Vous êtes sur la page 1sur 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, khususnya sekolah memerlukan kompenenkompenen dalam memanajemen sekolah guna membantu tercapainya tujuan
yang diharapkan. Manajemen sekolah merupakan bagian dari manajemen
pendidikan, atau penerapan manajemen pendidikan dalam organisasi sekolah
sebagai salah satu kompenen dari sistem pendidikan yang berlaku.
Manajemen sekolah terbatas pada satu sekolah saja, sedangkan manajemen
pendidikan meliputi seluruh kompenen sistem pendidikan, bahkan bisa
menjangkau sistem yang lebih luas dan besar secara regional, nasional,
bahkan internasional.
Manajemen sekolah merupakan faktor yang terpenting dalam
menyelenggarakan

pendidikan

dan

pengajaran

di

sekolah

yang

keberhasilannya diukur oleh prestasi tamatan (out put), oleh karena itu dalam
menjalankan kepemimpinan, harus

berpikir sistem artinya

dalam

penyelenggaraan pendidikan di sekolah komponen-komponen terkait seperti:


guru-guru, staff TU, Orang tua siswa/Masyarakat, Pemerintah, anak didik,
dan lain-lain harus berfungsi optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan
kinerja pimpinan.
Dengan adanya manajemen di sekolah dapat diketahui bagaimana
manajemen-manajemen

substansi

pendidikan

di

suatu

sekolah

atau

manajemen berbasis sekolah agar dapat berjalan dengan tertib, lancar, dan
benar-benar terintegrasi dalam suatu sistem kerja sama untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efisien. Hal yang paling penting dalam implementasi
manajemen berbasis sekolah adalah manajemen terhadap kompenenkompenen sekolah itu sendiri. Sedikitnya terdapat tujuh kompenen sekolah
yang harus dikelola dengan baik dalam rangka Manajemen Berbasis Sekolah

(MBS), yaitu kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan,


kesiswaan, keuangan, sarana prasarana pendidikan, pengelolaan hubungan
sekolah dan masyarakat, serta manajemen pelayanan khusus lembaga
pendidikan.
B. Rumusan Maslah
1. Bagaimana pengertian manajemen sekolah?
2. Apa tujuan dan fngsi manajemen sekolah?
3. Apa saja komponen-komponen manajemen sekolah?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian dan pentingnya manajemen sekolah
2. Menegtahui tujuan dan fungsi manajemen sekolah
3. Mengetahui dan memahami macam-macam manajemen komponen
sekolah

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Sekolah


Manajemen
secara
umum

adalah

proses

perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota


organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Sedangkan dalam konteks sekolah yaitu Manajemen sekolah menurut
buku manajamen sekolah sebenarnya merupakan aplikasi ilmu manajemen
dalam bidang persekolahan. Ketika istilah manajemen diterapkan dalam
bidang pemerintahan akan menjadi manajemen pemerintahan, dalam bidang
pendidikan menjadi manajemen pendidikan, begitu seterusnya.
Sedangkan menurut James Jr. manajemen sekolah adalah proses
pendayagunaan sumber-sumber manusiawi bagi penyelenggara sekolah
secara efektif. Sedangkan dalam konteks pendidikan ada juga manajemen
pendidikan.
Menurut Ali Imron manajemen pendidikan adalah proses penataan
kelembagaan pendidikan, dengan melibatkan sumber potensial baik yang
bersifat manusia maupun yang bersifat non manusia guna mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien.
Pada hakekatnya istilah manajemen pendidikan dan manajemen
sekolah mempunyai pengertian dan maksud yang sama. Keduanya susah
untuk dibedakan karena sering dipakai secara bergantian dalam pengertian
yang sama. Apa yang menjadi bidang manajemen pendidikan adalah juga
merupakan bidang manajemen sekolah. Demikian pula proses kerjanya
ditempuh melalui fungsi-fungsi yang sama, yang diturunkan dari teori
administrasi dan manajemen pada umumnya.
B. Tujuan Manajemen sekolah
Tujuan

Manajemen

Sekolah

menurut

Sagala

(2007)

adalah

mewujudkan tata kerja yang lebih baik dalam empat hal.


1) Meningkatnya efesiensi penggunaan sumber daya dan penugasan staf.
2) Meningkatnya profesionalisme guru dan tenaga kependidikan di sekolah.

3) Munculnya gagasan-gagasan baru dalam implementasi kurikulum,


penggunaan teknologi

pembelajaran, dan pemanfaatan sumber-sumber

belajar.
4) Meningkatnya mutu partisipasi masyarakat
Tujuan utama penerapan Manajemen Sekolah pada intinya adalah
untuk penyeimbangan struktur kewenangan antara sekolah, pemerintah
daerah pelaksanaan proses dan pusat sehingga manajemen menjadi lebih
efisien. Kewenangan terhadap pembelajaran di serahkan kepada unit yang
paling dekat dengan pelaksanaan proses pembelajaran itu sendiri yaitu
sekolah.
Disamping itu untuk memberdayakan sekolah agar sekolah dapat
melayani masyarakat secara maksimal sesuai dengan keinginan masyarakat
tersebut. Tujuan penerapan Manajemen sekolah adalah untuk memandirikan
atau memberdayakan sekolah melalui kewenangan kepada sekolah dan
mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara
partisipatif.
Lebih rincinya Manajemen sekolah bertujuan untuk:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat

dalam

menyelenggarakan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama.


3. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orangtua, masyarakat, dan
pemerintah tentang mutu sekolahnya.
4. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu
pendidikan yang akan dicapai.
C. Fungsi Manajemen sekolah
Beberapa fungsi-fungsi manajemen sekolah antara lain:
a. Merencanakan cara dan langkah-langkah mewujudkan tujuan program
sekolah.
b. Mengalokasikan baik sumber daya maupun kegiatan mengajar sehingga
masig-masing tahu tugas dan tanggung jawab.
c. Memotifasi dan menstimulir kegiatan staf pengajar sehingga mereka
dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

d. Mengkoordinir kegiatan anggota staf pengajar dan setiap satuan tugas di


sekolah sehingga tenaga dapat digunakan seefektif mungkin.
e. Menilai efektifitas program dan pelaksanaan tugas pengajaran dan
tujuan-tujuan sekolah yang ditentukan sudah tercapai apa belum. Dan
menilai pertumbuhan kemampuan mengajar tiap guru.
D. Macam-Macam Komponen Manajemen Sekolah
Terdapat tujuh komponen manajemen sekolah yang harus dikelola
dengan baik dalam rangka pencapaian tujuan sekolah yaitu :
1. Manajemen Kurikulum dan program Pengajaran
Kurikulum dan program pengajaran merupakan pijakan dalam
proses pendidikan yang diselenggarakan pada sebuah lembaga pendidikan,
Perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional telah dilakukan
Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Akan tetapi sekolah
juga bertugas dan berwenang mengembangkan kurikulum muatan lokal
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat setempat.
Dalam manajemen berbasis sekolah di Indonesia untuk muatan
lokal

mengharuskan

setiap

satuan

pendidikan

diharapkan

dapat

mengembangkan dan memunculkan keunggulan program pendidikan


tertentu

sesuai

dengan

latar

belakang

tuntutan

lingkungansosial

masyarakat. Dengan otonomi sekolah dalam arti luas mempunyai fungsi


untuk

menghubungkan

program-program

sekolah

dengan

seluruh

kehidupan peserta didik dan kebutuhan lingkungan sehingga setelah siswa


menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan mereka siap pakai
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Tujuan manajemen kurikulum atau pengajaran:
a. Untuk mengelola perancangan kurikulum pembelajaran
b. Untuk mengelola implementasi kurikulum pembelajaran
c. Untuk mengelola pelaksanaan evaluasi kurikulum/pembelajaran
d. Untuk mengelola perumusan penetapan kriteria dan pelaksanaan
kurikulum kelas/kelulusan
e. Untuk mengelola pengembangan bahan ajar, media, dan sumber belajar
f. Untuk mengelola pengembangan ekstrakurikuler dan ko-kurikuler
g. Untuk mengelola penerapan uji coba atau merintis pembelajaran yang
dicenangkan pemerintah pusat

Dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),


Tita Lestari (2006) mengemukakan tentang siklus manajemen
kurikulum yang terdiri dari empat tahap :
Tahap perencanaan; meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
(1) analisis kebutuhan
(2) merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis
(3) menentukan disain kurikulum
(4) membuat rencana induk (master plan): pengembangan, pelaksanaan,
dan penilaian.
Tahap pengembangan meliputi langkah-langkah :
(1) perumusan rasional atau dasar pemikiran;
(2) perumusan visi, misi, dan tujuan
(3) penentuan struktur dan isi program
(4) pemilihan dan pengorganisasian materi
(5) pengorganisasian kegiatan pembelajaran
(6) pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar; dan
(7) penentuan cara mengukur hasil belajar.
Tahap implementasi atau pelaksanaan; meliputi langkah-langkah:
(1) penyusunan rencana dan program pembelajaran (Silabus, RPP:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran);
(2) penjabaran materi (kedalaman dan keluasan);
(3) penentuan strategi dan metode pembelajaran
(4) penyediaan sumber, alat, dan sarana pembelajaran
(5) penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar; dan
(6) setting lingkungan pembelajaran
Tahap penilaian; terutama dilakukan untuk melihat sejauhmana
kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang dikembangkan, baik
bentuk penilaian formatif maupun sumatif. Penilailain kurikulum dapat
mencakup Konteks, input, proses, produk (CIPP) : Penilaian konteks:
memfokuskan pada pendekatan sistem dan tujuan, kondisi aktual,
masalah-masalah dan peluang. Penilaian Input: memfokuskan pada
kemampuan sistem, strategi pencapaian tujuan, implementasi design
dan cost benefit dari rancangan. Penilaian proses memiliki fokus yaitu
pada penyediaan informasi untuk pembuatan keputusan dalam
melaksanakan program. Penilaian product berfokus pada mengukur
pencapaian proses dan pada akhir program (identik dengan evaluasi
sumatif)
2. Manajemen Tenaga Pendidik

Tenaga pendidik adalah Anggota masyarakat yang mengabdikan


diri dan diangkat untuk menunjang penyelengara pendidikan. Sedangkan
yang dimaksud manajemen pendidikan adalah Rangkaian kegiatan menata
tenaga kependidikan dengan cara mencari, menggunakan, membina,
mengembangkan, memilihara hingga pemutusan kerja agar dapat
menyelenggarakan satua pendidikan secara efektif dan efesien.
Peningkatan produktivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan
dengan meningkatkan sumber daya manusia, Kepala Sekolah, Guru dan
Karyawan dengan cara mengikut sertakan pada kegiatan-kegiatan yang
menunjang pada kinerja seluruh unsur sekolah. Manajemen tenaga
kependidikan (guru dan personil) mencakup beberapa hal yaitu:
(1) perencanaan pegawai,
(2) pengadaan pegawai,
(3) pembinaan dan pengembangan pegawai,
(4) promosi dan mutasi,
(5) pemberhentian pegawai,
(6) kompensasi, dan
(7) penilaian pegawai.
Hal ini menunjukkan, bahwa keberhasilan pengelolaan pendidikan
pada sebuah sekolah apabila Kepala Sekolah memiliki kemampuan untuk
menciptakan kondisi yang melibatkan pada semua unsur pengelola
sekolah.
Tenaga pendidik merupakan seluruh komponen yang terdapat
dalam instansi atau lembaga pendidikan yang tidak hanya mencakup guru
saja melainkan keseluruhan yang berpartisipasi dalam pendidikan. Dilihat
dari jabatannya, tenaga pendidik dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Tenaga struktural
Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan-jabatan
eksekutif umum (pimpinan) yang bertanggung jawab baik langsung
maupun tidak langsung atas satuan pendidikan.
2. Tenaga fungsional
Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan fungsional yaitu
jabatan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mengandalkan keahlian
akademis kependidikan.
3. Tenaga teknis

Merupakan tenaga kependidikan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya


lebih dituntut kecakapan teknis operasional atau teknis administratif.
Berikut ini disajikan penjabaran lengkap dari setiap pembagian jenis
tenaga kependidikan yang berlaku.
Manajemen tenaga pendidik (guru dan pegawai) mutlak harus
diterapkan oleh kepala sekolah agar dapat mendayagunakan tenaga
kependidikan secara efektif dan efesien untuk mencapai hasil yang
optimal. Sesuai dengan hal ini, maka seorang kepala sekolah harus dapat
mencari, memposisika, mengevaluasi, mengarahkan, memotivasi, dan
mengembangkan bakat setiap guru dan pegawainya serta mampu
menyelaraskan tujuan individu dan organisasi.
3. Manajemen Kesiswaan
Salah satu tugas sekolah diawal tahun pelajaran baru adalah menata
siswa. Manajemen kemuridan adalah penataan dan pengaturan kegiatan
yang berhubungan dengan peserta didik (murid), awal pendaftaran sampai
mereka lulus, tetapi bukan sekedar pencatatan data peserta didik,
melainkan meliputi aspek lebih luas yang secara operasional dapat
membantu upaya pertumbuhan murid melalui proses pendidikan di
sekolah.
Meskipun

Pencatatan

sangat

diperlukan

untuk

menunjang

keberhasilan manajemen kemuridan, buku presensi murid, buku raport,


daftar kenaikan kelas, buku mutasi murid, dan sebagainya. Manajemen
kemuridan

dimaksudkan

bertujuan

mengatur

berbagai

kegiatan

pembelajaran di sekolah berjalan.dengan kondusif.


Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu :
1)Siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga
harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan
pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka;
2)Kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan
intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu
diperlukan wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa
memiliki wahana untuk berkembang secara optimal;
8

3)Siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang


diajarkan; dan
4)Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif,
tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor.
Sedangkan tanggung jawab Kepala sekolah dalam mengelola
bidang kemuridan adalah:
a) Kehadiran murid di sekolah dan masalah-masalah bidang kemuridan
yang berhubungan dengan hal studi.
b) Penerimaan, orientasi, klasifikasi, dan pembagian kelas murid dan
pembagian program studi.
c) Evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar murid
d) Program supervisi bagi murid yang mempunyai kelainan, seperti
mengulang pengajaran (remid), perbaikan, dan pengajaran luar biasa
e) Pengendalian kedisiplinan murid belajar di sekolah
f) Program bimbingan dan penyuluhan bagi seluruh murid.
g) Program kesehatan dan keamanan murid belajar, terutama
ketenangan belajar murid di kelas.
h) Penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional murid.
4. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan
Uang merupakan salah satu sumber daya pendidikan yang
dianggap penting. Uang termasuk sumber daya yang langka dan terbatas.
Oleh karena itu, uang perlu dikelola dengan efektif dan efisien agar
membantu pencapaian tujuan pendidikan. Pendidikan sebagai investasi
akan menghasilkan manusia-manusia cerdas yang berpengetahuan, sikap
dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pembangunan suatu bangsa.
Organisasi pendidikan dikategorikan sebagai organisasi publik yang
bersifat nirlaba (nonprofit), bukan untuk mencari keuntungan seperti
halnya perusahaan. Oleh karena itu, manajemen keuangannya memiliki
keunikan sesuai dengan misi dan karakteristik pendidikan.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan
merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang
tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Komponen keuangan
dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang

menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar di


sekolah bersama komponen-komponen lain (Mulyasa, 2011:47).
Manajemen keuangan adalah manajemen terhadap fungsi-fungsi
keuangan. Sedangkan fungsi keuangan merupakan kegiatan utama yang
harus dilakukan oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang
tertentu. Fungsi manajemen keuangan adalah menggunakan dana dan
mendapatkan dana. Manajemen keuangan adalah kegiatan mengelola dana
untuk dimanfaatkan sesuai kebutuhan secara efektif dan efisien.
Tujuan Manajemen Keuangan adalah untuk mewujudkan tertib
administrasi dan bisa dipertanggungjawabkan berdasarkan ketentuan yang
sudah digariskan. Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian
efisiensi dan keefektifan. Oleh karena itu, selain mengupayakan
ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun
kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor
akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan keuangan, baik yang
bersumber dari pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber lainnya.
Tugas manajemen keuangan dapat dibagi ke dalam tiga fase, yaitu
financial planning, implementation and evaluation. Pertama,yaitu financial
planning (perencanaan financial) yang disebut budgeting (penganggaran),
merupakan kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia
untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa
menyebabkan efek samping yang merugikan. Kedua, implementation
involves accounting (pelaksanaan anggaran) ialah kegiatan berdasarkan
rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian jika
diperlukan. Ketiga, evaluation involves merupakan proses evaluasi
terhadap pencapaian sasaran.
Permasalahan yang terjadi dalam lembaga pendidikan terkait
dengan manajemen keuangan antara lain sumber dana yang terbatas,
pembiayaan program yang tersendat, tidak mendukung visi, misi dan
kebijakan sebagaimana

tertulis

dalam rencana strategis

lembaga

pendidikan. Di satu sisi lembaga pendidikan perlu dikelola dengan baik

10

(good governance), sehingga menjadi lembaga pendidikan yang bersih dari


berbagai penyimpangan yang dapat merugikan pendidikan.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memberi kewenangan pada
sekolah untuk menggali dan menggunakan sumber dana sesuai keperluan
sekolah. Sumber dana dalam proses pendidikan dapat dikelompokkan
menjadi tiga macam yaitu:
(1)
(2)
(3)
5.

Pemerintah pusat dan atau pemerintah daerah,


orang tua/wali atau peserta didik, dan
masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat.
Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
Setiap satuan pendidikan tidak dapat melepaskan faktor sarana dan
prasarana yang dapat dipergunakan dan menunjang proses pendidikan,
proses belajar dan mengajar. Manajemen sarana dan prasarana bertujuan
dapat menciptakan kondisi yang menyenangkan baik guru maupun murid
untuk berada di sekolah. Demikian pula tersedianya media pembelajaran
yang relevan dengan kebutuhan materi pelajaran sangat diperlukan
manjerian pengelolala pendidikan di satuan pendidikan.
Ketersediaan sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen
penting yang harus terpenuhi dalam menunjang sistem pendidikan.
Menurut Ketentuan Umum Permendiknas no. 24 tahun 2007, sarana
adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah, sedangkan
prasarana

adalah

fasilitas

dasar

untuk

menjalankan

fungsi

sekolah/madrasah. Sarana pendidikan antara lain gedung, ruang kelas,


meja, kursi serta alat-alat media pembelajaran. Sedangkan yang termasuk
prasarana antara lain seperti halaman, taman, lapangan, jalan menuju
sekolah dan lain-lain. Tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk
proses belajar mengajar, maka komponen tersebur merupakan sarana
pendidikan.
Menurut Rugaiyah (2011), Manajemen sarana dan prasarana adalah
kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh sekolah
dalam upaya menunjang seluruh kegiatan baik kegiatan pembelajaran
maupun kegiatan lain sehingga seluruh kegiatan berjalan dengan lancar.
Menurut Asmani (2012), manajemen sarana dan prasarana adalah

11

manajemen sarana sekolah dan sarana bagi pembelajaran, yang meliputi


ketersediaan dan pemanfaatan sumber belajar bagi guru, siswa serta
penataan ruangan-ruangan yang dimiliki.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur
dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan
kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan.
kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan,
pengawasan, inventarisasi dan penghapusan serta penataan ( Mulyasa,
2011:50).
Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat
menciptakan sekolah yang bersih, rapi, dan indah sehingga menciptakan
kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di
sekolah. Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas
belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan
kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan
proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar
maupun peserta didik sebagai pelajar. Oleh karena itu, perlu diperhatikan
persyaratan pengadaan sarana dan prasarana dengan membuat daftar
prioritas keperluan pada setiap sekolah oleh tim dan tenaga kependidikan
yang profesional pada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dengan
melakukan need assesment sekolah.
Manajemen sarana prasarana dan manajemen keuangan, harus
dilakukan sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen. Menurut Indriyanto
(dalam Sagala, 2010:220), dua fenomena yang dapat diamati berkenaan
dengan ketersediaan sarana dan prasarana adalah: (1) Fenomena
keterbatasan, yaitu keterbatasan sarana dan prasarana merupakan salah
satu faktor yang menonjol dalam pelaksanaan kebijakan dan program
sekolah yang berada di kota apalagi yang di desa; (2) Pemanfaatan, yaitu
di lain pihak unit-unit kerja dan sekolah yang telah memiliki sarana dan
prasarana yang memadai, ternyata kurang memanfaatkannya, sehingga
ketersediaan sarana dan prasarana tidak dilihat dari fungsinya.

12

Menurut Everard, Moris dan Ian Wilson (2004), sekolah dapat


dengan mudah menjadi tempat untuk pembuangan barang-barang yang
tidak dibutuhkan oleh sekolah itu sendiri, karena tidak adanya need
assesment sekolah. Oleh karena itu, terdapat prinsip-prinsip dalam proses
mendapatkan nilai terbaik dari pengadaan sarana dan prasarana di sekolah.
Ke empat prinsip best value tersebut menurut ofsted yang pertama
adalah challenge (tantangan), kita harus menimbang apakah tujuan dari
pengadaan sarana prasarana yang akan dibeli. Kedua, compare
(membandingkan), misalnya membandingkan harga. Ketiga consult
(konsultasi), misalnya siapa yang akan dipengaruhi dengan keputusan
untuk membeli komputer baru. Keempat, complete (bersaing) yaitu, untuk
mendapatkan pelayanan yang sebaik mungkin dengan harga yang sangat
terjangkau, misalnya dengan proses tender dalam pengadaan sarana dan
prasarana di sekolah.
Permasalahan yang terjadi dalam lembaga pendidikan terkait
dengan manajemen keuangan antara lain sumber dana yang terbatas,
pembiayaan program yang tersendat, tidak mendukung visi, misi dan
kebijakan sebagaimana

tertulis

dalam rencana strategis

lembaga

pendidikan. Di satu sisi lembaga pendidikan perlu dikelola dengan baik


(good governance), sehingga menjadi lembaga pendidikan yang bersih dari
berbagai penyimpangan yang dapat merugikan pendidikan.
6. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Hubungan sekolah dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi
antara sekolah dan masyarakat dengan tujuan meningkatkan pengertian
anggota masyarakat tentang kebutuhan pendidikan serta mendorong minat
dan kerjasama para anggota masyarakat dalam rangka memperbaiki
sekolah. Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakekatnya
merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan
mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah (Mulyasa,
2011:50).

13

Ditinjau

dari

kepentingan

sekolah,

pengembangan

penyelenggaraan hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan untuk;


(1) Memelihara kelangsungan hidup sekolahan
(2) Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan
(3) Memperlancar proses belajar mengajar
(4) Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan
dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah.
Sedangkan jika diitinjau dari kebutuhan masyarakat itu sendiri, tujuan
hubungannya dengan sekolah adalah untuk; (1) memajukan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama dalam bidang mental
spiritual, (2) memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai
masalah yang dihadapi oleh masyarakat, (3) menjamin relevansi program
sekolah dengan kebutuhan masyarakat, dan (4) memperoleh kembali
anggota-anggota masyarakat yang makin meningkat kemampuannya.
Dengan adanya program hubungan masyarakat dalam sebuah
lembaga pendidikan maka akan memberikan manfaat yang banyak sekali
antara lain:
a. Terjadi saling pengertian antara sekolah dan masyarakat, sehingga
masyarakat dapat membantu kebutuhan-kebutuhan sekolah.
b. Lewat kegiatan humas para siswa dapat mengetahui kondisi masyarakat
sekitarnya.
c. Dengan adanya kegiatan sekolah dapat melakukan promosi program
dan menarik minat masyarakat untuk menyekolahkan putra putrinya di
sekolah.
Hubungan antara sekolah dengan orang tua murid dapat dilakukan
melalui beberapa hal, antara lain;
(1) Mengadakan pertemuan antara pihak sekolah dengan wali murid
(2) Pihak sekolah mengunjungi orangtua
(3) Pihak sekolah mengirim surat kepada orangtua
(4)Melibatkan orangtua dalam merencanakan kurikulum, kegiatan
ekstrakurikuler, dan lain-lain.
Hubungan guru dengan masyarakat
(1) Guru dapat menjadi sponsor pada kegiatan yang menguntungkan
seperti kegiatan pengumpulan dana bagi masyarakat yang tertimpa
musibah

14

(2) Ikut berpartisipasi bersama masyarakat untuk mengikuti kerja bhakti


atau membuat perpustakaan keliling
(3) Mengembangkan sebuah kegiatan di lingkungan sekolah seperti
presentasi musik, drama, partisipasi dalam perlombaan olahraga, program
bekerja sambil belajar dan lain-lain.
Ada beberapa teknik dalam hubungan dengan masyarakat dalam
lembaga pendidikan antara lain:
a.
Laporan pada orangtua
Teknik ini maksudnya adalah pihak sekolah memberikan laporan pada
orangtua murid tentang kemajuan-kemajuan, prestasi dan kelemahan anak
didik pada orangtuanya. Dengan teknik ini, orangtua akan memperoleh
penilaian terhadap hasil pekerjaan anaknya, juga terhadap pekerjaan guruguru di sekolah.
b.
Majalah dan surat kabar sekolah
Majalah sekolah ini diusahakan oleh orangtua dan guru-guru di sekolah
yang diterbitkan setiap bulan sekali. Majalah dan surat kabar sekolah ini
dipimpin oleh orangtua dan guru-guru bahkan alumni termasuk pula dalam
dewan redaksi. Isi majalah menjelaskan tentang kegiata-kegiatan sekolah,
karangan

guru-guru,

orangtua

dan

peserta

didik,

pengumuman-

pengumuman dan sebagainya.


c.
Pameran sekolah
Suatu teknik yang efektif untuk member informasi tentang hasil kegiatan
dan keadaan sekolah pada masyarakat ialah penyelenggaraan pameran
sekolah dengan membuat atau menagtur hasil pekerjaan peserta didik
diluar sekolah atau di sekolah. Pameran sekolah akan menjadi lebih efektif
lagi jika kegiatan-kegiatan itu disiarkan melalui siaran-siaran pers dan
radio di tempai itu sehingga dapat menarik banyak orang dalam
masyarakat.
d.
Open House
Open house adalah teknik untuk mempersilahkan masyarakat yang
berminat untuk meninjau sekolah serta mengobservasi kegiatan-kegiatan
dan hasil-hasil pekerjaan peserta didik di sekolah yang diadakan pada
waktu-waktu tertentu, misalnya di akhir tahun ajaran.
e.
Kunjungan orangtua peserta didik ke sekolah

15

Orangtua diberi kesempatan untuk melihat anak-anak mereka belajar di


dalam kelas, juga untuk melihat kegiatan-kegiatan di laboratorium,
perlengkapan-perlengkapan, gambar-gambar dan sebagainya, sehingga
mereka memperoleh gambaran yang jelas tentang kehidupan di sekolah.
Setelah itu orangtua diajak berdiskusi dan mengadakan penilaian.
f.
Kunjungan ke rumah peserta didik
kunjungan ke rumah orangtua peserta didik merupakan tenik yang sangat
efektif dalam mengadak hubungan dengan orangtua di rumah agar dapat
mengetahui latar belakang hidup anak-anak. Banyak masalah yang dapat
dipecahkan dengan teknik ini, antara lain masalah kesehatan peserta didik,
ketidakhadiran, pekerjaan ruah, masalah kurangnya pengertian orangtua
tentang sekolah dan sebagainya.
g.
Laporan Tahunan
Laporan tahunan dibuat oleh kepala sekolah dan diberikan kepada aparat
pendidikan lebih atas. Laporan ini berisi masalah kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh sekolah termasuk kurikulum, personalia, anggaran, biaya
dan sebagainya. Selanjutnya aparat tersebut memberikan laporan pada
masyarakat.
h.
Organisasi perkumpulan alumni
Organisasi perkumpulan alumni adalah suatu alat yang sangat baik untuk
dimanfaatkan dalam memelihara serta meningkatkan hubungan antara
sekolah dengan masyarakat. Peserta didik yang telah tamat sekolah
biasanya mempunyai kenangan dan mereka merasa berkewajiban moral
untuk membantu sekolahnya baik berupa materil maupun moril.
i.
Kegiatan ekstrakurikuler
Apabila ada kegiatan ekstrakurikuler yang sudah dianggap matang untuk
dipertunjukkan kepada orangtua peserta didik dan masyarakat, seperti
sepakbola, drama, pramuka, pecinta alam dan sebagainya, maka sangat
tepat sekali kegiatan itu ditampilkan ke dalam masyarakat. Karena itu,
program ekstrakurikuler hendaknya direncanakan dan diatur agar dapat
dimanfaatkan dalam kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat.
Secara rinci, Leslie W. Kindred menjelaskan bahwa pada dasarnya
teknik hubungan masyarakat dalam lembaga pendidikan itu ada tiga, yaitu:
1.
Membuat presentasi lisan

16

Kesuksesan administrator sekolah tidak diukur dari kepintaran mereka


mengatur keuangan atau karena mereka memiliki kemampuan mengelola
kurikulum yang baik, namun masyarakat menial bahwa kesuksesan
administrator sekolah adalah seberapa baik mereka menyampaikan ide-ide
atau gagasan-gagasan mereka pada masyarakat baik dalam skala kecil
maupun besar, sebab kebanyakan waktu mereka adalah untuk bertemu
dengan orang-orang, sehingga diperlukan kemampuan dan keahlian
tersendiri.
2.
menggunakan alat komunikasi radio
radio adalah alat komunikasi yang sangat efktif untuk menyampaikan
pesan atau informasi tentang sekolah pada masyarakat karena radio
merupakan alat komunikasi yang mudah di dapat dan bergerak serta bisa
dibawa kemana-mana. Masyarakat khususnya orangtua peserta didik yang
tidak mendapatkan informasi melalui surat kabar atau karena tidak hadir
dalam pertemuan, mereka bisa menerima informasi melalui radio.
Menurut Leslie W. Kindred ada beberapa keutamaan radio bagi sekolah,
diantaranya dapat memberikan informasi dengan cepat, praktis bisa di
bawa kemana-mana, ringkas dan terjangkau. Teknik-teknik hubungan
masyarakat dalam lembaga pendidikan yang diungkapkan oleh pakar
diatas sangatlah ideal, apabila teknik-teknik tersebut diatas diterapkan
sebuah lembaga pendidikan maka lembaga tersebut akan maju pesat,
namun bila melihat kondisi lembaga pendidikan secara umum belum dapat
melakukan semua teknik-teknik hubungan masyarakat seperti yang
disebutkan diatas karena terkendala oleh dana dan sumberdaya manusia
yang akan menjalankan teknik-teknik tersebut.
7. Manajemen Layanan Khusus
Manajemen layanan khusus di suatu sekolah merupakan bagian
penting dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang efektif dan
efisien. Sekolah merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas dari penduduk bangsa Indonesia. Sekolah tidak
hanya memiliki tanggung jawab dan tugas untuk melaksanakan proses
pembelajaran dalam mengembangkan ilmu penegetahuan dan teknologi

17

saja, melainkan harus menjaga dan meningkatkan kesehatan baik jasmani


maupun rohani peserta didik. Hal ini sesuai dengan UUSPN bab 11 Pasal 4
yang memuat tentang adanya tujuan pendidikan nasional.
Untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab tersebut maka sekolah
memerlukan suatu manajemen layanan khusus yang dapat mengatur segala
kebutuhan peserta didiknya sehingga tujuan pendidikan tersebut dapat
tercapai. Manajemen layanan khusus di sekolah pada dasarnya ditetapkan
dan

di

organisasikan

untuk

mempermudah

atau

memperlancar

pembelajaran, serta dapat memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah.


Pelayanan khusus diselenggarakan di sekolah dengan maksud untuk
memperlancar pelaksanaan pengajaran dalam rangka pencapain tujuan
pendidikan di sekolah. Pendidikan di sekolah antara lain juga berusaha
agar peserta didik senantiasa berada dalam keadaan baik. Baik disini
menyangkut aspek jasmani maupun rohaninya.
Menurut Kusmintardjo (1992:1) sekolah tidak akan berfungsi jika
tidak ada sesuatu yang membuatnya berfungsi. Dalam sebuah pendidikan
harus mempunyai unsur-unsur yang meliputi administrasi sekolah. Unsurunsur dalam administrasi sekolah tersebut masing-masing mempunyai
fungsi, hubungan, dan ketergantungan dengan komponen-komponen
lainnya. Unsur-unsur tersebut meliputi:
(a) Administrasi murid
(b) Administrasi kurikulum
(c) Administrasi personil
(d) Administrasi materiil
(e) Administrasi keuangan
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen layanan
khusus adalah suatu proses kegiatan memberikan pelayanan kebutuhan
kepada peserta didik untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar tujuan
pendidikan bisa tercapai secara efektif dan efisien.
Pelayanan khusus yang diberikan sekolah kepada peserta didik,
antar sekolah satu dengan sekolah lainnya pada umumnya sama, tetapi
proses pengelolan dan pemanfaatannya yang berbeda. Beberapa bentuk
manajemen layanan khusus yang ada di sekolah antara lain:
Beberapa bentuk manajemen layanan khusus yang ada di suatu sekolah
antara lain:
18

a.
Layanan perpustakaan peserta didik
Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada
peserta didik, dengan maksud membantu dan menunjang proses
pembelajaran di sekolah, melayani informasi-informasi yang dibutuhkan
serta memberi layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka.
Menurut Supriyadi (1983) dalam buku Manajemen Peserta Didik oleh Ali
Imron mendefinisikan perpustakaan sekolah sebagai perpustakaan yang
diselenggarakan di sekolah guna menunjang program belajar mengajar di
lembaga pendidikan formal seperti sekolah, baik sekolah tingkat dasar
maupun menengah, baik sekolah umum maupun kejuruan. Selain itu,
perpustakaan sekolah adalah salah satu unit sekolah yang memberikan
layanan kepada peserta didik di sekolah sebagai sentra utama, dengan
maksud membantu dan menunjang proses belajar mengajar di sekolah,
melayani informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberikan layanan
rekreatif melalui koleksi bahan pustaka (Imron, 1995:187). Dari definisidefinisi tersebut tampaklah jelas bahwa perpustakaan sekolah merupakan
suatu unit pelayanan sekolah guna menunjang proses belajar mengajar di
sekolah.
b.
Layanan kesehatan peserta didik
Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk sebuah wadah bernama
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Usaha kesehatan sekolah adalah usaha
kesehatan masyarakat yang dijalankan sekolah.
Menurut Jesse Ferring William pada buku Pengelolaan Layanan Khusus
Di sekolah oleh Kusmintardjo (1992) mendefinisikan layanan kesehatan
adalah sebuah klinik yang didirikan sebagai bagian dari Universitas atau
sekolah yang berdiri sendiri yang menentukan diagnosa dan pengobatan
fisik dan penyakit jiwa dan dibiayai dari biaya khusus dari semua siswa.
Selain itu layanan kesehatan juga dapat diartikan sebagai usaha sekolah
dalam rangka membantu (mungkin bersifat sementara ) murid-muridnya
yang mengalami persoalan yang berkaitan dengan kesehatan.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa layanan kesehatan peserta
didik adalah suatu layanan kesehatan masyarakat yang dijalankan di
sekolah dan menjadikan peserta didik sebagai sasaran utama, dan

19

personalia sekolah yang lainnya sebagai sasaran tambahan (Imron,


1995:154)
c.
Layanan asrama peserta didik
Bagi para peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi, terutama bagi mereka yang jauh dari orang tuanya
diperlukan diperlukan asrama. Selain manfaat untuk peserta didik, asrama
mempunyai manfaat bagi para pendidik dan petugas asrama tersebut.
d.
Layanan bimbingan dan konseling
Layanan bimbingan dan konseling adalah proses bantuan yang diberikan
kepada siswa dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang
adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka perkembangan yang
optimal, sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta
bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan
sekolah, keluarga dan masyarakat. Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling
adalah salah satu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada
individu pada umumnya dan siswa pada khususnya di sekolah dalam
rangka meningkatkan mutunya.
e.
Layanan kafetaria peserta didik
Kantin/ warung sekolah diperlukan adanya di tiap sekolah supaya
makanan yang dibeli peserta didik terjamin kebersihannya dan cukup
mengandung gizi. Para guru diharapkan sekali-kali mengontrol kantin
sekolah dan berkonsultasi dengan pengelola kantin mengenai makanan
yang bersih dan bergizi. Peran lain kantin sekolah yaitu supaya para
peserta didik tidak berkeliaran mencari makanan keluar lingkungan
sekolah.
Layanan kafentaria adalah layanan makanan dan minuman yang
dibutuhkan oleh peserta didik disela-sela mengikuti kegiatan belajar
mengajar di sekolah sesuai dengan daya jangkau peserta didik. Makanan
dan minuman yang tersedia di kafentaria tersebut, terjangkau dilihat dari
jumlah uang saku peserta didik, tetapi juga memenuhi syarat kebersihan
dan cukup kandungan gizinya.
f.
Layanan laboratorium peserta didik

20

Laboratorium diperlukan peserta didik apabila mereka akan mengadakan


penelitiam yang berkaitan dengan percobaan-percobaan tentang suatu
obyek tertentu.
Laboratorium adalah suatu tempat baik tertutup maupun terbuka yang
dipergunakan untuk melakukan penyelidikan, pecobaan, pemraktekan,
pengujian, dan pengembangan. Laboratorium sekolah adalah sarana
penunjang proses belajar mengajar baik tertutup maupun terbuka yang
dipergunakan untuk melaksanakan praktikum, penyelidikan, percobaan,
pengembangan dan bahkan pembakuan.
g.
Layanan koperasi peserta didik
Layanan koperasi mendidik para peserta didik untuk dapat berwirausaha.
Hal ini sangat membantu peserta didik di kehidupan yang akan datang.
Koperasi sekolah adalah koperasi yang dikembangkan di sekolah, baik
sekolah

dasar, sekolah

menengah,

maupun

sekolah

dan

dalam

pengelolannya melibatkan guru dan personalia sekolah. Sedangkan


koperasi peserta didik atau biasa disebut disebut koperasi siswa (Kopsis)
adalah koperasi yang ada di sekolah tetapi pengelolaanya adalah oleh
pesera didik, kedudukan guru di dalam Kopsis adalah sebagai pembimbing
saja.
h.
Layanan keamanan
Layanan keamanan yaitu layanan yang dapat memberikan rasa aman pada
siswa selama siswa belajar di sekolah misalnya adanya penjagaan oleh
satpam sekolah. Dengan adanya petugas keamanan sekolah, dapat
membantu suasana aman dan tertib di sekolah, sehingga dapat membantu
proses kelancaran pembelajaran dan segala aktivitas sekolah.

21

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Manajemen sekolah
sebenarnya adalah Komponen-komponen yang utama dan sangat mendukung
demi kelangsungan pembelajaran di suatu sekolah sebagai suatu organisasi
yang memiliki tujuan Meningkatnya efesiensi penggunaan sumber daya dan
penugasan staf, Meningkatnya profesionalisme guru dan tenaga kependidikan
di sekolah, Munculnya gagasan-gagasan baru dalam implementasi kurikulum,
penggunaan teknologi pembelajaran, dan pemanfaatan sumber-sumber belajar
serta Meningkatnya mutu partisipasi masyarakat.
Ketujuh komponen manajemen sekolah yang telah di bahas di atas
saling berkaitan membentuk suatu kesatuan untuk mencapai tujuan sekolah.
B. Saran
Sebagai mahasiswa yang nantinya akan menjadi pendidik, hendaknya
mengetahui serta memahami manajemen komponen-komponen sekolah seperti
manajemen anggaran/ biaya pendidikan, manajemen hubungan sekolah dengan
masyarakat, dan manajemen layanan khusus, agar nantinya ketika sudah
menjadi pendidik tidak canggung lagi di lingkungan sekolah tempat ia
mengajar.

22

DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Mamur. 2009. Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan
Pendidikan Profesional. Yogyakarta: Diva Press.
Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Perlengkapan Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Everard,K.B, geoffrey Morris and Ian Wilson.(2004). Effectie School
Management. London: Paul Chapman Publishing
http://aryawiga.wordpress.com/2012/02/17/manajemen-layanan-khusussekolah/
http://rudien87.wordpress.com/2010/03/20/manajemen-hubungan-masyarakat/
Imron, Ali. 1995. Manajemen Peserta Didik Di Sekolah. Malang
Kusmintardjo. 1992. Pengelolaan Layanan Khusus di Sekolah (Jilid I). Malang
Mulyasa, E. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Rosdakarya

23

Vous aimerez peut-être aussi