Vous êtes sur la page 1sur 41

1

Makalah Timah dan Paduannya, Selenium, dan Arsen

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT dengan karunia dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah ini dan dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam
semoga senantiasa terlimpah-curahkan kepada seorang reformis sejati, pembawa risalah suci
yakni Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia keluar dari kubangan lumpur
jahiliyah menuju jalan yang diridhai oleh Allah SWT.
Makalah ini membahas tentang LogamTimah dan Paduannya serta Arsen dan Selenium.
Dengan disusunnya makalah ini penulis mengharapkan agar pembaca dapat memahami isi dari
makalah tersebut.
Terwujudnya makalah ini tidak terlepas dari bimbingan yang telah di berikan oleh
beberapa pihak. Akhirnya kepada Allah SWT kami serahkan segalanya serta panjatkan doa
semoga amal kebajikan mereka diterima di sisi-Nya, serta diberikan pahala yang berlipat ganda
sesuai dengan amal perbuatannya. Tentunya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya, serta bagi setiap pembaca
pada umumnya.

Bandung, Juni 2014

Penyusun

2
Makalah Timah dan Paduannya, Selenium, dan Arsen

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 2
BAB I........................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN........................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 4
1.2 Perumusan Masalah.................................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................................... 6
1.5 Cara Memperoleh Data.............................................................................................. 6
BAB II.......................................................................................................................... 7
ISI DAN PEMBAHASAN................................................................................................. 7
2.1 TIMAH................................................................................................................. 7
2.1.1 Pendahuluan..................................................................................................... 7
2.1.2 Pengertian Timah........................................................................................ 7
2.1.3 Sifat Fisika, Kimia, dan Mekanik Timah...................................................................9
2.1.4 Sumber Timah................................................................................................. 11
........................................................................................................................... 13
2.1.5 Proses Pembuatan Timah.................................................................................... 13
2.1.6 Logam Timah dan Paduannya..............................................................................17
2.1.7 Kegunaan Timah.............................................................................................. 21
2.1.8 Bahaya Timah bagi Kesehatan dan Lingkungan........................................................22
2.2 Selenium............................................................................................................. 23
2.2.1 Pendahuluan................................................................................................... 23
2.2.2 Pengertian Selenium.......................................................................................... 23
2.2.3 Sifat Fisika, Kimia, dan Mekanik Selenium.............................................................24
2.2.4 Sumber Selenium............................................................................................. 25

3
Makalah Timah dan Paduannya, Selenium, dan Arsen

2.2.5 Pembuatan Selenium......................................................................................... 26


2.2.6 Paduan Selenium.............................................................................................. 26
2.2.7 Kegunaan Selenium.......................................................................................... 27
2.2.8 Bahaya Selenium bagi Kesehatan dan Lingkungan....................................................29
2.3 Arsen.................................................................................................................. 31
2.3.1 Pendahuluan................................................................................................... 31
2.3.2 Pengertian Arsen.............................................................................................. 32
2.3.3 Sifat Fisika, Kimia, dan Mekanik Arsen..................................................................33
2.3.4 Sumber Arsen.................................................................................................. 34
2.3.5 Proses Pembuatan Arsen..................................................................................... 35
2.3.6 Paduan Arsen.................................................................................................. 36
2.3.7 Kegunaan Arsen............................................................................................... 37
2.3.8 Bahaya Arsen bagi Kesehatan dan Lingkungan.........................................................38
BAB III....................................................................................................................... 40
KESIMPULAN............................................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 42

BAB I

PENDAHULUAN

4
Makalah Timah dan Paduannya, Selenium, dan Arsen

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah negeri yang kaya akan mineral. Banyak kandungan mineral terdapat di
negeri ini. Mineral terbagi dalam mineral logam dan non logam. Mineral logam adalah mineral
yang mengandung unsure logam dalam batuannya. Contoh dari mineral logam adalah pirit yang
mengandung besi dan bauksit yang mengandung alumunium. Sedangkan mineral non logam
contohnya adalah fosfat dan belerang. Belerang dapat dijadikan bahan baku kosmetik penghilang
jerawat, dan Pasir kuarsa sebagai bahan baku kaca dan keramik.
Mineral logam yang sudah dieksplorasi dan diolah dapat menjadi berbagai jenis logam
yang kaya akan kegunaan. Bauksit yang diolah menjadi alumunium dapat menjadi bahan baku
badan pesawat. Mineral logam dapat menjadi logam ferrous dan non ferrous.
Logam ferro adalah logam yang mengandung unsure besi yang dapat digunakan secara
murni atau dipadukan dengan logam lain, misalnya paduan besi dan carbon yang dapat
menghasilkan baja. Sedangkan logam non ferrous adalah logam yang tidak mengandung unsure
besi, biasanya logam non ferrous harus dipadukan dengan logam lain untuk menambah kekuatan
logam tersebut. Logam non ferrous yang akan penulis bahas dalam makalah ini adalah logam
timah putih (Sn) murni dan paduannya. Selain timah putih, yang akan penulis bahas dalam
makalah ini adalah mineral logam selenium dan arsen.
Mineral logam selenium memiliki banyak kegunaan. Selenium dalam jumlah kecil
dibutuhkan untuk kesehatan manusia. Namun banyak pula mineral logam yang berbahaya
contohnya adalah mineral arsenopirit yang dapat menjadi arsenic yang sangat beracun bagi
kesehatan manusia.
Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui sifat-sifat mineral logam dan non
logam. Bagaimana kegunaan logam tersebut (timah putih) dan bahaya dari logam tersebut. Juga
penting bagi kita untuk mengetahui sifat mineral logam lainnya (selenium dan arsen), kegunaan,
dan bahaya dari mineral tersebut. Agar kita dapat menggunakannya secara tepat di kemudian
hari.

1.2 Perumusan Masalah


Dalam penulisan makalah ini penulis mambatasi masalah yang akan dibahas dan
merumuskannya dalam sebuah rumusan masalah. Rumusan masalahnya adalah, sebagai berikut :

Bagaimana sifat fisik, kimia, dan mekanik dari timah putih, selenium, arsen ?

5
Makalah Timah dan Paduannya, Selenium, dan Arsen

Darimana sumber bahan tersebut, dan bagaimana cara memperoleh atau proses

pembuatan dari bahan tersebut (timah putih, selenium, arsen)?


Bagaimana logam paduan dari timah putih ?
Kegunaan apa yang didapat dari bahan (timah putih, selenium, arsen) tersebut?
Apa tingkat bahaya bagi kehidupan dan lingkungan dari bahan(timah putih,
selenium, arsen) tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan


Makalah ini mempunyai beberapa tujuan yaitu:

Mengetahui sifat fisik, kimia, dan mekanik dari timah putih, selenium, arsen
Mengetahui Darimana sumber bahan tersebut, dan bagaimana cara memperoleh atau

proses pembuatan dari bahan tersebut (timah putih, selenium, arsen)


Mengetahui logam paduan dari timah putih
Mengetahui Kegunaan apa yang didapat dari bahan (timah putih, selenium, arsen)

tersebut
Mengetahui tingkat bahaya bagi kehidupan dan lingkungan dari bahan(timah putih,
selenium, arsen) tersebut.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat yang bisa didapat dari disusunnya makalah ini adalah, sebagai berikut :

Memberikan pemahaman kepada pembaca, Bagaimana sifat fisik, kimia, dan mekanik
dari timah putih, selenium, arsen

Memberikan pemahaman kepada pembaca tentang sumber bahan tersebut, dan


bagaimana cara memperoleh atau proses pembuatan dari bahan tersebut (timah putih,

selenium, arsen)
Memberikan pemahaman kepada pembaca tentang logam paduan dari timah putih
Memberikan pemahaman kepada pembaca Kegunaan yang didapat dari bahan (timah

putih, selenium, arsen) tersebut


Memberikan pemahaman kepada pembaca tentang tingkat bahaya bagi kehidupan dan
lingkungan dari bahan(timah putih, selenium, arsen) tersebut

6
Makalah Timah dan Paduannya, Selenium, dan Arsen

1.5 Cara Memperoleh Data


Dalam penulisan makalah ini penulis memperoleh data dari berbagai literature, diantaranya
dari buku bahan ajar, jurnal dan sumber dari internet (artikel).

BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 TIMAH
2.1.1 Pendahuluan
Timah merupakan logam dasar terkecil yang diproduksi, yaitu kurang dari 300.000 ton
per tahun, apabila dibandingkan dengan produksi aluminium sebesar 20 juta ton per tahun
(www.timah.com). Timah putih merupakan unsur langka, kelimpahan rata-rata pada kerak
bumi sekitar 2 ppm, dibandingkan dengan seng yang mempunyai kadar rata-rata 94 ppm,
tembaga 63 ppm dan timah hitam 12 ppm. Sebagian besar (80%) timah putih dunia
dihasilkan dari cebakan letakan (aluvial), sekitar setengah produksi dunia berasal dari Asia

7
Makalah Timah dan Paduannya, Selenium, dan Arsen

Tenggara. Produsen timah terbesar timah dunia adalah Indonesia dengan sentra produksi
timah terletak di Pulau Bangka dan Belitung.

2.1.2 Pengertian Timah

Timah dalam bahasa Inggris disebut sebagai Tin dengan symbol kimia Sn dengan nomor
atom 50. Kata Tin diambil dari nama Dewa bangsa Etruscan Tinia. Nama latin dari timah
adalah Stannum dimana kata ini berhubungan dengan kata stagnum yang dalam bahasa
inggris bersinonim dengan kata dripping yang artinya menjadi cair / basah, penggunaan
kata ini dihubungkan dengan logam timah yang mudah mencair.
Timah banyak ditemukan dalam banyak alloy, dan digunakan untuk melapisi logam
lainnya untuk mencegah karat. Timah diperoleh terutama dari mineral cassiterite yang
terbentuk sebagai oksida.
Unsur ini merupakan logam miskin keperakan, dapat ditempa (malleable), fleksibel,
tidak mudah teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat. Timah memiliki struktur kristalin,
akan tetapi bersifat mudah patah jika didinginkan. Timah dibawah suhu 13,2 0C tidak
memiliki sifat logam sama sekali. Timah biasa disebut sebagai timah putih disebabkan
warnanya putih mengkilap, dan memiliki struktur kristal tetragonal. Tingkat resistansi
transformasi dari timah putih ke timah hitam dapat ditingkatkan dengan pencampuran logam
lain

pada

timah

seperti

seng,

gallium,

dan

bismuth.

Timah adalah unsur dengan jumlah isotop stabil yang terbanyak dimana jangkauan
isotop ini mulai dari 112 hingga 126. Dari isotop-isotop tersebut yang paling banyak
jumlahnya adalah isotop
yang ada,

116

Sn, dan

118

120

Sn dimana komposisinya mencapai 1/3 dari jumlah isotop Sn

Sn. Isotop yang paling sedikit jumlahnya adalah

115

Sn. Unsur timah

yang memiliki jumlah isotop yang banyak ini sering dikaitkan dengan nomor atom Sn yaitu
50 yang merupakan magic number dalam pita kestabilan fisika nuklir. Beberapa isotop
bersifat radioaktif dan beberapa yang lain bersifat metastabil (dengan lambang m).
Sumber : www.wikipedia.org

8
Makalah Timah dan Paduannya, Selenium, dan Arsen

Gambar 1. Mineral
kasiterit

Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa timah memiliki nomor atom 50 dan
nomor massa rata-rata adalah 118,71. Dengan nomor atom tersebut maka timah memiliki
konfigurasi electron [Kr] 5s2 4d10 5p2. Dalam sistem tabel periodic timah berada pada
golongan utama IVA (atau golongan 14 untuk sistem periodic modern) dan periode 5 bersama
dengan C, Si, Ge, dan Pb. Timah menunjukkan kesamaan sifat kimia dengan Ge dan Pb
seperti pembentukan keadaan oksidasi +2 dan +4.

2.1.3 Sifat Fisika, Kimia, dan Mekanik Timah


Timah sebagai logam memiliki berbagai karakteristik baik secara Fisika, Kimia,
dan Mekanik. Sifat-sifat tersebut diantaranya, sebagai berikut:
1. Sifat Fisika

Warna
Keadaan benda
Titik lebur
Titik didih
Densitas
Volume molar
Kalor penguapan

: perak keputih-putihan
: Padat
: 505.08 K (449.47 F)
: 2875 K (4716 F)
: 7,365 g/cm3 (Sn putih) 5,769 g/cm3 (Sn abu-abu)
: 16.29 10-6 m3/mol
: 295.8 kJ/mol

9
Makalah Timah dan Paduannya, Selenium, dan Arsen

Kalor peleburan
Kalor jenis
Panas fusi
Tekanan uap
Kecepatan suara
Kelarutan

: 7.029 kJ/mol
: 27,112 J/molK
: 7,03 kJ/mol
: 5.78 E-21 Pa at 505 K
: 2500 m/s pada 293.15 K
: tidak larut dalam air, larut dalam asam dan alkali,
sedikit larut dalam ammonium khlorida

Konduktivitas Listrik

: 0,0917x106/ cm

Konduktivitas Termal

: 0,666 W/cm K

Kerapatan

: 7,31 g/cc @ 300K

Kekilapan

: Sangat mudah dibentuk, logam perak putih membentuk


film pelindung pada permukaannya yang mencegah
oksigen

Entalpi atomisasi

: 01,3 kJ/mol oC

Entalpi Fusion

: 7,03 kJ/mol

Panas Penguapan

: 290,4 kJ/mol

Flamebilitas Kelas

: terbakar pada rokok (kecuali sebagai debu)

Volume Molar

: 16,31 cm3/mol

Refleksivitas Optik

: 54%

2. Sifat Kimia

Berat atom
: 118.710 sma
berat jenis
: 7,3 g/cm3
Jari-jari atom
: 145 (145) pm
Jari-jari kovalen
: 141 pm
Jari-jari van der Waals : 217 pm
Konfigurasi elektron
: [Kr]4d10 5s2 5p2
Elektron per tingkat energi : 2, 8, 18, 18, 4
Bilangan oksidasi
: 4,2, -4
Nomor atom
: 50
Nomor massa
: 118,71
Elektronegatifitas
: 1,96 (skala pauli)
Energi ionisasi 1
: 708,6 kJ/mol

10
Makalah Timah dan Paduannya, Selenium, dan Arsen

Energi ionisasi 2
Energi ionisasi 3
Jari-jari atom
Jari-jari ikatan kovalen
Jari-jari van der waals
Struktur kristal
Konduktifitas termal

: 1411,8 kJ/mol
: 2943,0 kJ/mol
: 140 pm
: 139 pm
: 217 pm
: tetragonal (Sn putih) kubik diamond (Sn abu-abu)
: 66,8 W/mK

3. Sifat Mekanik

Modulus Elastisitas
Massal

: 58,2/GPa

Kekakuan : 18,4/GPa
Youngs

: 49,9/GPa

Skala Kekerasan
Brinell

: 51 MN m-2

Mohs

: 1,5-1,8

2.1.4 Sumber Timah


Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi akan tetapi diperoleh dari
senyawaannya.Mineral ekonomis penghasil timah putih adalah kasiterit (SnO2), meskipun
sebagian kecil dihasilkan juga dari sulfida seperti stanit, silindrit, frankeit, kanfieldit dan
tealit (Carlin, 2008). Kasiterit memiliki kandungan timah berkisar 78%. Contoh lain sumber
biji timah yang lain dan kurang mendapat perhatian daripada cassiterite adalah kompleks
mineral sulfide yaitu stanite (Cu2FeSnS4) merupakan mineral kompleks antara tembagabesi-timah-belerang dan cylindrite (PbSn4FeSb2S14) merupakan mineral kompleks dari

11
Makalah Timah dan Paduannya, Selenium, dan Arsen

timbale-timah-besi-antimon-belerang.
bergandengan

dengan

Dua

mineral

contoh

logam

mineral

yang

lain

ini

biasanya
seperti

ditemukan
perak.

Timah merupakan unsur ke-49 yang paling banyak terdapat di kerak bumi dimana
timah memiliki kandungan 2 ppm jika dibandingkan dengan seng 75 ppm, tembaga 50 ppm,
dan 14 ppm untuk timbal. Cassiterite banyak ditemukan dalam deposit alluvial/alluvium
yaitu tanah atau sediment yang tidak berkonsolidasi membentuk bongkahan batu dimana
dapat dapat mengendap di dasar laut, sungai, atau danau. Alluvium terdiri dari berbagai
macam mineral seperti pasir, tanah liat, dan batu-batuan kecil. Hampir 80% produksi timah
diperoleh dari alluvial/alluvium atau istilahnya deposit sekunder. Diperkirakan untuk
mendapatkan 1 Kg Cassiterite maka sekitar 7 samapi 8 ton biji timah/alluvial harus
ditambang disebabkan konsentrasi cassiterite sangat rendah.
Endapan timah primer pada umumnya terdapat pada batuan granit daerah
sentuhannya, sedangkan endapan timah sekunder kebanyakan terdapat pada sungai-sungai
tua dan dasar lembah baik yang terdapat di darat maupun di laut. Timah pada saat ini
diperoleh dari mineral cassiterite atau tinstone. Cassiterite merupakan mineral oksida dari
timah SnO2, dengan kandungan timah berkisar 78%. Cassiterite banyak ditemukan dalam
deposit alluvial/alluvium yaitu tanah atau sediment yang tidak berkonsolidasi membentuk
bongkahan batu dimana dapat dapat mengendap di dasar laut, sungai, atau danau. Alluvium
terdiri dari berbagai macam mineral seperti pasir, tanah liat, dan batu-batuan kecil. Hampir
80% produksi timah diperoleh dari alluvial/alluvium atau istilahnya deposit sekunder
Jalur timah dunia di daerah jalur timah yang membentang dari Pulau Kundur sampai
Pulau Belitung dan sekitarnya diawali dengan adanya intrusi granit yang berumur 222 juta
tahun pada Trias Atas. Magma bersifat asam mengandung gas SnF 4, melalui proses
pneumatolitik hidrotermal menerobos dan mengisi celah retakan, dimana terbentuk reaksi:
SnF4 + H2O -> SnO2 + HF2 (Pamungkas, 2006). Timah banyak ditemukan pula di daerah .
Peru, Afrika Selatan, UK, dan Zimbabwe
Cebakan bijih timah merupakan asosiasi mineralisasi Cu, W, Mo, U, Nb, Ag, Pb, Zn, dan
Sn. Busur metalogenik terbentuknya timah 100 - 1000 km. Terdapat tiga tipe kelompok
asosiasi mineralisasi timah putih, yaitu stanniferous pegmatites, kuarsa-kasiterit dan sulfidakasiterit (Taylor, 1979).

12
Makalah Timah dan Paduannya, Selenium, dan Arsen

Urat kuarsa-kasiterit, stockworks dan greisen terbentuk pada batuan beku granitik
plutonik, secara gradual terbentuk stanniferous pegmatites yang ke arah dangkal terbentuk
urat kuarsa-kasiterit dan greisen (Taylor, 1979). Urat berbentuk tabular atau tubuh bijih
berbentuk lembaran mengisi rekahan atau celah (Strong, 1990). Tipe kuarsa-kasiterit dan
greisen merupakan tipe mineralisasi utama yang membentuk sumber daya timah putih pada
jalur timah yang menempati Kepulauan Riau hingga Bangka-Belitung. Jalur ini dapat
dikorelasikan dengan Central Belt di Malaysia dan Thailand (Mitchel, 1979).
.

2.1.5 Proses Pembuatan Timah


1. Proses Terjadinya di Alam
Timah terbentuk sebagai endapan primer pada batuan granit dan pada daerah
sentuhan batuan endapan metamorf yang biasanya berasosiasi dengan turmalin dan urat
kuarsa timah, serta sebagai endapan sekunder, yang di dalamnya terdiri dari endapan
aluvium, eluvial, dan koluvium.
Genesis kehadiran timah bermula dengan adanya intrusi granit yang diperkirakan
222 juta tahun yang lalu pada Masa Triassic Atas, Magma yang bersifat asam mengandung
gas SnF4, yang melalui proses pneumatolitik hidrotermal menerobos dan mengisi celah
retakan, di mana terbentuk reaksi dasar: SnF4 + H2O

SnO2 + HF2.

Pada proses endapan timah melalui beberapa fase penting yang sangat menentukan
keberadaan timah itu sendiri, fase tersebut adalah, pertama adalah fase pneumatolitik,
selanjutnya melalui fase kontak pneumatolitik-hidrotermal tinggi dan fase terakhir adalah
hipotermal sampai mesotermal.Fase yang terakhir ini merupakan fase terpenting dalam
penambangan karena mempunyai arti ekonomi, dimana larutan yang mengandung timah
dengan komponen utama silica (Si02) mengisi perangkap pada jalur sesar, kekar dan bidang
perlapisan. Sampai ini ada dua jenis utama timah yang berdasarkan proses terbentuknya
yaitu timah primer dan timah sekunder. Endapan timah primer pada umumnya terdapat pada

13
Makalah Timah dan Paduannya, Selenium, dan Arsen

batuan granit daerah sentuhannya, sedangkan endapan timah sekunder kebanyakan terdapat
pada sungai-sungai tua dan dasar lembah baik yang terdapat di darat maupun di laut.
Produksi delapan puluh persen dari endapan timah sekunder yang merupakan hasil proses
pelapukan endapan timah primer, sedangkan sisanya ada dua puluh persen berasal dari
endapan timah primer itu sendiri. kedua timah jenis tersebut dibedakan atas dasar proses
terbentuknya (genesa).
Tipe kuarsa-kasiterit dan greisen merupakan tipe mineralisasi utama yang
membentuk sumber daya timah putih pada jalur timah yang menempati Kepulauan Riau
hingga Bangka-Belitung. Jalur ini dapat dikorelasikan dengan Central Belt di Malaysia
dan Thailand (Mitchel, 1979).
Proses oksidasi dan pengaruh sirkulasi air yang terjadi pada cebakan timah primer
pada atau dekat permukaan menyebabkan terurainya penyusun bijih timah primer. Proses
tersebut menyebabkan juga terlepas dan terdispersinya timah putih, baik dalam bentuk
mineral kasiterit maupun berupa unsur Sn.
Proses pelapukan, erosi, transportasi dan sedimentasi yang terjadi terhadap cebakan
bijih timah putih pimer menghasilkan cebakan timah sekunder, yang dapat berada pada
tanah residu maupun letakan sebagai endapan koluvial, kipas aluvial, aluvial sungai maupun
aluvial lepas pantai. Tubuh bijih primer yang berpotensi menghasilkan sumber daya cebakan
timah letakan ekonomis adalah yang mempunyai dimensi sebaran permukaan erosi luas
sebagai sumber dispersi.
Mineral yang terkandung di dalam bijih timah pada umumnya mineral utama yaitu
kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa, zircon, ilmenit, plumbum, bismut, arsenik, stibnite,
kalkopirit, kuprit, xenotim,dan monasit merupakan mineral ikutan.

14
Makalah Timah dan Paduannya, Selenium, dan Arsen

2. Proses Pembuatan Timah di Industri


1) Proses peleburan
Untuk memisahkan timah dari pengotor pengotornya maka bijih timah harus dilebur
dan ditambahkan senyawa senyawa lain seperti antrasite, dan limestone. Peleburan dilakukan
didalam burning chamber (tanur) hingga suhu 1350 0C selama 8-12 jam sehingga dapat
memisahkan timah dengan pengotor pengotornya seperti Pb, As, Sb, Cu, Fe, dan Ni
Proses peleburan timah menggunakan reduktor gas CO, gas ini diperoleh dari hasil
pembakaran C (fixed carbon) dalam antrasit dengan reaksi sebagai berikut:
C(s) + O2(g) CO2(g)

(1)

CO2(g) + C(s) 2 CO(g)

(2)

2C(s) + O2(g)

2 CO(g)

(3)
Pada temperatur operasi 1400C gas CO lebih stabil daripada gas CO 2 sehingga reaksi
berjalan ke kanan dan diperoleh gas CO.
Reaksi reduksi bijih timah menjadi timah bebas adalah sebagai berikut:
SnO2(s) + CO(g) SnO(s) + CO2(g) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(4)
SnO(s) + CO (g) Sn(l) + CO2(g) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(5)
Dari reaksi tersebut, masih terdapat SnO2 yang tidak tereduksi oleh C(s) yang lalu akan
bereaksi dengan Sn(l) dan silika (SiO2) untuk menghasilkan terak (slag) stannous silicate.
Reaksi yang terjadi adalah:
SnO2(s) + Sn(l) + 2 SiO2(l) 2 SnOSiO2(sl) . . . . . . . . . . . . . . (6)

15
Makalah Timah dan Paduannya, Selenium, dan Arsen

Untuk menghasilkan Sn(l), terak ini dapat direduksi oleh C (s), reaksinya adalah sebagai
berikut:
2SnOSiO2(sl) + 2 C(s) 2 Sn(l) + 2 SiO2(sl) + 2 CO2(g) . . . . (7)
Pada temperatur 1150oC 1250oC oksida - oksida pengotor yang terdapat di dalam bijih
timah sebagian tereduksi menjadi FeO. Reaksi sebagai berikut:
3FeO(s) + CO2(g) Fe3O4(s) + CO(g) . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(8)
Fe3O4(s) + CO(g) 3FeO(s) + CO2(g) . . . . . . . . . . . . . . . . . .(9)
Lalu adanya penambahan fluks akan mendesak FeO dan SnO dari dalam slag karena
fluks/batu kapur akan terdekomposisi menjadi CaO dan CO2, dengan reaksi:
CaCO3 CaO + CO2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (10)
Yang dimulai pada temperatur 600C dan akan sempurna pada temperatur 900-1000C.
Kemudian, akan bereaksi mendesak FeO dan SnO dari slag 1 dengan reaksi sebagai berikut :
SnO.SiO2 (slag) + CaO (s) SnO
SnO (slag) + CO

(g)

(slag)

+ CO

+ CaO.SiO2 (slag) . . . . . . . (11)

Sn (l) + CO2 (g) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(12)

2FeO.SiO2 (slag) + CaO


FeO

(slag)

(g)

(s)

FeO

Fe

(l)

(slag)

+ CaO.SiO2 (slag) . . . . .(13)

+ CO2 (g) . . . . . . . . . . . . . . . . . . (14)

2) Tapping
Tapping adalah proses mengeluarkan timah cair dan slag dalam tanur, setelah dilakukan
tapping maka akan dipisahkan antara slag dan logam timah cair, sehingga logam timah cair yang
dipisahkan dapat dicetak.

16
Makalah Timah dan Paduannya, Selenium, dan Arsen

3) Pencetakan
Proses pencetakan dilakukan setelah mengeluarkan logam timah cair dari dalam tanur,
pencetakan dilakukan dengan menggunakan cetakan yang sudah ada. Produk akhir disebut ingot.
4) Refining (pemurnian) dengan Pyrorefining
Pyrorefining adalah metode pemurnian dengan menggunakan temperature tertentu guna
mendapatkan produk yang memiliki impurities/pengotor seminimal mungkin. Pada industri
pemurnian timah, produk yang didapat dari pyrorefining berkisar antara 99,85 99,95 %. Proses
ini dilakukan dengan menambahkan zat aditif yang akan berfungsi sebagai pengikat impurities di
dalam timah cair. Tahapan proses ini meliputi:
a. Pengurangan kadar As, dilakukan dengan cara menambahkan alumunium sehingga akan
terbentuk senyawa AsAl yang mengapung di permukaan timah cair, karena ditiupkan
udara ke dalam timah cair (proses polling).
b. Pengurangan kadar Cu dan Ni, dilakukan dengan menambahkan sulfur ke dalam timah
cair sehingga akan terbentuk endapan CuS dan NiS. Analisa akhir juga tetap dilakukan
untuk pengecekan, jika ternyata terdapat kandungan impurities yang melebihi atau di
ambang batas standar yang ditetapkan maka dilakukan refining ulang sesuai dengan
kandungan impurities yang ingin dikurangi.
c. Pengurangan kadar Fe, dilakukan dengan cara mengubah temperatur ketel menjadi 300 400C sehingga akan terbentuk endapan FeSn di dasar ketel. Selain itu ditambahkan
serbuk gergaji yang akan berfungsi sebagai buffer interface untuk memisahkan endapan
FeSn dengan Sn cair.

2.1.6 Logam Timah dan Paduannya


1. Timah Solder
Karakteristik timah solder ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu komposisi
campuran logam dan jenis flux yang terkandung didalam timah solder. Timah solder
terbuat dari campuran lebih dari satu jenis logam, atau dikenal dengan istilah alloy.
Dua jenis logam yang lazim digunakan dibidang elektronika adalah timah (Sn) dan
timbal (Pb), dengan berbagai macam perbandingan campuran. Perbandingan
campuran ini dinyatakan melalui angka persentase perbandingan timah/timbal

17
Makalah Timah dan Paduannya, Selenium, dan Arsen

(Sn/Pb), sebagai contoh 60/40 dan 63/37. Jenis logam lain, seperti perak (Ag) dan
tembaga (Cu), juga dapat ditambahkan dalam jumlah kecil (dikisaran 1% - 2%) untuk
mendapatkan sifat-sifat tertentu.
Perbandingan campuran timah dan timbal mempengaruhi karakteristik timah
solder, antara lain kekuatan sambungan solder, kelancaran aliran timah solder cair,
titik lebur timah solder dan mekanisme perubahan wujud timah solder dari padat
menjadi cair dan sebaliknya.
2. Pewter, merupakan paduan antara 85-99% timah dan sisanya tembaga, antimony,
bismuth, dan timbale. Banyak dipakai untuk vas, peralatan ornament rumah, atau
peralatan rumah tangga.
3. Perunggu (Brons)
Brons adalah paduan antara tembaga dengan timah dimana kandungan dari timah
kurang dari 15% karena mempunyai titik cair yang kurang baik maka brons biasanya
ditambah seng, fosfor, timbal dan sebagainya.
Paduan ini dikenal oleh manusia sejak lama sekali. Perunggu merupakan paduan
antara Cu dan Sn dalam arti yang sempit. Dibandingkan dengan tembaga murni dan
kuningan perunggu merupakan paduan yang mudah dicor dan mempunyai kekuatan
yang lebih tinggi, demikian juga ketahanan ausnya dan ketahanan korosinya oleh
karena itu banyak dipergunakan untuk berbagai komponen mesin, bantalan, pegas,
corak artistic,dsb. Paduan antar tembaga dan timah . Kegunaan : decorative casting ,
gear, penyambung pipa, spare part pompa
4.

Perunggu timah putih


Sn adalah lebih mahal dari kuningan. Oleh karena itu kuningan dipergunakan
sebagai bahan baku dan selanjutnya bahan yang dicampur 4-5% Sn dipergunakan
untuk keperluan khusus sedangkan hampir semua paduan perunggu ini dalam
industry dipakai dalam bentuk coran. Brons timah putih mempunyai sejarah yang
lama sehingga dari penggunaannya paduan dasar dengan 8-12 % Sn dinamakan Gun
Metal, paduan dengan 10% Sn dan 23 % Sn dinamakan Admiralty Gun Metal,

18
Makalah Timah dan Paduannya, Selenium, dan Arsen

sedangkan yang mengandung 18-23% Sn disebut Brons Bell dan paduan yang
mengandung 30-32% disebut Brons kaca.
5.

Perunggu Posfor (brons posfor)


Pada paduan tembaga posfor berguna sebagai penghilang oksida, oleh
karena itu penambahan posfor 0,05-0,5% pada paduan memberikan kecairan logam
yang lebih baik. Brons posfor mempunyai sifat-sifat lebih baik dalam
keelastisannya, kekuatan dan ketahanan terhadap aus. Ada tiga macam brons posfor
yang dipergunakan dalam industry yaitu brons biasa yang tidak mempunyai
kelebihan P yang tidak dipakai dalam proses menghilangkan oksida, brons posfor
untuk pegas dengan kadar 0,05-0,15% yang ditambahkan kepada brons yang
mengandung Sn kurang dari 10% dan brons posfor untuk bantalan yang
mengandung 0,3-1,5% P ditambahkan kepada brons yang mengandung lebih dari
10% Sn.

6.

Brons Aluminium
Paduan yang dipergunakan dalam industry mengandung 6-7% Al
dipergunakan untuk pabrikasi dan paduan dengan 9-10% Al dipergunakan untuk
coran. Paduan ini mempunyai kekuatan yang baik dari pada brons timah putih
dengan sifat mampu bentuk yang lebih dan ketahanan korosi yang baik, sehingga
pengunaannya lebih luas. Tetapi mampu cornya kurang baik sehingga memerlukan
teknik yang khusus pada pengecorannya.

7.

Perunggu Bebas Seng


Perunggu bebas seng dinamakan juga perunggu tulen atau perunggu timah,
yaitu perunggu tuang dari Cu ditambah 10%, 14%, atau 20% Sn tanpa campuran
tambahan lain. Bahan itu digunakan untuk pentil yang harus mempunyai syarat
tinggi terhadap korosi dan ketangguhan (10% Sn). Selain itu juga untuk bantalanbantalan yang harus mempunyai syarat-syarat tinggi untuk sifat luncur (14% Sn)
dan untuk bantalan-bantalan tekan dengan syarat tinggi untuk kekerasan (20% Sn).

19
Makalah Timah dan Paduannya, Selenium, dan Arsen

8.

Perunggu Bebas Seng Paduan Kepal


Mempunyai 1,5% sampai setinggi-tingginya 10% timah putih dan selain
itu fosfor dalam persentase yang sangat kecil, yaitu setinggi-tingginya 0,35.
Campuran ini dahulu dinamakan perunggu fosfor. Dipakai untuk profil-profil,
batang-batang, kawat, pelat, dan pipa-pipa yang dicanai dan ditarik.

9.

Perunggu Seng
Perunggu seng ialah perunggu tembaga timah dengan tambahan seng 2%
sampai 7%. Bahan itu dipakai terutama untuk bantalan-bantalan (campuran tuang).

10.

Perunggu silicon
Perunggu silicon baik sebagai paduan tuang maupun paduan kepal
mempunyai kadar Si 0,5% samapai 4,5%. Selain dari itu ada bahan-bahan tambahan
dari timah, nikel, mangan, besi, dan seng dalam bermacam-macam persenyawaan.
Sebagian dapat dijadikan misalnya cupoder yang mempunyai tahan tarik dan
kekerasan yang tinggi.

11.

Perunggu Timbel
Perunggu timbel mempunyai kadar timbel (Pb) 5-35%. Jika perlu dengan
tambahan Sn dan Ni sebagai blok-blok bantalan yang berupa lapisan tipis dalam bus
bantalan.

12. Logam Babbit (Babbit Metal)


Logam Babbit adalah logam paduan empat element logam (quarternary alloy atau
ternary alloys) dari element-element Timah putih (Tin, Sn), Timah hitam (lead, Pb),
Antimony (Stibium, Sb), dan Tembaga (Copper, Cu), Logam paduan ini ditemukan
oleh ISAAC BABBIT di USA (pada tahun 1839).
Logam Babbit dipakai untuk bahan bearing (bearing metal). Bearing (bantalan)
adalah bagian mesin yang berfungsi meneruskan/memindahkan beban antara dua
permukaan yang saling bergesekan. Sedangkan bantalan (bearing), yaitu bantalan

20
Makalah Timah dan Paduannya, Selenium, dan Arsen

luncur (sliding contact bearing) dan bantalan gelinding (rolling contact bearing).
Pada umumnya logam babbit dipakai untuk bantalan luncur.
2.1.7 Kegunaan Timah
1. Bahan baku logam pelapis, solder, bahan dasar kimia kuningan dan perunggu dan
industri gelas
2. Pemanfaatan timah sebagai paduan logam, contohnya pewter, bronze, platting, super
konduktor,pembuatan senyawa organotin dan pembuatan senyawa kimia.
3. Plating, Logam timah banyak dipergunakan untuk melapisi logam lain seperti seng,
timbale dan baja dengan tujuan agar tahan terhadap korosi. Aplikasi ini banyak
dipergunakan untuk melapisi kaleng kemasan makanan dan pelapisan pipa yang
terbuat dari logam.
4. Superkonduktor, Timah memiliki sifat konduktor dibawah suhu 3,72 K.
Superkonduktor dari timah merupakan superkonduktor pertama yang banyak diteliti
oleh para ilmuwan contoh superkonduktor timah yang banyak dipakai adalah Nb3Sn.
5. Solder sudah banyak dipakai sejak dahulu kala. Timah dipakai dalam bentuk solder
merupakan campuran antara 5-70% timah dengan timbale akan tetapi campuran 63%
timah dan 37% timbale merupakan komposisi yang umum untuk solder. Solder
banyak digunakan untuk menyambung pipa atau alat elektronik.
6. Pembuatan Senyawa Organotin, Senyawa organoti merupakan senyawa kimia yang
terdiri dari timah (Sn) dengan hidrokarbon membentuk ikatan C-Sn. Senyawa ini
merupakan bagian dari golongan senyawa organometalik. Senyawa ini banyak
dipakai untuk sintesis senyawa organic, sebagai biosida, sebagai pengawet kayu,
sebagai stabilisator panas, dan lain sebagainya.
7. Pembuatan Senyawaan Kimia Untuk Berbagai Keperluan, Logam timah juga dipakai
untuk membuat berbagai maca senyawaan kimia. Salah satu senyawa kimia yang
sangat penting adalah SnO2 dimana dipakai untuk resistor dan dielektrik, dan
digunakan untuk membuat berbagai macam garam timah. Senyawa SnF2 merupakan
aditif yang banyak ditambahkan pada pasta gigi. Senyaan timah, tembaga, barium,
kalsium dipakai untuk pembuatan kapasitor. Dan tentu saja senyawaan kimia juga
sering dipakai untuk pembuatan katalis.

21
Makalah Timah dan Paduannya, Selenium, dan Arsen

8. Timah klorida (SnCl2) : digunakan dalam pembuatan zat warna, polimer, dan tekstil;
di silvering satu mirror; sebagai pengawet makanan; sebagai aditif dalam parfum
digunakan dalam sabun, dan sebagai agen anti-Cumming dalam minyak pelumas
9. Timah oksida (SnO 2): digunakan dalam pembuatan kaca jenis khusus, glasir keramik
dan warna, parfum dan kosmetik, dan tekstil, dan sebagai bahan polishing untuk baja,
kaca, dan bahan lainnya
10. Timah kromat (SnCrO4 atau Sn (CrO4) 2 ): kekuning-kuningan-coklat senyawa cokelat
digunakan sebagai zat pewarna untuk porselen dan porselen

2.1.8 Bahaya Timah bagi Kesehatan dan Lingkungan


a. Bahaya pada Kesehatan
Efek akut adalah:
Mata dan kulit iritasi
sakit kepala
Sakit perut
Penyakit dan pusing
Berat berkeringat
Sesak napas
Masalah buang air kecil
Efek jangka panjang adalah:
Depresi
Kerusakan hati
Gangguan fungsi sistem kekebalan
Kerusakan kromosom
Kekurangan sel darah merah

Kerusakan otak (menyebabkan kemarahan, gangguan tidur, pelupa dan sakit

kepala)
b. Bahaya pada Lingkungan

22
Makalah Timah dan Paduannya, Selenium, dan Arsen

Kaleng sebagai atom tunggal atau molekul sangat beracun terhadap beberapa jenis
organisme, bentuk racun adalah bentuk organik

Ada berbagai jenis timah organik yang dapat sangat bervariasi di

toksisitas. Tributyltins merupakan komponen timah paling beracun untuk ikan dan
jamur, sedangkan trifenyltin jauh lebih beracun bagi fitoplankton.

2.2 Selenium
2.2.1 Pendahuluan
Selenium ditemukan oleh Berzellius pada tahun1817, kata Selenium berasal dari
bahasa Yunani yaitu selene yang memiliki arti bulan. Selenium diakui sebagai senyawa
mikromineral yang esensial untuk kesehatan manusia sejak tahun1990. Selenium memiliki
peranan penting dalam perlindungan membran sel dan sintesis suatu enzim antioksidan yaitu
berfungsi sebagai antioksidan pertahanan tubuh dari pengurangan hidrogen peroksida.
Beberapa selenoprotein yang sudah teridentifikasi mempunyai hubungan dengan
metabolisme hormon tiroid, testis, sperma, dan metabolisme otot.
2.2.2 Pengertian Selenium
Selenium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Se dan
nomor atom 34. Ditemukan oleh Berzellius pada tahun 1817, yang menemukannya
bergabung bersama tellurium (namanya diartikan sebagai bumi). Selenium adalah trace
mineral yang sangat penting bagi kesehatan yang baik tetapi diperlukan hanya dalam jumlah
kecil. Selenium adalah dimasukkan ke dalam protein untuk membuat selenoproteins, yang
enzim antioksidan penting. Sifat antioksidan dari selenoproteins membantu mencegah
kerusakan sel dari radikal bebas. Radikal bebas yang alami dengan produk dari metabolisme
oksigen yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan penyakit kronis seperti kanker dan
penyakit jantung. selenoproteins lainnya membantu mengatur fungsi tiroid dan berperan
dalam sistem kekebalan.

23
Makalah Timah dan Paduannya, Selenium, dan Arsen
Sumber : Commons.wikimedia.org

Gambar 2. Mineral Selenium

Selenium adalah mineral penting yang sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai antioksidan
untuk meredam aktivitas radikal bebas. Selenium tidak diproduksi oleh tubuh, tetapi
diperoleh dari konsumsi makanan sehari-hari. Selenium merupakan mineral penting yang
berfungsi untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah penyakit. Sebagai bagian dari
enzim anti oksidan, Selenium berperan dalam sistem pertahanan tubuh. Dalam kapasitas anti
oksidannya, selenium bekerja sama dengan vitamin E untuk mencegah terjadinya kerusakan
sel tubuh.
2.2.3 Sifat Fisika, Kimia, dan Mekanik Selenium
1. Sifat Fisika

Fase

Massa jenis (sekitar suhu kamar)

: (gray) 4.81 g/cm

Massa jenis (sekitar suhu kamar)

: (alpha) 4.39 g/cm

Massa jenis (sekitar suhu kamar)

: (vitreous) 4.28 g/cm

Massa jenis cair pada titik lebur

: 3.99 g/cm

Titik lebur

: 494 K (221 C, 430 F)

Titik didih

: 958 K (685 C, 1265 F)

Titik kritis

: 1766 K, 27.2 MPa

Kalor peleburan

: (gray) 6.69 kJ/mol

Kalor penguapan

: 95.48 kJ/mol

Kapasitas kalor (25 C)

: 25.363 J/(molK)

: solid

24
Makalah Timah dan Paduannya, Selenium, dan Arsen

2. Sifat Kimia

Bilangan oksidasi
Elektronegativitas

: 6, 4, 1, -2
: 2,55 (skala

pauling)
Energy ionisasi
:
Pertama : 941 kJ/mol
Kedua : 2045 kJ/mol
Ketiga : 2973 kJ/mol

Jari-jari atom : 120 pm

Jari-jari kovalen : 120 4

pm
Jari-jari van der walls : 190

pm
Struktur kristal : heksagonal

3.Sifat Mekanik Selenium

Modulus Young 10 GPa

Modulus geser 3.7 GPa

Modulus ruah 8.3 GPa

Skala kekerasan Mohs 2.0

Kekerasan Brinell 736 Mpa

2.2.4 Sumber Selenium


Sumber alam selenium berbeda-beda tergantung keadaan tanah dimana terdapat
kandungan selenium. Ada tanah yang miskin selenium sehingga tumbuhan yang tumbuh pun
miskin selenium, dan sebaliknya tanah yang kaya akan selenium tumbuhannya pun akan
kaya akan selenium. sumber antropogenik selenium termasuk pembakaran batubara dan
pertambangan dan peleburan bijih sulfida.
Sumber utama selenium dikebanyakan negara diseluruh dunia adalah makanan nabati
berupa kacang kedelai dan kacang polong. Selenium dalam makanan terdapat dalam bentuk
seleno methionin dan selenosistein. selenium diperoleh dari daging ayam tanpa kulit, susu
rendah lemak, kacang-kacangan dan makanan laut (udang, kepiting, sardin, ikan).Kandungan
selenium pada makanan tergantung pada kandungan selenium pada tanah dimana tanaman
tersebut tumbuh ataupun dimana hewan dibesarkan. Selenium juga dapat ditemukan pada
beberapa daging-dagingan dan makanan laut. Hewan yang mengkonsumsi rumput atau
tanaman yang tumbuh pada tanah kaya selenium memiliki kandungan selenium lebih tinggi
pada otot mereka.
2.2.5 Pembuatan Selenium
Selenium jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Selenium ditemukan dalam
beberapa mineral yang cukup langka seperti kruksit dan klausthalit. Beberapa tahun yang lalu,
selenium didapatkan dari debu cerobong asap yang tersisa dari proses bijih tembaga sulfida.
Sekarang selenium di seluruh dunia dihasilkan dari pemurnian kembali logam anoda dari proses
elektrolisis tembaga. Selenium diperoleh dari memanggang endapan hasil elektrolisis dengan

soda atau asam sulfat, atau dengan meleburkan endapan tersebut dengan soda dan niter (mineral
yang

2.2.6 Paduan Selenium


1. Selenium digunakan dengan bismut di kuningan untuk menggantikan timbal yang lebih
beracun. Peraturan timbal dalam air minum aplikasi dengan Safe Drinking Water Act tahun
1974 membuat pengurangan timbal dalam kuningan yang diperlukan. Kuningan baru
dipasarkan di bawah nama EnviroBrass. Seperti timah dan belerang, selenium meningkatkan
machinability baja pada konsentrasi sekitar 0,15%. Peningkatan yang sama juga diamati pada
paduan tembaga dan selenium karena itu adalah juga digunakan dalam paduan tembaga
machinable.
2. Tembaga indium gallium selenide adalah bahan yang digunakan dalam produksi sel surya.
Selenium digunakan dalam sel surya dan fotosel - bahkan sel surya pertama dibuat
menggunakan selenium. Hal ini juga digunakan sebagai toner fotografi.
3. Selenide seng adalah material pertama untuk biru LED tetapi galium
nitrida mendominasi pasar sekarang. Kadmium selenide baru-baru ini
memainkan peran penting dalam pembuatan titik-titik kuantum . Lembar
selenium amorf mengkonversi x-ray
4. Selenium sulfida digunakan di shampoo anti-ketombe.
5. Berzelianite (Copper Selenide)
6. Clausthalite (Lead Selenide)
7. Eucairite (Silver Copper Selenide)
8. Hakite (Copper Mercury Silver Antimony Selenium Sulfide)
2.2.7 Kegunaan Selenium
1. Kegunaan selenium di industri
a. Digunakan sebagai tinta fotografi untuk memperbanyak salinan dokumen, surat dan lainlain
b. di bawah titik cairnya, selenium adalah semi konduktor tipe p dan memiliki banyak
kegunaan dalam penerapan elektronik

c. digunakan dalam industri kaca untuk mewarnai kaca dan lapisan email gigi yang
berwarna rubi
d. digunakan sebagai bahan tambahan pembutan baja tahan karat.
e. Karena sifat-sifatnya fotovoltaik dan fotokonduktif, selenium digunakan dalam fotokopi,
photocells, meter cahaya dan sel surya.
f. Lembar selenium amorf mengkonversi gambar x-ray, dalam xeroadiography dan solidstate, x-ray kamera panel datar
2. Kegunaan selenium bagi manusia
Selenium adalah mineral penting yang sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai antioksidan
untuk meredam aktivitas radikal bebas. Selenium bekerja sebagai kofaktor untuk enzim yang
terlibat dalam oksidasi asam lemak dan penghancuran asam amino.
Manfaat Selenium bagi tubuh:
a. Menangkal radikal bebas
Di dalam tubuh setiap orang terdapat kemampuan untuk melawan radikal bebas yang bias
menghancurkan sel dan menimbulkan berbagai penyakit berbahaya seperti kanker, penyakit
jantung, dan penuaan dini. Di dalam tubuh, selenium bekerjasama dengan vitamin E sebagai
zat antioksidan.
b. Meningkatkan kekebalan tubuh
Selenium dapat memperbaiki system imunitas (kekebalan tubuh) dan berperan dalam fungsi
kelenjar tiroid dan dalam setiap sel yang menggunakan hormone tiroid, dengan berpartisipasi
sebagai kofaktor untuk tiga deiodinases diketahui hormon tiroid, yang mengaktifkan dan
kemudian menonaktifkan berbagai hormon tiroid metabolitnya. Ini mungkin menghambat
penyakit Hashimotos, di mana sel-sel tubuh sendiri tiroid diserang sebagai asing.
c. Mencegah HIV
Selenium banyak terdapat pada ikan, telur, daging, sereal, kacang. diketahui dapat
menghambat replikasi HIV. Selenium bergabung dengan protein dalam bentuk asam amino,
yang disebut selenoprotein, Zat ini mengurangi tekanan tyang disebabkan oleh infeksi, dan
memperlambat

penyebaran

infeksi.

Pada tahap pertama infeksi, HIV memproduksi berbagai protein yang memicu pengeluaran
gen lain yang dibutuhkan virus untuk menopang dirinya. Salah satunya tat, yang juga
membantu replikasi virus. Diyakini, tat mengincar dan menurunkan selenoprotein saat virus
mulai menginfeksi. Untuk itu dilakukan penelitian yang meningkatkan selenoprotein di
tubuh. Peneliti mengisolasi sel darah dari individu tanpa HIV, lalu menginfeksinya dengan
HIV. Kemudian ditambahkan sejumlah kecil selenium ke kultur (biakan) sel. Hasilnya
menunjukkan, penambahan selenium menghambat replikasi HIV sampai setidaknya 10x
lipat, dibandingkan kultur sel yang tidak ditambahkan selenium. Ketika mereka mengurangi
produksi selenoproein, ditemukan terjadi peningkatan replikasi virus 3,5x lipat.
Kemungkinan, selenoprotein bekerja dengan merusak struktur kimia tat, yang pada akhirnya
mengurangi kemampuan virus bereplikasi. Jika fungsi selenium telah dimengerti
sepenuhnya, obat yang lebih efektif untuk HIV bisa diciptakan.
d. Mempertahankan elastisitas tubuh
Bersama vitamin E, selenium berfungsi mempertahankan elastisitas jaringan dan bila kadar
selenium berkurang maka tubuh akan mengalami penuaan dini, yaitu kondisi sel yang rusak
sebelum waktunya.
e.

Mineral selenium merupakan zat yang mempunyai efek sebagai anti kanker dengan

mengatasi kerusakan gen dan sistem kekebalan tubuh


f. Mengeluarkan logam berat dari dalam tubuh
g. Mineral selenium merupakan zat yang dapat melindungi kerusakan jantung dan
pembuluh darah melalui kerja enzim glutathione peroxidase yang mencegah oksidasi
lemak dan mengurangi perlengketan zat-zat pembeku darah (trombosit).
h. Dapat membantu menghambat oksidasi kolesterol sebagai pemicu terjadinya kekakuan
dinding pembuluh darah dan penyumbatan aliran darah.
Orang dewasa dianjurkan untuk mengonsumsi, 55 mikrogram (mcg) selenium setiap hari.
Namun perempuan dewasa yang sedang hamil dianjurkan meningkatkan asupan selenium
menjadi 60 mcg per hari. Kebutuhan tersebut akan meningkat saat seorang ibu harus
menyusui, menjadi sebesar 70 mcg per hari.
Selenium berasal dari kacang-kacangan, sereal, daging, ikan, dan telur. Dalam urutan
konsentrasi, tingkat tinggi juga ditemukan di ginjal, tuna, kepiting, dan lobster.

2.2.8 Bahaya Selenium bagi Kesehatan dan Lingkungan


a. Bahaya selenium bagi kesehatan
Bahaya selenium bagi kesehatan adalah bila seseorang kekurangan selenium ataupun
kelebihan selenium di dalam tubuhnya. Berikut adalah bahaya yang ditimbulkan bila kita
kekurangan atau kelebiihan selenium dalam tubuh.
1.

Kekurangan selenium

Gejala-gejala yang timbul akibat kekurangan selenium, dijelaskan dengan berkurangnya


antioksidan dalam jantung, hati dan otot, yang mengakibatkan kematian jaringan dan
kegagalan organ
Kekurangan selenium dapat menurunkan daya kerja vitamin E hingga 50%. Penurunan
daya kerja vitamin E dapat memicu penyakit yang lainnya seperti, myoglobinuria, atau
kencing berwarna merah darah akibat mioglobin dalam otot melebur dalam darah.
Ada beberapa jenis penyakit yang terkait dengan kekurangan selen yaitu:
1. Penyakit Keshan.
Penyakit Keshan adalah sejenis penyakit kardiomiopati yang terutama
memengaruhi anak usia 2-10 tahun. Kardiomiopati adalah penyakit
melemahnya fungsi otot jantung yang dapat beresiko menimbulkan gangguan
irama detak jantung (bias terlalu cepat, terlalu lambat, kadang teratur, kadang
tidak teratur) dan juga beresiko menimbulkan kematian akibat serangan
jantung mendadak.
2. Penyakit Kashin Beck
Penyakit Kashin-Beck merupakan penyakit osteoarthritis yang biasanya terjadi
terutama pada remaja. Osteoarthritis yaitu penyakit yang timbul akibat
terjadinya kemunduran fungsi sendi
2. Myxedematous Endemic Cretinism, yang menyebabkan retardasi mental

2. Kelebihan selenium
Kelebihan selenium dapat menimbulkan efek yang sangat berbahaya, yaitu karena
mengonsumsi selenium melebihi dosis
Gejalanya terdiri dari
-

mual dan muntah


rambut dan kuku rontok
kerusakan saraf
Akibatnya:

menyebabkan gejala gastrointestinal, perubahan dermatologi, gangguan neuromuskuler-

psikiatri, disfungsihati dan ginjal, trombositopenia, dll.


Gangguan fungsi endokrin, termasuk sintesis hormon tiroid.
Dapat menurunkan motilitas sperma.
Menyebabkan masalah perilaku seperti lekas marah atau kelelahan pada anak.
b. Bahaya selenium di lingkungan
Selenium dalam keadaan padat, dalam jumlah yang cukup dalam tanah, dapat memberikan
dampak fatal pada tanaman pakan hewan. Terpapar dengan senyawa selenium di udara
tidak boleh melebihi kadar 0.2 mg/m3 (selama 8 jam kerja perhari-40 jam seminggu)
Beberapa jenis tanaman dianggap indicator kadar selenium tinggi tanah, karena
mereka membutuhkan tingkat tinggi selenium untuk tumbuh subur. Hal ini dimanfaatkan
juga untuk mempertahankan diri dari herbivora. Beberapa tanaman yang bias digunakan
sebagai indikator selenium yaitu genus Astragalus (termasuk beberapa locoweeds),
(Stanleya sp.), Aster kayu (Xylorhiza sp.), Dan goldenweed palsu (Oonopsis sp.)

2.3 Arsen
2.3.1 Pendahuluan
Kata arsenik dipinjam dari bahasa Persia Zarnik yang berarti "orpimen kuning". Zarnik
dipinjam dalam bahasa Yunani sebagai arsenikon. Arsenik dikenal dan digunakan di Persia dan
di banyak tempat lainnya sejak zaman dahulu. Bahan ini sering digunakan untuk membunuh, dan

gejala keracunan arsenik sulit dijelaskan, sampai ditemukannya tes Marsh, tes kimia sensitif
untuk mengetes keberadaan arsenik. Karena sering digunakan oleh para penguasa untuk
menyingkirkan lawan-lawannya dan karena daya bunuhnya yang luar biasa serta sulit dideteksi,
arsenik disebut Racun para raja, dan Raja dari semua racun.
Dalam zaman Perunggu, arsenik sering digunakan di perunggu, yang membuat campuran
tersebut lebih keras.
Warangan, yang sering digunakan sebagai bahan pelapis permukaan keris, mengandung bahan
utama arsen. Arsen membangkitkan penampilan pamor keris dengan mempertegas kontras pada
pamor. Selain itu, arsen juga meningkatkan daya bunuh senjata tikam itu.
Albertus Magnus dipercaya sebagai orang pertama yang menemukan bagaimana mengisolasi
elemen ini pada tahun 1250. Pada tahun 1649 Johan Schroeder mempublikasi 2 cara menyiapkan
arsenik.
Pada zaman Ratu Victoria di Britania Raya, arsenik dicampurkan dengan cuka dan kapur dan
dimakan oleh kaum perempuan untuk meningkatkan penampilan wajah mereka, membuat kulit
mereka lebih putih untuk menunjukkan bahwa mereka tidak bekerja di ladang. Arsenik juga
digosokkan di muka dan di lengan kaum perempuan untuk memutihkan kulit mereka. Namun ini
sangat tidak dianjurkan sekarang.
2.3.2 Pengertian Arsen
Arsenic secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan fosfor, dan sering
dapat dipergunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan juga memiliki sifat
beracun. Dalam bentuk unsure, arsenic sebenarnya tidak berbahaya. Akan tetapi, jika dalam
bentuk senyawa oksidanya, arsenic dioksida (AsO), unsure ini bersifat racun. Ketika
dipanaskan, arsenic akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsenic yang berbau seperti bau
bawang putih. Senyawa arsenic oksida berbentuk serbuk putih yang larut dalam air, tidak berasa
dan sukar dideteksi jika telah lama diminum. Dengan sifat ini, sangat sulit untuk melihat apakah
air yang diminum atau dikonsumsi untuk kebutuhan sehari hari telah terkontaminasi dengan
arsenic atau tidak. Selain itu, Gejala orang yang keracunan arsen memang seringkali tidak dapat
dibedakan dengan gejala orang yang terserang penyakit kolera atau disentri. Demikian juga

gejala keracunan bahan-bahan beracun lain. Pada umumnya menyerupai gejala orang terserang
penyakitArsenik dan beberapa senyawa arsenic juga dapat langsung tersublimasi, berubah dari
padat menjadi gas tanpa menjadi cairan terlebih dahulu. Zat dasar arsenic ditemukan dalam dua
bentuk padat, yakni yang berwarna kuning dan metalik, dengan berat jenis masing masing 1,97
dan 5,73 g/cm3
Sumber : commons.wikimedia.org

Gambar 3. Mineral arsen

Arsen

dapat

metalik

dalam

bentuk inorganic bervalensi tiga

dan bervalensi lima. Bentuk

inorgarnik yang bervalensi tiga

adalah arsenic trioksid,, sodium arsenic, dan arsenic triklorida, sedangkan bentuk inorganic
bervalensi lima adalah arsenic pentosida, asam arsenic, dan arsenat (Pb arsenat, Ca arsenat).
Arsen yang bervalensi tiga (trioksid) merupakan bahan kimia yang cukup potensial untuk
menimbulkan terjadinya keracunan.
Sepeti yang telah diuraikan diatas, secara alami arsenic banyak tersedia di alam. Selain
dapat ditemukan di udara, air maupun makanan, arsen juga dapat ditemukan di industry seperti
industry pestisida, proses pengecoran logam, maupun pusat tenaga geothermal. Elemen yang
mengandung arsen dalam jumlah sedikit atau komponen arsen organic (biasanya ditemukan pada
produk laut seperti ikan laut) biasanya tidak beracun (tidak toksik).
Massa atom relative (Ar) dari arsen adalah 74,92160 g/mol. Jumlah electron tiap kulit
berturut-turut adalah 2, 8, 18, 5. Sedang konfigurasi electron darsi arsen (As) adalah [Ar] 3d 10 4s2
4p3.

2.3.3 Sifat Fisika, Kimia, dan Mekanik Arsen


1. Sifat Fisika
Sifat fisik arsenic diberikan dalam table berikut:
Fase

Solid

Densitas (25oC)

5,727 g/cm3

Densitas (titik lebur)

5,22 g/cm3

Titik lebur

817 oC

Titik didih

614oC

Kalor peleburan

(abu-abu) 24,44 KJ/mol

Kalor penguapan

34,76 KJ/mol

o
Kapasitas kalor (25 C)

24,64 J/mol.K

Elektronegativitas

2,18 (skala Pauling)


Pertama : 947,0 KJ/mol

Energi Ionisasi

Kedua

: 1798 KJ/mol

Ketiga

: 2735 KJ/mol

3. Sifat Kimia
Nomor atom: 33
Massa atom: 74,9216 g/mol
Elektronegativitas menurut Pauling: 2,0
Kepadatan: 5,7 g/cm3 pada 14 C
Radius Vanderwaals: 0,139 nm
Radius ionik: 0,222 nm (-2) 0,047 nm (+5) 0058 (+3)
Potensial standar: -0,3 V (As3+ / As)

4.

Sifat Mekanik
Sifat mekanik arsenic diberikan dalam table berikut:
Resistivitas listrik (20oC)

333 n.m

Konduktivitas termal (300 K)

50,2 W/(m.K)

Modulus Young

8 Gpa

Modulus Ruah

22 Gpa

Skala Kekerasan Mohs

3,5

Kekerasan Brinell

1440 MPa

2.3.4 Sumber Arsen


Kebanyakan wilayah dengan kandungan arsen tertinggi adalah daerah aluvial yang
merupakan endapan lumpur sungai dan tanah dengan kaya bahan organik.
Arsen terutama terdapat di dalam tanah dalam konsentrasi yang bervariasi. Tanah yang
normal mempunyai kandungan arsen tidak lebih dari 20 ppm (part per million). Arsen dalam
tanah akan diserap oleh akar tumbuhan dan masuk ke dalam bagian-bagian tumbuhan sehingga
tumbuhan mengandung arsen. Adanya arsen dalam tanah akan menyebabkan sebagian arsen larut
di dalam air. Arsen ini kemudian akan menjadi makanan plankton yang kemudian akan dimakan
ikan. Jadi secara tidak langsung manusia yang mengkonsumsi ikan akan mengkonsumsi arsen.
Senyawa arsen yang paling sering dijumpai pada makanan adalah arsenobetaine dan
arsenocholine, yang merupakan varian arsen organic yang relatif non toksik. Senyawa arsen juga
banyak dijumpai pada daerah pertambangan, karena senyawa arsen merupakan produk
sampingan dari ekstraksi logam Pb, Cu maupun Au. Dalam pertambangan tersebut, senyawa
arsen tersebut merupakan kontaminan pada air sumur keadaan normal, setiap hari tidak kurang
dari 0,5 - 1 mg arsen akan masuk ke dalam tubuh kita melalui makanan dan minuman yang kita
konsumsi. Dengan demikian, di dalam darah orang normalpun, kita dapat menjumpai adanya
arsen.
Di alam arsen terdapat pada sumber berikut:

Batuan (tanah) dan sedimen


Pada batuan arseniki terdistribusi sebagai mineral, seperti pada arsenopyrite, brealgar,
orpiment. Kandungannya di bumi sekitar 1,5-2mg/kg. Ditemukan juga pada sedimen
Sedangkan dalam sedimen kandungan Arsen di bawah 10 mg/kg berat kering.
Air
Beberapa tempat di bumi mengandung arsen yang cukup tinggi sehingga dapat merembes
ke air tanah. Arsenik dalam air tanah bersifat alami dan dilepaskan dari sedimen ke dalam air

tanah.
Biota
Penyerapan ion arsenat dalam tanah oleh komponen besi dan alumunium, merupakan
kebalikan penyerapan arsen pada tanaman. Tanaman yang tumbuh pada tanah yang

terkontaminasi arsen selayaknya mengandung kadar arsen yang tinggi pada bagian akar. Selain
itu . Ganggang laut dan rumput laut juga mengandung sejumlah kecil Arsen.

2.3.5 Proses Pembuatan Arsen


Arsenik padatan dibuat dengan cara isolasi reduksi orpiment (As2S3) memakai panas,
kalsium karbonat (CaCO3), dan arang. Mekanisme reaksinya adalah sebagai berikut:
As2S3 (s) + 3CaCO3 (s) + 6O2 (g) As2O3 (s) + 3CaSO4 (s) +3CO2 (g)
2As2O3 (s) + 3C (s) 4As (s) + 3CO2 (g)
Seperti yang telah disebutkan di atas, arsen dapat dibuat melalui isolasi. Namun, proses
isolasi yang dilakukan di dalam laboratorium tidak terlalu diperlukan karena pada realitanya
arsen terdapat di alam dalam jumlah melimpah.
Dalam proses isolasi, arsen dibuat pada skala industri dengan pemanasan mineral yang
tepat dan sesuai, tanpa adanya udara dalam proses tersebut. Hasilnya, arsen akan dikeluarkan
dalam kondisi kental terpisah dari senyawaan asalnya sebagai zat padat.
Berikut ini persamaan reaksi yang terjadi pada proses isolasi arsen yang dibuat dari
senyawa FeAsS dan dipanaskan pada suhu 700C:
FeAsS (s) FeS (s) + As (g) As(s)

2.3.6 Paduan Arsen


1. Galium arsenide
material semikonduktor penting dalam sirkuit terpadu; Digunakan sebagai bahan baku
material semikonduktor. Galium Arsenida juga dapat digunakan untuk menggantikan
silikon dalam beberapa rangkaian terpadu untuk pemakaian khusus. Keunggulan bahan
GaAs dibandingkan silikon adalah ketahanannya terhadap radiasi, dan ketahanannya
terhadap panas, serta kecepatan mobilitas elektronnya. Karena elektron dapat bergerak
lebih cepat dalam bahan GaAs, maka cip yang dibuat dengan bahan ini berpotensi untuk
bekerja lebih cepat (Jonhsen, 1984 : 46; Robinson, 1990 : 251-254). Salah satu kendala
pengembangan cip berbahan GaAs adalah sulitnya penanganan bahan ini dibanding
dengan bahan silikon karena perancang belum banyak pengalaman dengan bahan GaAs.
Meskipun demikian, teknologi yang dikuasai saat ini telah memungkinkan untuk

membuat rangkaian terintegrasi dengan tingkat kerapatan cukup tinggi untuk merancang
prosesor RISC.
5. Perunggu
Awalnya perunggu dicampur dengan arsenik untuk membentuk perunggu arsenik (akhir
abad 3 SM);
6. Alumunium (Brass)
mengandung timah, dan berbagai paduan tembaga, termasuk arsen, fosfor, aluminium,
mangan, dan silikon;
7. Nikel dan Paduan Kobalt
Kobal selalu terdapat bergabung dengan Nikel dan biasa juga dengan arsen.
8. Timbal biarsenat (PbHAsO4)
Dalam kadar yang sangat kecil digunakan sebagai bahan baku insektisida. Timbal
biarsenat telah digunakan di abad ke-20 sebagai insektisida untuk buah namun
mengakibatkan kerusakan otak para pekerja yang menyemprotnya.

2.3.7 Kegunaan Arsen


1. Bidang Agrikultur (Pertanian)
Timbal arsenate, copper acetoato arsenite, natrium arsenit, kalsium arsenat dan
senyawa arsenat arsenik organik digunakan sebagai pestisida. Metyl arsonic acid dan
dimethyl arsinic acid digunakan sebagai herbisida selektif.
2.

Bidang Kehutanan
Chromated copper arsenite, sodium arsenate dan zinc arsenate digunakan sebagai

pengawet kayu.
3.

Bidang Industri
Arsenik digunakan dalam pembuatan pewarna, gas beracun, transistor, sebagai

komponen semikonduktor, sebagai pengawet dalam penyamakan dan industri tekstil,


kertas dan lainnya.
4.

Bidang Farmasi
Sejumlah kecil arsenik terus digunakan sebagai obat di beberapa negara. Obat

arsenik telah digunakan sejak abad ke-5 SM ketika Hippocrates merekomendasikan


penggunaan arsenik sulfida untuk pengobatan abses. Penyediaan Arsenik telah digunakan

untuk pengobatan gangguan kulit, TBC, leukemia, asma, lepra, sifilis, disentri amuba, dll.
Homeopaths juga menggunakan arsenik sebagai obat.
5.

Bidang Racun dan Keracunan

Racun sering dimanfaatkan untuk menghukum mati para narapidana yang telah dijatuhi
hukuman mati.
Sebagai racun, paling tidak ia memiliki tiga bentuk senyawa yang terpopuler. Pertama,
arsenik trioksida (As2O3). Senyawa ini sering disebut sebagai arsenikum. Dalam bahasa
sehari-hari ia dikenal sebagai warangan. Eyang-eyang yang dulu sering digunakan untuk
mencuci keris.
Bentuk aslinya bubuk putih yang mudah larut dalam air, terutama air panas. Karena itu
arsenik trioksida paling cocok dicampurkan ke dalam kopi, menurut Dr. dr. Djaja S.
Atmadja, SpF, SH, DFM, ahli forensik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Bentuk kedua, arsenik triklorida (AsCl3). Bentuknya menyerupai minyak berwarna
kuning. Senyawa ini jarang dipakai karena daya peracunannya relatif rendah. Di samping
itu, penggunaannya pun susah karena harus dicampurkan ke dalam sesuatu yang
berminyak.
Bentuk ketiga, arsin (AsH3). Ini merupakan bentuk arsenik yang paling beracun.
Wujudnya gas dan sering dipakai sebagai senjata kimia di dalam perang.

2.3.8 Bahaya Arsen bagi Kesehatan dan Lingkungan


a. Bagi Kesehatan
Bahan kimia arsen dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan makanan,
saluran pernafasan serta melalui kulit walaupun jumlahnya sangat terbatas. Arsen yang masuk ke
dalam peredaran darah dapat ditimbun dalam organ seperti hati, ginjal, otot, tulang, kulit dan
rambut.
Arsenik trioksid yang dapat disimpan di kuku dan rambut dapat mempengaruhi enzim
yang berperan dalam rantai respirasi, metabolisme glutation ataupun enzim yang berperan dalam
proses perbaikan DNA yang rusak. Didalam tubuh arsenik bervalensi lima dapat berubah
menjadi arsenik bervalensi tiga. Hasil metabolisme dari arsenik bervalensi 3 adalah asam dimetil
arsenik dan asam mono metil arsenik yang keduanya dapat diekskresi melalui urine. Arsenik
adalah salah satu unsur paling beracun. Untungnya, ikatan arsenik anorganik terjadi di alam

secara alami dalam jumlah kecil. Manusia dapat terpapar arsenik melalui makanan, air, dan
udara. Paparan juga terjadi melalui kontak kulit dengan tanah atau air yang mengandung arsenik.
Tingkat arsenik dalam makanan umumnya cukup rendah sehingga tidak membahayakan.
Paparan arsenik mungkin lebih tinggi pada orang yang bekerja dengan arsenik atau yang
tinggal di rumah kayu yang diawetkan dengan senyawa arsenik. Paparan pada arsenik anorganik
akan memicu berbagai efek kesehatan, seperti iritasi lambung dan usus, penurunan produksi sel
darah merah dan putih, perubahan kulit, dan iritasi paru-paru. Penyerapan sejumlah besar arsenik
anorganik juga dikaitkan dengan peningkatan resiko perkembangan kanker, terutama kanker
kulit, kanker paru-paru, kanker hati, dan kanker getah bening. Paparan arsenik yang sangat tinggi
bisa menyebabkan kemandulan dan keguguran pada perempuan, gangguan kulit, gangguan
jantung, dan kerusakan otak baik pada pria maupun wanita. Dosis mematikan arsenik oksida
umumnya adalah 100 mg.
Arsen dapat juga dalam bentuk Gas arsin yang terbentuk dari reaksi antara hidrogen dan
arsen yang merupakan hasil samping dari proses refining (pemurnian logam) non besi (non
ferrous metal). Keracunan gas arsin biasanya bersifat akut dengan gejala mual, muntah, nafas
pendek dan sakit kepala. Jika paparan terus berlanjut dapat menimbulkan gejala hemoglobinuria
dan anemia, gagal ginjal dan ikterus (gangguan hati).
b.Dampak Lingkungan Arsenik
Siklus arsenik semakin diperluas akibat campur tangan manusia. Arsenik terutama dihasilkan
oleh industri pengolahan tembaga, seng, dan timbal. Arsenik tidak dapat dihancurkan setelah
memasuki lingkungan, sehingga jumlah yang ditambahkan manusia dapat menyebar dan
menimbulkan efek kesehatan bagi manusia dan hewan pada banyak lokasi. Tanaman mudah
menyerap arsenik sehingga akan terserap ke manusia jika dimakan. Konsentrasi arsenik
anorganik yang berada di permukaan air meningkatkan kemungkinan terjadinya perubahan
materi genetik pada ikan. Burung yang memakan ikan yang mengandung sejumlah tinggi arsenik
dapat mati keracunan.

BAB III
KESIMPULAN
1.

Timah dan Paduannya


Timah adalah logam yang yang dapat diperoleh dari mineral-mineralnya, contohnya

adalah kassiterit, cylindrite, dan lain-lain.


Logam timah putih bersifat mengkilap, mudah dibentuk dan ditempa, dan tahan karat.
Kegunaan timah diantaranya adalah sebagai lapisan pelindung logam alain agar tahan

karat, dan dapat dipadukan untuk menjadi perunggu, solder, logam babbit dan sebagainya.
Tahapan proses pengolahan timah adalah penambangan, pemisahan bijih timah dari

pengotor, pencucian bijih timah, peleburan, tapping, pencetakan, dan pemurnian timah.
Bahaya timah bagi kesehatan adalah dapat menyebabkan kerusakan otak sebagai dampak
terparah, bagi lingkungan adalah kaleng denga pelapis timah sulit untuk diurai.

2.

Selenium
Selenium adalah mineral logam yang dapat diperoleh dari mineral dasarnya diantaranya kruksit
dan klausthalit
Sumber utama selenium dikebanyakan negara diseluruh dunia adalah makanan nabati berupa
kacang kedelai dan kacang polong. Selenium dalam makanan terdapat dalam bentuk seleno
methionin dan selenosistein.
Selenium dapat dipadukan menjadi perunggu, untuk menggantikan timbale yang berbahaya.
Selenium bermanfaat bagi kesehatan karena dapat meningkatkan kekebalan tubuh, juga berguna
dalam banyak bidang industry diantaranya pelapis email gigi, konduktor tipe p dan banyak lagi
Orang dewasa dianjurkan menkonsumsi selenium sebanyak 50 mikrogram perhari, bilak
kekurangan selenium dalam tubuh dapat menyebabkan penyakit irama jantung tak teratur, dan
bila kelebihan bisa mengganggu kerja hormone endokrin

3. Arsen

Arsen adalah zat berbahaya yang dapat didapat diperoleh dari mineral senyawanya yaitu
arsenopirit dan orpiment.

Arsenic sangat berbahaya bila dikonsumsi manusia dalam jumlah berlebihan, karena

dapat menyebabkan kematian seketika.


Kegunaan arsen dapat digunakan sebagai pestisida dan pengawet kayu.
Konsentrasi arsenik anorganik yang berada di permukaan air meningkatkan kemungkinan
terjadinya perubahan materi genetik pada ikan. Burung yang memakan ikan yang
mengandung sejumlah tinggi arsenik dapat mati keracunan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2012. Jenis, sifat, dan kegunaanferro.http://blog.ub.ac.id/eka76/2012/06/08/.


(diakses 6 Juni 2014 pukul 18.49 WIB)
Anonim.2012.http://tambangitb2012.blogspot.com/2013/10/melimpahnya-potensi-timah-diindonesia.html. (diakses 6 Juni 2014 pukul 18.55WIB)
Anonym. 2011. Timah dan paduannya. http://bilangapax.blogspot.com/2011/02/timah-danpaduannya.html. (diakses 7 juni 2014 pukul 09.08 WIB)
Subianto, Gatot. 2010. Buku bahan ajar Pengetahuan bahan. Bandung: Polban
Anonim. 2010. Logam ferrous dan Non ferrous. Jurnal Universitas Sumatera Utara. www.
Scribd.com (diakses 7 juni 2014 pukul 14.32 WIB)
Rajawali, Putra.t.t. Timah dan Selenium.http://putrarajawalichemical.blogspot.com.
(diakses 6 juni 2014 pukul 19.00 WIB)

Vous aimerez peut-être aussi