Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DAFTAR ISI..................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1
Latar Belakang..............................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah.........................................................................................3
1.3
Tujuan Penelitian..........................................................................................3
1.4
Manfaat Penelitian........................................................................................3
1.5
Ruang Lingkup Dan Batasan Masalah..........................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................5
2.1 Transportasi....................................................................................................5
2.2 Angkutan Umum Penumpang........................................................................5
2.3 Trayek Dan Rute............................................................................................8
2.4 Terminal.........................................................................................................9
2.5 Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP)..........................................10
2.5.1 Kinerja Op erasional AKDP..............................................................11
2.5.2 Kualitas Pelayanan AKDP................................................................13
2.5.3 Standar Kinerja AKDP......................................................................14
2.6 Biaya Operasi Kendaraan (BOK)................................................................15
2.6.1 Biaya Tetap (Fixed Cost)...................................................................16
2.6.2 Biaya Tidak Tetap (Standing Cost)...................................................17
2.6.3 Biaya Tambahan (Overhead).............................................................19
2.7 Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan ( BOK ) per Tahun.........................20
2.7.1 Perhitungan BOK Tetap Per Tahun...................................................20
2.7.2 Perhitungan BOK Tidak Tetap Per Tahun.........................................21
2.7.3 Perhitungan BOK Total Per Tahun....................................................26
2.7.4 Perhitungan BOK Per Kilometer......................................................27
2.8 Kecepatan.....................................................................................................28
2.9 Teknik Pengambilan Sampel.......................................................................29
2.10 Penentuan Jumlah Sampel...........................................................................32
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................35
3.1
Prosedur Penelitian.....................................................................................35
3.2
Studi Pendahuluan......................................................................................36
3.3
Identifikasi Masalah dan Penetapan Tujuan serta Studi Pustaka................38
3.4
Desain Penelitian........................................................................................38
3.5
Survai Pendahuluan (Pilot Survey).............................................................39
3.6
Metode Pengumpulan Data.........................................................................39
3.6.1 Pengumpulan Data Primer................................................................40
3.6.2 Pengumpulan Data Sekunder............................................................42
3.7
Penentuan Jumlah Sampel..........................................................................42
3.8
Analisis Kinerja Angkutan Umum AKDP..................................................44
3.8.1 Kinerja Operasional Angkutan Umum AKDP..................................45
3.8.2 Kualitas Pelayanan Angkutan Umum AKDP....................................46
3.9
Kebutuhan Jumlah Armada.........................................................................46
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN...................................................48
4.1 Pengumpulan Data.......................................................................................48
4.2 Trayek dan Tarif Angkutan Umum AKDP yang Melintasi DenpasarGilimanuk...............................................................................................................48
4.3 Panjang Trayek dan Jumlah Armada Angkutan Umum AKDP...................49
4.3.1 Tarif Angkutan Umum AKDP...........................................................49
4.4 Analisis Kinerja Angkutan Umum AKDP...................................................50
i
ii
BAB I PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
dan
perusahaan.
Pergerakan
ini
umumnya
dilakukan
dengan
menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum yang dilayani oleh angkutan
antar kota dalam provinsi (AKDP).
Ubung-Tabanan-Negara-Gilimanuk
sebanyak 393 unit kendaraan. Sedangkan untuk armada jenis bus dengan rute
Ubung-Tabanan-Negara-Gilimanuk dilayani oleh 3 armada bus dengan operatornya
Gunung Harta, 10 armada bus dengan operatornya Darma, 7 armada bus dengan
operatornya Bahagia, 6 armada bus dengan operatornya Ariyasa, 12 armada bus
dengan operatornya Yusa Darmadi, 7 armada bus dengan operatornya Sehati, 2
armada bus dengan operatornya Putra Abadi, 21 armada bus dengan operatornya
Megah (Dishub Provinsi Bali, 2010).
Namun dalam kenyataannya sebagian dari jumlah armada yang terdaftar
tersebut tidak lagi aktif beroperasi, yang disebabkan antara lain oleh menurunnya
minat masyarakat menggunakan angkutan umum AKDP. Agar masalah tersebut tidak
berkepanjangan, dengan berdasarkan pertimbangan diatas maka perlu dilakukan studi
angkutan umum AKDP dengan rute Denpasar Gilimanuk, yang pada akhirnya
diharapkan dapat terciptanya pelayanan angkutan umum yang lancar, aman, nyaman,
tertib dan teratur.
b.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
dan
mengetahui
berapakah
biaya
e.
Karena keterbatasan waktu serta biaya tanpa mengurangi arti dari penelitian
ini maka lingkup masalah dibatasi sebagai berikut :
1. Jenis trayek yang ditinjau adalah Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi
(AKDP) trayek Denpasar-Gilimanuk dengan rute : Ubung-Tabanan-NegaraGilimanuk.
2. Armada AKDP yang diteliti yaitu jenis mobil microbus/Isuzu dan bus.
3. Perhitungan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) menggunakan standar dari
Departemen Perhubungan.
4. Perhitungan kebutuhan armada ditinjau dari kebutuhan pihak operator
berdasarkan kondisi jumlah penumpang pada saat ini.
5. Jumlah penumpang dianggap tetap dalam seminggu.
6. Tarif yang digunakan pada perhitungan angkutan umum AKDP adalah tarif
riil dilapangan.
i.
Transportasi
Transportasi adalah suatu kegiatan pemindahan barang (muatan) dan/atau
penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan suatu sistem
tertentu untuk maksud dan tujuan tertentu. Sejak dahulu kala transportasi telah
digunakan dalam kehidupan masyarakat, hanya saja alat angkut yang dimaksud
bukan seperti yang sekarang ini. Alat angkut yang digunakan misalnya angkutan
darat, angkutan udara, angkutan laut dan lain-lainnya. Dengan adanya transportasi
menyebabkan adanya spesialisasi atau pembagian pekerjaan menurut keahlian sesuai
dengan budaya, adat istiadat suatu bangsa atau daerah (Salim, 1993).
Kemajuan transportasi berkaitan erat dengan perkembangan kebudayaan
manusia. Transportasi sebagai dasar pembangunan ekonomi dan perkembangan
masyarakat serta pertumbuhan industrialisasi. Dalam hal ini dengan menggunakan
transportasi dapat menciptakan suatu barang atau komoditi yang berguna menurut
waktu dan tempat. Fungsi transportasi pada umumnya sebagai berikut :
1. Mengangkut penumpang dari suatu tempat ke tempat yang lain.
2. memindahkan barang atau hasil produksi dengan menggunakan alat angkut.
Pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang benar akan memberikan
manfaat yang sangat besar pada pertumbuhan ekonomi, mengurangi atau
memberantas kemiskinan dan meningkatkan pembangunan apabila memberikan
pelayanan yang efektif dan efisien.
ii.
umum
penumpang
adalah
angkutan
penumpang
dengan
menggunakan kendaraan umum dan dilaksanakan dengan sistem sewa atau bayar.
Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk
dipergunakan oleh umum dengan dipunggut bayaran. Angkutan umum penumpang
lebih dikenal dengan angkutan umum saja (Warpani, 2002).
Angkutan umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1.
2.
Layanan angkutan yang memiliki trayek dan jadwal tetap misalnya bus dan
kereta api. Jenis angkutan ini bukan melayani permintaan melainkan
menyediakan layanan tetap baik jadwal, tarif maupaun lintasannya (Warpani,
2002).
Di Indonesia, berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan KM. 35 tahun 2003, Bab
I Pasal 1, jenis-jenis angkutan umum adalah :
1. Angkutan Lintas Batas Negara
Adalah angkutan dari suatu kota ke kota lain yang melewati lintas batas
negara dengan menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek.
2. Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP)
Adalah angkutan dari satu kota ke kota lain yang melalui antar daerah
kabupaten atau kota yang melalui lebih dari satu daerah provinsi dengan
menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek.
3. Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP)
Adalah angkutan dari satu kota ke kota lain yang melalui antar daerah
kabupaten atau kota dalam suatu daerah provinsi dengan menggunakan mobil
bus umum yang terikat dalam trayek.
4. Angkutan Kota
Adalah angkutan dari suatu tempat ke tempat lain dalam suatu daerah kota
atau wilayah ibukota kabupaten atau dalam daerah khusus ibukota dengan
menggunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat
dalam trayek.
5. Angkutan Perdesaan
Adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam satu daerah kabupaten
yang tidak termasuk dalam trayek kota yang berada pada wilayah ibukota
kabupaten dengan mempergunakan mobil bus umum atau mobil penumpang
umum yang terikat dalam trayek.
6. Angkutan Perbatasan
Adalah angkutan kota atau angkutan perdesaan yang memasuki wilayah
kecamatan yang berbatasan langsung pada kabupaten atau kota lainnya baik
yang melalui satu provinsi maupun lebih dari satu provinsi.
7. Angkutan Khusus
Adalah angkutan yang mempunyai asal dan tujuan tetap, yang melayani antar
jemput penumpang umum, antar jemput karyawan, permukiman, dan simpul
yang berbeda.
8. Angkutan Taksi
Adalah angkutan dengan menggunakan mobil penumpang umum yang diberi
tanda khusus dan dilengkapi dengan agrometer yang melayani angkutan dari
pintu ke pintu dalam wilayah operasi terbatas.
9. Angkutan Sewa
Adalah angkutan dengan menggunakan mobil penumpang umum yang
melayani angkutan dari pintu ke pintu, dengan atau tanpa pengemudi, dalam
wilayah operasi yang tidak terbatas.
10. Angkutan Pariwisata
Adalah angkutan dengan menggunakan mobil bus umum yang dilengkapi
dengan tanda-tanda khusus untuk keperluan pariwisata atau keperluan lain
diluar pelayanan angkutan dalam trayek, seperti untuk keperluan keluarga
atau sosial lainnya.
11. Angkutan Lingkungan
Adalah angkutan dengan menggunakan mobil penumpang umum yang
dioperasikan dalam wilayah operasi terbatas pada kawasan tertentu.
iii.
penumpang tidak selamanya dapat menggunakan hanya satu rute untuk perjalanan
dari tempat asal ke tempat tujuan (Warpani, 2002).
Trayek merupakan pelayanan angkutan umum dari suatu tempat asal ke suatu
tempat tujuan. Pada umumnya trayek angkutan umum yang melayani masyarakat
dalam suatu wilayah jumlahnya lebih dari satu.
Menurut keputusan Menteri Perhubungan KM.35 tahun 2003, Bab III Pasal 2,
ada beberapa jenis trayek yaitu :
1. Trayek lintas batas negara, yaitu trayek yang melalui batas negara.
2. Trayek antar kota antar provinsi, yaitu trayek yang melalui lebih dari satu
daerah provinsi.
3. Trayek antar kota dalam provinsi, yaitu trayek yang melalui antar daerah
kabupaten dan kota dalam satu daerah provinsi.
4. Trayek kota, yaitu trayek yang keseluruhannya berada dalam kota.
5. Trayek perdesaan, yaitu trayek yang keseluruhannya berada dalam
kabupaten.
6. Trayek perbatasan, yaitu trayek antar pedesaan yang berbatasan yang
seluruhnya berada di daerah provinsi atau antar daerah provinsi.
Terminal
Pada hakikatnya terminal merupakan simpul dalam sistem jaringan
perangkutan jalan yang terdiri dari terminal penumpang dan terminal barang. Salah
satu terminal penumpang yang ada di Kota Denpasar adalah Terminal Ubung,
dimana definisi terminal penumpang adalah prasarana perangkutan jalan untuk
keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang dan atau barang, perpindahan
intra dan atau antarmoda angkutan, serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan
kendaraan umum.
Terminal dikelompokkan berdasarkan fungsi dan wilayah pelayanan (PP No.
43 Th. 1993). Fungsi pelayanan, terminal dikelompokkan dalam:
1. Terminal Utama adalah terminal yang melayani angkutan utama, angkutan
pengumpul/penyebaran antarpusat kegiatan nasional, dari pusat kegiatan
wilayah ke pusat kegiatan nasional serta perpindahan antarmoda khususnya
moda angkutan laut dan udara. Terminal utama dapat dilengkapi dengan
fungsi sekunder, yakni pelayanan angkutan lokal sebagai mata rantai akhir
sistem perangkutan.
2. Terminal Pengumpan,
adalah
terminal
yang
melayani
angkutan
provinsi dengan mempergunakan mobil bus umum atau mobil penumpang yang
terikat dalam trayek tetap dan teratur, dengan sistem sewa atau bayar. Ciri-ciri
penawaran yang dimiliki AKDP meliputi :
1.
Pengelolaan Angkutan
Kebanyakan jenis angkutan dimiliki perorangan, sekalipun ada yang berupa
badan usaha. Banyak pemilik yang juga merangkap sebagai pengemudi,
walaupun kendaraannya juga disewakan kepada awak pengemudi. Karena
kemudahan masuk dan jumlah modal kecil, uang yang diperlukan bagi
pembelian kendaraan sering dapat ditunjang dengan kredit yang murah, dan
dengan kebijakan perpajakan, biasanya terdapat banyak pemilik yang berbedabeda. Struktur ini menjurus kepada banyaknya usaha-usaha kecil yang bersaing
secara ketat.
2.
Ketenagakerjaan
Angkutan AKDP merupakan salah satu aktifitas padat karya yang cukup
banyak menyerap tenaga kerja. Sehingga apabila terjadi perubahan dalam
penyediaannya maka akan dapat mengakibatkan implikasi yang sangat
mendasar di bidang ketenagakerjaan. Kebanyakan operator membentuk
asosiasi-asosiasi untuk memelihara kepentingan mereka.
3.
10
5.
Pelayanan
Proses menunggu sampai muatan penuh sebelum berangkat merupakan
penurunan yang terjadi dalam tingkat pelayanan. Karena hal tersebut akan
menambah waktu tunggu bagi penumpang sehingga akan menurunkan minat
penumpang dalam menggunakan angkutan umum. Tujuan utama dari
keberadaan angkutan umum adalah untuk menyelenggarakan pelayanan yang
baik dan layak bagi masyarakat. Walaupun pada saat ini tingkat kepemilikan
kendaraan pribadi sangat tinggi ternyata masih tetap ada permintaan akan
sarana angkutan AKDP.
1.
Perhubungan, 1996):
1. Jumlah / Volume Penumpang
Jumlah penumpang adalah rata-rata jumlah penumpang per armada per hari,
untuk periode harian umumnya jumlah penumpang mencapai puncaknya pada
pagi dan siang hari. Untuk perhitungan jumlah/volume penumpang dihitung
dengan rumus :
JPA
= JPJ / Jab................................................................................(2.1)
dimana :
11
JPA
= jumlah penumpang/armada/hari.
JPJ
Jab
2. Jarak Perjalanan
Banyaknya perjalanan yang dapat dilakukan oleh angkutan umum dipengaruhi
jarak perjalanan angkutan umum itu, dari tempat asal ke tempat tujuan. Jarak
perjalanan yang dekat menyebabkan jumlah perjalanan lebih banyak, begitu
pula sebaliknya, jika jarak perjalanan jauh maka jumlah perjalanan yang dapat
dilakukan angkutan semakin sedikit. Untuk perhitungan jarak perjalanan yang
ditempuh dihitung dengan rumus :
JP
= JR / hari x Pr .........................................................................(2.2)
dimana :
JP
= jarak perjalanan.
JR / hari
Pr
= JBB / Jp..................................................................................(2.3)
dimana :
KBB
JBB
Jp
= jarak perjalanan.
dimana :
LF
= Load factor.
2.
= 0,5 x H..................................................................................(2.5)
dimana :
WT
= Headway (menit).
2. Waktu Perjalanan
Waktu perjalanan yaitu waktu maksimum yang diperlukan dalam melakukan
perjalanan, termasuk dalam waktu perjalanan ini adalah waktu tunggu, waktu
berjalan menuju pemberhentian angkutan serta waktu selama bergerak. Untuk
perhitungan waktu perjalanan dihitung dengan rumus :
WP
= WT - WB ..............................................................................(2.6)
dimana :
WP
= Waktu perjalanan
WT
= Waktu tiba
WB
= Waktu berangkat
3. Headway
Headway merupakan rata-rata waktu jarak kedatangan dari dua kendaraan
AKDP yang merupakan interval waktu jarak antara saat dimana bagian depan
suatu kendaraan melewati suatu titik pengamatan sampai bagian depan
kendaraan berikutnya melewati titik pengamatan yang sama.
4. Kecepatan Angkutan
Kecepatan rata-rata yang ditempuh angkutan diperoleh dari pencatatan waktu
saat kendaraan berangkat dan kembali ke tempat asal serta jarak perjalanan.
Untuk perhitungan kecepatan angkutan dihitung dengan rumus :
13
= JP / WP..................................................................................(2.7)
dimana :
3.
JP
WP
ASPEK
Jumlah Penumpang
Jarak
Perjalanan
Angkutan
Tingkat
Konsumsi
Bahan Bakar
Load Factor
PARAMETER
Jumlah penumpang/angkutan/hari
- Bus besar lantai ganda, 85 tempat
duduk, 35 berdiri
- Bus besar lantai tunggal, 49 tempat
duduk, 30 berdiri
- Bus sedang, 20 tempat duduk, 10
berdiri
- Bus kecil 14 tempat duduk
- Mobil penumpang umum, 11
tempat duduk
Rata-rata jarak tempuh (km/hari)
- Bus besar lantai ganda
- Bus besar lantai tunggal
- Bus sedang
- Bus Kecil
- Mobil penumpang umum
Penggunaan bahan bakar minyak (km/ltr)
- Bus besar lantai ganda
- Bus besar lantai tunggal
- Bus sedang
- Bus Kecil
- Mobil penumpang umum
Perbandingan kapasitas terjual dan kapasitas
tersedia untuk satu perjalanan
STANDAR
(pnp/angkt/hr)
1500-1800
1000-1200
500-600
300-400
250-300
(km/hr)
250
250
250
250
250
(km/ltr)
2
3-3,6
5
7,5-9
7,5-9
70%
ASPEK
Waktu Tunggu
PARAMETER
STANDAR
(menit)
5 10
10 20
14
Waktu Perjalanan
1,0 1,5
23
(menit)
5 10
25
Headway
Kecepatan
(jam)
(km/jam)
30
20 40
20
10 20
20
10
vi.
No
1
2
3
1
2
3
4
5
Komponen BOK
Biaya pnyusutan kendaraan
Biaya Administrasi
a. Biaya pajak kendaraan (STNK)
b. Biaya ijin trayek
c. Biaya KIR kendaraan
d. Biaya ijin usaha
e. Biaya iuran Organda
Biaya asuransi
Biaya pemakaian bahan bakar
Biaya gaji pengemudi
Biaya retribusi
Biaya pemakaian suku cadang
Biaya overhoul
1
2
3
4
Biaya Tetap
2.6.1
Biaya Tambahan
(Overhead)
Sumber:
Departemen
Perhubungan, 1996
Biaya
Tetap
(Fixed Cost)
15
Biaya tetap (Fixed Cost) adalah semua biaya operasi kendaraan yang jumlah
pengeluarannya tidak dipengaruhi oleh jumlah frekuensi operasi kendaraan. Biaya
tetap tergantung dari waktu dan tidak terpengaruh dengan penggunaan kendaraan.
Komponen-komponen biaya tetap, terdiri dari (Departemen Perhubungan, 1996):
1. Biaya Penyusutan Kendaraan ( Depresiasi )
Adalah biaya yang dikeluarkan atas penyusutan nilai ekonomis kendaraan
akibat keausan teknis karena melakukan operasi.
2. Biaya Administrasi
Biaya administrasi ialah biaya yang dikeluarkan pemilik/pengemudi secara
periodik.
Biaya administrasi terdiri dari :
a. STNK, yaitu biaya untuk tiap kendaraan yang dikeluarkan setiap lima tahun
sekali tetapi pembayaran pajaknya dilakukan setiap tahun sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
b. Retribusi ijin trayek, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh ijin
pengoperasian kendaraan pada suatu trayek tertentu yang dikeluarkan oleh
pemerintah daerah setiap tahun.
c. Retribusi ijin usaha angkutan, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh ijin mempunyai usaha angkutan.
d. Iuran Organda, yaitu biaya yang dikeluarkan oleh pemilik kendaraan umum
sebagai anggota Organda yang besarnya berdasarkan tarif resmi dari
pemerintah daerah setempat. Dengan demikian akan terdapat keseragaman
biaya Organda dari seluruh sampel pemilik kendaraan.
e. KIR, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan kendaraan secara
teknis apakah layak atau tidaknya kendaraan tersebut beroperasi di jalan raya
yang dikeluarkan setiap 6 bulan sekali.
3. Biaya Asuransi
Biaya asuransi terdiri dari biaya asuransi kendaraan dan asuransi Jasa Raharja.
Dengan membayar asuransi maka kendaraan akan terlepas dari resiko
membayar akibat kecelakaan atau kehilangan kendaraan.
2.6.2
16
Biaya tidak tetap (Standing Cost) dalah semua biaya operasi kendaraan yang
jumlah pengeluarannya dipengaruhi oleh jumlah frekuensi operasi kendaraan,
misalnya biaya pemakaian bahan bakar. Biaya tidak tetap juga disebut biaya variable
(Variable Cost), karena biaya ini sangat bervariasi tergantung dari hasil produksi,
seperti jarak tempuh dan jumlah penumpang. Komponen-komponen biaya tidak tetap
terdiri dari (Departemen Perhubungan, 1996):
1. Gaji Pengemudi
Gaji pengemudi adalah biaya yang dikeluarkan untuk gaji supir dan kernet.
Dalam praktek dilapangan gaji pengemudi bukan menjadi tanggung jawab
pemilik kendaraan melainkan tanggung jawab supir sendiri, sebab upah
tergantung dari saldo pendapatan per hari setelah dikurangi bermacam-macam
BOK seperti BBM dan lain-lain.
2. Biaya Pemakaian Bahan Bakar
Biaya pemakaian bahan bakar adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian
bahan bakar kendaraan yang digunakan untuk mengoperasikan kendaraan dan
tergantung dari jarak tempuh yang dilakukan untuk tiap liter bahan bakar yang
digunakan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemakaian bahan bakar adalah :
a. Ukuran kendaraan atau jenis kendaraan.
Rata-rata pemakaian BBM meningkat hampir sebanding dengan berat
kendaraan.
b. Cuaca dan Ketinggian.
Cuaca dan keadaan iklim secara nyata dapat mempengaruhi kinerja
kendaraan
dan
tenaga
kendaraan.
Misalnya
hujan
mempengaruhi
17
penting dari operasi kendaraan yang tidak dapat secara langsung dimasukkan dalam
komponen-komponen biaya diatas. Beberapa komponen dari biaya tambahan
antaralain :
1. Biaya sewa kantor.
2. Gaji pegawai administrasi (bukan sopir/kondektur).
3. Biaya telepon.
4. Biaya listrik.
Untuk angkutan penumpang umum tidak memerlukan biaya tambahan karena pada
kenyataannya pengusaha angkutan penumpang umum tidak memerlukan biaya
tambahan seperti biaya sewa kantor, gaji pegawai administrasi selain sopir dan
kondektur, biaya telepon, biaya air dan listrik.
vii.
19
2.7.1
........... (2.8)
Nilai Residu dari biaya penyusutan diambil sebesar 20% dari harga kendaraan
awal dan masa susut ditetapkan 7 tahun.
2. Biaya Bunga Modal
Biaya bunga modal dihitung dengan rumus :
..(2.9)
dimana :
n
= tingkat suku bunga per tahun, diambil sebesar 20% per tahun
BP/thn
BM/thn
BPK/thn=
BIT/thn
BK/thn
BIO/thn
BIU/thn
2.7.2
3.6.1
.(2.11)
dimana :
BBBM/thn
JPBB/thn
HBBM/ltr
2. Biaya Retribusi
Biaya retribusi terminal dikenakan per hari kepada operator sehingga biaya
retribusi per tahun dihitung dengan rumus :
BR/thn = BRH/hr x JHO/thn .(2.12)
dimana :
BR/thn
BRH/hr
JHO/thn
3. Gaji Pengemudi
Dalam penulisan ini gaji pengemudi diambil jumlah tetap tertentu minimum
yang ditargetkan masing-masing sampel. Gaji pengemudi tersebut dianggap
sama setiap harinya selama setahun agar dapat diperkirakan total gaji
pengemudi terdiri dari satu sopir.
Sehingga gaji pengemudi dihitung dengan rumus :
GP/thn = GP/hr x JHO/thn .(2.13)
dimana :
GP/thn
GP/hr
JHO/thn
BOM/thn
JPOM/thn
HOM/ltr
BOG/ thn
JPOG/thn
HOG/ltr
BOV/thn
JPOV/thn
HOV/ltr
BOR/thn
JPOR/thn
HOR/ltr
Biaya Gemuk
BG/thn = JPG/thn x HG/ltr ..(2.19)
dimana :
BG/thn
JPG/thn
HG/ltr
(2.20)
c. Biaya Busi
23
JPB/thn
HP/bh
d. Biaya Platina
BP/thn = JPP/thn x HP/bh .(2.22)
dimana :
BP/thn
JPP/thn
HP/thn
JPPK/thn
HPK/bh
JPKR/thn
HKR/bh
JPFO/thn
HFO/bh
h. Biaya Accu
BA/thn = JPA/thn x HA/bh (2.26)
dimana:
BA/thn
BPA/thn
HA/bh
JPK/thn
HK/bh
j. Biaya Kondensor
BKD/thn = JPKD/thn x HKD/bh .(2.28)
dimana :
BKD/thn
JPKD/thn
HKD/bh
JPSU/thn
HSU/bh
JPBJ / thn
HBJ/bh
Biaya total pemakaian suku cadang dihitung dengan rumus sebagai berikut:
BPSC/thn = BPB/thn + BPO/thn + BB/thn + BP/thn + BKK/thn + BKR/thn +
BFO/thn + BA/thn + BK/thn + BKD/thn + BSU/thn + BBJ/thn
.(2.31)
25
5. Biaya Overhoul
Dalam penelitian ini, biaya servis berat dipandang sebagai biaya perbaikan
mesin dan renovasi bodi. Mengingat frekwensi overhoul jarang sekali
dilakukan secara periodik setahun sekali, melainkan kebanyakan dilakukan
secara isidentil jika terjadi kerusakan. Dengan demikian maka jumlah biaya
overhoul pertahun dari masing-masing sampel dihitung dengan membagi
total biaya overhoul yang dikeluarkan selama umur kendaraan dibagi dengan
jumlah umur kendaraan.
BO/thn =
BTO
.(2.32)
U
dimana :
BO/thn
BTO
= umur kendaraan
Berdasarkan hasil perhitungan BOK variabel diatas maka total BOK variabel
per tahun, dihitung dengan rumus :
BOKV/thn = BBBM/thn + BPSC/thn + BR/thn + BO/thn + GP/thn .(2.33)
dimana :
BOKV/thn
BBBM/thn
BPSC/thn
BR/thn
BO/thn
GP/thn
2.7.3
Dengan diketahui taksiran BOK tetap dan BOK variabel per tahun diatas
maka estimasi total BOK per tahun untuk masing-masing sampel operator dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
a.
BOKT/thn
BOKV/thn
b.
BOKT
BOKV
2.7.4
2.
sampel didasarkan pada jumlah jarak tempuh per hari dan jumlah hari operasi per
tahun. Dengan diketahui rata-rata jarak tempuh per hari dari masing-masing sampel
operator maka total jarak tempuh per tahun ditaksir sebagai berikut :
JT/thn = RJT/hr x JHO/thn ..(2.36)
dimana :
JT/thn
RJT/hr
JHO/thn
Dengan diketahuinya jarak perjalanan per tahun dari masing-masing sampel operator
maka taksiran BOK per kilometer dapat dihitung dengan rumus :
a. BOK/km =
BOK / thn
.........................................................................(2.37)
JT / thn
dimana :
BOK/km
BOK/thn
JT/thn
b. BOKT + M15%/km =
BOK T M 15%
.(2.38)
JT / thn
dimana :
BOKT + M15%/km
BOKT + M15%
15%
=1
artinya adalah BOKTot sama dengan pendapatan. Pada kondisi ini pemilik dan
operator belum memperoleh keuntungan.
=1
artinya adalah pendapatan sama dengan BOKTot + M15%. Pada kondisi ini pemilik dan
operator sudah memperoleh keuntungan sebesar 15%.
viii.
Kecepatan
Kecepatan merupakan jarak yang dijalani pengemudi kendaraan dalam waktu
tertentu. Pemakai jalan dapat menaikkan kecepatan untuk dapat memperpendek
waktu perjalanan, atau memperpanjang jarak perjalanan. Kecepatan sebagai rasio
jarak yang dijalani dan waktu perjalanan (Alamsyah, 2005). Adapun jenis kecepatan
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kecepatan Setempat (spot speed)
Kecepatan setempat adalah kecepatan yang diukur saat kendaraan melintasi
suatu segmen pengamatan dijalan.
a. Kecepatan Rata-Rata Waktu (time mean speed)
28
29
yang sama (acak) untuk terpilih sebagai sampel. Beberapa jenis probability
sampling (metode acak) adalah sebagai berikut :
a. Metode Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random
Sampling)
Adalah metode yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi
dengan cara sedemikian rupa sehingga setiap anggota populasi
mempunyai peluang yang sama besar untuk diambil sebagai sampel. Ini
b.
population
target)
merupakan
prasyarat
penting
bagi
sistematis.
Metode Pengambilan Sampel Acak Terstratifikasi (Stratified Random
Sampling)
Adalah metode pemilihan sampel dengan cara membagi populasi ke
dalam kelompok-kelompok yang homogen yang disebut strata dan
d.
ini seringkali mengandung bias dan ketidak tentuan yang bisa berakibat lebih
buruk. Permasalahan yang muncul ini tidak dapat dihilangkan dengan hanya
menambah ukuran sampelnya. Alasan inilah yang mengakibatkan keengganan
para statistikawan untuk menggunakan metode ini. Beberapa prosedur non
probability sampling yang sering digunakan adalah sebagai berikut :
a. Sampel Kemudahan (Convenience Sampling)
Pada pengambilan sampel dengan cara ini, sampel diambil berdasarkan
pada ketersediaan elemen dan kemudahan untuk mendapatkannya.
Dengan kata lain sampel diambil atau terpilih karena sampel tersebut ada
pada tempat dan waktu yang tepat. Penarikan sampel dengan cara ini
nyaris tidak dapat diandalkan, tetapi biasanya paling murah dan cepat
dilakukan karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja
b.
c.
31
tertentu yang dijatah (quotum) dari setiap subgroup yang telah ditentukan
dari suatu populasi.
d. Snowball Sampling
Snowball sampling ini sangat tepat digunakan apabila populasinya sangat
spesifik. Cara pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan secara
berantai, mulai dari ukuran sampel yang kecil. Semakin lama menjadi
semakin besar seperti halnya bola salju yang menggelinding menuruni
lereng gunung.
x.
Xi (2.39)
i 1
n
dimana :
X
= Nilai rata-rata
Xi
= Jumlah sampel
b. Standar Deviasi
32
Sd=
Xi X
Sd=
Xi X
i 1
.......(2.40)
n 1
i 1
........(2.41)
n
dimana :
= untuk jumlah sampel
30.
30.
dimana :
n
Sd2
n'
n = 1 n' / N ..(2.45)
dimana :
n
= jumlah populasi
34
3.1
Prosedur Penelitian
Dalam bab ini akan dijelaskan metode atau langkah kerja dari penelitian
tentang analisis kinerja angkutan umum AKDP yang melintasi Denpasar sampai
Gilimanuk. Tujuan dari metode ini adalah untuk mengetahui/merencanakan langkah
langkah kerja penelitian dari pengenalan masalah, pengumpulan data, analisis data
sampai mendapatkan hasil dari analisis data serta kesimpulan dan saran. Tiap
langkah saling berhubungan dari awal sampai akhir. Sehingga diharapkan dari
metode penelitian ini dapat menghasilkan penelitian yang tertata dengan jelas dan
sesuai dengan tujuan awal penelitian.
Langkah pertama yang dilakukan adalah studi pendahuluan lalu identifikasi
masalah dan penetapan tujuan yang dilanjutkan dengan studi pustaka, desain
penelitian. Apabila desain penelitian memenuhi syarat maka dapat dilanjutkan
dengan survai pendahuluan dan pengumpulan data, namun jika tidak memenuhi
syarat maka desain penelitian perlu ditinjau kembali. Desain penelitian bertujuan
untuk mengetahui parameter-parameter yang akan digunakan dalam penelitian.
Kemudian dilanjutkan dengan rekapitulasi data dan analisis data penelitian yang
berupa kinerja angkutan umum AKDP, perhitungan Biaya Operasi Kendaraan (BOK)
dan jumlah armada yang ideal dioperasikan berdasarkan jumlah penumpang saat ini.
Dari hasil perbandingan antara BOK dengan pendapatan yang didapat dari jumlah
penumpang dikali tarif dapat diketahui kebutuhan jumlah armada ideal. Sedangkan
dari hasil analisis kinerja angkutan umum AKDP dapat diketahui kualitas pelayanan
angkutan umum AKDP dengan membandingkan dengan standar kinerja angkutan
umum AKDP yang sudah ditetapkan oleh Departemen Perhubungan. Dari hasil
analisis langkah-langkah sebelumnya dapat diketahui hasil yang ingin dicari yang
terangkum dalam simpulan dan saran. Kerangka penelitian dari penelitian ini
disajikan pada Gambar 3.1.
Studi pendahuluan
Identifikasi masalah dan
penetapan tujuan
Studi pustaka
Desain penelitian
Survai pendahuluan
Pengumpulan data
35
Data primer
Data sekunder
1. Survai on board
2. Survai wawancara pengemudi atau pemilik
kendaraan, bengkel dan toko suku cadang
3. Survai Headway
1. Jumlah armada
2. Trayek dan rute
angkutan umum
AKDP
Pengolahan data
3.6.2
Standar Kinerja &
3.6.3
kualitas pelayanan
1. Jumlah penumpang
2. Tarif angkutan umum AKDP
Pendapatan
Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan merupakan mengumpulan parameter data yang akan
disurvai dan juga menentukan metode yang diperlukan untuk mengumpulkan data.
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan adalah :
36
3.3
37
tujuan
penelitian
ditetapkan
langkah
selanjutnya
adalah
Desain Penelitian
Kegiatan dalam desain penelitian ini meliputi penetapan metode dalam
data primer dan data sekunder. Dikatakan sebagai data primer sebab data tersebut
didapatkan atau dikumpulkan langsung dari lapangan melalui survai, sedangkan data
sekunder adalah data yang diambil data yang telah ada yang diperoleh dari instansiinstansi pemerintah seperti BPS dan Dinas Perhubungan Provinsi Bali. Dalam hal ini
tidak semua yang dikumpulkan dapat langsung digunakan untuk memecahkan
permasalahan akan tetapi beberapa diantaranya harus dianalisa terlebih dahulu agar
dapat digunakan.
3.6.1
41
telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data atau pihak lain.
Survai data sekunder pada dasarnya sifatnya merupakan penunjang bagi survai
lapangan. Data sekunder didapatkan dari instansi terkait (Dinas Perhubungan
Propinsi Bali) meliputi :
a. Jumlah armada angkutan umum AKDP
b. Trayek angkutan umum AKDP
3.7
42
Berangkat
Tiba
1
2
3
4
8:06
8:41
9:04
10:01
12:10
12:53
13:48
14:33
Waktu
Perjalanan
(Jam)
4,04
4,12
4,44
4,32
Jarak (Km)
127,8
127,8
127,8
127,8
Jumlah
Rata-rata
Kecepatan
(X)
(Km/Jam)
31,634
31,019
28,784
29,583
121,020
30,255
(X-X)
1,901
0,584
2,165
0,451
5,101
=30,255
Xi X
n
i 1
Sd =
n 1
5,101
4 1
=1,304
= 1,513
= 0,772
Sd 2
1,304 2
2,854
( Se( X )) 2 0,772 2
43
n'
2,854
2,739 3
n = 1 n' / N 1 2,854 / 393
Tabel 3.2 Hasil Pilot Survey Trayek Denpasar-Gilimanuk
Jenis Armada:Microbus
No
Sampel
Berangkat
Tiba
Waktu
Perjalanan
(Jam)
Jarak (Km)
Kecepatan
(X)
(Km/Jam)
(X-X)
10:11
14:32
4,21
127,8
30,356
0,093
10:20
14:56
4,36
127,8
29,312
0,546
11:14
15:19
4,05
127,8
31,556
2,264
12:02
16:43
4,41
127,8
28,980
1,148
Jumlah
120,203
4,051
Rata-rata
30,051
30,051
1,162
1,503
0,767
2,298
2,284 = 3
Denpasar - Gilimanuk
1
Sumber : Pilot Survey, 2011
3.8
Jenis Armada
Nama Trayek
Bus
Microbus
44
Analisis kinerja angkutan umum terdiri dari dari dua bagian yaitu kinerja
operasional angkutan umum dan standar kualitas pelayanan angkutan umum, dimana
pada penulisan penelitian ini bagian-bagian ini ditetapkan oleh Departemen
Perhubungan.
3.8.1
45
3.8.2
46
47
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang didapat langsung dari hasil survai lapangan. Data primer berupa
jumlah yang naik dan turun yang didapat dari survei on board. Waktu antar
keberangkatan armada yang satu dengan yang lainya yang didapat dari survei
headway. Jumlah trip, hari operasi, harga suku cadang yang didapat dari survai
wawancara pengemudi atau pemilik angkutan, bengkel, toko suku cadang. Data dari
survai wawancara ini akan digunakan dalam menghitung Biaya Operasi Kendaraan
(BOK) masing-masing sampel. Dari nilai BOK dibandingkan dengan nilai
pendapatan sehingga akan diketahui kebutuhan jumlah armada angkutan umum yang
ideal.
Data sekunder merupakan data yang didapat dari instansi-instansi seperti
Dinas Perhubungan Propinsi Bali dan dari penelitian sebelumnya. Data sekunder
berupa panjang trayek, jumlah armada, tarif angkutan umum AKDP sebagai
pembanding dengan tariff riil dilapangan,
4.2
Dinas Perhubungan Propinsi Bali. Untuk data tarif diperoleh dari survai wawancara
terhadap pengemudi angkutan umum AKDP. Data trayek dan tarif ini dipergunakan
dalam perhitungan estimasi jumlah armada ideal, dimana kedua data ini
dipergunakan untuk mencari nilai pendapatan dari operator masing-masing trayek
yang diteliti.
4.3
Trayek yang dianalisis dalam trayek angkutan umum AKDP yang melintasi
Denpasar-Gilimanuk. Jumlah armada angkutan umum AKDP yang melintasi
Denpasar-Gilimanuk yang memiliki ijin berdasarkan data dari Dinas Perhubungan
Informasi dan Komunikasi Propinsi Bali, (2010) adalah 393 kendaraan untuk jenis
isuzu/microbus dan 68 kendaraan untuk jenis bus. Jumlah armada dan panjang trayek
disajikan dalam Tabel 4.1 dan Tabel 4.2.
Tabel 4.1 Jumlah Armada
No
Nama Trayek
1
Denpasar Gilimanuk
Sumber : Dinas Perhubungan Propinsi Bali, 2010
Bus
Microbus
68
393
4.3.1
Jenis Armada
Bus
Microbus
uk
Denpas Micr
ar obus
2
18.700
Giliman
uk
Sumber : Dinas perhubungan Propinsi Bali, 2010
28.500
Nama trayek
Jenis Armada
Denpasar - Gilimanuk
Bus
3.6.7
Denpasar - 3.6.8
Microbus
Gilimanuk
Sumber : Hasil survai wawancara, 2011
4.4
30.000
30.000
kinerja operasional angkutan umum dan standar kualitas pelayanan angkutan umum,
dimana pada penulisan tugas akhir ini indikator-indikator yang digunakan mengacu
kepada standar yang telah ditetapkan oleh Departemen Perhubungan.
4.4.1
50
No
Jenis
Armada
Nama Trayek
1
2
1
Bus
Denpasar - Gilimanuk
2
Microbus
Denpasar - Gilimanuk
Sumber : Hasil Analisis, 2011
Rata-rata
Roundtrip
Per Hari
3
1
1
Rata-rata jumlah
Penumpang
terangkut Per
Roundtrip
(orang/roundtrip)
4
17,17
14,33
Total
Penumpang
Terangkut
Per Hari
(orang/hari)
5 = 4*3
17,17
14,33
jarak perjalanan untuk jenis armada bus dan microbus relatif sama yaitu 255,6
km/hari. Standar jarak perjalanan yang ditetapkan oleh Departemen Perhubungan
adalah 250 km/hari (lihat Tabel 2.1). Dari kedua jenis armada yang ditinjau
semuanya memenuhi standar yang telah di tetapkan, berarti armada angkutan
umum AKDP memiliki roundtrip yang sesuai dengan jarak perjalanan yang
ditempuh setiap harinya.
Tabel 4.6 Jarak Perjalanan Angkutan
No
Jenis
Armada
Nama Trayek
1
2
1
Bus
Denpasar-Gilimanuk
2
Microbus
Denpasar-Gilimanuk
Sumber : Hasil Analisis, 2011
Panjang
Roundtrip
(km)
3
255,6
255,6
Roundtrip
Kendaraan
per Hari
4
1
1
Total Jarak
Perjalanan
(km/hari)
5 = 3*4
255,6
255,6
pemakaian setiap liternya terjadi pada jenis armada microbus yaitu 7,42
km/liter, sedangkan yang terendah terjadi pada jenis armada bus yaitu 7,27
km/liter. Standar tingkat konsumsi bahan bakar yang ditetapkan oleh
Departemen Perhubungan (7,5-9) km/liter untuk bus kecil/microbus dan 5
km/liter untuk bus sedang (lihat Tabel 2.1). dari kedua jenis armada yang
ditinjau tidak memenuhi standar yang sudah ditetapkan. Hal ini di sebabkan
karena medan yang dilalui oleh angkutan umum AKDP terlalu sulit dengan
banyakny tanjakan dan jalan yang berliku-liku dan kondisi arus lalu lintas
tidak dalam keadaan lancar.
Tabel 4.7 Tingkat Konsumsi Bahan Bakar
No
Jenis
Armada
Nama Trayek
1
2
1
Bus
Denpasar-Gilimanuk
2
Microbus
Denpasar-Gilimanuk
Sumber : Hasil Analisis, 2011
Konsumsi
BBM
(liter/hari
)
3
35,17
34,43
Jarak
Perjalanan
per hari
Konsumsi
BBM
(km)
4
255,6
255,6
(km/Liter)
5 = 4/3
7,27
7,42
53
Load Factor adalah rasio jumlah penumpang yang diangkut dengan daya
tampung atau kapasitas kendaraan per segmen jalan dalam satu lintasan.
Untuk kapasitas tempat duduk jenis armada microbus adalah 16 tempat
duduk dan untuk jenis armada bus 27 tempat duduk. Data-data perhitungan
Load Factor dapat dilihat pada lampiran D. Dari penyajian Tabel 4.8 dan
Gambar 4.4 dapat dilihat Load Factor tertinggi terjadi pada jenis armada
microbus yaitu 89,58% sedangkan yang terendah terjadi pada jenis armada
bus yaitu 63,59%. Standar Load Factor yang ditetapkan oleh Departemen
Perhubungan adalah 70% (lihat Tabel 2.1). Dari kedua jenis armada yang
ditinjau, jenis armada bus tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh
Departemen Perhubungan, sedangkan untuk armada jenis microbus
memenuhi standar yang ditetapkan oleh Departemen Perhubungan. Hal ini
disebabkan adanya perbedaan kapasitas tempat duduk dari kedua jenis
armada yang ditinjau/dianalisis.
Tabel 4.8 Load Factor
No
Jenis Armada
Nama Trayek
1
2
1
Bus
Denpasar-Gilimanuk
2
Microbus
Denpasar-Gilimanuk
Sumber : Hasil Analisis, 2011
Kapasitas
Penumpang
Rata-rata
Load Faktor
(%)
3
27
16
4
17,17
14,33
5 = (4/3)*100
63,59
89,58
54
4.4.2
Jenis
Armada
Nama Trayek
Waktu Tunggu
Maksimum
(menit)
Waktu Tunggu
Minimum
(menit)
Waktu Tunggu
Rata-rata
(Menit)
5 =(3+4)/2
Bus
Denpasar - Gilimanuk
24,5
15,25
Microbus
Denpasar - Gilimanuk
37
21,5
No
55
Nama Trayek
Jarak Perjalanan
(Km)
Waktu Perjalanan
(Jam)
Bus
Denpasar - Gilimanuk
127,8
4,37
2
Microbus
Denpasar - Gilimanuk
Sumber : Hasil Analisis, 2011
127,8
4,36
No
1
56
3. Headway
Headway adalah selisih waktu antara kepala armada satu dengan kepala
armada dibelakangnya yang melewati garis pengamatan. Data perhitungan
Headway dapat dilihat pada lampiran B. Dari penyajian Tabel 4.11 dan
Gambar 4.7 dapat dilihat Headway tercepat terjadi pada jenis armada bus
yaitu 30,5 menit, sedangkan yang terlama terjadi pada jenis armada microbus
yaitu 43 menit. Standar Headway yang ditetapkan oleh Departemen
Perhubungan adalah (5-10) menit (lihat Tabel 2.2). Dari kedua jenis armada
yang ditinjau tidak ada yang memenuhi standar, ini dikarenakan jumlah
armada yang beroprasi lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah armada
yang terdaftar.
Tabel 4.11 Headway
Headway
Maksimum
(menit)
Headway
Minimum
(menit)
Headway rata-rata
5 = (3+4)/2
Denpasar - Gilimanuk
49
12
30,5
2
Microbus
Denpasar - Gilimanuk
Sumber : Hasil Analisis, 2011
74
12
43
No
Jenis
Armada
Nama Trayek
1
Bus
(menit)
57
4. Kecepatan Angkutan
Kecepatan angkutan adalah jarak perjalanan angkutan dibagi waktu
perjalanan angkutan. Dari penyajian Tabel 4.12 dan Gambar 4.8 dapat di lihat
kecepatan angkutan tertinggi terjadi pada jenis armada microbus yaitu 29,31
km/jam, sedangkan terendah terjadi pada jenis armada bus yaitu 29,24
km/jam. Standar kecepatan angkutan umum yang ditetapkan oleh
Departemen Perhubungan adalah 30 km/jam (lihat Tabel 2.2). Dari kedua
jenis armada yang ditinjau semua tidak memenuhi satndar, ini dikarenakan
daerah yang dilalui memiliki medan yang dilalui banyak kendaraan sehingga
kecepatan angkutan relatif pelan.
Tabel 4.12 Kecepatan Angkutan
Jenis
Armada
Nama Trayek
Jarak
Perjalanan
(Km)
Waktu
Perjalanan
(Jam)
Kecepatan
Angkutan
(Km/Jam)
5=
Bus
Denpasar - Gilimanuk
127,8
4,37
29,24
2
Microbus Denpasar - Gilimanuk
Sumber : Hasil Analisis, 2011
127,8
4,36
29,31
No
58
Aspek
Jumlah
Penumpang
Jarak
Perjalanan
angkutan
Tingkat
Konsumsi
Bahan
Bakar
Load Faktor
Jenis
Armada
Bus
Microbus
Trayek
Nilai
Standar
Denpasar Gilimanuk
17,17 (pnp/angk/hari)
14,33 (pnp/angk/hari)
500-600 (pnp/angk/hari)
300-400 (pnp/angk/hari)
Bus
Microbus
Denpasar Gilimanuk
255,6 (km/hari)
255,6 (km/hari)
250 (km/hari)
250 (km/hari)
Bus
Denpasar Gilimanuk
7,27 (km/liter)
5 (km/liter)
7,42 (km/liter)
63.59%
89.58%
7,5-9 (km/liter)
Microbus
Bus
Microbus
Sumber : Hasil Analisis, 2011
Denpasar Gilimanuk
70%
59
4.4.4
Jenis
Armada
Bus
1
Waktu Tunggu
Microbus
Bus
2
Waktu Perjalanan
Microbus
Bus
3
Headway
Microbus
Bus
Kecepatan
4
Angkutan
Microbus
Sumber : Hasil Analisis, 2011
No
Aspek
4.5
Trayek
Nilai
Denpasar Gilimanuk
15,25 (menit)
21,5 (menit)
4,37 (jam)
4,36 (jam)
30,5 (menit)
43 (menit)
29,24 (km/jam)
29,31 (km/jam)
Denpasar Gilimanuk
Denpasar Gilimanuk
Denpasar Gilimanuk
Standar
5-10 (menit)
1,0-1,5 (jam)
5-10 (menit)
10-20 (km/jam)
60
Jenis
Armada
Bus
Microbus
Trayek
Denpasar Gilimanuk
Denpasar Gilimanuk
Jumlah
Rountrip
Jarak
Rountrip
(Km)
Hari
Operasi
Per Tahun
(Hari/Thn)
Jarak
Perjalanan
Ratarata/Th
(Km/thn)
BOK/Km
(Rp/Km)
BOK/Thn
(Rp/Thn)
255,6
312
79.747,2
1.272,92
101.511.837
255,6
304
77.702,4
1.169,28
90.850.476
61
62
4.6
dari perhitungan sub bab sebelumnya, sedangkan nilai pendapatan diperoleh dari
jumlah penumpang yang terangkut dikalikan dengan tarif. Jumlah penumpang naik
disajikan dalam Tabel 4.16 dan perhitungan lebih lengkap disajikan pada Lampiran
E. Perhitungan jumlah armada ideal disajikan pada Tabel 4.17 dan Tabel 4.18, untuk
perhitungan lebih lengkap disajikan pada Lampiran E. Hasil estimasi jumlah armada
ideal masing-masing Jenis armada adalah sebagai berikut :
1. Jenis Armada Bus
Jumlah kendaraan yang memiliki ijin sebanyak 68 kendaraan dan dari hasil
perhitungan supply dan demand, jumlah kendaraan ijin memiliki ratio 0,5364
yang artinya terjadi kelebihan jumlah armada dan operator belum
mendapatkan keuntungan dengan margin 15% dari BOK total. Jumlah
armada ideal yang didapat dari perhitungan keseimbangan supply dan
demand agar operator mendapatkan keuntungan dengan margin 15% dari
BOK total adalah sebanyak 36 kendaraan dengan ratio 1,0131. Grafik
estimasi jumlah armada disajikan pada Gambar 4.11.
2. Jenis Armada Microbus
Jumlah kendaraan yang memiliki ijin sebanyak 393 kendaraan dan dari hasil
perhitungan supply dan demand, jumlah kendaraan ijin memiliki ratio 0,5375
yang artinya terjadi kelebihan jumlah armada dan operator belum
mendapatkan keuntungan dengan margin 15% dari BOK total. Jumlah
armada ideal yang didapat dari perhitungan keseimbangan supply dan
demand agar operator mendapatkan keuntungan dengan margin 15% dari
BOK total adalah sebanyak 211 kendaraan dengan ratio 1,0011. Grafik
estimasi jumlah armada disajikan pada Gambar 4.12.
Berkurangnya Jumlah armada yang relative besar pada masing-masing jenis
armada disebabkan antara lain karena jumlah penumpang yang sedikit dibandingkan
dengan kapasitas kendaraan yang tersedia dilapangan.
No
Jenis Armada
Nama Trayek
1
2
Bus
Microbus
Denpasar - Gilimanuk
Denpasar - Gilimanuk
Rata-rata jumlah
Penumpang terangkut
Per Roundtrip
(orang/hari)
17,17
14,33
64
No
Jumlah
Armada
Jumlah
round
trip per
hari
Hari
operasi
per
tahun
Jumlah
round
trip per
tahun
Jarak
Estimasi
penumpang
terangkut
kend/roundtrip
(orang)
4=
1*2*3
7 = 2*3*6
9 = 7*8
68
312
21.216
Dekat
13,67
4.265
7.000
29.855.280
Jauh
3,50
1.092
30.000
32.760.000
Dekat
25,82
8.056
7.000
56.393.307
Dekat
6,61
2.063
30.000
61.880.000
36
312
11.232
Estimasi
penumpang
terangkut
kend/thn
(orang)
Tarif riil
(Rp)
Estimasi
pendapatan
per tahun
(Rp/thn)
Estimasi
pendapatan
total per
tahun
(Rp/thn)
Ratio
pendapatan
dan BOK
tanpa
margin
15%
Ratio
pendapatan
dan BOK +
margin
15%
13 = 11+12
14 = 10/11
15 = 10/13
15.226.775
116.738.612
0,6168
0,5364
15.226.775
116.738.612
1,1651
1,0131
Total BOK
per tahun
(Rp/thn)
Margin
keuntungan
15% dari
BOK
(Rp/thn)
BOK total +
margin 15%
(Rp/thn)
10
11
12 =
11*15%
62.615.280
101.511.837
118.273.307
101.511.837
65
Jumlah
Armada
Jumlah
round
trip per
hari
Hari
operasi
per
tahun
Jumlah
round
trip per
tahun
4=
1*2*3
393
304
119.472
211
304
64.144
Jarak
Estimasi
penumpang
terangkut
kend/roundtrip
(orang)
Estimasi
penumpang
terangkut
kend/thn
(orang)
Dekat
Jauh
Tarif riil
(Rp)
Estimasi
pendapatan
per tahun
(Rp/thn)
Estimasi
pendapatan
total per
tahun
(Rp/thn)
7 = 2*3*6
9 = 7*8
10,66
3.241
7.000
22.684.480
3,67
1.116
30.000
33.470.400
Dekat
19,85
6.036
7.000
42.251.188
Jauh
6,84
2.078
30.000
62.340.603
Ratio
pendapatan
dan BOK
tanpa
margin
15%
Ratio
pendapatan
dan BOK +
margin
15%
Total BOK
per tahun
(Rp/thn)
Margin
keuntungan
15% dari
BOK
(Rp/thn)
BOK total +
margin 15%
(Rp/thn)
10
11
12 =
11*15%
13 = 11+12
14 = 10/11
15 = 10/13
56.154.880
90.850.476
13.627.571
104.478.047
0,6181
0,5375
104.591.791
90.850.476
13.627.571
104.478.047
1,1513
1,0011
66
67
Berdasarkan grafik estimasi diatas, didapat jumlah armada ideal dari masingmasing jenis armada adalah sebagai berikut :
1. Jenis armada bus dimana jumlah armada ijinnya sebanyak 68 kendaraan,
didapatkan jumlah armada ideal sebanyak 36 kendaraan.
2. Jenis armada microbus dimana jumlah armada ijinnya sebanyak 393
kendaraan, didapatkan jumlah armada ideal sebanyak 211 kendaraan.
Dari kedua jenis armada eksisting tersebut terdapat kelebihan jumlah
armada sebanyak 214 kendaraan.
Simpulan
Dari perhitungan dan analisis data pada Bab IV, dapat diambil suatu
simpulan sebagai berikut :
1. Kondisi dari kinerja angkutan umum AKDP yang melintasi Denpasar
sampai Gilimanuk adalah :
a. Kinerja Operasional meliputi :
Jumlah Penumpang
68
tempat
duduk
dari
kedua
jenis
armada
yang
ditijau/dianalisis.
Kualitas Pelayanan meliputi :
Waktu Tunggu
waktu tunggu paling cepat terjadi pada jenis armada bus yaitu
15,52 menit sedangkan yang terlama terjadi pada jenis armada
microbus yaitu 21,5 menit. Standar rata-rata waktu tunggu yang
ditetapkan oleh Departemen Perhubungan adalah (5-10) menit, dari
kedua jenis armada yang ditinjau semuanya tidak memenuhi
standar yang sudah ditetapkan. Hal ini disebabakan jumlah armada
yang beroprasi lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah armada
yang terdaftar dan jarak trip yang cukup jauh sehingga diperluakan
waktu yang lama untuk kembali ke terminal.
Waktu Perjalanan
Waktu perjalanan untuk kedua jenis armada relatif lama dan
memiliki perbedaan waktu yang cukup tipis seperti untuk jenis
armada bus memerlukan waktu 4,37 jam sedangkan untuk jenis
armada microbus memerlukan waktu 4,36 jam. Standar waktu
perjalanan
angkutan
yang
ditetapkan
oleh
Departemen
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan berkaitan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.
2.
mendapatkan hasil yang terlalu jauh terhadap standar yang sudah ditetapkan.
Perlu dibuatkannya penjadwalan kedatangan angkutan umum sehingga dapat
3.
72