Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ZAENAL.S.Kep.Ns
GANGGUAN KOGNITIF
Kognitif masalah Kemampuan berfikir dan memberi
rasional,
termasuk proses mengingat,
menilai
orientasi , persepsi dan
memperhatikan
(Stuart dan sundceen, 87)
Rentang Respon Kognitif
Respon
Adaptif
Respon
maladaftif
Tegas
mampuan
Ingatan utuh * Mudah lupa
membuat
Orientasi
* Kebingungan transien
* Kadang
* Disorientasi
mispersepsi
* Mispersepsi
Koheren Fikiran
* Kadang berfikir
serius Mispersepsi
tak jelas
* Ketidak mampu
* Logis
untuk berfokus
pada perhatian
* Kesulitan
dengan alasan
logis.
Perhatian terfokur
Pengkajian
Faktor Predisposisi
* Gangguan fungsi susunan saraf pusat ssp
memerlukan
nutrisi untuk berfungsi, setiap gangguan
pengiriman
nutrisi mengakibatkan gangguan fungsi ssp.
Mis.: Penyakit infeksi sistemik, gangguan peredaran
darah keracunan zat (Beck, Rawlins &
Willians, 84)
Juga kekurangan vitamin, mulnutrisi,
gangguan
Jiwa Fungsional.
Presipitasi
* Hipoksia : Anemia Hipoksia
Histotoksik Hipoksia
Hipoksemia hipoksia
Iskemik hipoksia
Setiap kejadian di tolak dapat berakibat gangguan
kognitif.
* Gangguan Metabolisme Ke otak
- Hipertiroidisme
- Hipoglikemi
* Racun, Virus, bakteri, Mis. Sifilis
* Perubahan struktur otak :
- Trauma
- Tumor
Demensia
Onset
Biasanya tiba-tiba
Biasanya berlahan
Lama
Biasanya singkat
Umur
Semua umur
Stressor.
Racun, Infeksi,
Hipertensi, hipotensi,
alradi, trauma,
sel otak anemia,
def. Vit.
Tumor
Perilaku
Fluktuasi kesadaran,
gelisah agitasi, ilusi,
halusiperhatian,
disorientasi teratur
gangguan penilaian
dan pen gambilan
keputusan, afek yang
labil
Tujuan Perawatan
Perbaikan gangguan kognitif dengan
memfungsikan klien septimal mungkin sesuai
dengan kemampuan klien yang ada karena tujuan
jangka panjang sukar ditetapkan maka umumnya
intervensi di arahkan pada tujuan jangka pendek
yaitu penemuan kebutuhan dasar klien.
1. memelihara perawatan diri.
2. Meningkatkan orientasi
3. Memenuhi kebutuhan tidur
4. Memelihara status nitrisi
5. Mendukung fungsi kognitif yang optimal
6. Memelihara pola eliminasi yang optimal.
Faktor Presipitasi
Setiap kejadian di otak dapat berakibat gangguan
kognitif
Hipoksia
Gangguan
metabolik, termasuk hipotiroidisme,
hipertirodisme, dan penyakit adrenal.
Toksik dan agen infeksi
Respon yang berlawanan terhadap pengobatan
Perubahan struktur otak, seperti tumor atau trauma
Devisit atau overload sensory.
Mekanisme Koping
* Regresi, Denial, kompensasi.
Perilaku
Delirium dan demensia merupakan diagnosa medik
yang sering di jumpai di Rumah Sakit.
Delirium
Delirium adalah fungsi kognitif yang kacau ditandai
dengan kesadaran, berkabut yang dimanifestasikan
oleh lama konsentrasi yang rendah, persepsi yang
sala, gangguan fikir (stuart dan sundeen, 1987).
Disebabkan oleh racun, obat oleh alkohol, infeksi,
trauma.
Demensia
Gangguan kognitif ditandai oleh hilangnya fungsi
intelektual yang berat o/ ditemukan, disorientasi,
daya ingat terganggu, gangguan penilain, afek yang
labil disebabkan; trauma (operasi oleh tidak gangguan
2. Halusinasi
* Lindungi klien dan orang lain dari perilaku
merusak
* Ruangan harus aman K yang panik lari kesana
kemari t/ tujuan.
* Orientasi realitas yang berulang.
3. Komunikasi
* Pesan disampaikan dengan jelas, simpel dan
pemberian alternatif yang terbatas.
4. Pen Kes.
Pada saat K mulai bertanya tentang dirinya pada
saat itulah tepat di rencanakan Pen Kes.
mis. : perawatan di rumah harus diikuti oleh
anggota keluarga lain.
TERAPI KONGNITIF
By : Pschiatric Nursing
Team
Definisi
Terapi jangka pendek yang teratur,
Yang memberikan dasar berpikir pada
Klien untuk mengespresikan perasaan
negatifnya, memahami masalahnya
Serta mampu mengatasi perasaan
negatifnya dan mampu memecahkan
masalah tersebut.
Tujuan
Mengubah pikiran dari tidak logis,
negatif menjadi objektif, rasional, positif
Meningkatkan aktivitas
Mengurangi perilaku yang tidak diinginkan
Meningkatkan keterampilan sosial
Keraktersitik klien
Menarik diri
Enggan melakukan ADL
Defisit perawatan diri
Harga diri rendah
Menyatakan ide bunuh diri
Komunikasi koheren, tidak ada flight of idea
Delusi, halusinasi terkontrol; tidak ada
Manik depresi; tidak ada dan tidak
mendapat
terapi ECT
Masalah Keperawatan.
Risiko bunuh diri
Isolasi sosial
Harga diri rendah
Defisit perawatan diri
Tujuan Keperawatan
Masalah
Tujuan
Risiko bunuh diri
Isolasi
sosial
* Meningkatkan
hubungan sosia
Harga
diri rendah
* Meningkatkan harga diri
Defisit perawatan diri
* Meningkatkan
kemampuan
merawat
diri.
Tujuan
Ungkapan pikiran otomatis
Alasan
Tanggapan
Menuliskan
Penyelesaian masalah
Manfaat tanggapan
Ungkap hasil
Catatan harian
Support System
Rencana Intervensi
Sesi I
- Jelaskan tujuan terapi kognitif
- Identifikasi masalah: what, where,
when, who.
- Diskusikan sumber masalah
- Diskusikan pikiran dan perasaan
- Catat pikiran otomatis, klasifikasikan
dalam distorsi kognitif
Rencana intervensi
Sesi II
- Review ulang
- Diskusikan pikiran otomatis
- Tanya penyebab
- Beri respon
- Tanyakan tindakan klien
- Anjurkan menulis perasaan
- RTL : hasil tulisan klien akan dibahas
Rencana Intervensi
Sesi III
-Diskusikan hasil tulisan
- Dorong untuk beri pendapat
- Beri Umpan balik
- Dorong untuk ungkap keinginan
- Beri persepsi perawat terhadap keinginan
- Beri reinforcement posisif
- Jelaskan metoda tiga kolom
- Diskusikan cara menggunakan metoda tiga kolom
- Anjurkan menuliskan pikiran otomatis dan cara
penyelesaiannya
Rencana Intervensi
Sesi IV
-Tanya perasaan saat menulis buku harian
- Dorong untuk mengomentari tulisan
- Beri respon dan umpan balik
- Anjurkan untuk lakukan
- RTL : hasil tulisan akan didiskusikan
Rencana Intervensi
Sesi V
- Diskusikan kembali prinsip terapi 3 kolom
- Tanyakan stresor / masalah baru dan respon
penyelesaian
- Tanyakan kemampuan menaggapi pikiran
otomatis negatif
- Beri reinforcement positif
- Anjurkan tulis pikiran otomatis dan tanggapan
rasional saat menghadapi masalah
Rencana Intervensi
Sesi VI
- Diskusikan perasaan setelah menggunakan
tanggapan rasional
- Beri umpan balik
- Diskusikan manfaat tanggapan rasional
- Tanyakan apakah dapat menyelesaiakan masalah
- Tanyakan hambatan yang dialami
- Beri persepsi perawat
- Diskusikan cara mengatasi hambatan
- Anjurkan untuk mengatasi sesuai kemampuan
- Beri reinforcement positif
Rencana Intervensi
Sesi VIII
- Tanya apakah selalu mengisi buku harian
- Beri reinforcement positif
- Diskusikan manfaat buku harian
- Anjurkan membuka buku harian bila
menghadapi masalah yang sama
- Tanyakan kesulitan dan diskusikan cara
penggunaan yang efektif
Distorsi kognitif
Pemikiran SEGALANYA ATAU TIDAK SAMA SEKALI
Melihat segala sesuatu dalam kategori hitam atau putih.
Contoh: Jika prestasi anda kurang dari sempurna, maka anda
memandang diri sebagi seorang yang gagal total.
2. Over-generalisasi
Memandang suatu peristiwa yang negatif sebagai sebuah pola
kekalahan tanpa akhir.
Contoh: Seorang murid yang gagal dalam ujian berpikir saya tidak
akan pernah lulus ujian lainnyaa dalam semester ini dan
saya akan keluar dari sekolah ini
3. Personalisasi
Memandang diri sebagai penyebab suatu peristiwa eksternal yang
negatif yang kenyataannya tidaklah demikian.
Contoh: Direktur
saya
mengatakan bahwa produktivitas
perusahaan kami
menurun. Tapi saya tahu ia sebenarnya sedang
membicarakan
saya.
1.
4. Berpikir dikotomi.
Berpikir dengan ekstrim bahwa semua hal adalah semua baik atau
semuanya buruk.
Contoh: Jika suami saya meninggalkan saya, saya mungkin akan mati
5. Pembencanaan
Berpikir yang terburuk tentang orang atau kejadian.
Contoh; Saya lebih baik tidak mengajukan diri untuk promosi di
tempat
pekerjaan karena saya tidak akan mendapatkannya dan
saya
merasa diri saya sangat buruk
6. Membuat abstrak yang selektif
Memfokuskan pada detail tapi pada informasi yang relevan.
Contoh: Seorang istri percaya bahwa suaminya tidak mencintainya
karena
ia pulang kerja larut malam, tetapi sang istri menolak
Pikiran Otomatis
(Kritik diri).
1.Saya tidak pernah
benar
2. Saya selalu
terlambat
Distorsi Kognitif
Over generalisasi
2. Over-generalisasi
Tanggapan Rasional
(Tanggapan Rasional)
1.Omong kosong! saya
juga melakukan banyak
hal yang baik.
2.Saya
tidak
selalu
terlambat. Coba saja
ingat saat-saat saya
datang
tepat
pada
waktunya.
Meskipun
saya kini terlambat lebih
sering
dari
pada
biasanya tetapi saya
akan mengatasi masalah
ini serta mencari cara
untuk
dapat
lebih
menepati waktu.
Seseorang mungkin
akan kecewa
karena saya
terlambat, namun
itu bukan berarti
kiamat. Mungkin
pertemuan juga
tidak mulai pada
waktunya.