Vous êtes sur la page 1sur 10

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

A. Masalah Utama
Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
B. Definisi
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan diri sendiri
tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan, tetap
merasa sebagai seseorang yang penting dan berharga.
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri sendiri
atau kemampuan diri yangnegatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung
diekspresikan. (Towsend, 1998).
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga
dan tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupan sendiri, gagal menyesuaikan
tingkah laku dancita cita. (Fk.UNDIP , 2001 )
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga
dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.(Stuart dan
Sundeen, 2005)
Harga diri rendah adalah penilaian negative seseorang terhadap diri dan
kemampuan

yang

diekspresikan

secara

langsung

dan

tidak

langsung

(Bawlis,2002)
Kesimpulan harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri,
hilang percayaan diri, harga diri serta menolak dirinya. Tidak dapat bertanggung
jawab atas kehidupan sendiri serta gagal dalam menyesuaikan tingkah laku dan
cita-cita.

C. Etiologi
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang
tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system
pendukung kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang
negatif, difungsi system keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal
(Townsend, M.C. 1998 : 366).
Menurut Carpenito, L.J (1998 : 82) koping individu tidak efektif adalah
keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko mengalami suatu
ketidakmampuan dalam mengalami stessor internal atau lingkungan dengan
adekuat karena ketidakkuatan sumber-sumber (fisik, psikologi, perilaku atau
kognitif).

Tanda-tanda klien dengan harga diri rendah adalah :


a. Perasaan malu terhadap diri sendiri adalah akibat penyakit dan akibat
tindakan terhadap penyakit.
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c. Merendahkan martabat
d. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
e. Percaya diri kurang
f. Menciderai diri
(Stuart dan Sudden ; 1998, hal 230)

Faktor-faktor
a. Faktor predisposisi
1. Penolakan orang tua
2. Harapan orang tua yang tidak realistis
3. Kegagalan yang berulang kali
4. Kurang mempunyai tanggung jawab personal
5. Ketergantungan kepada orang lain

6. Ideal diri tidak realistis


b. Faktor presipitasi
1. Citra tubuh yang tidak sesuai
2. Keluhan fisik
3. Ketegangan peran yang dirasakan
4. Perasaan tidak mampu
5. Penolakan terhadap kemampuan personal
6. Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri

Akibat
Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri,
isolasi sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada
tingkah laku yang maladaptive, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan
sosial (DEPKES RI, 1998 : 336).

D. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah


Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal
yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai
dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam
penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan,kekalahan,
dan kegagalan, tetapi merasa sebagai seorang yang penting dan berharga.
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan
diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat.Umumnya
disertai oleh evalauasi diri yang negative membenci diri sendiri dan menolak diri
sendiri. Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara:
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, missal harus dioperasi, kecelakaan,
dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, dll. Pada pasien yang
dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi yang kurang
diperhatikan: pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang
tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak
3

tercapai karena dirawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak


menghargai.
b. Kronik
Yaitu perasaan negative terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berpikir yang negative.
Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negative terhadap
dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi ini
dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis atau pada pasien
gangguan jiwa.

ASUHAN KEPERAWATAN
HARGA DIRI RENDAH

A. Pohon Masalah
Isolasi Sosial = Menarik diri

Gangguan konsep diri = Harga


diri rendah

Masalah Utama

Koping individu tidak


efektif
B. Masalah Yang Muncul Dan Data Yang Perlu Dikaji
No Masalah Keperawatan Data Subyektif

Data Obyektif

Masalah utama :

Mengungkapkan ingin

diakui jati dirinya.


Mengungkapkan tidak ada

lagi yang peduli.


Mengungkapkan tidak bisa
-

hubungan social,
Tampak mudah

apa-apa.
Mengungkapkan dirinya

tidak berguna.
Mengkritik diri sendiri.

tersinggung,
Tidak mau makan dan

gangguan konsep diri :


harga diri rendah

Merusak diri sendiri,


Merusak orang lain,
Ekspresi malu,
Menarik diri dari

tidak tidur

Perasaan tidak mampu.


2

Mk : Penyebab tidak

Mengungkapkan

efektifnya koping

ketidakmampuan dan

individu

meminta bantuan orang


-

Tampak ketergantungan

terhadap orang lain


Tampak sedih dan tidak
melakukan aktivitas

lain.
Mengungkapkan malu dan

yang seharusnya dapat

tidak bisa ketika diajak


-

melakukan sesuatu.
Mengungkapkan tidak

dilakukan.
Wajah tampak murung.

Ekspresi wajah kosong

berdaya dan tidak ingin


hidup lagi.
3

Mk : Akibat isolasi sosial -

Mengungkapkan enggan

menarik diri

bicara dengan orang lain


Klien mengatakan malu

bertemu dan berhadapan

tidak ada kontak mata


suara pelan dan tidak
jelas.

dengan orang lain.

Hanya memberi
jawaban singkat

(ya/tidak)
Menghindar ketika
didekati

C. Masalah Keperawatan
1.

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah


Data :
a.

Malu terhadap diri sendiri akibat penyakit

b.

Rasa bersalah terhadap diri sendiri

c.

Merendahkan martabat

d.

Gangguan hubungan sosial : menarik diri

e.

Percaya diri kurang

f.

Menciderai diri

2.

Isolasi Sosial : Menarik diri


Data :
a.

Apatis (acuh terhadap lingkungan)

b.

Komunikasi verbal menurun atau tidak ada. Klien tidak bercakapcakap dengan klien lain atau perawat

c.

Mengisolasi diri (menyendiri)

d.

Tidak atau kurang sadar dengan linkungan sekitarnya

e.

Menolak hubungan dengan orang lain

f.

Aktifitas menurun

g.

Harga diri rendah

D. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah berhubungan dengan koping


individu tidak efektif
E. Rencana Keperawatan
1.

Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan


dengan harga diri rendah

Tujuan umum
Klien tidak menarik diri dan mampu berhubungan dengan orang lain
secara optimal

Tujuan khusus

TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya

Kriteria hasil :
Ekspresi wajah bersahabat, tidak acuh, ada kontak mata, mau berjabat
tangan, mau menyebutkan nama, mau bercakap-cakap dan mengutarakan
masalah yang dihadapi

Intervensi :
Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip hubungan
therapeutik
1.

Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

2.

Perkenalkan diri dengan sopan

3.

Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggialan yang


disukai klien

4.

Jelaskan tujuan pertemuan

5.

Jujur dan menepati janji

6.

Selalu kontak mata selama interaksi

7.

Tunjukan sikap empati dan penuh perhatian pada klien

TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang


dimiliki

Kriteria hasil :
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
Intervensi
1.

Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

2.

Bantu klien mengekspresikan dan menggambarkan perasaan serta


pikirannya

3.

Tekankan bahwa kekuatan untuk berubah tergantung pada klien


sendiri

4.

Identifikasi stresor yang relevan dan penilaian klien terhadap


stresor tersebut

5.

Dukung kekuatan, ketrampilan dan respon koping yang efektif

6.

Utamakan memberi pujian therapeutik

7.

Tingkatkan

keterlibatan

keluarga

dan

kelompok

untuk

memberikan dukungan untuk mempertahankan kemajuan dan


perkembangan klien

TUK 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan

Kriteria hasil
Klien menilaim kemampuan yang digunakan
Intervensi
1.

Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan

2.

Dukung kekuatan, ketrampilan dan respon koping yang adaptif

3.

Utamakan memberi pujian therapeutik

4.

Libatkan keluarga dalam perawatan klien

TUK 4 : Klien dapat merencanakan kegiatan harian


1. Dukung klien untuk merencanakan kegiatan harian

2. Rencanakan kegiatan bersama klien, aktivitas yang dapat dilakukan


setiap hari sesuai kemampuan (kegiatan sendiri, kegiatan dengan
bantuan sebagian, kegiatan dengan bantuan total)
3. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
4. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan
5. Libatkan keluarga dalam perawatan klien
TUK 5: Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuannya

Kriteria hasil
Klien melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya
Intervensi
1.

Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah


direncanakan

2.

Beri pujian atas keberhasilan klien

3.

Beri dukungan yang sesuai dan positif untuk mempertahankan


kemajuan dan pertumbuhannya

4.

Libatkan keluarga dalam perawatan klien

TUK 6 : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Kriteria hasil
Klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Intervensi
1.

Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara


merawat klien dengan harga diri rendah

2.

Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat

3.

Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah sesuai dengan


keadaan klien

DAFTAR PUSTAKA

Stuart, G.W. dan Sudeen, S.J. (1995). Principles And Practice Of Psychiatric
Nursing. (6th ed). St. Louis : Mosby year book
Town send, M.C. (1998). Diagnosa Keperawatan Psikiatri : Pedoman untuk
pembuatan rencana keperawatan. Jakarta : EGC (terjemahan).

10

Vous aimerez peut-être aussi