Vous êtes sur la page 1sur 2

Laporan Kasus : Intususepsi Jejunogaster Pada Anak

Abstrak : intususepsi jenjunogaster merupakan suatu keadaan yang jarang ditemukan setelah
rekonstruksi gastrointestinal. Kami membahas suatu kasus mengenai seorang anak berusia 4
tahun dengan diagnosis intusepsi jejunogaster setelah gastrektomi dan rekonstruksi
jejunogaster karena duplikasi duodenum. Diagnosis awal dan reseksi bagian usus yang mati
dan revisi secara anastomosis Roux-En-Y dengan atau tanpa dilakukan pexi pada Roux limb
e coong atau mesenterika Y-Limb erupakan terapi yang dapat digunakan pada kondisi klinis
ini.

Intususepsi jejunogaster merupakan kondisi dimana jejunum sebagai organ intususeptum dan
gaster sebagai intususipien. Komplikasi setelah bedah gaster dengan anastomosis jejunum
banyak di temukan dan dibahas pada orang dewasa; namun data pada anak juga sebenarnya
belum tercatat dengan baik. Tiga sumber mengenai kasus serupa mengatakan obstruksi
sekunder yang terjadi pada usus bayi menjadi intususepsi jejunogaster berhubungan dengan
gastrostomi feeding tube (selang untuk memberi makan langsung pada lubang yang dibuat di
gaster). Kasus ini kami bahas mengenai kasus kedua pasien dengan intusepsi jejunogaster
setelah bypass duodenum untuk mengatasi duodenal duplikasi.
1. Laporan kasus
Laki-laki usia 10 tahun dengan riwayat gasterectomi dengan rekostruksi tipe Billroth
II untuk mengatasi duplikasi duodenum yang dilakukan saat pasien berusia 4 tahun.
Riwayat nyeri pada perut intermiten dan muntah hijau (bilirubin). Pasien dirujuk ke
intitusi ini dengan diagnosis obstruksi usus karena konstipasi berdasarkan xray
abdomen. Muntah terus menerus dengan nyeri perut diperiksa dengan komputerisasi
tomografi tampak loop keluar dari itususepsi jejunum ke dalam gaster.
Laparatomi segera dilakukan dan dan intususepsi jejunum berada ada posisi belakang
kolon (retrokolik) melalui anastomosis posterior gaster. Usus di reduksi manual dan
tampak kongesti vena yang membaik dengan observasi setelah beberapa waktu
kedepan. Anastomosis dilakukan dengan Roux-en-Y dan eferen dari jejunum dijahit
pada kolon trasversum utnuk mencegah kekambuhan. Pasien tmapk baik setelah
tindakan dan dikeluarkan setelah perawatan 5 hari dengan diet teratur. Pada follow up
satu bulan kemudian, pasien sudah diet biasa dan memiliki pergerakan usus yang
normal dengan tidak ditemukan tanda dan gejala obstruksi.
2. Diskusi
Intususepsis jenujogaster lebih banyak dibahas pada literatur anak. kejadian ini paling
banyak terjadi setelah bedah gaster termaksud gasterjejunostomi, gastrektomi billroth
II, dan gastrojejunostomy Roux-en-Y. Keadaan ini dikatergorikan dalam 4 tipe:
aferen limb, eferen limb, kombinasi aferen dan eferen, kombinasi keduanya, dan sideto-side intususeps akibat. Multipel etiologi dari jejunogaster imtusupsesiss,
mesokolon yang panjang, tekaan negatif pada abdomen, stoma besar, stenosis
jeodenol. Akut dulminan jejunogastric memberikan gejala nyeri pada perut dengan
nyeri tekan abdomen muntah, hematemesis, masa abdomen yang teraba. Banyak
modalitas diagnosis yang dapat digunakan seperti CT scan, usg dan barium. Defek
striae pada perut denga hamil merupakan tand patonogmonik pada intususpsi

jejujungaster. Kasus ini memerlukan terapi bedah dengan reduksi dan resesi bagian
usus yang masih daoat hidup. Pada kebanyakan kasus, laparatomi eksplorasi
dibutuhkan. Penanganan bedah yang tepat tidak menentu akibat kasus yang sangat
sedikti, angak kejadian kekambuhan yang tinggi. Reduksi dari intususepsi dan
anatomosis Roux-en-Yen, billroth I.
Rekurensi kronis dari intususepsi jejunogaster leih bnyak tantangan
segubungan dengan gejala klinis yang diteruskan akibat iskemia usus, psot
gastrotertomi sinrom. Pasien ini memiliki riwayat gasrektom dengan rasa tidak enak
padda epigatrium, mula dan muntah. Gejala-gejala ini biasa kambuh setelah makan
dan nyeri post prandial selama 60-90 menit. Lebih dari 70% pasien ini dapat
mengalami inkaserata. Radiologi pada intuseusepsi kronik sama dengan akut yaitu
makin jelas seiring dengan waktu. Tes endoskopi sederhana dimana tampak tes
endoscopy diarahkan ke anastomosis jejunogaster yang tidak menyangka dapat
menyebabkan invaginasi jejunum ke dalam gaster.

3. Kesimpulan
Intususepsi jenujogaster merupakan kondisi medis yang jarang dan dapat bersifat letal
atau mematikan setelah operasi lambung. Gejala klinis yang banyak dikeluhkan
berupa nyeri pada perut, terutma pada anak yang sulit menyatakan perasaannya.
Diagnosis ini harus dipertimbangkan terjadi pada anak dengan riwayat operasi
sebelumnya.. diagnosis radiologi dan tatalaksanan yang baik adalah menurunkan
intususpsi usus, reseksi usus yang mati, dengan atau tanpa pexy.

Vous aimerez peut-être aussi