana pada sindrom ini individu masih dapat berinteraksi sosial
dengan tutur kata yang lebih baik meskipun cara bicaranya agak monoton, dibandingkan
5

dengan individu penderita autisme yang tidak mampu berinteraksi sosial dan juga tutur
bahasa yang agak kurang dibandingkan dengan anak-anak normal lainnya. Pada umumnya
anak asperger memiliki minat terhadap buku dan ingatan.7
Gejala-gejala pada sindrom asperger ini sudah muncul sejak usia 3 tahun, seperti yang
telah disebutkan di atas bahwa individu penderita sindrom ini akan mengalami kesulitan dalam
berinteraksi sosial, dan pada saat individu ini besar nanti ia tidak akan dapat berbicara dengan
spesifik sehingga ia berbicara dengan bertele-tele dan hanya tertarik pada satu topik saja tanpa
mementingkan orang lain yang sudah berganti topik atau tidak, mendengarkan pembicaraannya
atau tidak. Sindrom ini mayoritas penderitanya adalah anak laki-laki (9:1).
Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri khusus dari anak-anak penderita sindrom asperger,
yakni :8
a. Ia sering mencari perhatian dari orang lain dengan mengeluarkan suara-suara keras atau
berbicara dengan keras, tanpa peduli apakah orang lain ingin mengganti topik
pembicaraannya.
b. Kadang dapat juga ia mengalihkan pandangan karena tidak ingin bertatapan mata dengan
lawannya, ia juga tidak dapat berkomunikasi nonverbal (atau menggunakan bahasa
c.
d.
e.
f.
g.

tubuh), dan ia juga tidak memperlihatkan adanya ekspresi wajah.


Ketertarikannya hanya terpaut pada satu atau dua hal saja.
Tidak bisa berempati dan tidak peka terhadap perasaan orang lain.
Tidak memiliki rasa humor (ia tidak mengenali lelucon).
Gaya bicaranya monoton, kaku, nada bicaranya juga rendah dan cepat.
Bahasa tubuhnya dan gerak badannya saat melakukan aktivitas terlihat sangat kaku tidak
seperti anak pada umumnya.
Kondisi di atas dapat diperbaiki dengan terapi yang dilakukan dengan segera. Terapi.

yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan psikoterapi secara individual untuk
meningkatkan kecerdasan emosinya dan memodifikasi perilakunya, terapi lainnya dengan
melatih kemampuannya bersosialisasi dan berkomunikasi dengan menggunakan terapi bicara,
memakai psikofarma untuk mengatasi rasa takut, cemas, dan rasa marah yang berlebihan dan
tidak terkendali. Dan apabila individu tersebut sudah terlambat didiagnosa mengalami sindrom
asperger ini, pengobatannya akan sulit dilakukan karena perkembangan otaknya sudah terhenti
(5-6 tahun baru didiagnosa). Tetapi disini ada salah satu terapi yang dapat membantu adalah
dengan mengajak individu tersebut bermain. Dan untuk individu yang memiliki kepandaian yang
tinggi akan lebih mudah diajarkan dalam masalah emosi sosial.
6

7. Retardasi Mental
Retardasi mental adalah suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti atau tidak
lengkap, yang terutama ditandai oleh adanya hendaya ketrampilan selama masa perkembangan,
sehingga berpengaruh pada semua tingkat intelegensia. RM dapat terjadi dengan atau tanpa
gangguan jiwa atau gangguan fisik lainnya. Namun demikian, penyandang RM bisa mengalami
semua gangguan jiwa yang ada. Prevalensi dari gangguan jiwa lainnya sekurang-kurangnya 3-4
lipat pada populasi ini dibandingkan dengan populasi umum. Selain itu penyandang RM
mempunyai resiko lebih besar untuk diekspoitasi dan diperlakukan salah secara fisik atau
seksual. Selalu ada hendaya perilaku adaptif, tetapi dalam lingkungan sosial terlindung dengan
sarana pendukung yang baik, hendaya ini mungkun tidak tampak sama sekali pada penyandang
RM ringan.
Kriteria diagnostik umtuk RM menurut DSM IV TR yang pertama adalah fungsi
intelektual di bawah rata-rata(IQ 70 atau kurang) yang telah diperiksa secara individual, dan
yang kedua adalah kekurangan atau gangguan dalam perilaku adaptif (kekurangan individu
untuk memenuhi tuntutan standard perilaku sesuai dengan usianya dari lingkungan budayanya)
dalam sedikitnya 2 hal, yaitu komunikasi, self-care, kehidupan rumah tangga, ketrampilan
sosial/interpersonal, menggunakan sarana komunitas, mengarahkan diri sendiri, ketrampilan
akademis fungsional, pekerjaan, waktu senggang, kesehatan dan keamanan, dan yang terakhir
adalah awitan terjadi sebelum usia 18 tahun.

Retardasi Mental Ringan


Penyandang RM ringan biasanya agak terlambat dalam belajar bahasa tetapi sebagian

besar dapat mencapai kemampuan berbicara untuk keperluan sehari-hari, mengadakan


percakapan dan dapat diwawancarai. Kebanyakan dari mereka juga dapat mandiri penuh dalam
hal merawat diri sendiri (makan, mandi, berpakaian, buang air besar dan kecil) dan mencapai
ketrampilan praktis serta ketrampilan rumah tangga, walaupun perkembangannya agak terlambat
dibandingkan anak normal.

Kesulitan utama biasanya tampak dalam pekerjaan sekolah yang bersifat akademik.
Banyak diantara mereka mempunyai masalah khusus dalam membaca dan menulis. RM ringan
bisa sangat tertolong dengan pendidikan yang dirancang untuk mengembangkan ketrampilan
mereka dan mengompensasi kecacatan mereka. Kebanyakan penyandang RM ringan yang
tingkat intelegensia lebih tinggi mempunyai potensi melakukan pekerjaan yang lebih
membutuhkan kemampuan praktis daripada kemampuan akademik, termasuk pekerjaan tangan
yang tidak memerlukan ketrampilan atau hanya memerlukan sedikit ketrampilan saja.
Dalam konteks sosio-kultural yang memerlukan sedikit prestasi akademik, sampai tingkat
tertentu penyandang RM ringan tidak mengalami masalah. Namun demikian, bila juga terdapat
immaturitas emosional dan sosial yang nyata, maka tampak akibat kecacatannya misalnya
ketidakmampuan mengatasi tuntutan pernikahan, pengasuhan anak atau kesulitan perilaku,
emosional dam sosial dari penyandang RM ringan dan kebutuhan untuk terapi dan dukungan
untuk hal tersebut, timbul dari mereka sendiri. Mereka lebih mirip dengan mereka yang normal
intelegensinya daripada masalah spesifik dari penyandang RM sedang dan berat. Etiologi
organik sudah lebih banyak diidentifikasi di antara pasien, meskipun belum merupakan
mayoritas.
Bila menggunakan tes IQ baku yang tepat, maka IQ 50 sampai 69 menunjukkan RM
ringan. Pemahaman dan penggunaan bahasa cenderung terlambat pada berbagai tingkat dan
masalah kemampuan bicara resmi akan mengganggu perkembangan kemandiriannya yang
mungkin menetap sampai usia dewasa. Etiologi organik hanya dapat diidentifikasi pada sebagian
kecil pasien. Keadaan lain yang menyertai seperti autisme, gangguan perkembangan lain,
epilepsi, gangguan tingkah laku atau disabilitas fisik dapat ditemukan dalam berbagai proporsi.
Bila terdapat gangguan demikian harus diberi kode tersendiri.

Retardasi Mental Sedang


Penyandang RM kategori ini lambat dalam mengembangkan pemahaman dan

penggunaan bahasa, prestasi akhir yang dapat dicapai dalam bidang ini terbatas. Ketrampilan
merawat diri dan ketrampilan motorik juga terlambat. Sebagian dari mereka memerlukan
pengawasan semur hidup. Kemajuan dalam pendidikan sekolah terbatas tetapi sebagian dari
8

mereka ini dapat belajar ketrampilan dasar yang dibutuhkan membaca, menulis dan berhitung.
Program pendidikan khusus dapat memberi kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan
potensi mereka yang terbatas dan memperoleh beberapa ketrampilan dasar.
IQ biasanya berada dalam rentang 35 sampai 49. Biasanya mereka menunjukkan
ketrampilan kemampuan yang tidak sesuai, beberapa dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi
dalam ketrampilan visuo-spatial daripada tugas-tugas yang tergantung pada bahasa, sedangkan
yang lainnya sangat canggung tetapi dapat mengadakan interaksi sosial dan percakapan
sederhana. Tingkat perkembangan bahasa bervariasi: ada yang dapat mengikuti percakapan
sederhana, sedangkan yang lain hanya dapat berkomunikasi seadanya untuk kebutuhan dasar
mereka. Ada yang tidak pernah belajar menggunakan bahasa, meskipun mereka mungkin dapat
mengerti instruksi sederhana dan belajar menggunakan isyarat tangan untuk kompensasi
disabilitas berbicara mereka.
Etiologi organik dapat diidentifikasi pada mayoritas penyandang RM sedang. Autisme
masa anak atau gangguan perkembangan prevasif terdapat pada sebagian kecil kasus yang
mempunyai pengaruh besar pada gambaran klinis dan tipe penatalaksanaan yang dibutuhkan.
Epilepsi, disabilitas nerologis dan fisik juga lazim ditemukan meskipun kebanyakan penyandang
RM sedang mampu berjalan tanpa bantuan. Karena tingkat perkembangan bahasanya yang
terbatas sulit untuk menegakkan kondisi psikiatrik lain yang menyertainya tanpa informasi yang
diperoleh dari orang lain yang menyertainya.

Retardasi Mental Berat


Kategori ini pada umumnya mirip dengan RM sedang dalam hal gambaran klinis,

terdapatnya suatu etiologi organik dan kondisi yang menyertainya. Prestasi yang lebih rendah
juga paling lazim pada kelompok ini. Kebanyakan penyandang RM kategori ini menderita
hendaya motorik yang mencolok dan defisit lain yang menyertainya. Hal ini menunjukkan
adanya kerusakan atau penyimpangan perkembangan yang bermakna secara klinis dari susunan
saraf pusat. IQ biasanya berada dalam rentang 20 sampai 34.

Retardasi Mental Sangat Berat


9

Secara praktis penyandang yang bersangkutan sangat terbatas kemampuannya untuk


memahami atau mematuhi permintaan atau instruksi. Sebagian besar dari mereka tidak dapat
bergerak atau sangat terbatas dalam gerakannya, mungkin juga terdapat inkontinensia, dan hanya
mampu mengadakan komunikasi non-verbal yang belum sempurna. Mereka tidak atau hanya
mempunyai sedikit sekali kemampuan untuk mengurus sendiri kebutuhan dasar mereka sendiri,
dan senantiasa memerlukan bantuan dan pengawasan.
IQ dalam kategori ini diperkirakan kurang dari 20. Pemahaman dan penggunaan bahasa
terbatas, kemampuan tertinggi hanyalah mengerti perintah dasar dan mengajukan permohonan
sederhana. Kemampuan visuo-spasial yang paling dasar dan sederhana tentang memilih dan
mencocokkan mungkin dapat dicapainya dan dengan pengawasan dan petunjuk yang tepat
penyandang mungkin dapat sedikit ikut melakukan tugas rumah tangga dan praktis. Etiologi
organik dapat diidentifikasikan pada sebagian besar kasus. Biasanya ada disabilitas nerologis dan
fisik lain yang berat yang mempengaruhi mobilitas, seperti epilepsi dan hendaya daya lihat dan
daya dengar. Sering ada gangguan perkembangan pervasive dalam bentuk sangat berat
khususnya autisme yang tidak khas terutama pada penyandang yang dapat bergerak.
Etiologi
Ada berbagai teori tentang penyebab seorang anak menjadi hiperaktif. Tetapi, belum
ditemukan satu penyebab pastinya. Berbagai faktor tersebut adalah:

Genetik
Sebagian besar anak hiperaktif mempunyai sedikitnya satu sanak keluarga yang
selagi kecil juga mengalami hal serupa. Jadi, diduga bahwa hiperaktif dipengaruhi
oleh keturunan. Namun, belum ditemukan gen spesifik penyebab hiperaktif.7

Neurologik
Insiden hiperaktif yang lebih tinggi didapatkan pada bayi yang lahir dengan
masalah-masalah prenatal seperti lamanya proses persalinan, distress fetal,
persalinan dengan cara ekstrasi forcep dibandingkan dengan kehamilan dan

10

persalinan yang normal. Disamping itu, faktor-faktor seperti bayi yang lahir
dengan berat badan rendah, ibu yang usianya masih terlalu muda,ibu yang
merokok dan mengkonsumsi alcohol juga dapat meninggikan insiden hiperaktif
dan menyebabkan pertumbuhan otak menjadi lambat.
Faktor etiologi dalam bidang neurologi yang sampai saat ini banyak dianut adalah
terjadinya disfungsi pada salah satu neurotransmitter yang terdapat di otak yang
disebut dopamine. Dopamine merupakan suatu zat aktif yang berguna untuk
memelihara proses konsentrasi.
Beberapa studi juga menunjukan terjadinya gangguan perfusi darah di daerah
tertentu pada anak hiperaktif, yaitu di daerah striatum, daerah orbital-prefrontal,
daerah orbital-limbik otak, khususnya sisi sebelah kanan.8

Lingkungan
Kondisi lingkungan tempat tinggal yang buruk, seperti adanya kandungan timah
atau nitrat dalam air keran, buangan uap atau gas, pestisida, dan zat kimia lain
juga memiliki peranan dalam menyebabkan seorang anak menjadai hiperaktif.

Kekurangan asam lemak essensial


Dari hasil penelitian di Inggris dan Amerika Serikat ditemukan bahwa beberapa
anak hiperaktif juga mengalami kekurangan asam lemak essensial. Gejala
kekurangan asam lemak essensial ini adalah didapati rasa haus yang hebat, kulit
dan rambut yang kering, sering buang air kecil.

Zat Gizi
Beberapa anak yang mengalami hiperaktif didapati menderita kekurangan zinc,
magnesium, atau vitamin B12

Toksik

11

Beberapa zat makanan seperti salisilat dan bahan-bahan pengawet memiliki


potensi untuk memebentuk perilaku hiperaktif pada anak, karena kadar timah lead
dalam serum darah anak sakan meningkat.

Gejala Klinik
Seorang anak yang mengalami ADHD memiliki berbagai Ciri-ciri, yaitu :

Tidak dapat memusatkan perhatian. Ciri-ciri : sulit menerima pelajaran, sering


seperti tidak mendengarkan orang yang berbicara kepadanya, selalu membuat
kesalahan karena kurang teliti atau ceroboh, tugas-tugas yang diberikan tidak
diselesaikan secara baik, mudah kehilangan brang-barang

Impulsif. Ciri-ciri : sering bertindak tanpa dipikir lebih dahulu, tidak sabar
menunggu giliran (antrean) dalam permainan, sering menyela pembicaraan orang
lain, usil dan sering menggangu teman, menjwab pertanyaan sebelum pertanyaan
selesai diajukan, sulit bertahan dalam satu kegiatan dan dengan cepat beralih ke
kegiatan lain.

Hiperaktif. Ciri-ciri : sulit duduk diam walau hanya sejenak, sering melompat ke
sana kemari, banyak berbicara, di dalam kelas sering meninggalkan tempat
duduknya.

Dan adapula gangguan lain yang akan muncul seiring dengan perkembangan si anak
seperti kesulitan belajar karena sulitnya memusatkan perhatian pada suatu topik, sindrom
12

Tourette adalah keadaan dimana penderita melakukan gerakan-gerakan aneh dan berlebihan
seperti selalu mengedip-ngedipkan matanya, berdeham seakan membersihkan lendir (sindrom ini
dapat diatasi dengan pemberian obat) dan sindrom ini berkaitan erat dengan ADHD. Selain itu
ada juga gangguan lain yang muncul seperti gangguan perilaku menentang (kehilangan
pengendalian diri, mudah tersinggung), dan gangguan tingkah laku.

Penatalaksanaan
Sampai pada saat ini, belum ada jenis terapi yang benar-benar diakui dapat
menyembuhkan gangguan ADHD ini. menurut suatu akademi dia Amerika Serikat menyatakan
bahwa pengobatan atau pertolongan yang paling baik sampai saat ini adalah dengan melakukan
pendekatan komprihensif yang multidisiplin, juga dengan terapi perilaku, dan latihan
keterampilan sosial. Tujuan utama dari penatalaksanaan ini sebenarnya untuk memperbaiki pola
perilaku dan sikap anak dalam menjalankan fungsinya sehari-hari terutama dalam memperbaiki
pengendalian diri dan juga untuk memperbaiki pola adaptasi dan penyesuaian sosial anak
sehingga terbentuk kemampuan sosial yang baik dan matang.
Selain dengan terapi biasa, dianjurkan juga untuk menggunakan terapi psikofarmako.
Terapi yang dilaksanakan dengan menggunakan bantuan obat yang sudah dilakukan sejak 50
tahun yang lalu. Obat yang menjadi pilihan utama adalah obat golongan psikostimulan, ada tiga
jenis golongan psikostimulan, yakni:7
a. Golongan metilfenidat (satu-satunya yang ada di Indonesia)
b. Golongan deksamfetamin
c. Golongan pemolin
Pemberian obat psikostimulan golongan metilfenidat ini 60-70% dapat menghilangkan
atau juga mengurangi gejala hiperaktivitas-impulsivitas dan inatensi, tetapi efek samping dari
pemberian obat ini adalah penarikan diri dari dunia sosial, menjadi over fokus, nafsu makan
menurun, mudah menangis, kesulitan tidur, sakit kepala, pusing, dan beberapa efek lain. Efek
samping yang timbul tersebut merupakan suatu efek yang akan timbul pada pemakaian pertama
atau penggunaannya dengan dosis tinggi, selanjutnya efek tersebut akan mulai menurun dan
13

menghilang setelah beberapa jam dari penggunaan atau dosis pemakaiannya diturunkan. Dan
yang terpenting adalah penggunaan obat ini harus diberhentikan secara bertahap agar tidak
menimbulkan suatu ketergantungan. Tetapi penggunaan obat ini sudah dapat dikatakan cukup
efektif disamping efek samping tersebut.

Metilfenidat :
1. IR (Immidiate Release) kerja awal obat ini cepat (30-60 menit), efektif untuk 70%
kasus, dan terjamin aman.
2. SR (Slow Release) diminum saat pagi hari dan dengan penambahan dosis, pada
umumnya ditujukan pada remaja untuk menghindari obat siang.
3. OROS (Osmotic Release Oral System) diminum saat pagi hari, dan juga dengan
penambahan dosis.
Ketiganya menimbulkan efek samping yang sama seperti yang telah disinggung di atas. Dan juga
ada beberapa obat yang dapat digunakan sebagai penghilang gejala dari ADHD seperti :
-

Obat antidepresan golongan trisiklik


Obat antidepresan golongan SSRI
Obat antidepresan golongan MAOI
Obat antipsikotik atipikal
Obat golongan antikovulsan
Selain dengan pemberian terapi pada anak penderita ADHD, yang perlu diberikan

tanggung jawab adalah orangtua, orangtua juga harus dibina mengenai bagaimana cara
menghadapi anak dengan gangguan tersebut, sehingga mereka dapat berinteraksi dengan baik
dan sesuai seperti dengan memberi pengertian terhadap orangtua mengenai gangguan yang
diderita si anak kemudian mengubah pola asuh yang dahulunya keras terhadap anak agar
menguranginya, memberikan reward kepada anak apabila ia berhasil melaksanakan tugasnya,
mendampinginya di saat belajar akan dapat lebih berkonsentrasi, dan tidak memberikan
hukuman yang berlebihan terhadap si anak karena hal tersebut hanya dapat memperburuk
masalah.
14

Prognosis
Pada anak ADHD yang tidak mendapat terapi, sekitar 30% diantaranya dapat hidup
normal. Walaupun demikian, 50-60% anak tetap bermasalah dengan konsentrasi dan implusivitas
sehingga mengalami kesulitan di tempat kerja, hubungan interaksi sosial yang buruk, rasa
percaya diri rendah, maupun emosi labil. Sekitar 10-15% anak akan mengalami masalah
psikiatrik, menjadi anti-sosial, depresi, menyalahgunakan narkoba atau alkohol, mengedarkan
narkoba, bahkan melakukan tindak kriminal.

Penutup
Kesimpulan
Seorang anak yang sering tidak bisa diam dan selalu membuat masalah dapat dianggap
mengalami gangguan pemusatan perhatian atau ADHD, gangguan ini menyebabkan seorang
anak kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi dan membuat dirinya tidak bisa diam dan
melakukan berbagai bentuk aktifitas. Gangguan ini (ADHD), akan mendapatkan prognosis yang
baik apabila gangguan ini dapat didiagnosa dengan baik sejak dini dan dilakukan terapi yang
sudah dianjurkan. Gangguan ini akan menghilang pada usia remaja awal, remaja akhir, atau
mungkin pada usia dewasa awal. Tetapi apabila gangguan ini tidak dapat diketahui dari awal
makan si pasien akan mengalami gangguan sampai ia dewasa sampai menggunakan obat-obat
terlarang untuk membuat dirinya menjadi tenang karena kegelisahan yang ia alami.

15

Daftar Pustaka :
1. Soetjaningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC. 2003.h.1-104.
2. Gleadle, Jonathan. Pengambilan anamnesis. Dalam : At a glance anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Jakarta : Penerbit Erlangga; 2007. h. 1-17.
3. Welsby PD. Pemeriksaan fisik dan anamnesis klinis. Jakarta : EGC; 2009.h.2-7.
4. Mahabbati A. Identifikasi anak dengan gangguan emosi dan perilaku disekolah dasar.
Jurnal pendidikan khusus Vol 2 No.2, Nop 2006.
5. Videbeck SL. Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2008.h.307.
6. Bastaman TK, Amir N, Idris IK, Wiguna T. Leksikon istilah kesehatan jiwa dan psikiatri.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2011.h.8.
7. Thompson J. Toodlercare. dalam : pedoman merawat balita. Jakarta : Penerbit Erlangga;
2003. h.87-90.
8. Fadhli A. Buku pintar kesehatan anak. Yogyakarta: Pusaka Anggrek; 2010.h. 45-9
9. Muscari ME. Panduan belajar keperawatan pediatrik. Ed. 3. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2005; h.128-131.

16

Vous aimerez peut-être aussi