Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Makanan Ibu bisa mempengaruhi bayi lewat pemberian ASI (terutama pada rasa ASI).
Hindari makanan berbumbu tajam atau pedas juga kafein karena bisa menjadi
stimulan bagi bayi seperti kembung, diare, alergi atau masalah lain.
Produk olahan susu, bawang bombay, kubis mungkin membuat bayi Ibu
kembung dan kolik.
Apakah bayi Ibu alergi terhadap sesuatu yang baru Ibu makan?
Bila bayi Ibu mengalami gangguan pencernaan atau ruam setelah disusui, ia mungkin
alergi terhadap sesuatu yang baru Ibu makan. Susu sapi, kacang, gandum, ikan dan
telur adalah beberapa makanan yang dapat menyebabkan reaksi alergi.
Jika itu terjadi, untuk sementara hindari makanan atau minuman yang menurut Ibu
menyebabkan alergi. Coba lagi lain hari dan lihat apakah ada reaksi. Kecuali ada
riwayat alergi dalam keluarga dari makanan tertentu, hindari sama sekali makanan
tersebut. Buat catatan harian tentang makanan yang Ibu konsumsi untuk memudahkan
dalam melacak bagaimana respons bayi mereka setelah disusui.
www.ClubNutricia.co.id
Kandungan ASI nyaris tak tertandingi. ASI mengandung zat gizi yang secara khusus
diperlukan untuk menunjang proses tumbuh kembang otak dan memperkuat daya
tahan alami tubuhnya. Kandungan ASI yang utama terdiri dari:
1. LAKTOSA
merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang berperan penting sebagai sumber
energi . Selain itu laktosa juga akan diolah menjadi glukosa dan galaktosa yang
berperan dalam perkembangan sistem syaraf. Zat gizi ini membantu penyerapan
kalsium dan magnesium di masa pertumbuhan bayi.
2. LEMAK
Mempererat jaringan kasih sayang antara anda dan buah hati. kontak kulit
selama menyusui meningkatkan hubungan emosiaonal antara ibu dan bayi
ASI tidak perlu botol, sehingga steril dan tidak mudah tercemar
ASI gratis, anda tidak perlu menyisishkan dana untuk m,embeli susu
sakina d.aman.com/berita/manfaat-dan-kandungan-asi
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada bayi berumur
nol sampai enam bulan.
Rulina menegaskan bahwa ASI eksklusif adalah makanan terbaik yang harus
diberikan kepada bayi, karena di dalamnya terkandung hampir semua zat gizi yang
dibutuhkan oleh bayi.
"Tidak ada yang bisa menggantikan ASI karena ASI didesain khusus untuk bayi,
sedangkan susu sapi komposisinya sangat berbeda sehingga tidak bisa saling
menggantikan," jelasnya.
Menurut dia, ada lebih dari 100 jenis zat gizi dalam ASI antara lain AA, DHA, Taurin
dan Spingomyelin yang tidak terdapat dalam susu sapi. Beberapa produsen susu
formula mencoba menambahkan zat gizi tersebut, tetapi hasilnya tetap tidak bisa
menyamai kandungan gizi yang terdapat dalam ASI.
"Lagi pula penambahan zat-zat gizi tersebut jika tidak dilakukan dalam jumlah dan
komposisi yang seimbang maka akan menimbulkan terbentuknya zat yang berbahaya
bagi bayi," katanya
Manfaat ASI
Rulina juga mengemukakan, ASI sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan anak.
"Menurut penelitian, anak-anak yang tidak diberi ASI mempunyai IQ (Intellectual
Quotient) lebih rendah tujuh sampai delapan poin dibandingkan dengan anak-anak
yang diberi ASI secara eksklusif.
Anak-anak yang tidak diberi ASI secara eksklusif juga lebih cepat terjangkiti penyakit
kronis seperti kanker, jantung, hipertensi dan diabetes setelah dewasa. Kemungkinan
anak menderita kekurangan gizi dan mengalami obesitas (kegemukan) juga lebih
besar.
Selain pada anak, pemberian ASI juga sangat bermanfaat bagi ibu. ASI, selain dapat
diberikan dengan cara mudah dan murah juga dapat menurunkan resiko terjadinya
pendarahan dan anemia pada ibu, serta menunda terjadinya kehamilan berikutnya.
Hal lain yang jauh lebih penting adalah timbulnya ikatan bathin (bonding) yang kuat
antara ibu dan anak.
"Ibu juga tidak perlu susah-susah melakukan diet untuk mengecilkan perut setelah
melahirkan, karena hisapan anak pada puting susu ibu merangsang keluarnya hormon
yang dapat mengencangkan dinding-dinding perut ibu kembali," katanya.
Ibu yang bekerja di luar rumah pun tidak perlu khawatir tidak bisa memberikan ASI
eksklusif kepada bayinya, karena ASI bisa diperah setiap tiga sampai empat jam sekali
untuk disimpan dalam lemari pendingin.
"Dalam kondisi biasa ASI bisa tahan disimpan dalam enam sampai delapan jam, tetapi
jika disimpan dalam lemari pendingin bisa tahan sampai 2 X 24 jam. (Ant/O-1)
www.depkes.go.id
digilib.unsri.ac.id/jurnal/health-sciences/...pembentukan-asi/
I. PENDAHULUAN
Laktasi merupakan bagian terpadu dari proses reproduksi yang memberikan makanan
bayi secara ideal dan alamiah serta merupakan dasar biologik dan psikologik yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan.1
Air susu ibu ( ASI ) merupakan makana yang ideal bagi pertumbuhan neonatus.
Sejumlah komponen yang terkandung di dalamnya, ASI sbagai sumber nutrisi untuk
pertumbuhan dan perlindungan pertama terhadap infeksi. 1,2
Proses pembentukan air susu merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan
hipotalamus, pituitari dan payudara, yang sudah dimulai saat fetus sampai pada masa
pasca persalinan. ASI yang dihasilkan memiliki komponen yang tidak konstan dan
tidak sama dari waktu ke waktu tergantung stadium laktasi. 3,4
Dengan terjadinya kehamilan pada wanita akan berdampak pada pertumbuhan
payudara dan proses pembentukan air susu ( Laktasi ). Dengan tulisan ini dibuat
seagai salah satu bahan diskusi untuk mencari gambaran dan kejelasan tentang proses
pertumbuhan payudara sampai dikeluarkannya air susu serta faktor faktor yang
dapat mempengaruhi proses tersebut.
II. ANATOMI PAYUDARA
Penting untuk mengetahui anatomi payudara yang berkaitan dengan aktivitas
fungsional dan berbeda pada masa sebelum pubertas,pubertas, adolesen, dewasa,
menyusui dan multipara. 3,4,5
Secara vertikal payudara terletak antara kosta II dan VI, secara horizontal mulai dari
pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis. Kelenjar susu berada di jaringan
subkutan, tepatnya diantara jaringan subkutan superfisial dan profundus, yang
menutupi muskulus pektoralis mayor, sebagian kecil seratus anterior dan obliqus
eksterna. Bentuk dan ukuran payudara akan bervariasi menurut aktivitas
fungsionilnya seperti apa yang didapatkan pada masa sebelum pubertas, pubertas,
adolesen, dewasa, menyusui dan multipara. 5,6
Pada Payudara terdapat puting susu yang terletak setinggi interkosta IV. Pada tempat
ini terdapat lubang lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus,
ujung ujung syaraf, pembuluh darah, pembuluh getah bening, serat otot polos
sirkuler. Payudara terdiri dari 15 25 lobus. Masing masing lobus terdiri dari 20
40 lobulus , selanjutnya masing masing lobulus terdiri dari 10 100 alveoli dan
masing masing dihubungkan dengan saluran air susu/ sistem duktus. 3,4,5,6
Gambar 1.A. Morfologi payudara dewasa dengan potongan yang menunjukkan lemak dan sistem duktus. B.
Skema sederhana yang menggambarkan system duktus dan sel mioepite l yang mengelilingi duktus.
Dikutip dari Soetjiningsih 3
rasa sakit. Rasa sakit ini akan merupakan stres lagi bagi seorang ibu
sehingga stres akan bertambah. 3,4,5
Gambar 4, Refleks let down
Dikutip dari Soetjiningsih 3
Gambar. 5. Faktor yang mempengaruhi laktasi dan pengeluaran air susu pada periode postpartum
Dikutip dari Kochenour NK 4
Karena refleks let down tidak sempurna maka bayi yang haus jadi tidak
puas. Ketidak puasan ini akan merupakan tambahan stres bagi ibunya.
Bayi yang haus dan tidak puas ini akan berusaha untuk dapat air susu
yang cukup dengan cara menambah kuat isapannya sehingga tidak jarang
dapat menimbulkan luka-luka pada puting susu dan sudah barang tentu
luka-luka ini akan dirasakan sakit oleh ibunya yang juga akan menambah
stres-nya tadi. Dengan demikian akan terbentuk satu lingkaran setan yang
tertutup (circulus vitiosus) dengan akibat kegagalan dalam menyusui.
3,4,5,13
IV. PROLAKTIN
Molekul prolaktin diidentifikasikan pertama kali pada tahun 1970, berasal dari selsel spesifik (lactotrophs) di daerah anterior galndula pituitari. Molekul prolaktin
(hPRL) terdiri dari polipeptida tunggal dengan 198 aminoacid dengan berat
molekul 22.000 MW> Strukturnya berbentuk globular yang dirangkai dengan tiga
ikatan disulfid. Secara genetik hPRL berada pada kromosom 6 dengan lokus HLA
5,9
.
Prolaktin merupakan faktor yang paling penting di dalam proses laktasi. Seperti
hormon anterior pituitari lainnya, sekresi prolaktin diatur secara langsung oleh
pengaruh hipotalamus, yaitu prolaktin-inhibiting factor (PIF) seperti dopamin,
GABA dan prolaktin-releaasing factor (PRF) seperti thyrotropin-releasing hormon
(TRH), vasoative intestinal peptide (VIP), oksitosin, angiotensin II dan serotonin.
Pada tingkat pituitari, hprl diatur oleh mekanisme autokrin dan parakrine. Hormon
perifer seperti estrogen, hormon thyroid, vitamin D dan glukokortikoud merupakan
suatu modulator poten sintesis dan pelepasan hPRL 4.9
Sejumlah hormon lain dan fakor neurufarmakologi dapat mempengaruhi sekresi
prolaktin. Beberapa subtansi yang diproduksi oleh hipotalamus memperlihatkan
aktifitas prolaktin releasing factor (PRF). Thyrotropin reseasing factor (TRF)
hipothalamik mempengaruhi perangsangan pengeluaran prolaktin. Kadar T 4
(thyroxsine) dan T3 (triiodothyronim) yang rendah seperti dalam hipothyroidismmengingkatkan pelepasan prolaktin dibawah pengaruh TRF.
3. Angiotensin II
Angiotensi II (AII) merupakan stimulator yang poten dalam
pelepasan PRL. Bekerja pada reseptor spesifik di laktrotrop, dan
kerja PRF dapat dihambat oleh AII antagonis (saralasin). Aksi
PRF dari AII lebih poten bila dibandingkan dengan TRH dan
kerjanya labih cepat (10 menit mencapai puncaknya).
4. Serotonin
Serotonin juga merupakan salah satu PRF. Peningkatan kadar
serotonin akan menyebabkan pelepasan PRL, sebaliknya kadar
serotonin yang rendah akan mengurangi sekresi prolaktin.
Reseptor-reseptor spesifik prolaktin lainnya juga ditemukan di
ovaarium, pituitari, uterus, liver dan ginjal. Pada jaringan mammae,
prolaktin terletak di permukaan sel-sel alveolar dan berpengaruh pada
proses intraseluler. Prolaktin menyebabkan mitosis pada sel-sel
epitelial galandula mammae dan merangsang sintesis protein susu,
lemak dantransferase. Berlawanan dengan efek stimulator prolaktin,
progesteron memblok sintesis karbohidrat dan bagian-bagian laktose,
-lactalbumin dan galaktosyl , -lactalbumin.
Reseptor lainnya yang diduga akan mempengaruhi kerja PRL adalah
glukokortikoid yang mempengaruhi transkripsi gen PRL, Vitamin D
yang mempengaruhi akumulasi RNA prolakton. Esrogen akan
memacu sintesis dan pelepasan PRL tetapi sangat tergantung pada
durasi dan dosis pemberiannya.
V. MEKANISME MENYUSUI
Bayi yang sehat mempunyai 3 refleksi intrinsik, yang diperlukan untuk berhasilnya
menyusui seperti :
A. Refleksi mencari (Rooting reflekx).
Payudara ibu yang menempel pada pipi atau derah sekeliling mulut merupakan
rangsangan yang menimbulkan refleks mencari pada bayi. Ini menyebabkan
kepala bayi berputar menuju puting susu yang menempel tadi diikuti dengan
membuka mulut dan kemudian puting susu ditarik masuk ke dalam mulut.
B. Refleks mengisap (Sucking reflex)
Tehnik menyusui yang baik adalah apabila kalang payudara sedapat mungkin
semuanya masuk ke dalam mulut bayi, tetapi hal ini tidak mungkin dilakukan
pada ibu yang kalang payudaranya besar. Untuk itu maka sudah cukup bila
rahang bayi supaya menekan sinus laktiferus yang terletak di puncak kalang
payudara di belakang puting susu. Adalah tidak dibenarkan bila rahang bayi
hanya menekan puting susu saja, karena bayi hanya dapat mengisap susu sedikit
dan pihak ibu akan timbul lecet-lecet pada puting susunya. Puting susu yang
sudah masuk ke dalam mulut dengan bantuan lidah, di mana lidah dijulurkan di
atas gusi bawah puting susu ditarik lebih jauh sampai pada orofaring dan rahang
menekan kalang payudara di belakang puting susu yang pada saat itu sudah
terletak pada langit-langit keras (palatum durum). Dengan tekanan bibir dan
gerakan rahang secara berirama, maka gusi akan menjepit kalang payudara dan
sinus laktiferus, sehingga air susu akan mengalir ke puting susu, selanjutnya
bagian belakang lidah menekan puting susu pada langit-langit yang
mengakibatkan air susu keluar dari puting susu. Cara yang dilakukan oleh bayi ini
tidak akan menimbulkan cedera pada puting susu.
C. Refleks menelan (Swallowing reflex).
Pada saat air susu keluar dari puting susu, akan disusul dengan gerakan mengisap
(tekanan negatif) yang ditimbulkan oleh otot-otot pipi, sehingga pengeluaran air
susu akan bertambah dan diteruskan dengan mekanisme menelan masuk ke
lambung. Keadaan akan terjadi berbeda bila bayi diberi susu botol di mana
rahang mempunyai peranan sedikit di dalam menelan dot botol, sebab susu
dengan mudah mengalir dari lubang dot. Dengan adanya gaya berat, yang
disebabkan oleh posisi botol yang dipegang ke arah bawah dan selanjutnya
dengan adanya isapan pipi (tekanan negatif) kesemuanya ini akan membantu
aliran susu, sehingga tenaga yang diperlukan oleh bayi untuk mengisap susu
menjadi minimal. Kebanyakan bayi-bayi yang masih baru belajar menyusui pada
ibunya, kemudain dicoba dengan susu botol secara bergantian, maka bayi tersebut
akan menjadi bingung puting (nipple confusion). Sehingga sering bayi menyusu
pada ibunya, caranya menyusui seperti mengisap dot botol, keadaan ini berakibat
kurang baik dalam pengeluaran air susu ibu. Oleh karena itu kalau terpaksa bayi
tidak bisa langsung disusui oleh ibunya pada awal-awal kehidupan, sebaiknya
bayi diberi minum melalui sendok, cangkir atau pipet, sehingga bayi tidak
mengalami bingung puting (Neifert, 1995).
VI. KOMPOSISI ASI
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam-garam organik
yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama
bagi bayi. Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi air susu ibu adalah Stadium
Laktasi, Ras, Keadaan Nutrisi dan Diit Ibu.
Air susu ibu menurut stadium laktasi adalah kolostrum, air susu transisi / peralihan
dan air susu matur (nature).
A. K o l o s t r u m
Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara,
mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli
dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah masa puerperium.
B. Air Susu Masa Peralihan
Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur.
C. Air Susu Matur
Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya, komposisi relatif
konstan (ada pula yang menyatakan bahwa komposisi ASI relatif konstan baru
mulai minggu ke-3 sampai minggu ke-5).
Tabel 1
Komposisi ASI Matur
Di bandingkan dengan ASI
Hari ke
Hari ke
Hari ke
Prematur Zat Gizi
3-5
8-11
15-18
Matur
Prematur
Matur
Prematur
Matur
Prematur
Energi
48
58
59
71
62
71
(kcal/dl)
Lemak
1.85
3.0
2.9
4.14
3.06
4.33
(g/dl)
Protein
1.87
2.10
1.7
1.86
1.52
1.71
(g/dl)
Laktosa
5.14
5.04
5.98
5.55
6.0
3.63
(g/dl)