Vous êtes sur la page 1sur 14

ASAM SULFAT

I. Tujuan Percobaan
1. Mampu melakukan pengenceran asam sulfat pekat.
2. Memahami sifat asam sulfat pekat sebagai oksidator dan dehidrator.
3.

Mengetahui perbedaan reaksi asam sulfat pekat dengan logam Cu, Fe,
maupun Zn.

4. Mengetahui perubahan reaksi yang terjadi ketika ditambahkan asam sulfat


pekat dan encer.
5. Memahami dasar teori tentang asam sulfat.
II. Dasar Teori
2.1 Pengertian Asam
Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum
merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu
zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa),
atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam
bereaksi
dengan
suatu
basa
dalam
reaksi penetralan untuk
membentuk garam.Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka)
dan asam sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil).Asam umumnya
berasa masam, tapi cairan asam pekat sangat berbahaya dapat merusak kulit dan
hati-hati mata, jika terpercik asam pekat bisa berakibat kebutaan.Jika kena asam
pekat harus langsung dicuci dengan air mengalir sampai benar-benar bersih.
Istilah asam merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan untuk hal
yang
sama
dalam
bahasa-bahasa
Eropa
seperti acid (bahasa
Inggris), zuur (bahasa Belanda), atau Sure (bahasa Jerman) yang secara
harfiah berhubungan dengan rasa masam. Dalam kimia, istilah asam memiliki
arti yang lebih khusus.Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam
kimia, yaitu definisi Arrhenius, Brnsted-Lowry, dan Lewis.

2.2 Teori tentang Asam-Basa


1

2.2.1 Teori Asam dan Basa Menurut Arrhenius


Larutan asam dan basa merupakan contoh dari larutan elektrolit. Pada
tahun 1884, Svante Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuwan Swedia yang
memenangkan hadiah nobel atas karyanya di bidang ionisasi, memperkenalkan
pemikiran tentang senyawa yang terpisah atau terurai menjadi bagian ion-ion
dalam larutan. Dia menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam larutan aqua
(air) tergantung pada konsentrai ion-ion hidrogen di dalamnya.
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+,
sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH. Jadi pembawa
sifat asam adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH.
Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ, yang dalam air mengalami ionisasi
sebagai berikut :
HxZ > x H+ + Zx
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi
asam, sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion
H+ disebut ion sisa asam.
Basa Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang dalam air terurai
sebagai berikut :
M(OH)x > Mx+ + xOHJumlah ion OH yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut
valensi basa.
2.2.2.Teori Asam-Basa Bronsted-Lowry
Dalam kimia, teori Brnsted-Lowry adalah teori mengenai asam basa yang
digagaskan oleh Johannes Nicolaus Brnsted dan Thomas Martin Lowrypada
tahun 1923 secara terpisah.[1][2] Dalam teori ini, asam Brnsted didefinisikan
sebagai sebuah molekul atau ion yang mampu melepaskan atau mendonorkan
kation hidrogen (proton, H+), dan basa Brnsted sebagai spesi kimia yang
mampu menarik atau menerima kation hidrogen (proton). Ketika sebuah
senyawa yang berperilaku seperti asam mendonorkan proton, haruslah terdapat
basa yang menerima proton tersebut. Sehingga konsep asam basa Brnsted
Lowry dapat didefinisikan sebagai reaksi:
Asam + Basa basa konjugat + asam konjugat.

Basa konjugat adalah ion atau molekul yang dihasilkan setelah asam
kehilangan protonnya, sedangkan asam konjugat adalah spesi yang dihasilkan
ketika basa menerima proton. Reaksi ini bersifat reversibel dan dapat berjalan
terbalik maupun ke depan.
Air bersifat amfoterik dan berperilaku sebagai asam maupun basa. Dalam
reaksi asam asetat (CH3CO2H) dengan air (H2O), air berperan sebagai basa.
CH3COOH + H2O > CH3COO- + H3O+
Ion asetat, CH3CO2-, adalah basa konjugat dari asam asetat, dan
ion hidronium, H3O+, adalah asam konjugat dari air.
Air juga dapat berperan sebagai asam. Ketika bereaksi dengan amonia:
H2O + NH3 > OH- + NH4+
H2O mendonorkan proton kepada NH3.Ion hidroksida adalah basa konjugat
dari air yang berperan sebagai asam, sedangkan ionamonium adalah asam
konjugat dari basa amonia.
2.2.3.Teori Asam-Basa menurut Lewis
Pada umumnya definisi asam-basa mengikuti apa yang dinyatakan oleh
Arrhenius atau Bronsted-Lowry, tapi dengan adanya struktur yang diajukan
Lewis muncul definisi asam dan basa baru.

Asam Lewis didefinisikan sebagai spesi yang menerima pasangan


elektron.
Basa Lewis didefinisikan sebagai spesi yang memberikan pasangan
elektron.

Sehingga H+ adalah asam Lewis, karena ia menerima pasangan elektron,


sedangkan OH- dan NH3 adalah basa Lewis, karena keduanya adalah
penyumbang pasangan elektron. Yang menarik dalam definisi asam Lewis
adalah, terdapat senyawa yang tidak memiliki hidrogen dapat bertindak sebagai
asam.Contoh, molekul BF3. Jika kita menentukan struktur Lewis dari BF3,
tampak B kurang dari oktet dan dapat menerima pasangan elektron., sehingga
dapat bertindak sebagai asam Lewis Dalam kenyataan molekul yang tidak
mencapai oktet sering merupakan asam Lewis yang kuat karena molekul
tersebut dapat mencapai konfigurasi oktet dengan menerima pasangan elektron
tak berikatan. Senyawa yang termasuk dalam perioda yang lebih bawah dari
perioda dua dapat bertindak sebagai asam Lewis sangat baik, dengan

memperbanyak susunan valensi terluar mereka. Akibatnya, SnCl4 bertindak


sebagai asam Lewis berdasarkan reaksi berikut:
SnCl4 + 2Cl-( aq) SnCl 62Atom pusat dikelilingi 12 elektron valensi, elektronnya menjadi lebih
banyak dari 8.
2.3Sifat Asam
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:

Rasa: masam ketika dilarutkan dalam air.


Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat merusak
kulit, terutama bila asamnya asam pekat.

Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu


korosif terhadap logam.

Hantaran listrik: asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan


cairan elektrolit.

2.4 Asam sulfat (H2SO4)


Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat
ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak
kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia. Produksi
dunia asam sulfat pada tahun 2001 adalah 165 juta ton, dengan nilai
perdagangan seharga US$8 juta. Kegunaan utamanya termasuk pemrosesan
bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak.

Gambar 1. Struktur Kimia Asam Sulfat

Asam sulfat diproduksi dari belerang, oksigen, dan air melalui proses
kontak. Pada langkah pertama, belerang dipanaskan untuk mendapatkan sulfur
dioksida:
S (s) + O2 (g) SO2 (g)
Sulfur dioksida kemudian dioksidasi menggunakan oksigen dengan
keberadaan katalis vanadium(V) oksida:
2 SO2 + O2(g) 2 SO3 (g) (dengan keberadaan V2O5)
Sulfur trioksida diserap ke dalam 97-98% H2SO4 menjadi oleum (H2S2O7),
juga dikenal sebagai asam sulfat berasap. Oleum kemudian diencerkan ke
dalam air menjadi asam sulfat pekat.
H2SO4 (l) + SO3 H2S2O7 (l)
H2S2O7 (l) + H2O (l) 2 H2SO4 (l)
Perhatikan bahwa pelarutan langsung SO3 ke dalam air tidaklah praktis
karena reaksi sulfur trioksida dengan air yang bersifat eksotermik. Reaksi ini
akan membentuk aerosol korosif yang akan sulit dipisahkan.
SO3(g) + H2O (l) H2SO4(l)
2.5 Kuprum Sulfat Pentahidrat (CuSO45H2O)
Tembaga (II) sulfat berbentuk serbuk, manakala tembaga (II) sulfat
terhidrat berwarna biru terang. Nama kuno bagi tembaga (II) sulfat ialah vitriol
biru. Kebanyakan kuprum sulfat wujud dalam alam semula jadi dalam bentuk
pentahidrat (CuSO45H2O), mineral ini dikenali sebagai kalkantit. Tembaga (II)
sulfat mengurai sebelum melebur. Bentuk pentahidrat yang lazim terhidratnya,
yaitu kehilangan empat molekul airnya pada 110C dan kelima-lima molekul
air pada 150 C. Pada 650 C, tembaga (II) sulfat mengurai menjadi tembaga
(II) oksida (CuO), sulfur dioksida (SO2) dan oksigen (O2).

Gambar 2. Kuprum Sulfat Pentahidrat (CuSO45H2O)

Tembaga (II) sulfat mempunyai banyak kegunaan di bidang industri


diantaranya untuk mebuat campuran Bordeaux (sejenis fungisida) dan senyawa
tembaga lainnya. Senyawa ini juga digunakan dalam penyepuhan dan
pewarnaan tekstil serta sebagai bahan pengawet kayu. Bentuk anhidratnya
digunakan untuk mendeteksi air dalam jumlah kelumit. Tembaga sulfat juga
dikenal sebagai vitriol biru. Tembaga (II) sulfat merupakan padatan kristal biru,
CuSO4.5H2O triklini. Pentahidratnya kehilangan 4 molekul air pada 1100C dan
yang ke lima pada 1500C membentuk senyawa anhidrat berwarna putih.
Pentahidrat ini dibuat dengan mereaksikan tembaga (II) oksida atau tembaga
(II) karbonat dengan H2SO4 encer, larutannya dipanaskan hingga jenuh dan
pentahidrat yang biru mengkristal jika didinginkan. Pada skala industri,
senyawa ini dibuat dengan memompa udara melaluicampuran tembaga panas
dengan H2SO4 encer. Dalam bentuk pentahidrat, setiap ion tembaga (II)
dikelilingi oleh empat molekul air pada setiap sudut segi empat, kedudukan
kelima dan keenam dari oktahedral ditempati oleh atom oksigen dari anion
sulfat, sedangkan molekul air kelima terikat oleh ikatan hidrogen.
2.6 Seng (Zn)
. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).
Seng Seng adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, nomor atom 30, dan
massa atom relatif 65,39. Merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel
periodik. Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak Bumi dan
memiliki lima isotop stabilmerupakan logam yang berwarna putih kebiruan,
berkilau, dan bersifat diamagnetik. Walau demikian, kebanyakan seng mutu
6

komersial tidak berkilau. Seng sedikit kurang padat daripada besi dan
berstruktur kristal heksagonal.

Gambar 3. Logam Zn

2.7 Logam Fe
Besi adalah logam yanh berasal dari bijih besi ( tambang ) yang banyak
digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari.Dalam tabel periodik,besi
mempunyai simbol Fe dan nmor atom 26.Besi juga mempunyai nilai ekonomis
yang tinggi.
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi.Korosi besi
memerlukan oksigen dan air.Berbagai jenis logam contohnya zink dan
magnesium dapat melindungi besi dari korosi.
2.8 Tembaga (Cu)
Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin
Cuprum. Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu
unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan
lunak, dengan permukaan berwarna jingga kemerahan. Tembaga dicampurkan
dengan timah untuk membuat perunggu. Logam Cu termasuk logam berat
essensial, jadi meskipun beracun tetapi sangat dibutuhkan manusia dalam
jumlah yang kecil. Toksisitas yang dimiliki Cu baru akan bekerja bila telah
masuk ke dalam tubuh organisme dalam jumlah yang besar atau melebihi nilai
toleransi organisme terkait.
7

Gambar 5. Logam Tembaga (Cu)

III. Alat dan Bahan


A. Alat-alat:
1.
Tabung reaksi
2.
Gelas beker
3.
Gelas ukur
4.
Pipet tetes
5.
Batang pengaduk
B. Bahan-bahan:
1.
H2SO4 pekat
2.
CuSO4.5H2O
3.
Gula pasir
4.
Kayu (korek api)
5.
Logam Zn,Fe, dan Cu
6.
Air

IV.Cara Kerja
Percobaan I : Reaksi pengenceran asam sulfat pekat
1.
2.
3.

Asam sulfat pekat diambil sebanyak 2 mL kemudian dimasukkan


kedalam tabung reaksi.
Air dingin dimasukkan kedalam gelas beker sebanyak 25 mL.
Asam sulfat pekat ditambahkan secara perlahan kedalam air dingin
sambil diaduk. Kemudian diamati dan dirasakan perubahan suhu
yang terjadi pada gelas beker.

Percobaan II : Reaksi dehidrasi


8

3 buah tabung reaksi disiapkan, masing-masing diisi dengan 2 mL asam


sulfat pekat.
1.
2.

Sekitar 1 gram CuSO4.H2O dimasukkan kedalam tabung reaksi yang


berisi 2 ml asam sulfat. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat
sampai diatas 30 menit.
Sekitar 1 gram gula pasir dimasukkan kedalam tabung reaksi yang
berisi 2 ml asam sulfat pekat.

3.

Sepotong kayu ( batang korek api) dimasukkan kedalam tabung


rekasi yang berisi 2 ml asam sulfat.

4.

Tabung reaksi yang berisi garam CuSO4 dan tabung reaksi yang
berisi kayu diambil. Asam sulfat dituangkan dari tabung reaksi
tersebut kedalam tempat asam sulfat pekat. CuSO 4 dikeluarkan, kayu
dari tabung dan dengan hati-hati dimasukkan CuSO4 dan kayu
tersebut kedalam gelas beker berisi 50 ml air. Perubahan yang terjadi
diamati.

Percobaan III : Reaksi Oksidasi


1.
2.

3.

Sepotong logam : Zn, Fe, dan Cu dimasukkan kedalam masingmasing tabung reaksi.
Sebanyak 2 ml larutan asam sulfat encer dimasukkan kedalam logam
diatas dan diamati dengan teliti. Gas yang timbul diamati lalu ditulis
reaksi kimia yang terjadi.
3 tabung reaksi lainnya diambil dan dimasukkan sebanyak 1 ml asam
sulfat pekat kedalamnya. Kedalam masing-masing tabung rekasi
dimasukkan sepotong logam Zn, Fe, dan Cu. Dipanaskan dan diamati
perubahan yang terjadi.

V. Data Pengamatan
Percobaan 1. Reaksi Pengenceran Asam Sulfat Pekat
Asam sulfat pekat
2 mL

Air
25 mL

Perubahan suhu
Suhu meningkat (menjadi lebih panas)

Percobaan 2. Reaksi Dehidrasi


No
1.
2.

Bahan kimia
CuSO4.5H2O
Gula pasir

Dehidrator
Pengamatan dan hasil
Asam sulfat pekat Warna CuSO4.5H2O dari biru menjadi
putih.
Asam sulfat pekat Warna gula pasir dari putih menjadi
9

3.

Kayu (korek

4.
5.

api)
Hasil no. 1
Hasil no. 3

hitam.
Asam sulfat pekat Kayu berubah warna menjadi hitam.
Air
Air

Larutan menjadi berwarna biru muda.


Kayu tetap berwarna hitam.

Percobaan 3. Reaksi Oksidasi


No Bahan

VI.

Oksidator

Pengamatan dan Hasil

1.

Zn

Asam sulfat encer Terdapat banyak gelembung gas

2.

Fe

Asam sulfat encer Tidak larut,menghasilkan endapan dan ada

3.

Cu

gelembung gas
Asam sulfat encer Tidak terjadi reaksi dan tidak ada gelembung gas

4.

Zn

Asam sulfat pekat Terjadi reaksi,dan banyak gelembung gas

5.
6.

Fe
Cu

Asam sulfat pekat Timbul busa berwarna putih dan gelembung gas
Asam sulfat pekat Terjadi reaksi dan terdapat gelembung gas

Pembahasan
Praktikum asam sulfat di atas, dilakukan percobaan sebanyak tiga kali
dimana percobaan pertama mengenai reaksi pengenceran asam sulfat pekat,
percobaan kedua reaksi dehidrasi dan percobaan ketiga tentang reaksi oksidasi.
Untuk percobaan pertama dilakukan pengenceran sebanyak 2 mL asam sulfat
pekat yang sudah dituangkan ke dalam tabung reaksi dengan air 25 mL. Air
tersebut kemudian dituangkan dalam gelas beker dan kemudian masukkan
perlahan asam sulfat tersebut. Sehingga terjadi reaksi yang dihasilkan oleh
larutan tersebut adalah suhu meningkat (menjadi lebih panas).
Percobaan kedua tersebut merupakan reaksi dehidrasi. Dalam percobaan
kedua ini digunakan tiga bahan yaitu CuSO4.5H2O, gula pasir, dan kayu (korek
api). Serta digunakan dua dehidrator berupa asam sulfat pekat dan air. Sebelum
direaksikan, disiapkan dahulu tiga buah tabung reaksi yang masing-masingnya
telah diisi 2mL asam sulfat pekat. Kemudian CuSO4.5H2O yang berupa serbuk
berwarna biru terang ini dimasukkan ke dalam tabung reaksi pertama. Sehingga

10

terjadi reaksi perubahan warna pada serbuk dari biru menjadi putih yang
merupakan CuSO4. Ini terjadi karena air (H2O) yang diikat oleh CuSO4.5H2O
terdehidrasi oleh asam sulfat sehingga tersisa CuSO 4. Untuk tabung reaksi
kedua, direaksikannya gula pasir dengan asam sulfat pekat dan didapatkan hasil
berupa kristal yang berubah warna dari putih menjadi hitam. Air yang
dikandung di dalam gula (CnHnOn) tersebut ditarik oleh asam sulfat pekat
sehingga perubahan warna dialami oleh gula pasir. Tabung yang ketiga juga
terjadi reaksi dehidrasi dengan reaksi dari kayu (korek api) yang molekulmolekul airnya ditarik menyebabkan kayu yang semula berwarna cokelat
berubah menjadi warna hitam.
Kemudian asam sulfat dari tabung reaksi tersebut dituangkan ke dalam
tempat asam sulfat pekat lalu keluarkan CuSO4 dan kayu dari tabung. Setelah
itu masukkan kedua bahan tersebut ke dalam gelas beker yang telah diisi 50 mL
air. Didapatkan perubahan untuk CuSO4 dari padatan yang berwana putih
menjadi larutan yang berwarna biru muda. Ini terjadi karena air tersebut diikat
oleh CuSO4 sehingga berubah menjadi warna sebelum didehidrasi berupa
CuSO4.5H2O yang berbentuk cair . Begitu juga untuk kayu, setelah dicelupkan
ke dalam air, kayu tersebut tetap berwarna hitam.Terbukti bahwa ketika kayu
terdehidrasi oleh asam sulfat, airnya akan ditarik sehingga tersisa senyawa
karbon yang berwarna hitam dan ketika diberikan air akan berwarna seperti
semula.
Percobaan yang dilakukan kemudian adalah reaksi oksidasi pada logam
seng (Zn),besi (Fe) dan logam tembaga (Cu). Reaksi ini dilakukan dengan
menggunakan dehidrator berupa asam sulfat pekat dan encer. Sebelumnya
disiapkan empat buah tabung reaksi yang masing-masing terisi logam seng,besi,
dan logam tembaga. Lalu tambahkan 2 mL asam sulfat encer ke dalam tabung
satu dan tabung dua yang berisi logam, sehingga diperoleh hasil yaitu pada
logam seng menimbulkan banyak gelembung gas, dapat ditulis reaksinya yaitu
Zn(s) + H2SO4(aq)

ZnSO4(aq) + H2(g). Untuk logam Fe yang direaksikan dengan

asam sulfat encer tidak larut,menghasilkan endapan dan ada gelembung


11

gas,dapat ditulis reaksinya yaitu H2SO4(aq) + Fe(s) > FeSO4(aq) + H2(g). Sedangkan
untuk logam tembaga yang direaksikan dengan asam sulfat encer tidak terjadi
reaksi serta tidak ada gelembung gas. Untuk tabung keempat,kelima dan
keenam logamnya tersebut diisi dengan asam sulfat pekat lalu dipanaskan.
Sehingga diperoleh hasil untuk logam seng dengan timbulnya banyak
gelembung gas yang persamaan reaksinya berupa : Zn(s) + 2H2SO4(aq)
ZnSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(g).Untuk logam Fe timbul busa berwarna putih dan
terdapat gelembung gas. Sedangkan untuk logam tembaga terjadi reaksi
berupa : Cu(s) + 2H2SO4(aq)

CuSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(g).

Adapun beberapa kendala yang dialami pada saat praktikum ini adalah
ketika logam dan asam sulfat tersebut diperlukan waktu yang lama untuk
pemanasannya karena H+ yang dimiliki oleh asam berikatan dengan H2O (uap
air). Sehingga sebelum pemanasan logam lebih cepat larut dibandingkan
sebelum pemanasan. Jadi dalam praktikum ini dapat dibuktikan bahwa asam
sulfat pekat itu bertindak sebagai dehidrator, yaitu menarik air dari senyawa
lainnya. Juga sebagai oksidator pada logam-logam sehingga dapat terjadinya
reaksi kimia.

12

VII.

Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan yang didapatkan dari lapran ini yaitu :
1.
Asam sulfat akan mengalami kenaikan suhu ketika bereaksi dengan
2.

air dan juga lingkungan (udara).


Ketika direaksikan dengan asam sulfat pekat, terjadi perubahan
warna pada serbuk CuSO4.5H2O dari warna biru menjadi putih, gula
pasir dari warna putih menjadi hitam dan kayu menjadi hitam. Itu
dikarenakan air (H2O) yang terkandung dalam kedua senyawa

3.

tersebut terdehidrasi oleh asam sulfat pekat


Ketika dicelupkan ke dalam air, padatan CuSO4 yang berwana putih
berubah menjadi larutan yang berwarna biru muda dan kayu tetap
berwarna hitam. Ini terjadi karena air tersebut diikat oleh CuSO4 dan

4.

kayu.
Untuk reaksi oksidator yang direaksikan dengan asam sulfat encer,
logam seng menimbulkan banyak gelembung gas, dapat ditulis
reaksinya yaitu Zn(s) + H2SO4(aq)

ZnSO4(aq) + H2(g). Untuk logam Fe

yang direaksikan dengan asam sulfat encer tidak larut,menghasilkan


endapan dan ada gelembung gas,dapat ditulis reaksinya yaitu
H2SO4(aq) + Fe(s) > FeSO4(aq) + H2(g). Untuk logam Fe timbul busa
berwarna putih dan terdapat gelembung gas. Sedangkan untuk logam
tembaga tidak terjadi reaksi. Untuk reaksi dengan asam sulfat pekat
lalu dipanaskan, diperoleh hasil logam seng dengan timbulnya
banyak gelembung gas yang persamaan reaksinya berupa : Zn (s) +
2H2SO4(aq)

ZnSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(g). Sedangkan untuk logam


13

tembaga terjadi reaksi berupa : Cu(s) + 2H2SO4(aq)

CuSO4(aq) +

2H2O(l) + SO2(g). Dapat dibuktikan bahwa asam sulfat pekat itu


bertindak sebagai dehidrator, yaitu menarik air dari senyawa lainnya.
Juga sebagai oksidator pada logam-logam sehingga dapat terjadinya
reaksi kimi
DAFTAR PUSTAKA
Karim, Saeful dkk. 2009. Membuka Cakrawala Alam Sekitar . Jakarta.
Keenan, Kleinfelter, Wood. 1992. Kimia untuk Universitas Jilid 2 Edisi
Keenam. Jakarta : Erlangga.
Petrucci, Ralph H, 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 3.
Penerbit Erlangga.
Sudarmo, Unggul. 2004. Kimia Untuk SMA. Jakarta : Erlangga.
Tim Kimia Dasar. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II. Jurusan
Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Udayana.
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/Abdullah%20Fauzi
%20Gofur/arrhenius.html / diakses 9 Maret 2015
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam / diakses 9 Maret 2015
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_asam_basa_Br%C3%B8nsted
%E2%80%93Lowry/ diakses 9 Maret 2015

14

Vous aimerez peut-être aussi