Vous êtes sur la page 1sur 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan bangsa bersamaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta tuntutan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan, maka diusahakan agar ada
kesempatan yang lebih luas bagi setiap penduduk untuk memperoleh derajat kesehatan yang
optimal.
Data BPS, statistic kesra dan BKKBNdi Indonesia menunjukan : penyebab kematian ibu
tahun 2007 meliputi, perdarahan 28%, pre eklamsia 24%, infeksi 11%, komplikasi perperinium
8%, abortus partus macet/lama 5% dan lain-lain 18% ( Depkes RI,2007 ).
Sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) provinsi Jawa Tengah tahun 2005 sebesar
252/100.000 kelahiran hidup. Urutan penyebab kematian ibu dari yang terbanyak adalah
perdarahan, pre eklamsia, perdarahan sebelum persalinan, dan infeksi. Di kota semarang tahun
2006 sebanyak 20 orang (0,81%) dari 24936 kelahiran hidup dikarenakan pre eklamsi dan
eklamsi ( Depkes RI, Resty, 2002).
Data penderita pre eklamsia/eklamsia di Rumah Sakit Roemani Semarang tahun 2001
sebanyak 58 (8,72%), tahun 2002 sebanyak 61 (9,34%), tahun 2003 sebanyak 49 (9,12%), tahun
2004 sebanyak 40 (9,25%), tahun 2005 sebanyak 69 (13,60% ( Roeshadi, 2006 ).
Pre-eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang
timbul karena kehamilan. Penyakit ini biasanya terjadi pada trimester III kehamilan, tetapi dapat
terjadi sebelum trimester III misal pada mola hidatosa (Prawirohardjo, 2005 : 282).
Pre-eklamsi dan eklamsi adalah kesatuan penyakit yang langsung disebabkan oleh
kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas. Setelah perdarahan dan infeksi, pre eklamsi dan
eklamsi merupakan penyebab kematian maternal dan perinatal. Karena itu, diagnosa dini
amatlah penting, yaitu mampu mengenali dan mengobati pre eklamsi ringan agar tidak berlanjut
menjadi eklamsi. Hal ini hanya bisa diketahui bila ibu hamil memeriksakan dirinya selama
hamil. Jadi, jelaslah bahwa pemeriksaan antenatal yang teratur sangat penting dalam upaya
pencegahan pre eklamsi dan eklamsi (Mochtar, 1998).
Perawatan pasien dengan Sectio Caesaria (SC) merupakan masalah yang rawan karena
banyaknya komplikasi yang didapatkan baik pada ibu dan janin seperti aspirasi metabolisme

pulmonary, infeksi pada luka, infeksi saluran kemih, cedera bladder atau bowel dan komplikasi
akibat anastesi diantaranya adalah perubahan pola nafas, brakikardi maupun kelemahan fisik.
Pada pasien Post SC perawatan yang utama adalah balance cairan dan pemenuhan kebutuhan
dasar. Balance cairan harus selalu dimonitor karena pada pasien post SC banyak kehilangan
cairan darah sehingga intake dan output diharapkan tetap seimbang untuk menghindari dehidrasi.
Sedangkan pemenuhan kebutuhan dasar sangat diperhatikan oleh perawat karena pada pasien
post SC masih dalam kondisi immobilisasi. Permasalahan tersebut memerlukan perawatan yang
komprehensif dari perawat. Maka untuk mengatasi hal tersebut peran perawat sebagai pelaksana
keperawatan dituntut untuk memiliki kemampuan yang memadai dalam menanggulanginya
diantaranya kemampuan untuk membantu perawatan menurunkan tekanan darah, membantu
ADL (Activity Daily Living) pasien, memberi pertolongan mental serta pendidikan pada pasien
dan keluarga. Berdasarkan penjelasan di atas sehingga penulis tertarik untuk melakukan studi
kasus tentang ibu post SC dengan indikasi Preeklamsia berat.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum : Penulis dapat memperoleh gambaran tentang Asuhan Keperawatan pada
pasien Post SC dengan Indikasi Pre Eklamsi berat.
2. Tujuan Khusus :
Diharapkan penulis mampu:
a. Menggambarkan hasil pengkajian pada klien dengan Post SC dengan indikasi
Preeklamsi berat
b. Menggambarkan diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan Post SC dengan
indikasi Preeklamsi berat
c. Menggambarkan rencana asuhan keperawatan pada klien dengan Post SC dengan
indikasi Preeklamsi berat
d. Menggambarkan

tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah atau diagnosa

keperawatan klien dengan Post SC dengan indikasi Preeklamsi berat


e. Menggambarkan hasil evaluasi keperawatan pada klien dengan Post SC dengan indikasi
Preeklamsi berat

C. Metode Penulisan dan Teknik Pengumpulan Data

1. Metode penelitian
Metode penelitian

yang penulis gunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah metode

deskriptif yaitu metode yang dilakukan dengan tujuan utama mendapatkan gambaran atau
deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Notoadmojo, 2005).
2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis
mengguunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.
a. Wawancara
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data di mana penulis menggunakan tanya
jawab secara langsung dengan klien serta keluarga yang terdiri atas:
1) Auto Anamnesa
Mengumpulkan data dengan melakukan wawancara langsung kepada klien.
2) Allo Anamnesa
Mengumpulkan data dengan melakukan wawancara kepada selain klien, misalnya
saudara, keluarga, atau teman.
b. Observasi
Metode pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan atau observasi dan
mengikuti perkembangan kesehatan secara langsung terhadap klien (Notoadmojo, 2002).
c. Studi Kepustakaan
Mempelajari buku yang dipakai sebagai sumber acuan atau referensi yang berhubungan
dengan obyek penelitian (Notoadmojo, 2002).
d. Dokumentasi
Adalah diambil dari catatan medis dengan melihat hasil catatan perkembangan
kesehatan, misal: catatan perkembangan klien.

D. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui secara menyeluruh isi dari karya tulis ini, maka penulis menggunakan
sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab yaitu :
1.

Bab I, Pendahuluan menerangkan tentang latar belakang, tujuan, metode, dan sistematika
penulisan.

2.

Bab II, Tinjauan teori asuhan keperawatan Post SC dengan indikasi Preeklamsi berat
yang menguraikan tentang pengertian, indikasi, patofisiologi, manifestasi klinis,
penatalaksanaan, komplikasi, pengkajian fokus, pathway keperawatan, serta fokus
intervensi dan rasional.

3.

Bab III, Tinjauan kasus yang melaporkan hasil pengelolaan kasus klien dengan Post SC
indikasi Pre-eklamsi berat yang memaparkan tentang hasil pengkajian, diagnosa
keperawatan, rencana, implementasi, dan evaluasi.

4.

Bab IV, Pembahasan yang membahas hasil pengelolaan kasus pada klien dengan Post SC
indikasi Pre-eklamsi berat.

5.

Bab V, Penutup yang berisi kesimpulan dari hasil pembahasan dan saran.

Vous aimerez peut-être aussi