Vous êtes sur la page 1sur 6

TUGAS KELOMPOK

PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Nama Dosen :
Dra. Magdalena Suharjati, M.Pd
Nama Kelompok :
1. Anggara Krida P. (04)
2.Dwi Susilo W.S. sebagai Ketua (12)
3.Pipit Oktaviani sebagai Bendahara (41)
4.RahmaDhita L. (42)
5.Septinulalin Dwie C. sebagai Sekretaris (50)
6.Silvi Aina Rikza (51)
7.Siti Sholihah (52)
Pertanyaan :

1. Sebutkan pengertian : a.Keadilan Distributif


b.Keadilan Legal
2.
3.
4.
5.
6.

c.Keadilan Komutatif
Jelaskan manusia itu sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara
Ontologis !
Nilai-nilai menurut Max Sclever dalam 4 golongan Nilai !
Nilai-nilai menurut Notonegoro !
Jelaskan perbedaan antara Agama dengan Aliran Kepercayaan dan
dibawah tanggungjawab masing-masing !
Sebutkan dari Pancasila tersebut, Pancasila sebagai dasar kehidupan
berbangsa dan bernegara !

Jawaban :

1. a. Pengertian keadilan distributif :


Menurut Aristoteles
Keadilan distributif atau justitia distributiva; Keadilan distributif adalah
suatu keadilan yang memberikan kepada setiap orang didasarkan atas
jasa-jasanya atau pembagian menurut haknya masing-masing. Keadilan
distributif berperan dalam hubungan antara masyarakat dengan
perorangan.
Menurut Thomas Aquinas (filsuf hukum alam)
Keadilan umum (justitia generalis); Keadilan umum adalah keadilan
menururt kehendak undang-undang, yang harus ditunaikan demi
kepentingan umum.
b. Pengertian keadilan legal :
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani
umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam
suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang
menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (Than man behind the gun).
c. Keadilan komutatif :
Keadilan komutatif (justitia cummulativa) adalah keadilan dengan
mempersamakan antara prestasi dengan kontraprestasi.

2. Manusia sebagai pendukung sila-sila Pancasila secara ontologis memiliki


hal-hal mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa jasmani
dan rokhani, sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial, serta kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk
pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa.
Oleh karena kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri
sendiri dan sebagai makhluk Tuhan inilah maka secara hierarkhis sila
pertama Ketuhanan yang Maha Esammendasari dan menjiwai keempat silasila Pancasila yang lainnya. ( Notonagoro, 1975 : 53 )
3. Nilai menurut Max Sichler
Nilai-nilai kenikmatan: dalam tingkat ini terdapat deretan nilai-nilai
yang mengenakan dan tidak mengenakan (Die Wertreihedes Angnehmen
und Unangehmen), yang menyebabkan orang senang atau menderita
tidak enak.
Nilai-nilai kehidupan: dalam tingkat ini terdapatlah nilai-nilai yang
penting dalam kehidupan (Werte des Vitalen Fuhlens) misalnya
kesehatan.

Nilai-nilai kejiwaan: dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai kejiwaan


(geistige werte) yang sama sekali tidak tergantung dari keadaan jasmani
maupun lingkungan. Nilai-nilai semacam ini ialah keindahan, kebenaran,
dan pengetahuan murni yang dicapai dalam filsafat.
Nilai-nilai kerokhanian: dalam tingkat ini terdapatlah modalitas nilainilai dari yang suci dan tak suci (wermodalitas des Heilegen und
Unheiligen). Nilai-nilai semacam ini terutama terdiri dari nilai-nilai pribadi
(Frondizi, 1963; Driyarkara, 1978).
4. Notonagoro membagi nilai menjadi tiga yaitu :
Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.
Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.
Nilai kerokhanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani.
Nilai kerokhanian ini dapat dibedakan atas empat macam.
a) Nilai kebenaran, yang bersumber pada akal (ratio, budi, cipta)
manusia.
b) Nilai keindahan, atau nilai estetis, yang bersumber pada unsur
perasaan (aesthetis, gevoel, rasa) manusia.
c) Nilai kebaikan, atau nilai moral, yang bersumber pada unsur
kehendak (will, Wollen, karsa) manusia.
d) Nilai religius, yang merupakan nilai kerokhanian tertinggi dan mutlak.
Nilai religius ini bersumber kepada kepercayaan atau keyakinan
manusia.
5.

6. Pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara:


Pancasila sering disebut sebagai dasar falsafat negara (dasar fisafat
negara) dan ideologi negara. Pancasila digunakan sebagai dasar untuk
mengatur pemerintah dan mengatur penyelenggaraan negara. Konsepkonsep Pancasila tentang kehidupan bernegara yang disebut cita hukum
(staatsidee) merupakan cita hukum yang harus dilaksanakan secara
konsisten dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila juga
mempunyai fungsi dan kedudukan sebagai pokok atau kaidah negara yang
mendasar (fundamental norm). Kedudukan pancasila sebagai dasar negara
bersifat tetap, kuat, dan tidak dapat diubah oleh siapapun, termasuk oleh
MPR-DPR hasil pemilihan umum. Mengubah Pancasila berarti membubarkan
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17
agustus 1945. Pancasila sebagai kaidah negara yang fundamental berarti
hukum dasar tertulis (UUD), hukum tidak tertulis (konversi), dan semua
hukum atau peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam Negara

Republik Indonesia harus bersumber dan berada di bawah pokok kaidah


negara yang fundamental tersebut.
Dasar hukum Pancasila sebagai dasar Negara
Pengertian Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia sesuai dengan
bunyi pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat ....., maka
disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam
suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang di
pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Meskipun dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut tidak tercantum kata
Pancasila,namun bangsa Indonesia sudah bersepakat bahwa limat prinsip
yang menjadi dasar negara Republik Indonesia disebut Pancasila.
Kesepakatan tersebut tercantum pula dalam berbagai ketetapan MPR-RI di
antaranya adalah:

Ketetapan MPR-RI No.XVII/MPR/1998, pasal 1 menyebutkan bahwa


pasal sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 adalah dasar negara dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang harus dilaksanakan secara konsisten dalm kehidupan
bernegara.
Ketetapan MPR No. III/MPR/2000, diantaranya menyebutkan: sumber
hukum dasar nasional yang tertulis dalam Pembukaan UndangUndang Dasar 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa; kemanusiaan
yang adil dan beradab;persatuan indonesia kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam
permusyawaratan/perwakilan serta dengan mewujudkan suatu
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Vous aimerez peut-être aussi