Vous êtes sur la page 1sur 50

Aspek Spiritualitas pada lansia

Oleh:
Liya Novitasari, S. Kep.,Ns

Pendahuluan
Perawat

sebagai tenaga kesehatan yang


professional mempunyai kesempatan paling
besar untuk memberikan pelayanan
kesehatan khususnya pelayanan/asuhan
keperawatan yang komprehensif dengan
membantu klien memenuhi kebutuhan
dasar yang holistik.

Perawat

memandang klien sebagai makhluk


bio-psiko-sosiokultural dan spiritual yang
berespon secara holistik dan unik terhadap
perubahan kesehatan atau pada keadaan
krisis. Asuhan keperawatan yang diberikan
oleh perawat tidak bisa terlepas dari interaksi
perawat dengan klien.

Perawat

berupaya
untuk
membantu
memenuhi kebutuhan spiritual klien sebagai
bagian dari kebutuhan menyeluruh klien,
antara lain dengan memfasilitasi pemenuhan
kebutuhan spiritual klien tersebut, walau pun
perawat dan klien mempunyai keyakinan
spiritual atau keagamaan yang tidak sama.

Spiritualitas,

kepercayaan
dan
agama
merupakan hal yang terpisah, walau pun
seringkali diartikan sama. Pemahaman tentang
perbedaan antara tiga istilah tersebut sangat
penting bagi perawat untuk menghindarkan
salah pengertian yang akan mempengaruhi
pendekatan yang digunakan perawat.

Pengertian spiritualitas (Hamid, 1999)

Spiritual

adalah keyakinan dalam hubungannya


dengan Yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta.
Spiritual juga disebut sebagai sesuatu yang
dirasakan tentang diri sendiri dan hubungan
dengan orang lain, yang dapat diwujudkan dengan
sikap mengasihi orang lain, baik dan ramah
terhadap orang lain, menghormati setiap orang
untuk membuat perasaan senang seseorang

Menurut Mickley et al (1992)

Spiritual adalah suatu yang multidimensi yaitu dimensi


eksitensial dan dimensi agama.
Dimensi eksistensial berfokus pada tujuan dan arti
kehidupan, sedangkan dimensi agama lebih berfokus pada
hubungan seseorang dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Spiritual sebagai konsep dua dimensi, dimensi vertikal
sebagai hubungan dengan Tuhan atau Yang Maha Tinggi
yang menuntun kehidupan seseorang, sedangkan dimensi
horizontal adalah hubungan dengan diri sendiri, dengan
orang lain.

Menurut Carson (1989)


Kebutuhan

spiritual adalah kebutuhan


untuk
mempertahankan
atau
mengembalikan keyakinan dan memenuhi
kewajiban agama, serta kebutuhan untuk
mendapatkan maaf atau pengampunan,
mencintai, menjalin hubungan penuh rasa
percaya dengan Tuhan

Kesimpulan
Kebutuhan

spiritual merupakan kebutuhan


untuk mencari arti dan tujuan hidup,
kebutuhan untuk mencintai dan dicintai
serta rasa keterikatan, dan kebutuhan untuk
memberikan dan mendapatkan maaf.

Pengertian Kepercayaan
Mempunyai

kepercayaan atau keyakinan berarti


mempercayai atau mempunyai komitmen
terhadap sesuatu atau seseorang.
Keyakinan spiritual merupakan upaya seseorang
untuk memahami tempat seseorang di dalam
kehidupan, yaitu bagaimana seseorang melihat
dirinya dalam hubungannya dengan lingkungan
secara menyeluruh

Pengertian Agama

Merupakan suatu sistem ibadah yang terorganisir atau


teratur.
Agama mempunyai keyakinan sentral, ritual, dan praktik
yang biasanya berhubungan dengan kematian, perkawinan
dan keselamatan/penyelamatan (salvation).
Agama mempunyai aturan-aturan tertentu yang
diprakktikan dalam kehidupan sehari-hari yang
memberikan kepuasan bagi yang menjalankannya.
Perkembangan keagamaan individu merujuk pada
penerimaan keyakinan, nilai, aturan dan ritual tertentu

Karakteristik spiritualitas
1. Hubungan dengan diri sendiri
Kekuatan

dari dalam diri seseorang yang


meliputi pengetahuan diri yaitu siapa
dirinya
Apa yang dapat dilakukannya dan juga
sikap yang menyangkut kepercayaan pada
diri-sendiri

Percaya

pada kehidupan atau masa depan,


ketenangan pikiran, serta keselarasan dengan dirisendiri
Hubungan dengan diri sendiri dipengaruhi oleh
kepercayaan, harapan, dan makna atau arti
hidup.

2. Hubungan dengan orang lain


Hubungan harmonis dengan orang lain :
Berbagi waktu, pengetahuan dan sumber
secara timbal balik
Mengasuh anak, orangtua dan orang sakit
Meyakini kehidupan dan kematian
(mengunjungi, melayat, dll)

Lanjutan..
Hubungan dengan orang lain yang tidak harmonis:
Konflik dengan orang lain.
Resolusi yang menimbulkan ketidakharmonisan dan
friksi.
Hubungan dengan orang lain dipengaruhi dengan maaf
atau pengampunan dan cinta kasih atau dukungan
sosial

3. Hubungan dengan alam


Mengetahui

tentang tanaman, pohon,


margasatwa, iklim
Berkomunikasi dengan alam (bertanam,
berjalan kaki), mengabdi dan melindungi
alam.
Hubungan dengan alam dipengaruhi
dengan rekreasi dan kedamaian

Rekreasi

merupakan kebutuhan spiritual


seseorang dalam menumbuhkan keyakinan,
rahmat, rasa terima kasih, harapan dan
cinta kasih.
Dengan
rekreasi
seseorang
dapat
menyelaraskan antara jasmani dan rohani
sehingga timbul perasaan kesenangan.

4. Hubungan dengan Tuhan


Meliputi

agama maupun tidak beragama


Keadaan ini menyangkut sembahyang dan
berdoa
keikutsertaan
dalam kegiatan ibadah,
perlengkapan keagamaan, serta bersatu
dengan alam

Terpenuhi keb Spiritual apabila :

Merumuskan arti personal yang positif tentang tujuan


keberadaannya di dunia/kehidupan.
Mengembangkan arti penderitaan dan meyakini hikmah
dari suatu kejadian atau penderitaan.
Menjalin hubungan positif dan dinamis melalui keyakinan,
rasa percaya dan cinta.
Membina integritas personal dan merasa diri berharga.
Merasakan kehidupan yang terarah terlihat melalui harapan.
Mengembangkan hubungan antar manusia yang positif.

Keterkaitan antara spiritualitas,


kesehatan, dan sakit
Menuntun

kebiasaan hidup sehari-hari


Sumber dukungan
Sumber kekuatan dan penyembuhan
Sumber konflik

Faktor-faktor yang mempengaruhi


spiritualitas :
Tahap

perkembangan
Peranan keluarga
Latar belakang etnik dan budaya
Pengalaman hidup sebelumnya
Krisis dan perubahan
Terpisah dari ikatan spiritual
Isu moral terkait dengan terapi

Empat isu nilai yang mungkin timbul


antara perawat dan klien adalah:
Pluralisme

Perawat dan klien menganut kepercayaan dengan


spektrum yang luas.
Fear
Berhubungan
dengan
ketidak
mampuan
mengatasi situasi, melanggar privacy klien, atau
merasa tidak pasti dengan sistem kepercayaan dan
nilai diri sendiri.

Kesadaran

tentang pertanyaan spiritual


Apa yang memberikan arti dalam kehidupan ,
tujuan, harapan dan merasakan cinta dalam
kehidupan pribadi perawat.
Bingung
Terjadi karena ada perbedaan antara agama dan
konsep spiritual.

Manifestasi perubahan fungsi spiritual


1. Verbalisasi distress
Individu yang mengalami gangguan fungsi
spiritual
biasanya
memverbalisasikan
distress
yang
dialaminya
atau
mengekspresikan
kebutuhan
untuk
mendapatkan bantuan.

Misalnya

seorang istri mengatakan: Saya


merasa bersalah karena saya seharusnya
mengetahui lebih awal bahwa suami saya
mengalami serangan jantung.

2. Perubahan perilaku

Perubahan

perilaku juga dapat merupakan


manifestasi gangguan fungsi spiritual
Perasaan bersalah, rasa takut, depresi dan
ansietas mungkin menunjukkan perubahan
fungsi spiritual.

PERAWAT SEBAGAI CONTOH PERAN


(ROLE MODEL)
Setiap

Manusia mempunyai tiga kebutuhan


spiritual yang sama yaitu kebutuhan akan
arti dan tujuan hidup, kebutuhan untuk
mencintai dan berhubungan, serta
kebutuhan
untuk
mendapatkan
pengampunan

Peran keperawatan dalam


spiritualitas
Peran

perawat dalam pemenuhan kebutuhan


spiritual diperlukan oleh pasien untuk mencari arti
dari peristiwa kehidupan yang dihadapi termasuk
penderitaan karena sakit.
Peran perawat adalah memberikan motivasi,
memberi semangat, menganjurkan berdoa dan
mendoakan, mendampingi, menerima keluhan
serta menghibur.

Hal

tersebut di harapkan pasien mampu


menunjukkan respon seperti mau makan, mau
minum obat, senang, tertawa, terhibur dan
semangat.
Menganjurkan klien untuk berdoa atau lebih
meningkatkan kepercayaan serta keyakinan
terhadap Tuhan dapat perlahan lahan merubah
pemikiran klien ke arah yang positif dan
menerima kenyataan dengan ikhlas sehingga tidak
adanya rasa kebencian klien terhadap Tuhan

Prosedur pemenuhan kebutuhan


spiritual oleh seorang perawat
Komunikasi

sebaiknya
dilakukan
untuk
menormalkan suasana perasaan pasien tetapi
usahakan jangan terlalu nyata
Mendengarkan pasien yang akan mengungkapkan
kebutuhannya sehingga pasien merasa dihargai
Menanyakan kepada pasien tentang perasaan yang
ada di benaknya karena pasien sering takut
mengungkapkan hal-hal yang ada dalam
pikirannya

Memastikan

apa yang di tanyakan pasien dengan


mengklarifikasi dan mereflesikan kembali ke
pertanyaannya
Apabila keadaan memungkinkan perawat perlu
menyadari kesulitan pasien dengan penyakit
terminalnya dan jangan dikurangi, begitu juga jangan
mendebat pasien.
Memastikan bahwa perawat dan pasien membicarakan
hal-hal yang sama. Selalu berusaha mencocokkan
pemahaman dan minta umpan balik dengan pasien

Mempertahankan

keselarasan perilaku verbal dan

non verbal.
Menyediakan waktu jika pasien ingin bicara
walaupun kadang-kadang tidak menyenangkan.

KOPING PADA LOSS and Griefing


Menurut

Iyus yosep (2007), Kehilangan


adalah suatu keadaan Individu berpisah
dengan sesuatu yang sebelumnya ada,
kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi
sebagian atau keseluruhan

Tipe Kehilangan
Actual

Loss
Kehilangan yang dapat dikenal atau diidentifikasi
oleh orang lain, sama dengan individu yang
mengalami kehilangan.
Perceived Loss ( Psikologis )
Perasaan individual, tetapi menyangkut hal hal
yang tidak dapat diraba atau dinyatakan secara
jelas.

Anticipatory

Loss
Perasaan kehilangan terjadi sebelum kehilangan
terjadi. Individu memperlihatkan perilaku
kehilangan dan berduka untuk suatu kehilangan
yang akan berlangsung.

Faktor yang mempengaruhi kehilangan


dan berduka

Usia
Makna kehilangan
Budaya
Keyakinan spiritual
Jenis kelamin
Status sosioekonomi
Sistem pendukung
Penyebab kehilangan atau kematian

Tahapan proses kehilangan (Kubler


Ross, )
Denial

( Mengingkari )
Anger ( Marah )
Bergaining ( Tawar Menawar )
Depression ( Bersedih yang mendalam)
Acceptance (menerima)

Fase berduka (Rando, 1998)

Penghindaran
Pada fase ini terjadi syok, menyangkal, dan ketidak percayaan
Konfrontasi
Pada fase ini terjadi luapan emosi yang sangat tinggi ketika
klien secara berulang melawan kehilangan mereka dan
kedudukan mereka paling dalam.
Akomodasi
Pada fase ini klien secara bertahap terjadi penurunan duka
yang akut dan mulai memasuki kembali secara emosional dan
social sehari-hari dimana klien belajar hidup dengan
kehidupan mereka.

KONSEP PADA DYING AND DEATH


Dying

(Sakaratul maut) adalah kondisi pasien


yang sedang menghadapi kematian, yang
memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk
meninggal. Suatu keadaan dimana klien sudah
dalam kondisi mendekati ajal ( sekarat ).
Pasien
dalam kondisi tersebut biasanya
mempunyai berbagai keinginan / harapan tertentu
sebelum mati

Tahap Tahap Dying menurut Kubler


Ross
Denial
Menyangkal
Merepresikan kenyataan
Mengisolasi diri terhadap kenyataan
Anger
Mengekspresikan rasa kemarahan dan permusuhan
Bersikap menyalahkan takdir

Bargaining
Terjadi tawar-menawar
Mempunyai harapan / keinginan
Depression
Periode grieving sblm kematian
Banyak menangis & tidak banyak bicara
Acceptance
Klien merasa lebih damai & tenang
Menantikan tibanya kematian
Mempersiapkan diri menghadapi kematian

Death (Kematian)
Merupakan

kondisi terhentinya pernapasan, nadi,


dan tekanan darah serta hilangnya respons
terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan
terhentinya aktivitas otak atau terhentinya fungsi
jantung dan paru secara menetap

Prosedur yg dilakukan perawat pada


pasien menghadapi kematian
Memberitahu

pada keluarga tentang tindakan


yang akan dilakukan
Mendekatkan alat
Memisahkan pasien dengan pasien yang lain
Mengijinkan keluarga untuk mendampingi, pasien
tidak boleh ditinggalkan sendiri
Membersihkan pasien dari keringat

Membasahi

bibir pasien dengan kassa lembab,


bila tampak kering menggunakan pinset
Membantu melayani dalam upacara keagamaan
Mengobservasi tanda-tanda kehidupan (vital sign)
terus menerus
Mencuci tangan
Melakukan dokumentasi tindakan
Pendampingan dengan bimbingan rohani.

Moral Dan Etika Dalam Mendampingi


Pasien Sakaratul Maut/Dying

Menghimbau pasien agar Ridho kepada qadha dan qadarnya-Nya serta


berbaik sangka terhadap Allah SWT.
Menghimbau pasien agar tidak boleh putus asa dari rahmat Allah SWT.
Kembangkan empati kepada pasien.
Bila diperlukan konsultasi dengan spesialis lain.
Komunikasikan dengan keluarga pasien.
Tumbuhkan harapan, tetapi jangan memberikan harapan palsu.
Bantu bila ia butuh pertolongan.
Mengusahakan lingkungan tenang, berbicara dengan suara lembut dan
penuh perhatian, serta tidak tertawa-tawa atau bergurau disekitar
pasien
Jika memiliki tanggungan hak yang harus pasien penuhi,

Proses Keperawatan spiritualitas


pada klien
Pengkajian Subjektif
Konsep tentang Tuhan atau Ketuhanan
Sumber harapan dan kekuatan
Praktik agama dan ritual
Hubungan antara keyakinin spiritual dan kondisi
kesehatan

Pengkajian objektif
Meliputi

pengkajian afek dan sikap,


perilaku,
verbalisasi,
hubungan
interpersonal
dan
lingkungan.
Pengkajian
data
objektif
terutama
dilakukan melalui observasi.

Diagnosa Keperawatan
Gangguan

penyesuaian terhadap penyakit b/d


ketidakmampuan merekonsiliasi penyakit dengan
keyakinan spiritual.
Koping individu tidak efektif b/d kehilangan
agama sebagai dukungan utama (merasa ditinggal
oleh Tuhan)
Berduka yang disfungsional: keputusasaan b/d
keyakinan bahwa agama tidak mempunyai arti

Intervensi keperawatan

Membantu klien memenuhi kewajiban agamanya.


Membantu klien menggunakan sumber dari dalam dirinya
dengan cara lebih efektif untuk mengatasi situasi yang sedang
dialaminya.
Membantu klien mempertahankan atau membina hubungan
personal yang dinamik dengan Maha Pencipta ketika sedang
menghadapi peristiwa yang kurang menyenangkan.
Membantu klien mencari arti keberadaannya dan situasi yang
sedang dihadapinya.
Meningkatkan perasaan penuh harapan.
Memberikan sumber spiritual atau cara lain yang relevan.

Vous aimerez peut-être aussi

  • NYERI
    NYERI
    Document21 pages
    NYERI
    tedynho
    100% (4)
  • Hasil Evaluasi
    Hasil Evaluasi
    Document19 pages
    Hasil Evaluasi
    Viia Alfa Beespe
    Pas encore d'évaluation
  • Antiemetika Kanker
    Antiemetika Kanker
    Document5 pages
    Antiemetika Kanker
    Viia Alfa Beespe
    Pas encore d'évaluation
  • CKD
    CKD
    Document40 pages
    CKD
    Viia Alfa Beespe
    Pas encore d'évaluation
  • CARA PENANGANAN DEMAM BERDARAH DENGUE
    CARA PENANGANAN DEMAM BERDARAH DENGUE
    Document10 pages
    CARA PENANGANAN DEMAM BERDARAH DENGUE
    Viia Alfa Beespe
    Pas encore d'évaluation
  • Presus
    Presus
    Document43 pages
    Presus
    Viia Alfa Beespe
    Pas encore d'évaluation
  • Sab Melukis
    Sab Melukis
    Document8 pages
    Sab Melukis
    Viia Alfa Beespe
    Pas encore d'évaluation
  • Sap Penatalaksanaan HT
    Sap Penatalaksanaan HT
    Document21 pages
    Sap Penatalaksanaan HT
    Viia Alfa Beespe
    Pas encore d'évaluation
  • Ujian Kom HT 2
    Ujian Kom HT 2
    Document18 pages
    Ujian Kom HT 2
    Viia Alfa Beespe
    Pas encore d'évaluation
  • Sab Melukis
    Sab Melukis
    Document8 pages
    Sab Melukis
    Viia Alfa Beespe
    Pas encore d'évaluation
  • Bab I Presus
    Bab I Presus
    Document2 pages
    Bab I Presus
    Viia Alfa Beespe
    Pas encore d'évaluation
  • Analisa Jurnal
    Analisa Jurnal
    Document3 pages
    Analisa Jurnal
    Viia Alfa Beespe
    Pas encore d'évaluation
  • Bab II Presus
    Bab II Presus
    Document8 pages
    Bab II Presus
    Viia Alfa Beespe
    Pas encore d'évaluation
  • Puzzle
    Puzzle
    Document19 pages
    Puzzle
    Viia Alfa Beespe
    Pas encore d'évaluation
  • Leaflet Asi Ekslusif
    Leaflet Asi Ekslusif
    Document2 pages
    Leaflet Asi Ekslusif
    Viia Alfa Beespe
    Pas encore d'évaluation
  • PRESJUR PPT FIKS
    PRESJUR PPT FIKS
    Document6 pages
    PRESJUR PPT FIKS
    Viia Alfa Beespe
    Pas encore d'évaluation
  • PMK 33 Tahun 2012
    PMK 33 Tahun 2012
    Document46 pages
    PMK 33 Tahun 2012
    Uud Cahyono
    Pas encore d'évaluation
  • Cover Dan Dapus
    Cover Dan Dapus
    Document2 pages
    Cover Dan Dapus
    Viia Alfa Beespe
    Pas encore d'évaluation
  • Laporan Pendahuluan Imunisasi 2
    Laporan Pendahuluan Imunisasi 2
    Document22 pages
    Laporan Pendahuluan Imunisasi 2
    Viia Alfa Beespe
    Pas encore d'évaluation
  • Nanda Nic Noc Circulation
    Nanda Nic Noc Circulation
    Document5 pages
    Nanda Nic Noc Circulation
    Viia Alfa Beespe
    0% (1)
  • Ujian Keluarga Asam Urat
    Ujian Keluarga Asam Urat
    Document11 pages
    Ujian Keluarga Asam Urat
    Viia Alfa Beespe
    Pas encore d'évaluation
  • Presus
    Presus
    Document43 pages
    Presus
    Viia Alfa Beespe
    Pas encore d'évaluation
  • Luhkum PP 53 2010
    Luhkum PP 53 2010
    Document28 pages
    Luhkum PP 53 2010
    Viia Alfa Beespe
    Pas encore d'évaluation
  • DHF PATHWAY
    DHF PATHWAY
    Document3 pages
    DHF PATHWAY
    Kesarina Kencana Sianturi
    0% (1)
  • Askep CA Serviks
    Askep CA Serviks
    Document13 pages
    Askep CA Serviks
    Viia Alfa Beespe
    Pas encore d'évaluation
  • Askep CA Serviks
    Askep CA Serviks
    Document13 pages
    Askep CA Serviks
    Viia Alfa Beespe
    Pas encore d'évaluation
  • Cover Dan Berita Acara
    Cover Dan Berita Acara
    Document2 pages
    Cover Dan Berita Acara
    Viia Alfa Beespe
    Pas encore d'évaluation
  • Ujian Inkontinensia Urine
    Ujian Inkontinensia Urine
    Document19 pages
    Ujian Inkontinensia Urine
    Viia Alfa Beespe
    Pas encore d'évaluation
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Document15 pages
    Satuan Acara Penyuluhan
    Viia Alfa Beespe
    Pas encore d'évaluation
  • Laporan Manajemen Dewi Kunthi
    Laporan Manajemen Dewi Kunthi
    Document49 pages
    Laporan Manajemen Dewi Kunthi
    Viia Alfa Beespe
    Pas encore d'évaluation