Vous êtes sur la page 1sur 15

Cara Sederhana Mengatasi Anak Dengan Gizi Buruk

Ajarkan Modisco Untuk Gizi Buruk


Gizi buruk saat ini memang tengah jadi sorotan. Permasalahan ini seolah
menjadi masalah klasik bangsa ini sejak dulu. Gizi buruk di masa ini bukan
saja disebabkan karena masalah ekonomi. Kurangnya pengetahuan,
pendidikan serta wawasan masyarakat akan pentingnya asupan makanan
yang cukup nutrisi menjadi penyebab lain bertambahnya angka kejadian gizi
buruk. Balita yang menderita gizi buruk, terkadang disebabkan karena pola
asuh yang kurang benar.
Gizi dan nutrisi yang cukup sangat dibutuhkan pada masa pertumbuhan
anak. Sebaiknya orang tua tetap mengusahakan agar anaknya mendapatkan
yang terbaik. Karena mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan
seperti kecacatan otak, keterlambatan pertumbuhan, dll, lebih baik dari pada
harus menghadapi pengobatan dengan tindakan rawat inap untuk anaknya.
Selain biaya yang harus dikeluarkan akan lebih besar, pertumbuhan anak
pun tak akan optimal. Beberapa pasien gizi buruk datang ke tempat
pelayanan kesehatan dengan keadaan sudah parah. Beberapa lagi tak
membawa anaknya ke rumah sakit atau puskesmas karena alasan malu atau
tak punya biaya. Nutrisi yang baik bukan berarti harus disertai dengan
bahan-bahan yang mahal tetapi usahakan komposisi 50 % karbohidrat, 30%
lemak, 20% protein dengan vitamin dan mineral ada dalam menu seharihari. Asalkan nutrisi yang diberikan seimbang, seorang anak bisa
mendapatkan kebutuhan gizi yang diperlukan tubuhnya.
Untuk itu diperlukan cara yang sederhana untuk mengatasi Gizi Buruk ini,
salah satunya adalah mengajarkan dan menyebarluaskan informasi
pembuatan MODISCO. MODISCO (Modified Disco) adalah minuman bernilai
gizi tinggi, mudah dicerna, kaya kalori dan protein.Modisco terdiri dari bahanbahan lokal yang mudah diperoleh dan dibuat serta dapat diolah dalam
beraneka ragam masakan dan minuman. MODISCO diperuntukan kepada
orang-orang dengan keadaan dimana membutuhkan tambahan protein dan
kalori karena infeksi menahun, masa penyembuhan dari penyakit berat,
kesulitan makan karena adanya kelainan bawaan, sebagai makanan
tambahan untuk anak sehat yang kurus, menghadapi ujian, dan pada orangorang yang melakukan olahraga berat dan tentu saja sebagai minuman pada
penderita gizi buruk. Poli gizi di Puskesmas Simpang Empat mengajarkan
pembuatan Modisco III yang baik dikonsumsi pasien gizi buruk. Modisco ini
terdiri dari bahan-bahan yang mudah dan murah didapat, antara lain :
12 gr / 1 setengah sendok makan full cream milk
100 cc susu segar

7,5 gr gula pasir


5 gr margarine

cara membuat :
susu bubuk dicampur gula dan minyak / margarine cair, kemudian diberi air
panas sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai tercampur. Kemudian
disaring. Minuman ini bisa langsung diminum. Atau supaya lebih tahan lama
dapat di-tim dahulu selama 15 menit, baru diminum (* dalam 100cc Modisco
mengandung 130 kalori, 3 gr protein, dan 7,5 gr lemak).
Modisco dapat dihidangkan sebagai minuman sehari-hari, campuran es krim,
dicampur dengan bubur kacang hijau atau kolak pisang, sebagai campuran
puding agar-agar atau roti, dan sebagainya. Namun, tidak semua orang
dapat mengkonsumsi MODISCO, Modisco tidak dapat diberikan pada
anak bila gemuk, dan penyakit ginjal, hati (kuning), jantung tanpa atau
dengan konsultasi dokter. Untuk bayi, Modisco baru boleh diberikan saat
bayi berusia 6 bulan.

GIZI BURUK
Akhir-akhir ini kita dikejutkan dengan ditemukannya pasienpasien yang
masuk ke
rumah sakit dalam kondisi status Gizi Buruk. Umumnya pasien
pasien tersebut adalah balita. Dengan ditemukannya pasienpasien dengan
status Gizi Buruk, berarti kondisi di daerah asal pasien dinyatakan sedang
mengalami KLB( Kejadian Luar Biasa ).
Berdasarkan hal tersebut, masyarakat dihimbau agar lebih memperhatikan
keadaan Gizi dalam keluarganya.
Mengapa kita perlu memperhatikan keadaan Gizi kita?
pentingkah faktor Gizi dalam kehidupan kita ?

Seberapa

Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber daya
manusia. Gizi buruk tidak hanya meningkatkan angka kesakitan dan angka
kematian tetapi juga menurunkan produktifitas, menghambat pertumbuhan
sel-sel otak yang mengakibatkan kebodohan dan keterbelakangan.

Bagaimana dampak yang ditimbulkan akibat Gizi Buruk ?


Berbagai masalah yang timbul akibat Gizi buruk antara lain tingginya angka
kelahiran bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR) Hal ini disebabkan,
jika Ibu hamil menderita kurang Energi Protein akan berpengaruh pada
gangguan fisik, mental dan kecerdasan anak, dan juga meningkatkan resiko
bayi yang dilahirkan kurang zat besi. Bayi yang kurang zat besi dapat
berdampak pada gangguan pertumbuhan sel-sel otak, yang dikemudian hari
dapat mengurangi IQ anak.
Secara umum gizi buruk pada bayi, balita dan ibu hamil dapat menciptakan
generasi yang secara fisik dan mental lemah. Dilain pihak anak gizi buruk
rentan terhadap penyakit karena menurunnya daya tahan tubuh.

FAKTOR PENYEBAB GIZI BURUK


1. Penyebab tak langsung
Kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi, menderita
penyakit infeksi, cacat bawaan, dan menderita penyakit kanker.
2. Penyebab langsung
Ketersediaan pangan rumah tangga, perilaku, pelayanan kesehatan.
Sedangkan faktor-faktor lain selain faktor kesehatan, tetapi juga merupakan
Masalah Utama Gizi buruk adalah Kemiskinan, Pendidikan rendah,
Ketersediaan pangan dan kesempatan kerja. Oleh karena itu, untuk
mengastasi gizi buruk dibutuhkan kerjasama lintas sektor.
BAGAIMANA GEJALA DAN TANDA GIZI BURUK
Ada 3 macam tipe Gizi buruk, yaitu :
1. Tipe Kwashiorkor, dengan tanda-tanda dan gejala adalah sebagai
berikut:

Tampak sangat kurus dan atau edema pada kedua punggung kaki
sampai seluruh tubuh.
Perubahan Status mental
Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut
tanpa rasa sakit, rontok

Wajah membulat dan sembab

Pandangan mata sayu

Pembesaran hati

Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah
warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas

2. Tipe Marasmus, dengan tanda-tanda dan gejala sebagai berikut:

Tampak sangat kurus


Wajah seperti orang tua

Cengeng, rewel

Kulit keriput

Perut cekung

3. Tipe, Marasmik-Kwashiorkor
Merupakan gabungan beberapa gejala klinik Kwashiorkor Marasmus
Penyakit Penyerta / Penyulit pada Anak Gizi Buruk
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, anak yang berada dalam status
gizi buruk, umumnya sangat rentan terhadap penyakit. Seperti lingkaran
setan, penyakit-penyakit tersebut justru menambah rendahnya status gizi
anak. Penyakit-penyakit tersebut adalah:

ISPA
Diare persisten

Cacingan

Tuberkulosis

Malaria

HIV / AIDS

Bagaimana penanganan anak dengan kasus Gizi buruk?


Pemberian makanan secara teratur, bertahap, porsi kecil, sering dan mudah
diserap

Makan aneka ragam makanan, beri ASI, makanan mengandung minyak,


santan dan lemak, berikan buah-buahan.

Bagaimana cara mengatasi masalah Gizi ?

Lingkungan harus disehatkan misalnya dengan mengupayakan


pekarangan rumah menjadi taman gizi
Perilaku harus diubah sehingga menjadi Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat ( PHBS).

PHBS Bidang Gizi yang harus diperhatikan adalah:

Makan dengan Gizi seimbang


Minum tablet besi selama hamil

Memberi bayi ASI eksklusif

Mengkonsumsi garam beryodium

Memberi bayi dan balita kapsul vitamin A.

Pemecahan masalah Gizi.


Masalah Gizi buruk, tidak dapat diselesaikan sendiri oleh sektor kesehatan.
Gizi Buruk merupakan dampak dari berbagai macam penyebab. Seperti
rendahnya
tingkat
pendidikan,
kemiskinan,
ketersediaan
pangan,
transportasi, adat istiadat (sosial budaya), dan sebagainya. Oleh karena itu,
pemecahannyapun harus secara komprehensip.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ) dapat merupakan titik pangkal bagi
terciptanya lingkungan sehat dan hilangnya pengganggu kesehatan. Hal ini
dikarenakan dalam praktiknya kedua hal tersebut diupayakan melalui
perilaku manusia. Lingkungan akan menjadi sehat, jika manusia mau
berperilaku hidup bersih dan sehat. Pengganggu kesehatan juga akan
dihilangkan jika manusia mau berperilaku untuk mengupayakannya. Oleh
karena itu dapat dikatakan bahwa penyebab utama timbulnya masalahmasalah Gizi dalam bidang kesehatan adalah masalah perilaku. Misalnya
untuk mencegah terjadinya kekurangan Protein pada balita, maka perilaku
ibu dalam memberi makan balitanya harus diubah, sehingga menjadi pola
makan dengan gizi seimbang. Perilaku keluarga dalam memanfaatkan
pekarangan juga harus diubah, sehingga pekarangan menjadi taman gizi.
Strategi Departemen Kesehatan untuk penanganan Gizi Buruk

Menggerakan dan memberdayakan Masyarakat untuk hidup Sehat


Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas

Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan

Meningkatkan pembiayaan kesehatan

Langkah-langkah apakah yang sudah dilakukan Dinas Kesehatan


Provinsi Maluku untuk mengatasi masalah Gizi Buruk?

Pertemuan dan Pelatihan Penatalaksanaan Gizi buruk untuk puskesmas


Pelatihan Surveilans Gizi

Pemberian MP ASI baik berupa bubur maupun biskuit untuk bayi dan
balita terutama untuk keluarga miskin ( Berasal dari dana APBN )

Pemberian susu kepada bayi dan balita untuk Kabupaten/Kota ( APBD )

Tahun ini (2009), lewat dana BANSOS, dilaksanakan pelacakan Gizi


buruk di Kabupaten/Kota.

SARAN

Mohon perhatian Pemerintah Kabupaten/Kota untuk menindaklanjuti


masalah-masalah Gizi buruk dilapangan.
Perlu adanya kerjasama Lintas Sektor terkait seperti Dinas Pertanian,
Dinas Sosial , Perindustrian, dan Dinas Pendidikan, BAPPEDA, serta
sektor-sektor lain yang berkaitan dengan masalah Gizi dalam
masyarakat.

Bawalah anak Anda ke Posyandu untuk bisa memantau Berat badan


anak setiap bulan.

Penanggulangan Gizi Buruk


Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber
daya manuasia ( SDM ) yang di lakukan secara berkelanjutan. Upaya
peningkatan kualitas SDM dimulai dengan perhatian utama pada proses
tumbuh kembang anak sejak pembuahan sampai mencapai dewasa muda.
Pada masa tumbuh kembang ini, pemenuhan kebutuhan dasar anak seperti
perawatan dan makanan bergizi yang diberikan dengan penuh kasih sayang
dapat membentuk SDM yang sehat, cerdas dan produktif,
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber
daya manuasia ( SDM ) yang di lakukan secara berkelanjutan. Upaya
peningkatan kualitas SDM dimulai dengan perhatian utama pada proses
tumbuh kembang
anak sejak pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh
kembang ini, pemenuhan kebutuhan dasar anak seperti perawatan dan
makanan bergizi yang diberikan dengan penuh kasih sayang dapat
membentuk SDM yang sehat, cerdas dan produktif.
Masalah
gizi
adalah
masalah
kesehatan
masyarakat
yang
penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan
pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi disamping merupakan sindroma
kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di
tingkat rumah tangga juga menyangkut aspek pengetahuan dan
perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat.
Keadaan gizi masyarakat akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan umur
harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan
keberhasilan pembangunan negara yang dikenal dengan istilah Human
Development
Index ( HDI ).
Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama yaitu kurang gizi
makro dan kurang gizi mikro Kurang gizi makro pada dasarnya merupakan
gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan asupan energi dan
protein.
Masalah gizi makro adalah masalah gizi yang utamanya disebabkan
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan energi dan protein.
Kekurangan zat gizi makro umumnya disertai dengan kekurangan zat gizi
mikro.
Data Susenas menunjukkan bahwa prevalensi gizi kurang menurun dari 37,5
% ( 1989 ) menjadi 24,6 % ( 2000 ).
Namun kondisi tersebut tidak diikuti dengan penurunan prevalensi gizi buruk
bahkan prevalensi gizi buruk cenderung
meningkat. Di Kabupaten Purworejo sendiri dari hasil Pemantauan Status Gizi
yang dilaksanakan setiap tahun
prevalensi gizi buruk meningkat terus yaitu dari 1,10 % ( 2001 ), 1,56 %
( 2002 ), 1,51 % ( 2003 ), dan 2,18 % ( 2004 ).
Sedangkan prevalensi gizi kurang 12,66 % ( 2001 ), 16,32 % ( 2002 ), 14,28
% ( 2003 ) dan 14,33 % ( 2004 ).
Kurang gizi menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik
maupun mental, mengurangi tingkat kecerdasan, kreatifitas dan
produktifitas penduduk. Timbulnya krisis ekonomi yang berkepanjangan
telah menyebabkan penurunan kegiatan produksi yang drastis akibatnya
lapangan kerja berkurang dan pendapatan perkapita turun. Hal ini jelas
berdampak terhadap status gizi dan kesehatan masyarakat karena tidak
terpenuhinya kecukupan konsumsi makanan dan timbulnya berbagai
penyakit menular akibat lingkungan hidup yang tidak sehat.

Mulai tahun 1998 upaya penanggulangan balita gizi buruk mulai ditingkatkan
dengan penjaringan kasus, rujukan dan perawatan gratis di Puskesmas
maupun Rumah Sakit, Pemberian Makanan Tambahan ( PMT ) serta upayaupaya lain yang bersifat Rescue. Bantuan pangan ( beras Gakin dll ) juga
diberikan kepada keluarga miskin oleh sektor lain untuk menghindarkan
masyarakat dari ancaman kelaparan. Namun semua upaya tersebut
nampaknya belum juga dapat mengatasi masalah dan meningkatkan
kembali status gizi masyarakat, khususnya pada balita. Balita gizi buruk dan
gizi kurang yang mendapat bantuan dapat disembuhkan, tetapi kasus-kasus
baru muncul yang terkadang malah lebih banyak sehingga terkesan
penanggulangan yang dilakukan tidak banyak artinya, sebab angka balita
gizi buruk belum dapat ditekan secara bermakna. 2. Tujuan
Umum : Terlaksananya kegiatan penanggulangan balita gizi buruk tingkat
Kabupaten, Puskesmas dan Rumah Tangga
Khusus :
1.1. Mengetahui kejadian dan jumlah balita gizi buruk
1.2. Memberikan pelayanan balita gizi buruk di puskesmas dengan baik
1.3. Mengetahui faktor-faktor yang berkaitan dengan kejadian balita gizi
buruk melalui wawancara dan pengamatan.
1.4. Meningkatkan status gizi balita gizi buruk.
1.5. Melaksanakan kerjasama lintas sektor dalam penanggulangan balita gizi
buruk.
3. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Penanggulangan Balita Gizi buruk dari tingkat Kabupaten,
Puskesmas sampai tingkat Rumah Tangga.
Dalam Best Practice diuraikan tentang Prosedur Penjaringan Kasus Balita Gizi
Buruk, Prosedur Pelayanan Balita Gizi Buruk Puskesmas, Prosedur Pelacakan
Balita Gizi Buruk dengan cara Investigasi, Prosedur Pelayanan Balita Gizi
Buruk di Rumah Tangga, Prosedur Koordinasi Lintas Sektoral dalam Upaya
Penanggulangan Gizi Buruk.
BAB II
KERANGKA TEORI
1. MASALAH GIZI MAKRO
Masalah gzi makro terjadi pada setiap siklus kehidupan manuasia dimulai
dari janin dalam kandungan, bayi anak balita.
http://www.dinkespurworejo.go.id - Website Resmi Dinas Kesehatan Kab.
PurworejoPowered by Mambo Generated: 20 December, 2010, 13:21
remaja dan dewasa. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kekurangan
gizi pada siklus akan mempengaruhi kejadian kekurangan gizi pada siklus
berikutnya.
Bayi Baru Lahir BBLR ( 7-14% ), WUS dan Balita, Ibu Hamil, KEK ( 21.5 % )
Gizi Kurang ( 24.6 % ), Anak Usia Sekolah Gangguan Pertumbuhan ( 36.3
% ).
2. PENYEBAB MASALAH GIZI

Secara langsung keadaan gizi dipengaruhi oleh ketidakcukupan asupan


makanan dan penyakit infeksi. Secara tidak langsung dipengaruhi oleh
ketersediaan pangan tingkat rumah tangga, ketersediaan pelayanan
kesehatan, pola asuh yang tidak memadai. Lebih lanjut masalah gizi
disebabkan oleh kemiskinan, pendidikan rendah, kesempatan kerja. Oleh
karena itu keadaan gizi masyarakat merupakan manifestasi keadaan
kesejahteraan rakyat.
Zat Gizi Penyakit Langsung
Ketersediaan Pangan Tingkat Perilaku / Yankes dan Penyebab Rumah Tangga
Asuhan Ibu Kesling
Tdk Langs Anak
KEMISKINAN, PENDIDIKAN RENDAH Penyebab
KETERSEDIAAN PANGAN, KESEMPATAN KERJA Utama
KRISIS EKONOMI DAN POLITIK Akar Utama SUMBER DAYA ALAM
Dari berbagai penelitian tentang penyebab masalah gizi menyebutkan
bahwa :
1. Pola Pemberian ASI dan MP-ASI
Pola pemberian ASI dan MP-ASI merupakan salah satu penyebab utama
gangguan pertumbuhan pada balita ;
Bayi yang mendapat ASI Eksklusif masih rendah ( Purworejo = 48,89 % )
http://www.dinkespurworejo.go.id - Website Resmi Dinas Kesehatan Kab.
PurworejoPowered by Mambo Generated: 20 December, 2010, 13:21
Tidak semua ibu memberikan ASI segera setelah bayi lahir. Hanya sepertiga
ibu memberikan ASI pada hari pertama setelah melahirkan.
Bayi sudah diperkenalkan dengan makanan lain selain ASI pada minggu
pertama setelah kelahiran.
2. Interaksi ibu dan anak
Interaksi antara ibu dengan anak berhubungan positif dengan keadaan gizi
anak. Anak yang mendapatkan perhatian lebih baik secara fisik maupun
emosional misalnya selalu mendapatkan senyuman, mendapat respon ketika
berceloteh dan mendapatkan makanan yang seimbang, maka keadaan
gizinya lebih baik dibandingkan dengan teman sebayanya yang kurang
mendapat perhatian orang tua.
3. Pemanfaatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pemantauan pertumbuhan yang diikuti dengan tindak lanjut berupa
konseling terutama oleh petugas kesehatan
berpengaruh pada status pertumbuhan anak seperti ;
Pemantauan berat badan balita di Posyandu
Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi bulan Februari dan Agustus.
Kunjungan Neonatal
Imunisasi pada bayi
4. Kesehatan Lingkungan
Masalah gizi timbul tidak hanya karena dipengaruhi oleh ketidakseimbangan
asupan makanan, tetapi juga dipengaruhi oleh penyakit infeksi. Kesehatan

lingkungan yang baik seperti penyediaan air bersih dan perilaku hidup bersih
dan sehat ( PHBS ) akan mengurangi penyakit infeksi.
5. Ketersediaan Pangan di Tingkat Rumah Tangga
Status gizi dipengaruhi oleh ketersediaan pangan di tingkat keluarga dan jika
tidak cukup dapat dipastikan konsumsi setiap anggota keluarga tidak
terpenuhi,
3. PENGERTIAN DAN TANDA -TANDA GIZI BURUK
A. Gizi Buruk
Balita Gizi Buruk adalah anak yang berusia 0-5 tahun yang BB/Unya –
3 SD dan mempunyai tanda-tanda klinis ( marasmus, kwashiorkor, dan
marasmik-kwashiorkor )
B. Tanda-tanda klinis Gizi Buruk
Tanda-tanda Kwashiorkor :
1. Edema umumnya di seluruh tubuh terutama pada kaki ( dorsum pedis )
2. Wajah membulat dan sembab
3. Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila diperiksa pada posisi berdiri dan
duduk, anak berbaring terus menerus.
4. Perubahan status mental : cengeng, rewel kadang apatis.
5. Anak sering menolak segala jenis makanan ( anoreksia ).
6. Pembesaran hati
7. Sering disertai infeksi, anemia dan diare / mencret.
8. Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut.
9. Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi
hitam terkelupas ( crazy pavement dermatosis ).
10. Pandangan mata anak nampak sayu.
Tanda-tanda Marasmus :
1. Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit.
2. Wajah seperti orangtua
3. Cengeng, rewel
4. Perut cekung.
5. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada.
6. Sering disertai diare kronik atau konstipasi / susah buang air, serta
penyakit kronik.
7. Tekanan darah, detak jantung dan pernafasan berkurang.
Tanda-tanda Marasmus-Kwashiorkor :
Tanda-tanda marasmus – kwashiorkor merupakan gabungan tandatanda dari marasmus dan kwashiorkor.
BAB III
PELAKSANAAN BEST PRACTICE
Penanggulangan Balita Gizi Buruk yang telah dilakukan yaitu :
1. Penjaringan kasus balita gizi buruk
2. Pelayanan balita gizi buruk di puskesmas
3. Pelacakan balita gizi buruk dengan cara investigasi
4. Pelayanan balita gizi buruk di rumah tangga

5. Koordinasi Lintas Sektor dalam upaya penanggulangan balita gizi buruk


http://www.dinkespurworejo.go.id - Website Resmi Dinas Kesehatan Kab.
PurworejoPowered by Mambo Generated: 20 December, 2010, 13:21
1. PENJARINGAN KASUS BALITA GIZI BURUK
Tujuan : Untuk mengetahui kejadian dan jumlah balita gizi buruk
Ruang Lingkup : Wilayah kerja puskesmas
Uraian umum : Pelacakan adalah menemukan kasus balita gizi buruk
melalui pengukuran BB dan melihat tanda-tanda klinis
Langkah-langkah kegiatan :
1) Mendatangi Posyandu atau rumah balita yang diduga menderita gizi buruk
2) Menyiapkan atau menggantungkan dacin pada tempat yang aman
3) Menanyakan tanggal / kelahiran anak
4) Menimbang balita
5) Mencatat hasil penimbangan
6) Menilai status gizi balita dengan indeks BB/U standart WHO-NCHS
7) Mencatat nama balita menderita gizi buruk
8) Membuat laporan KLB ke DKK
Dokumen terkait :
1) Buku Pedoman Tatalaksana Gizi Buruk di Rumah Tangga dan Puskesmas
2) Laporan bulanan kasus balita gizi buruk
3) Formulir penjaringan balita gizi buruk
4) Leaflet
Rujukan : Buku Pedoman Tatalaksana Gizi Buruk di RT dan Puskesmas
2. PELAYANAN BALITA GIZI BURUK PUSKESMAS
Tujuan : Memberikan pelayanan balita gizi buruk di puskesmas dengan baik
Ruang lingkup : Puskesmas
Uraian umum : Balita gizi buruk adalah anak yang berumur 0-5 tahun yang
BB/Unya – 3 SD standart WHO-NCHS
dan mempunyai tanda-tanda klinis ( marasmus, kwashiorkor dan marasmuskwashiorkor )
Langkah-langkah kegiatan :
1) Identifikasi balita gizi buruk
2) Pengukuran antropometri dan pemeriksaan klinis
3) Mengatasi hipoglikemi
4) Mengatasi dehidrasi
5) Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
6) Mengobati infeksi
7) Pemberian makan
8) Pengamatan tumbuh kejar kembang
9) Tindak lanjut setelah sembuh
Dokumen terkait :
1) Laporan bulanan kasus balita gizi buruk
2) Leatlet gizi buruk
3) Diit balita gizi buruk
4) DPBM ( Daftar Penukar Bahan Makanan )

Rujukan :
1) Buku Tatalaksana Gizi Buruk Anak di Rumah Tangga dan Puskesmas
2) Penuntun Diit Anak
3. PELACAKAN BALITA GIZI BURUK DENGAN CARA INVESTIGASI
Tujuan : Untuk mengetahui faktor –faktor yang berkaitan dengan
kejadian balita gizi buruk melalui wawancara dan pengamatan.
Ruang Lingkup : Wilayah kerja Puskesmas
Uraian Umum : Investigasi adalah mencari faktor-faktor yang berkaitan
dengan kejadian gizi buruk melalui wawancara dan pengamatan.
Langkah-langkah kegiatan :
1) Mendatangi rumah balita gizi buruk
2) Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan kunjungan
3) Melakukan wawancara dan pengamatan sesuai kuesioner
4) Melakukan pengukuran ulang ( bila diperlukan )
5) Mengamati tanda klinis dengan fokus marasmus / kwashiorkor.
6) Menjelaskan kondisi kesehatan dan akibat yang mungkin terjadi
7) Memberikan motivasi pada keluarga ( orangtua ) agar balita mau dirujuk
( ke Puskesmas )
8) Melakukan dokumentasi
Dokumen terkait :
1) Buku Pedoman Tatalaksana Gizi Buruk di Rumah Tangga dan Puskesmas
2) Laporan bulanan kasus balita gizi buruk
3) Leaflet gizi buruk
4) Formulir pelacakan kasus balita gizi buruk
Rujukan : Buku Pedoman Tatalaksana Gizi Buruk di RT dan Puskesmas
http://www.dinkespurworejo.go.id - Website Resmi Dinas Kesehatan Kab.
PurworejoPowered by Mambo Generated: 20 December, 2010, 13:21
4. PELAYANAN BALITA GIZI BURUK di RUMAH TANGGA
Tujuan : Untuk meningkatkan status gizi balita gizi buruk
Ruang Lingkup : rumah tangga
Uraian Umum :
1) Pelayanan gizi adalah pelayanan yang difokuskan pada PMT Pemulihan
2) Gizi Buruk adalah keadaan gizi berdasarkan hasil penimbangan BB pada
KMS berada di Bawah Garis Merah ( BGM ) atau BB/ U –3 SD standart
WHO-NCHS
Langkah-langkah kegiatan :
1) Menghitung kebutuhan zat gizi berdasarkan BB
2) Menentukan jenis PMT-Pemulihan berdasar BB
3) Mendemonstrasikan cara menyiapkan PMT-P pada ibu
4) Menjelaskan cara pemberian ( frekuensi dan lama pemberian ) PMT-P
5) Menganjurkan untuk tetap memberi ASI sampai umur 2 tahun
6) Menganjurkan pemberian MP-ASI sesuai usia balita
7) Menganjurkan makanan seimbang sesuai umur dan kondisi kesehatan
8) Menganjurkan anak ditimbang secara teratur setiap bulan
9) Memberikan PMT-Pemulihan

Dokumen terkait : Lembar balik / leaflet, KMS, Daftar Menu


Rujukan :
1) Buku Pedoman Tatalaksana Gizi Buruk di Rumah Tangga
2) Penuntun Diit Anak
5. KOORDINASI LINTAS SEKTORAL DALAM UPAYA PENANGGULANGAN BALITA
GIZI BURUK
Tujuan : Melaksanakan kerjasama lintas sektor dalam penanggulangan balita
gizi buruk
Ruang Lingkup : Koordinasi Lintas Sektor tingkat Kabupaten dan Kecamatan
Uraian Umum :
1) Dukungan sektor terkait dalam penanggulangan balita gizi buruk.
2) Lintas Sektor terdiri dari Pertanian BKKBN, Depag, PKK, Camat
Langkah-langkah kegiatan :
1) Menyiapkan bahan rapat koordinasi
2) Membuat surat undangan
3) Mengedarkan surat undangan
4) Menyiapkan sarana dan prasarana
5) Menyampaikan masalah gizi buruk
6) Membuat kesepakatan tindak lanjut / rencana kerja penanggulangan
7) Membuat notulen
8) Melaporkan hasil rapat
9) Umpan balik
Dokumen terkait : Laporan kasus balita gizi buruk
Rujukan : SK TIM SKPG ( Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi )
6. BAGAN ALIR PENANGGULANGAN BALITA GIZI BURUK
Bagan alir penanggulangan balita gizi buruk secara keseluruhan dapat dilihat
di bawah ini :
Temuan Balita Gizi Buruk Oleh Masyarakat, Penjaringan, Laporan Bidan
Desa, Pelacakan Kasus dg Investigasi, Laporan Kerjasama Puskesmas Lintas
Sektor, Laporan Koordinasi Kabupaten.
http://www.dinkespurworejo.go.id - Website Resmi Dinas Kesehatan Kab.
PurworejoPowered by Mambo Generated: 20 December, 2010, 13:21
Tindak lanjut
Rumah Tangga Puskesmas Rumah Sakit
Pemberian Perawatan Perawatan
Makanan Gizi Buruk Gizi Buruk
Tambahan Tnp Komplikasi tnp Komplikasi /
( PMT ) dg Komplikasi Berat
BAB IV
HASIL BEST PRACTISE
PENANGGULANGAN BALITA GIZI BURUK
Dengan dibuatnya prosedur penanggulangan balita gizi buruk dari tingkat
Rumah Tangga, tingkat Kecamatan ( Puskesmas ) sampai tingkat Kabupaten
didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Penjaringan kasus balita gizi buruk


Diketahui jumlah kasus balita gizi buruk dan gizi kurang masing-masing desa
di 25 wilayah kerja puskesmas se- Kabupaten Purworejo. Pada tahun 2004
jumlah bayi dan balita gizi buruk sebanyak 309 anak sedangkan jumlah bayi
dan balita gizi kurang sebanyak 1526 anak.
2. Pelayanan balita gizi buruk di puskesmas
Semua kasus gizi buruk yang dirujuk mendapatkan pelayanan di puskesmas
( baik puskesmas dengan rawat inap ataupun tanpa rawat inap maupun
rujukan perawatan di Rumah Sakit Umum). Pada tahun 2004 ada tiga balita
gizi buruk tanpa komplikasi di rawat di Rumah Sakit Umum Purworejo dan
mendapatkan bantuan terapi gizi pasca perawatan serta satu balita
mendapatkan bantuan untuk pemberdayaan keluarga.

3. Pelacakan balita gizi buruk dengan cara investigasi


Diketahui identitas responden ( data penderita ), keluarga, status kesehatan,
kebiasaan makan dan lingkungan tempat tinggal ( rumah ). Semua balita gizi
buruk telah dilacak baik oleh Bidan Desa, Petugas Gizi Puskesmas maupun
Petugas
Gizi Kabupaten
4. Pelayanan balita gizi buruk di rumah tangga
Semua balita gizi buruk di rumah tangga mendapatkan pelayanan gizi
( Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan PMT-P ) . Dari 309 bayi dan balita
gizi buruk sebanyak 150 anak mendapatkan PMT-P susu dan sisanya
mendapatkan MP-ASI bubur dan MP-ASI biskuit.
5. Koordinasi Lintas Sektor
Diperoleh dukungan / kesepakatan dengan sektor terkait dalam
penanggulangan balita gizi buruk. Pada tahun 2004 bekerjasama dengan
Dinas Pertanian dalam penanggulangan balita gizi buruk dengan
memberikan bantuan pangan
kepada keluarga miskin di kecamatan Bruno.
BAB V
PENUTUP
Masalah
gizi
adalah
masalah
kesehatan
masyarakat
yang
penanggulangannya tidak dapat dilaksanakan dengan pendekatan medis
dan pelayanan kesehatan saja, sehingga memerlukan dukungan lintas
sektor.
Dinas Kesehatan sebagai fasilitator dan Puskesmas sebagai ujung tombak
( lini terdepan ) dalam pelayanan kesehatan akan semakin diminati
masyarakat apabila mampu memberikan pelayanan yang terbaik.
Penanggulangan balita gizi
buruk di puskesmas sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan nantinya
diharapkan dapat menurunkan prevalensi balita gizi buruk dan mencegah

munculnya gizi buruk baru. Dan pada akhirnya akan menentukan kualitas
sumber daya manusia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo


dr. M Sururi
NIP. 140 095 097
DAFTAR PUSTAKA
2000, Departemen Kesehatan RI,
Direktorat Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat, Jakarta
Buku Panduan, Pengelolaan Program Perbaikan Gizi Kabupaten / Kota
2002, Departemen Kesehatan RI,
Direktorat Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat, Jakarta
Program Gizi Makro
1999, Departemen Kesehatan RI,
Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat,
Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Jakarta
Pedoman Tatalaksana Kurang Energi Protein pada Anak di Puskesmas dan
Rumah Tangga
2000, Departemen Kesehatan RI
Pedoman Tatalaksana Kurang Energi Protein pada Anak di Puskesmas dan
Rumah Tangga, Edisi Revisi.
……., Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah
Laporan Hasil Rencana Stategis Program Gizi Propinsi Jawa Tengah Tahun
2004-2010
http://www.dinkespurworejo.go.id - Website Resmi Dinas Kesehatan Kab.
PurworejoPowered by Mambo Generated: 20 December, 2010, 13:21
Modul Prosedur Pelayanan Gizi di Puskesmas
http://www.dinkespurworejo.go.id - Website Resmi Dinas Kesehatan Kab.
PurworejoPowered by Mambo Generated: 20 December, 2010, 13:21

Vous aimerez peut-être aussi