Vous êtes sur la page 1sur 2

Cholelithiasis (Batu Empedu), Part 1

Posted on 21 April, 2008. Filed under: Kep. Medikal Bedah |

Merupakan gangguan yang paling sering terjadi pada sistem biliaris. Lebih dari 90%
klien dengan Cholecystitis (inflamasi kantung empedu) disebabkan oleh sumbatan batu
empedu yang terbentuk di saluran kantung empedu. Secara normal, empedu yang
dihasilkan oleh organ hati ditampung sementara oleh kantung empedu (gallbladder)
sebelum digunakan untuk mengemulsi lemak di saat ada makanan berlemak yang
datang di duodenum agar lebih mudah dicerna. Cairan empedu yang dihasilkan oleh hati
ini terdiri atas biliubin,air, garam empedu, lendir/musin, asam lemak, kolesterol, lecithin,
dan garam anorganik. Di dalam kantung empedu terjadi proses pemekatan cairan
empedu dengan cara menyerap air yang terkandung dalam cairan empedu. Penyebab
pasti dari batu empedu belum dapat dipahami dengan pasti, namun faktor-faktor yang
mempengaruhi sudah dapat diketahui seperti, kadar kolesterol dalam darah, perubahan
konsentrasi cairan empedu, penurunan frekuensi pengosongan kantung empedu, dan
cairan yang mengalami stasis di dalam kantung empedu. Frekuensi terjadinya
cholelithiasis meningkat pada diabetes mellitus, kehamilan, anemia hemolitik, dan
anemia perniciosa (ketidakmampuan sum-sum tulang menghasilkan eritrosit).

Jenis batu empedu terdiri dari:


1.
Batu kolesterol. Terjadi karena metabolisme kolesterol yang terganggu. Sifatsifatnya adalah: lonong, besar, putih, biasanya satu, ringan, bila dipotong
bersusunan radier, terdiri atas kolesterol; bila ada infeksi tercampur dengan kalsium
bilirubin.

2.

Batu pigmen, terjadi karena gangguan metabolisme bilirubin tak terkonjugasi.


Sifat-sifatnya adalah: berganda, kecil, hitam atau coklat, rapuh, terdiri atas bilirubin.
3.
Batu campuran, terjadi karena infeksi. Frekuensinya terbanyak (80%) sifatsifatnya adalah: berlapis (empedu+kolesterol), susunannya kosentrik, kuningtengguli, berfaset, berinti lender.
Sebenarnya hubungan antara cholesystitis dengan cholelithiasis belum diketahui dengan
pasti. Seperti yang sudah diceritakan di atas ada ahli yang berpendapat bahwa
cholelithiasis menjadi penyebab dari cholesystitis, namun ada pula ahli yang
berpendapat bahwa yang primer adalah cholesystitis yang kemudian menyebabkan
terjadiya batu, karena mukosa yang meradang memudahkan reabsorpsi garam empedu
sehingga keseimbangan berbagai zat dalam larutan terganggu.
Cholelithiasis terjadi empat kali lebih banyak pada wanita daripada pada pria antara usia
20-50 tahun. Setelah usia 50 tahun resiko cholelithiasis menjadi sama antara wanita dan
pria. Batu kolesterol lebih sering ditemukan pada orang-orang kulit putih, sedangkan
pada orang-orang asia yang paling sering ditemukan adalah batu pigmen, dengan
fenomena ini dapat disimpulkan bahwa faktor genetika juga memiliki peran dalam
pembentukan batu empedu.
Referensi:
Bagian Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
(1973). Patologi. Jakarta: FKUI.
Ignatavicius, Donna D., dan Bayne, Marylin V. (1991). Medical-Surgical Nursing: A
Nursing Process Approach. Philadelphia: W. B. Saunders Company.

Vous aimerez peut-être aussi