Vous êtes sur la page 1sur 8

TUGAS PENGOLAHAN AIR INDUSTRI

NAMA

: PUTERI AULIA RAHMAH (1314240)


WYNNE RAPHAELA (11424027)

KELAS

: 2A TKPB

KLASIFIKASI PADATAN DALAM AIR DAN CARA ANALISISNYA

I.

KLASIFIKASI PADATAN DALAM AIR


Penggunaan air baku dalam kegiatan industry adalah kegiatan yang penting dalam
industry proses. Sumber air baku yang digunakan dapat berupa air permukaan , air laut,
atau air tanah tegantung dari lokasi industry tersebut berada. Air permukaan, air laut, dan
air tanah memiliki karakteristik yang berbeda. Secara garis besar kualitas air tanah adalah
yang paling baik daripada air permukaan dan air laut.
Penilaian kualitas air diperoleh dari berbagai macam parameter penilaian. Salah satunya
parameter jumlah padatan yang terkandung dalam air tersebut. Jumlah padatan yang
terkandung dalam air menandakan ada kandungan mineral

yang partikelnya dapat

berukuran besar maupun kecil. Sehingga perbedaan ukuran padatan yang terkandung
akan memunculkan kakaterisitik yang berbeda-beda dari sumber air.
Klasifikasi jenis padatan yang terkandung dalam sumber air berdasarkan ukuran partikel
adalah, sebagai berikut:
1. Padatan terendapkan (sedimen).
2. Padatan tersuspensi dan koloid.
3. Padatan terlarut.
4. Minyak dan lemak.
(Fardiaz, 1992)

I.1 Padatan Terendapkan (settleable solid)


Padatan terendap adalah padatan yang akan mengendap pada dasar selama 1 jam. Padatan
terendapkan memiliki ukuran partikel lebih dari 100 m sehingga padatan terendapkan
akan mengendap bila didiamkan karena pengaruh gaya gravitasi.
Padatan ini biasanya diukur dalam kerucut Imhoff berskala dan dilaporkan sebagai ml
padatan terendap per liter (Jenie, 1993).
Padatan yang mengendap tersebut terdiri dari partikel-partikel padatan yang
mempunyai ukuran yang relatif besar dan berat sehingga dapat mengendap dengan
sendirinya. Sedimen yang terdapat di dalam air biasanya terbentuk sebagai akibat dari
erosi, dan dan merupakan padatan yang umum terdapat di dalam air permukaan (Fardiaz,
1992).
Adanya sedimen dalam jumlah yang tinggi di dalam air akan sangat merugikan
karena hal-hal sebagai berikut.
1. Sedimen dapat menyebabkan penyumbatan saluran air dan selokan, dan dapat
mengendap di dalam bak penampung air sehingga mengurangi volume air yang

dapat

ditampung di bak tersebut.


2. Sedimen yang mengendap di dasar sungai atau dapat mengurangi populasi ikan

dan

hewan-hewan lainnya karena telur-telur ikan dan sumber-sumber makanan


mungkin terendam di dalam sedimen.
3. Adanya sedimen mengurangi penetrasi sinar ke dalam air sehingga mengurangi
kecepatan fotosintesis oleh tanaman air menurun.
4. Sedimen menyebabkan air menjadi keruh sehingga menambah biaya penjernihan air jika
air tersebut akan digunakan untuk keperluan industri.
(Fardiaz, 1992).
Padatan terendap merupakan indikator jumlah padatan limbah yang akan
mengendap dalam alat penjernih dan kolam pengendapan. Teknik penetapan endapan ini
mudah dilakukan dan berguna bila kita akan merancang sistem penanganan (Jenie, 1993).

I.2 Padatan Tersusupensi (Total Suspended Solid)


Padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid atau TSS) adalah bahan-bahan
tersuspensi (diameter > 1 m) yang tertahan pada saringan millipore dengan diameter
pori 0,45 m. TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, yang
terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air
(Effendi, 2003).
Zat padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang
heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan dapat
menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan (Tarigan et al, 2003).
Dalam pengukuran TTS, ditetapkan dengan cara menyaring sejumlah air melalui
filter membran dalam cawan Gouch. Berat kering dari padatan tersuspensi total diperoleh
satu jam pada suhu 103 -105 oC (Jenie, 1993).
Padatan tersuspensi terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya
lebih kecil daripada sedimen, misalnya tanah liat, bahan-bahan organik tertentu, sel-sel
mikroorganisme, dan sebagainya. Sebagai contoh, air permukaan mengandung tanah liat
dalam bentuk suspensi yang dapat tahan sampai berbulan-bulan, kecuali jika
keseimbangannya terganggu oleh zat-zat lain sehingga menyebabkan terjadinya
penggumpalan, kemudian diikuti dengan pengendapan. Selain mengandung padatan
tersuspensi, air buangan juga mengandung bahan-bahan yang bersifat koloid, misalnya
protein (Fardiaz, 1992).
I.3 Padatan Terlarut (Total Dissolved Solid)
Padatan terlarut total (Total Dissolved Solid atau TDS) adalah bahan-bahan terlarut
(diameter < 10-6 mm) dan koloid (diameter 10-6 - 10-3 mm) yang berupa senyawa-senyawa
kimia dan bahan-bahan lain, yang tidak tersaring pada kertas saring berdiameter 0,45 m.
TDS meter menggambarkan jumlah zat terlarut dalam Part Per Million (PPM) atau sama
dengan milligram per Liter (mg/L). (Effendi, 2003).

Padatan terlarut adalah padatan-padatan yang mempunyai ukuran yang lebih kecil
daripada padatan tersuspensi. Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan
organik yang larut air, mineral, dan garam-garamnya. (Fardiaz, 1992).
Padatan terlarut total atau residu yang dapat disaring, ditetapkan dengan berat
contoh yang yang telah disaring dan dievaporasi atau sebagai perbedaan antara berat
residu setelah evaporasi dan berat padatan tersuspensi total. Penanganan padatan terlarut
total membutuhkan mikroorganisme yang umumnya terdapat, untuk konversi bahan
partikulat (Jenie, 1993).
TDS biasanya disebabkan oleh bahan anorganik yang berupa ion-ion yang biasa
ditemukan di perairan. Adapun ion-ion yang biasa terdapat di dalam perairan ditunjukkan
pada tabel berikut:
Tabel 1.3 Ion-Ion Yang Biasa Ditemukan Di Perairan
Ion
(1,0 - 1000 mg/liter)

Utama

Ion Sekunder
(0,01 - 10,0 mg/liter)

Sodium (Na)

Besi (Fe)

Kalsium (Ca)

Strontium (Sr)

Magnesium (Mg)

Kalium (K)

Bikarbonat (HCO3)

Karbonat (CO3)

Sulfat (SO4)

Nitrat (NO3)

Klorida (Cl)

Fluorida (F)
Boron (B)
Silika (Si)

(Effendi, 2003)

II.

ANALISIS PADATAN YANG TERKANDUNG DALAM AIR

Analisis zat padat dalam air sangat penting bagi penentuan komponen komponen air secara
lengkap, juga untuk perencanaan serta pengawasan proses proses pengolahan dalam bidang air

minum maupun dalam bidang air buangan. Dimensi zat padat tersebut adalah mg/l atau g/l,
namun sering pula ditemui % volume yaitu dm3 zat padat/liter larutan.
Metode analisis kandungan padatan dalam air dapat dilakukan dengan berbagai macam
metode. Dari analasis kandungan padatan dalam air akan diketahui jumlah padatan yang
terkandung tergantung dari jenis padatan yang dianalisis.
II.1
Analisis Padatan Terlarut (Total Dissolved Solid)
Ada dua metode yang sering digunakan dalam pengukuran TDS, yaitu:
a Gravimetri
Gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat dengan cara penimbangan hasil reaksi
pengendapan. Gravimetri merupakan pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan paling
sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Hal ini dikarenakan
metode gravimetri ditentukan melalui penimbangan langsung massa zat yang dipisahkan
dari zat-zat lain.
Bagian terbesar dari gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal
kesenyawaan murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat
ditimbang dengan teliti. Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama. Adanya
pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu digunakan faktor-faktor koreksi.
Faktor paling penting dalam metode ini yaitu proses pemisahan harus cukup sempurna
sehingga kualitas analit yang ditimbang mendekati murni (Irha, 2011).
b

Electrical Conductivity
Konduktivitas listrik air secara langsung berhubungan dengan konsentrasi padatan
terlarut yang terionisasi dalam air. Ion dari konsentrasi padatan terlarut dalam air
menciptakan kemampuan pada air untuk menghasilkan arus listrik yang dapat diukur
menggunakan

conductivity

meter.

Electrical

conductivity

berfungsi

mengukur

konduktivitas listrik bahan-bahan yang terkandung dalam air.


Semakin banyak bahan (mineral logam maupun nonlogam) dalam air maka hasil
pengukuran akan semakin besar. Sebaliknya, bila sangat sedikit bahan yang terkandung
dalam air maka hasilnya mendekati nol, atau disebut air murni (Insan, 2008). Prinsip
kerjanya dengan menghubungkan 2 buah probe ke larutan yang diukur, kemudian dengan

rangkaian pemprosesan sinyal akan mengeluarkan output yang menujukkan besar


konduktivitas/daya hantar listrik sampel air tersebut (Endrah, 2010).

II.2

Analisis Padatan Tersuspensi (Total Suspended Solid)

Zat padat tersuspensi sendiri dapat diklasifikasikan sekali lagi menjadi zat padat terapung
yang selalu bersifat organis dan zat padat terendap yang dapat bersifat organis dan
inorganis.
Padatan tersuspensi total kadang-kadang disebut residu yang tidak dapat disaring,
ditetapkan dengan cara menyaring sejumlah volume air limbah melalui filter membran.
(tikar gelas fiber ) dalam cawan gouch. Berat kering dari padatan tersuspensi total
diperoleh setelah satu jam pada suhu 103-1050C.

II.3

Analisis Padatan Terendapkan (Settleable Solid)

Padatan terendapkan dapat diukur dengan alat Imhoff cone dengan cara melihat endapan
di dalam air limbah yang dimasukkan ke dalam alat tersebut selama 30 menit.
sumber : http://www.aquaculturehub.org/photo/imhoff-cone?context=popular

Gambar 2.3 imhoff cone


Padatan terendapkan yang diukur dalam kerucut Imhoff berskala dan dilaporkan
sebagai ml padatan terendap per liter. Padatan terendap merupakan indikator jumlah
padatan dalam sumber air yang akan mengendap dalam alat penjernih dan kolam
pengendapan. Penetapan endapan ini mudah dilakukan dan berguna bila akan merancang
sistem penanganan pengendapan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. t.t. Laporan Kimling. https://www.academia.edu/7494492/Laporan_kimling.
(Diakses 26 Maret 2015 pukul 02.38 WIB)
Nasution,

Yulia

Ningsih.

2014.

Analisis

Zat

Padat.

https://www.academia.edu/8662445/Analisis_Zat_Padat. (Diakses 26 Maret 2015 pukul


03.13 WIB)
Noegroho, Searphin. 2014. Padatan Tersuspensi, dan Padatan terlarut, dan Padatan
total. https://www.scribd.com/doc/230012913/Padatan-Total#download. (Diakses 26
Maret 2015 pukul 03.00 WIB)

Setiadi,Tjandra. t.t. Karakteristik Air Limbah. www.slideshare.net/EchiChii/karakteristikair-limbah. (Diakses 26 Maret 2015 pukul 02.34 WIB)

Vous aimerez peut-être aussi