Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
I. Tujuan Percobaan
1. Mampu melakukan pengenceran asam sulfat pekat.
2. Memahami sifat asam sulfat pekat sebagai oksidator dan dehidrator.
3.
Mengetahui perbedaan reaksi asam sulfat pekat dengan logam Cu, Fe,
maupun Zn.
Basa konjugat adalah ion atau molekul yang dihasilkan setelah asam
kehilangan protonnya, sedangkan asam konjugat adalah spesi yang dihasilkan
ketika basa menerima proton. Reaksi ini bersifat reversibel dan dapat berjalan
terbalik maupun ke depan.
Air bersifat amfoterik dan berperilaku sebagai asam maupun basa. Dalam
reaksi asam asetat (CH3CO2H) dengan air (H2O), air berperan sebagai basa.
CH3COOH + H2O > CH3COO- + H3O+
Ion asetat, CH3CO2-, adalah basa konjugat dari asam asetat, dan
ion hidronium, H3O+, adalah asam konjugat dari air.
Air juga dapat berperan sebagai asam. Ketika bereaksi dengan amonia:
H2O + NH3 > OH- + NH4+
H2O mendonorkan proton kepada NH3.Ion hidroksida adalah basa konjugat
dari air yang berperan sebagai asam, sedangkan ionamonium adalah asam
konjugat dari basa amonia.
2.2.3.Teori Asam-Basa menurut Lewis
Pada umumnya definisi asam-basa mengikuti apa yang dinyatakan oleh
Arrhenius atau Bronsted-Lowry, tapi dengan adanya struktur yang diajukan
Lewis muncul definisi asam dan basa baru.
Asam sulfat diproduksi dari belerang, oksigen, dan air melalui proses
kontak. Pada langkah pertama, belerang dipanaskan untuk mendapatkan sulfur
dioksida:
S (s) + O2 (g) SO2 (g)
Sulfur dioksida kemudian dioksidasi menggunakan oksigen dengan
keberadaan katalis vanadium(V) oksida:
2 SO2 + O2(g) 2 SO3 (g) (dengan keberadaan V2O5)
Sulfur trioksida diserap ke dalam 97-98% H2SO4 menjadi oleum (H2S2O7),
juga dikenal sebagai asam sulfat berasap. Oleum kemudian diencerkan ke
dalam air menjadi asam sulfat pekat.
H2SO4 (l) + SO3 H2S2O7 (l)
H2S2O7 (l) + H2O (l) 2 H2SO4 (l)
Perhatikan bahwa pelarutan langsung SO3 ke dalam air tidaklah praktis
karena reaksi sulfur trioksida dengan air yang bersifat eksotermik. Reaksi ini
akan membentuk aerosol korosif yang akan sulit dipisahkan.
SO3(g) + H2O (l) H2SO4(l)
2.5 Kuprum Sulfat Pentahidrat (CuSO45H2O)
Tembaga (II) sulfat berbentuk serbuk, manakala tembaga (II) sulfat
terhidrat berwarna biru terang. Nama kuno bagi tembaga (II) sulfat ialah vitriol
biru. Kebanyakan kuprum sulfat wujud dalam alam semula jadi dalam bentuk
pentahidrat (CuSO45H2O), mineral ini dikenali sebagai kalkantit. Tembaga (II)
sulfat mengurai sebelum melebur. Bentuk pentahidrat yang lazim terhidratnya,
yaitu kehilangan empat molekul airnya pada 110C dan kelima-lima molekul
air pada 150 C. Pada 650 C, tembaga (II) sulfat mengurai menjadi tembaga
(II) oksida (CuO), sulfur dioksida (SO2) dan oksigen (O2).
komersial tidak berkilau. Seng sedikit kurang padat daripada besi dan
berstruktur kristal heksagonal.
Gambar 3. Logam Zn
2.7 Logam Fe
Besi adalah logam yanh berasal dari bijih besi ( tambang ) yang banyak
digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari.Dalam tabel periodik,besi
mempunyai simbol Fe dan nmor atom 26.Besi juga mempunyai nilai ekonomis
yang tinggi.
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi.Korosi besi
memerlukan oksigen dan air.Berbagai jenis logam contohnya zink dan
magnesium dapat melindungi besi dari korosi.
2.8 Tembaga (Cu)
Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin
Cuprum. Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu
unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan
lunak, dengan permukaan berwarna jingga kemerahan. Tembaga dicampurkan
dengan timah untuk membuat perunggu. Logam Cu termasuk logam berat
essensial, jadi meskipun beracun tetapi sangat dibutuhkan manusia dalam
jumlah yang kecil. Toksisitas yang dimiliki Cu baru akan bekerja bila telah
masuk ke dalam tubuh organisme dalam jumlah yang besar atau melebihi nilai
toleransi organisme terkait.
7
IV.Cara Kerja
Percobaan I : Reaksi pengenceran asam sulfat pekat
1.
2.
3.
3.
4.
Tabung reaksi yang berisi garam CuSO4 dan tabung reaksi yang
berisi kayu diambil. Asam sulfat dituangkan dari tabung reaksi
tersebut kedalam tempat asam sulfat pekat. CuSO 4 dikeluarkan, kayu
dari tabung dan dengan hati-hati dimasukkan CuSO4 dan kayu
tersebut kedalam gelas beker berisi 50 ml air. Perubahan yang terjadi
diamati.
3.
Sepotong logam : Zn, Fe, dan Cu dimasukkan kedalam masingmasing tabung reaksi.
Sebanyak 2 ml larutan asam sulfat encer dimasukkan kedalam logam
diatas dan diamati dengan teliti. Gas yang timbul diamati lalu ditulis
reaksi kimia yang terjadi.
3 tabung reaksi lainnya diambil dan dimasukkan sebanyak 1 ml asam
sulfat pekat kedalamnya. Kedalam masing-masing tabung rekasi
dimasukkan sepotong logam Zn, Fe, dan Cu. Dipanaskan dan diamati
perubahan yang terjadi.
V. Data Pengamatan
Percobaan 1. Reaksi Pengenceran Asam Sulfat Pekat
Asam sulfat pekat
2 mL
Air
25 mL
Perubahan suhu
Suhu meningkat (menjadi lebih panas)
Bahan kimia
CuSO4.5H2O
Gula pasir
Dehidrator
Pengamatan dan hasil
Asam sulfat pekat Warna CuSO4.5H2O dari biru menjadi
putih.
Asam sulfat pekat Warna gula pasir dari putih menjadi
9
3.
Kayu (korek
4.
5.
api)
Hasil no. 1
Hasil no. 3
hitam.
Asam sulfat pekat Kayu berubah warna menjadi hitam.
Air
Air
VI.
Oksidator
1.
Zn
2.
Fe
3.
Cu
gelembung gas
Asam sulfat encer Tidak terjadi reaksi dan tidak ada gelembung gas
4.
Zn
5.
6.
Fe
Cu
Asam sulfat pekat Timbul busa berwarna putih dan gelembung gas
Asam sulfat pekat Terjadi reaksi dan terdapat gelembung gas
Pembahasan
Praktikum asam sulfat di atas, dilakukan percobaan sebanyak tiga kali
dimana percobaan pertama mengenai reaksi pengenceran asam sulfat pekat,
percobaan kedua reaksi dehidrasi dan percobaan ketiga tentang reaksi oksidasi.
Untuk percobaan pertama dilakukan pengenceran sebanyak 2 mL asam sulfat
pekat yang sudah dituangkan ke dalam tabung reaksi dengan air 25 mL. Air
tersebut kemudian dituangkan dalam gelas beker dan kemudian masukkan
perlahan asam sulfat tersebut. Sehingga terjadi reaksi yang dihasilkan oleh
larutan tersebut adalah suhu meningkat (menjadi lebih panas).
Percobaan kedua tersebut merupakan reaksi dehidrasi. Dalam percobaan
kedua ini digunakan tiga bahan yaitu CuSO4.5H2O, gula pasir, dan kayu (korek
api). Serta digunakan dua dehidrator berupa asam sulfat pekat dan air. Sebelum
direaksikan, disiapkan dahulu tiga buah tabung reaksi yang masing-masingnya
telah diisi 2mL asam sulfat pekat. Kemudian CuSO4.5H2O yang berupa serbuk
berwarna biru terang ini dimasukkan ke dalam tabung reaksi pertama. Sehingga
10
terjadi reaksi perubahan warna pada serbuk dari biru menjadi putih yang
merupakan CuSO4. Ini terjadi karena air (H2O) yang diikat oleh CuSO4.5H2O
terdehidrasi oleh asam sulfat sehingga tersisa CuSO 4. Untuk tabung reaksi
kedua, direaksikannya gula pasir dengan asam sulfat pekat dan didapatkan hasil
berupa kristal yang berubah warna dari putih menjadi hitam. Air yang
dikandung di dalam gula (CnHnOn) tersebut ditarik oleh asam sulfat pekat
sehingga perubahan warna dialami oleh gula pasir. Tabung yang ketiga juga
terjadi reaksi dehidrasi dengan reaksi dari kayu (korek api) yang molekulmolekul airnya ditarik menyebabkan kayu yang semula berwarna cokelat
berubah menjadi warna hitam.
Kemudian asam sulfat dari tabung reaksi tersebut dituangkan ke dalam
tempat asam sulfat pekat lalu keluarkan CuSO4 dan kayu dari tabung. Setelah
itu masukkan kedua bahan tersebut ke dalam gelas beker yang telah diisi 50 mL
air. Didapatkan perubahan untuk CuSO4 dari padatan yang berwana putih
menjadi larutan yang berwarna biru muda. Ini terjadi karena air tersebut diikat
oleh CuSO4 sehingga berubah menjadi warna sebelum didehidrasi berupa
CuSO4.5H2O yang berbentuk cair . Begitu juga untuk kayu, setelah dicelupkan
ke dalam air, kayu tersebut tetap berwarna hitam.Terbukti bahwa ketika kayu
terdehidrasi oleh asam sulfat, airnya akan ditarik sehingga tersisa senyawa
karbon yang berwarna hitam dan ketika diberikan air akan berwarna seperti
semula.
Percobaan yang dilakukan kemudian adalah reaksi oksidasi pada logam
seng (Zn),besi (Fe) dan logam tembaga (Cu). Reaksi ini dilakukan dengan
menggunakan dehidrator berupa asam sulfat pekat dan encer. Sebelumnya
disiapkan empat buah tabung reaksi yang masing-masing terisi logam seng,besi,
dan logam tembaga. Lalu tambahkan 2 mL asam sulfat encer ke dalam tabung
satu dan tabung dua yang berisi logam, sehingga diperoleh hasil yaitu pada
logam seng menimbulkan banyak gelembung gas, dapat ditulis reaksinya yaitu
Zn(s) + H2SO4(aq)
gas,dapat ditulis reaksinya yaitu H2SO4(aq) + Fe(s) > FeSO4(aq) + H2(g). Sedangkan
untuk logam tembaga yang direaksikan dengan asam sulfat encer tidak terjadi
reaksi serta tidak ada gelembung gas. Untuk tabung keempat,kelima dan
keenam logamnya tersebut diisi dengan asam sulfat pekat lalu dipanaskan.
Sehingga diperoleh hasil untuk logam seng dengan timbulnya banyak
gelembung gas yang persamaan reaksinya berupa : Zn(s) + 2H2SO4(aq)
ZnSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(g).Untuk logam Fe timbul busa berwarna putih dan
terdapat gelembung gas. Sedangkan untuk logam tembaga terjadi reaksi
berupa : Cu(s) + 2H2SO4(aq)
Adapun beberapa kendala yang dialami pada saat praktikum ini adalah
ketika logam dan asam sulfat tersebut diperlukan waktu yang lama untuk
pemanasannya karena H+ yang dimiliki oleh asam berikatan dengan H2O (uap
air). Sehingga sebelum pemanasan logam lebih cepat larut dibandingkan
sebelum pemanasan. Jadi dalam praktikum ini dapat dibuktikan bahwa asam
sulfat pekat itu bertindak sebagai dehidrator, yaitu menarik air dari senyawa
lainnya. Juga sebagai oksidator pada logam-logam sehingga dapat terjadinya
reaksi kimia.
12
VII.
Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan yang didapatkan dari lapran ini yaitu :
1.
Asam sulfat akan mengalami kenaikan suhu ketika bereaksi dengan
2.
3.
4.
kayu.
Untuk reaksi oksidator yang direaksikan dengan asam sulfat encer,
logam seng menimbulkan banyak gelembung gas, dapat ditulis
reaksinya yaitu Zn(s) + H2SO4(aq)
CuSO4(aq) +
14