Vous êtes sur la page 1sur 4

1.

Pada trimester pertama apabila terjadi perdarahan pervaginam, diagnosis banding saja
yang perlu kita pikirkan?
(kikin)
Apabila ada gejala tersebut perlu dipikirkan diagnosis bandinngnya antara lain:
a Abortus
b Kehamilan Ektopik
c Mola hidatidosa
Menurut WHO setiap wanita pada usia reproduktif yang mengalami dua daripada tiga
gejala seperti di bawah harus dipikirkan kemungkinan terjadinya abortus:
a. Perdarahan pada vagina.
b. Nyeri pada abdomen bawah.
c. Riwayat amenorea.
(putri)
Pertama kali yang harus kita pikirkan adalah pasien yang datang memiliki gejala
gejala tersebut adalah kehamilan ektopik atau bukan. Karena kehamilan ektopik
merupakan keadaan yang darurat dan harus segera ditindaklanjuti. Perdarahan pada KET
tidak bisa dimonitor karena mungkin saja perdarahan terjadi di dalam sehingga hal ini
merupakan keadaan darurat. Dari anamensis didapatkan keluhan pasien yang mengalami
nyeri perut, perdarahan pervaginam, dan riwayat amenore. Pada pemeriksaan fisik KET
ditemukan TFU yang lebih kecil dari usia kehamilan, tidak terdengar DJJ, dan defans
muscular.
(benza)
Untuk diagnosis mola adanya riwayat amenore, hyperemesis gravidarum,
perdarahan per vaginam berwarna coklat dan bergelembung seperti telor ikan atau
anggur. Kemudian dari pemeriksaan fisik kita dapatkan uterus yang lebih besar daripada
usia kehamilan, djj tidak terdengar, tidak teraba bagian bagian janin. Pada USG terdapat
gambaran badai salju, dan kadar bhCG yang meningkat.

Apakah faktor life style atau gaya hidup dapat menyebabkan keguguran?
(benza) . Pilihan gaya hidup yang berhubungan dengan peningkatan kejadian
keguguran pada umumnya adalah akibat pemakaian alcohol karena memiliki efek
teratogenik yang mematikan. Namun beberapa jurnal menjelaskan, kejadian ini hanya

berlaku apabila konsumsi dengan dosis yang tinggi. Apabila masih dalam dosis yang
rendah, tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kejadian
(kikin) Untuk kebiasaan merokok, belum ada bukti yang pasti bahwa merokok
dapat menyebabkan keguguran pada awal kehamilan, tapi mungkin saja mempengaruhi
outcomes bayi pada kehamilan akhir .Konsumsi caffeine yang banyak juga belum
terbukti memiliki hubungan dengan resiko peningkatan angka kejadian abortus
(putri) Beberapa referensi melaporkan bahwa konsumsi kopi 5 gelas per hari
(sekitar 500 mg caffeine) dapat meningkatkan resiko abortus . Namun konsumsi kopi
3

yang kurang dari 200 mg per hari tidak meningkatkan resiko abortus
Sebenarnya apakah penyebab abortus septic?
(putri) Infeksi yang berat dan kematian maternal biasanya berhubungan dengan
aborsi kriminal dibandingkan dengan aborsi yang legal. Kemungkinan yang terjadi pada 1
sampai 2 % wanita dengan abortus insipient atau abortus incomplete dapat menyebabkan
infeksi pelvis dan syndrome sepsis. Abortus yang direncakan, seperti surgical atau
medical abortus, juga banyak menyebabkan infeksi yang berat bahkan sampai
mematikan.
(Benza) Bakteri akan terkumpul masuk kedalam uterus dan mengkolonisasi
produk konsepsi yang telah mati. Organisme dapat menginvasi jaringan myometrial dan
berkembang menjadi parametritis, peritonitis, septicemia, dan endocarditis namun jarang
terjadi. Hal yang mencemaskan adalah infeksi nekrosis berat dan shock syndrome yang
disebabkan oleh racun streptococcus (S pyogenes)
(kikin) Infeksi yang mirip juga disebabkan oleh Clostridium sordellii

dan

memiliki manifestasi klinis yang dimulai beberapa hari setelah abortus. Pada wanita
dapat terjadi kerusakan endothelial, kebocoran kapiler, hemokonsentrasi, hipotensi dan
leukositosis (Cohen, 2007; Fischer, 2005; Ho, 2009).

Apakah indikasi dan kontraindikasi dilakukannya abortus provokatus?


(Kikin) Apabila kelangsungan kehamilan dapat membahayakan nyawa wanita tersebut
seperti pada penyakit vaskular hipertensif tahap lanjut dan invasive karsinoma pada
serviks.

(Putri) Abortus terapeutik juga boleh dilakukan pada kehamilan akibat perkosaan atau
akibat hubungan saudara (incest) dan sebagai pencegahan untuk kelahiran fetus dengan
deformitas fisik yang berat atau retardasi mental.
(Benza) Kontraindikasi untuk melakukan abortus terapeutik adalah seperti kehamilan
ektopik, insufiensi adrenal, anemia, gangguan pembekuan darah dan penyakit
5

kardiovaskular.
Pada proses perkembangan janin, di minggu ke 24 terdapat periode kanalikuler
perkembangan paru. Apakah yang dimaksud periode kanalikuler perkembangan paru?
(Putri) Periode saat bronkus dan bronkiulus membesar dan ductus alveolaris terbentuk.
(Kikin) Biasanya jika bayi lahir pada preiode ini akan berusaha bernafas tetapi sebagian
besar akan meninggal karena saccus terminalis (Merupakan tempat pertukaran gas)

belum terbentuk.
Pada surgical abortion disebutkan ada dengan histerotomi dan histerektomi. Kapan kita
memilih dengan histerotomi dan kapan kita memilih menggunakan histerektomi?
(Kikin) Pada perempuan dengan kehamilan trimester kedua yang menginginkan
sterilisasi, dapat dipilih histerotomi dengan ligase tuba.
(Putri) Pada pasien dengan penyakit uterus dapat dipilih histerektomi sebagai terapi yang
ideal.
(Benza) Pada beberapa kasus dengan kegagalan induksi dengan obat-obatan pada

trimester kedua, kedua cara ini dapat dipertimbangkan.


Pada abortus mekanik dilakukan dilatasi serviks terlebih dahulu. Bagaimana cara
melakukan dilatasi serviks?
(Kikin) Menggunakan hygroscopic cervical dilators. Dilator higroskopik adalah alat
yang akan menarik air dari jaringan serviks dan juga digunakan untuk pematangan
serviks pra induksi. Selain menggunakan alat, obat-obatan juga dapat digunakan untuk
persiapan serviks. Obat-obatan yang paling sering digunakan adalah misoprostol.
(Putri) Cara Menggunakan hygroscopic cervical dilators adalah Serviks yang telah
dibersihkan difiksasi dengan tenakulum di bagian depan.kanalis servikalis secara hatihati disonde tanpa memecahkan selaput ketuban untuk mengetahui panjangnya.
Laminaria yang ukurannya sesuai dimasukan sampai ujungnya berada di ostium
internum dengan menggunakan forceps tampon uterus. Setelah 4-6 jam, laminaria akan
membengkak sehingga terjadi dilatasi serviks sehingga dapat dilakukan dilatasi
mekanik dan kuretase

(Benza) Dosis misoprostol yang digunakan adalah 400-600 g yang dapat diberikan
secara oral, sublingual, atau dimasukan ke dalam fornix posterior. Obat lain yang dapat
digunakan adalah progesterone antagonis mifepristone (Mifeprex). Dosisnya 200-600
g yang diberikan peroral. Pilihan lainnya adalah prostaglandin E2 dan F2 yang
memiliki efek yang tidak diharapkan sehingga biasanya menjadi pilihan kedua.

Vous aimerez peut-être aussi