Vous êtes sur la page 1sur 28

PRESENTASI KASUS

APPENDISITIS PERFORASI

Disusun oleh:

Lia Shuban Asmuniati


Maulida
Riska Apriliana

Pembimbing: dr. Muntadhar, Sp.B, Sp.BA

PENDAHULUAN
Appendisitis akut merupakan keadaan yang paling sering
terjadi dan membutuhkan operasi kegawatan pada anak.
Diagnosis appendisitis akut sulit pada anak tetapi dapat
memberikan angka perforasi 30-60%.
Resiko terjadi appendisitis perforasi terbanyak pada umur
1-4 tahun (70-75%) dan pada remaja (30-40%)
Sekitar 80.000 anak pernah menderita appendisitis di AS
setiap tahunnya, dimana terjadi 4/1000 anak di bawah 14
tahun.

IDENTITAS PASIEN

Nama
: Rsl
Jenis kelamin
: Perempuan
Usia
: 14 tahun
Alamat
: Desa Kuta Jeumpa
Raya
Pekerjaan
: Pelajar
Perkawinan
:Suku
: Aceh
No CM
: 1-02-55-72
Tanggal Rawatan : 2 Nov-2014

nagan

ANAMNESA

KU:

RPS:

Nyeri seluruh lapangan perut

Pasien datang dengan keluhan nyeri seluruh


lapangan perut sejak 6 hari SMRS. Awalnya
pasien hanya merasakan mual dan nyeri pada ulu
hati, kemudian nyeri tersebut berpindah ke perut
kanan bawah dan sekarang nyeri dirasakan
diseluruh lapangan perut. Nyeri perut dirasakan
semakin memberat. Riwayat mual dan muntah (+),
BAB (+). Riwayat demam (+). Sebelumya pasien
dirawat di Rs Nagan Raya selama 4 hari sebelum di
rujuk RSUDZA.

Sebelumnya pasien belum


RPD pernah mengalami seperti ini
Disangkal
RPK
Tidak ada riwayat
RPO penggunaan obat

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum

Sedang

Kesadaran

Kompos Mentis

Tekanan Darah

130/70 mmHg

Heart Rate

128 x/min

Respiratory Rate

22 x/min

Temperatur

37,8

Pemeriksaan Fisik

Inspeksi : simetris
Palpasi : pem. KGB
(-)

Rambut : hitam lurus


Wajah: simetris
Mata : konj. Pucat -/T/H/M : dalam batas
normal

Kepala

Jantung
Bj1>BJ2
Reguler (+)
Bising (-)

Leher

Thoraks
I: asimetris
P: SF kanan normal, SF ki
normal
P: sonor=sonor
A: vesikuler (+/+), rh (-/-)

Abdomen

Ekstremitas

I : Distensi (+)
A : Bising Usus (+)
menurun
P :Nyeri tekan seluruh
lapangan abdomen
(+),Defans Muskular (+)
P : Timpani (+)

tidak ada tampak


edema pada kedua
ekstremitas

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Hemoglobin

12,2 g/dl

Hematokrit

36 %

Eritrosit

4,4

Leukosit

22.000/mm3

Trombosit

323000U/L

Netrofil Segmen

87%

Limfosit

5%

Natrium

140 mmol/l

Kalium

3,4 mmol/l

Klorida

107 mmol/l

Foto Thorax AP
Cor dan pulmo tak
tampak kelainan

DIAGNOSIS
Appendisitis Perforasi

PENATALAKSANAAN
Pasien bed rest
Pasang NGT untuk dekompresi
Pasang Kateter urin 2cc/kgbb/jam untuk kontrol
produksi urin
Puasa
Infus RL 2000 cc
Injeksi Cefotaxim 1gr/12 jam
Injeksi Metronidazole 500 mg/8 Jam
Injeksi Metamizole Sodium 1 Amp/8 jam

PLANNING
Laparatomi Apendektomi

PROGNOSIS
Quo at vitam
: ad bonam
Quo at functionam : ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI

DEFINISI
Appendisitis
Akut:

Appendisitis
Perforasi:

suatu radang yang timbul secara


mendadak pada apendiks veriformis
dan merupakan salah satu kasus
akut abdomen yang paling sering
ditemui.

pecahnya appendiks yang sudah


ganggren yang menyebabkan pus masuk
ke dalam rongga perut sehingga terjadi
peritonitis umum. Pada dinding appendiks
tampak daerah perforasi dikelilingi oleh
jaringan nekrotik.

EPIDEMIOLOGI
- Anak

sukar menggambarkan
gejala apendisitis yang
dialaminya sehingga sering
datang dengan sudah perforasi.
- Dilaporkan sekitar 82% pada
anak usia > 5 tahun dan hampir
100% dari anak usia 1 tahun.
- Sekitar 20-76% dilaporkan
dari 30 rumah sakit pediatrik di
Amerika serikat terjadinya
apendisitis perforasi.

ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO


Penyebab obstruksi ialah hiperplasia jaringan limfoid pada mukosa dan
submukosa, corpus alienum, atau parasit seperti yersinia, salmonella,
shigella dan virus seperti virus gondok, coxsackievirus B, dan adenovirus
telah terlibat dalam apendisitis
- Asupan rendah serat akan berkontribusi pada perubahan motilitas, flora
normal, dan kondisi lumen, yang selanjutnya menjadi predisposisi
terbentuknya fecalith. Koloni flora normal berperan dalam
perkembangan apendisitis akut menjadi gangren dan perforasi.

PATOFISIOLOGI

MANIFESTASI KLINIS
Bermula dari nyeri di daerah umbilikus atau
periumbilikus (nyeri bersifat severe dan
steady) beralih ke kuadran kanan bawah
Lokalisasi penjalaran nyeri hingga ke seluruh
abdomen diakibatkan iritasi peritoneum.
Anoreksia, malaise, dan demam subfebris
Biasanya juga terdapat konstipasi, tetapi
kadang-kadang terjadi diare, mual, dan muntah.
Bertambah nyeri pada pergerakan, berjalan, atau
batuk

PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi: perut kembung(+) Penonjolan perut
kanan bawah pada masaa atau abses
periapendikuler.
Palpasi: Mc Burney Sign , Rovsing sign,
Blumberg sign
Perkusi: Pekak hati menghilang pada perforasi
Auskultasi: Normal, peristaltik (-) pada
peritonitis generalisata akibat apendisitis
perforata

Tanda-tanda

Nyeri rangsangan
peritoneum tidak langsung
Rovsing sign:
Nyeri kanan bawah pada
tekanan kiri
Blumberg sign:
Nyeri kanan bawah bila
tekanan kiri dilepaskan
Nyeri kanan bawah bila
peritoneum bergerak
seperti nafas dalam,
berjalan, batuk,
mengedan

Rovsings sign
Obturator sign
Psoas sign
Colok dubur

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pencitraan :
Radiografi
Berguna jika diagnosis
tidak jelas (yang akan di
cari fekalit, pola udara di
kuadran kanan bawah
Memperlihatkanbayang
an batu radiopak didaerah
tersebut

USG
Gambaran: dilatasi lumen,
dinding tebal

Lab
Leukosit >20.000/mm
mungkin menunjukan
perforasi

ALVARADO SCORE
Characteristic

Score

M = Migration of pain 1
to the RLQ
A = Anorexia

N = Nausea and
vomiting

T = Tenderness in
RLQ

R = Rebound pain

E = Elevated
temperature

L = Leukocytosis

S = Shift of WBC to
the left

Total

10

Nilai 7: appendisitis
akut yang perlu
pembedahan dini
Nilai 5-6: possible
appendisitis tidak perlu
pembedahan
antibiotik
Nilai 1-4:
dipertimbangkan
appendisitis
akutobservasi

PENATALAKSANAAN
Terapi pilihan satu-satunya:pembedahan (apendektomi)
Operasi tergantung waktu
Apendisitis akut segera, dilakukan persiapan operasi
Apendisitis perforasi
Local atau umum, segera lakukan laparotomi
Perbaikan KU dengan infus, pemberian antibiotik untuk gram (-) dan
(+) serta kuman anaerob dan pemasangan NGT dilakukan sebelum
operasi untuk dekompresi

PROGNOSIS
Mortalitas:
- 0,1% pada appendisitis akut
- 3% bila ruptur
- 15% bila ruptur pada geriatri.
Penyebab kematian: sepsis tidak terkontrol, emboli
paru, aspirasi.
Komplikasi yang mungkin terjadi:
Akut: infeksi luka operasi.
Kronis: perlengketan, ileus obstruksi, hernia.

Terima Kasih!

Wassalam

Vous aimerez peut-être aussi