Vous êtes sur la page 1sur 2

MEDIATOR KIMIA REAKSI ALERGI

1. Histamin
a. Berada dalam paru, kulit, saluran cerna
b. Memiliki 3 reseptor: H1, H2, H3
- Efek pada H1:
i.
Vasokonstriksi pembuluh darah besar
ii.
Kontraksi otot bronkus, intestinal, dan
saluran urin
iii.
Kontraksi sel endotelial (menaikkan
permeabilitas vaskular)
- Efek pada H2:
i.
Dilatasi pembuluh darah paru
ii.
Naiknya ritme dan kontraksi jantung
iii.
Meningkatkan sekresi kelenjar
(khususnya GIT)
- Efek pada H3:
i.
Menghambat pemgeluaran histamin dari
mast cell, basofil, dan platelet
c. Manifestasi alerginya pada:
- Kelenjar eksokrin
- Otot bronkus
- Pembuluh darah
- Sel parietal lambung: sekresi asam lambung
meningkat
- Kontraksi otot polos GIT meningkat (distress
epigastric, pusing, mual, diare)
- Dilatasi pre/post arteriol kapiler (permeabilitas
meningkat):
i.
Pada kulit: merah, urtikaria
ii.
Pada pembuluh kranial: pusing
2. Slow Reacting
a. Memperlama kontraksi otot polos
Substance (SRS)
b. SRS-A (Slow Reacting Substance of Anaphylaxis)
pada asma bronkial menyebabkan alergi pada paru.
Prekursornya adalah asam arakhidonat
3. Serotonin
a. Dilepas pada reaksi anafilaksi dari sel peritoneal
b. Aktivitas spasmogeniknya pada otot polos dihambat
morfin (reseptor M), fenoksibenzamin (reseptor D)
dan tipindol (reseptor T)
4. Bradikinin
a. Aktivitas:
- Kontraksi otot polos
- Vasodilatasi dan permeabilitas kapiler
- Meningkatkan akumulasi migrasi leukosit
- Produksi rasa sakit
b. Dilepas dan terjadi selama anafilaksi (menyebabkan
bronkokonstriksi)
c. Aspirin dan antiflogistik mencegah bradikinin dan
SRS-A melepaskan RCS (rabbit aorta contracting
substances)

AGONIS HISTAMIN
a. Betazol HCl
- Untuk diagnosa kemampuan menghasilkan asam dari sel parietal lambung:
1. N-metilhistamin
2. N,N-dimetilhistamin (stimulasi pengeluaran asam lambung pada anjing)
3. Mengatasi alergi dengan desensitisasi (namun lama dan mahal)
4. Mencegah terjadinya interaksi antigen-antibodi
ANTI HISTAMIN
Secara kompetitif menghambat interaksi histamin dengan reseptornya hingga mencegah
efek histamin.
1. Turunan etilendiamin: prometazin, tripelenamin
2. Turunan kolamin: difenhidramin, dimenhidrinat, doksilamin
3. Turunan propilamin: klorfeniramin maleat (D)
4. Lain-lain: antazolin, siproheptadin
5. Nonsedative antihistamine:
a. Short-acting: akrivastin
b. Long-acting: loratadin, terfenadin, astemizol
1. Antagonis H1 sangat bermanfaat untuk: rhinitis musiman (pollinosis, hay fever),
mengurangi gejala alergi (bersin, pilek, gatal pada mata, hidung, tenggorokan),
sebagai anticholinergic lemah mengurangi pilek, penyakit kulit karena alergi,
urticaria.
Tidak berguna untuk anafilaksi atau asma bronkial.
2. Antihistamin H2 menghambat sekresi asam lambung:
a. Simetidin
b. Ranitidin
c. Roksatidin
d. Famotidin
3. Agonis H3 menghambat pelepasan histamin dari mast cell, basofil, platelet.
a. Imetit

Vous aimerez peut-être aussi