Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
pertimbangannya
akan
lebih
besar
daripada
akibat
kemungkinan
menyatakan pendapat yang keliru dari hasil pemeriksaan hanya pada data sampel.
Sampling audit dalam pengujian subtantif dipengaruhi baik oleh risiko sampling
maupun risiko nonsampling. Risiko sampling yang berkaitan dengan pengujian
subtantif adalah: Risiko keliru menerima (biasa disebut risiko beta) yaitu risiko
mengambil kesimpulan, berdasarkan hasil sampel, bahwa saldo rekening tidak berisi
salah saji material, padahal kenyataannya saldo rekening telah salah saji secara
material. Risiko keliru menolak (biasa disebut risiko alpha) yaitu risiko mengambil
kesimpulan, berdasarkan hasil sampel, bahwa saldo rekening berisi salah saji secara
material, pada kenyataannya saldo rekening tidak berisi salah saji secara material.
Ada dua pendekatan sampling statistik yang bisa digunakan oleh auditor dalam
pengujian subtantif, yaitu:
(1) sampling probabilitas proporsional dengan ukuran (PPU), dan
(2) Sampling variabel klasik.
Perbedaan kedua pendekatan tersebut ialah bahwa sampling PPU didasarkan pada
teori sampling atribut, sedangkan sampling variabel klasik didasarkan pada teori
distribusi normal.
Rencana Sampling
Tahap-tahap dalam rencana sampling adalah
(1) Menetapkan tujuan rencana,
(2) Merumuskan populasi dan unit sampling,
(3) Menentukan ukuran sampel,
(4) Menentukan metoda pemilihan sampel,
=
Keterangan:
NB = nilai buku populasi yang diuji
FK = faktor keandalan (realibility factor) untuk risiko keliru menerima yang
ditetapkan
SD = salah saji ditoleransi
AS = antisipasi salah saji
FE = faktor ekspansi untuk antisipasi salah saji
Dalam menetapkan tingkat risiko salah menerima yang dapat diterima, auditor harus
mempertimbangkan (1) Tingkat risiko audit yang ditetapkan auditor bahwa suatu
salah saji material tidak akan terdeteksi, (2) Tingkat risiko pengendalian yang
ditetapkan, dan (3) Hasil pengujian detil dan prosedur analitis. Salah saji bisa
ditoleransi(SD) adalah maksimum salah saji yang diterima untuk berada dalamsuatu
rekening sebelum hal itu dipandang sebagai salah saji secara material. Semakin
kecil SD akan semakin besar ukuran sampelnya.
Dalam sampling PPU, auditor tidak mengkualifikasi risiko keliru menolak. Namun
demikian, hal tersebut dikendalikan secara tidak langsung dengan menetapkan
antisipasi salah saji (AS) yang berhubungan terbalik dengan risiko keliru menolak
dan berhubungan langsung dengan ukuran sampel.
Faktor Ekspansi (FE) diperlukan hanya apabila salah saji diantisipasi. Semakin kecil
risiko keliru menerima, semakin besar faktor ekspansi. Pengaruh perubahan dalam
nilai suatu faktor terhadap ukuran sampel, apabila faktor-faktor lainnya konstan,
dapat diringkas sebagai berikut:
Nilai
Langsung
Terbalik
Terbalik
Langsung
Langsung
pemilihan sistematik. Metoda ini membagi total rupiah menjadi intervalinterval rupiah
yang sama. Dengan demikian interval sampling dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut:
4n
IS = NB
Apabila tidak ditemukan salah saji dalam sampel, maka faktor PS dalam rumus
diatas adalah nol rupiah. Dalam hal tidak terdapat salah saji, maka factor cadangan
resiko sampling (CRS) terdiri dari satu komponen yang disebut presisi dasar (PD).
Jumlahnya diperoleh dengan mengalikan faktor keandalan (FK) untuk salah saji nol
pada risiko keliru menerima yang ditetapkan dengan interval sampling (IS). Dan
apabila ditemukan beberapa salah saji dalam sampel, auditor harus menghitung baik
proyeksi total salah saji dalam populasi maupun cadangan risiko sampling untuk
menentukan batas atas salah saji untuk salah saji terlalu tinggi. Cadangan risiko
sampling. CRS untuk sampel yang berisi salah saji memiliki dua komponen seperti
Besarnya ukuran sampel PPU tidak didasarkan atas berbagai taksiran nilai audit.
Sampling PPU secara otomatis menghasilkan sampel berstrata Pemilihan sampel
sistematik PPU, secara otomatis mengidentifikasi setiap unsure yang secara
individual signifikan apabila nilainya melebihi batas atas rupiah tertentu. Apabila
auditor menduga terjadi salah saji, sampling PPU biasanya akan menghasilkan
ukuran sampel yang lebih kecil daripada sampel yang dihasilkan oleh sampling
variabel klasik. Sampel PPU dirancang lebih mudah dan pemilihan sampel bisa
dimulai sebelum tersedia populasi yang lengkap.
Tujuan suatu rencana sampling MPU bisa untuk (1) mendapatkan bukti bahwa saldo
rekening
menurut
catatan
adalah
tidak
salah
saji
secara
material,
(2)
Selisih
Dalam estimasi selisih, selisih antara ausit dan nilai buku dihitung untuk setiap unsur
sampel. Berikut adalah tiga kondisi yang harus dipenuhi dalam penggunaan teknik
ini;
(1) Nilai buku setiap unsur populasi harus diketahui,
(2) Total nilai buku populasi harus diketahui dan sama dengan hasil penjumlahan
nilai-nilai buku dari unsur-unsur individual,
(3) Selisih antara nilai buku dan nilai audit diperkirakan tidak sedikit.
Langkah terakhir dalam penilaian kuantitatif adalah menghitung untuk taksiran nilai
total populasi dan menentukan apakah nilai buku jatuh pada rentang tersebut.
Rasio
Dalam sampling estimasi rasio, auditor menentukan nilai audit untuk setiap unsur
dalam sampel. Selanjutnya ia menghitung rasio dengan cara membagi jumlah nilainilai audit dengan jumlah nilai buku unsur-unsur sampel. Langkah-langkah dalam
estimasi rasio sama dengan langkah-langkah pada estimasi selisih kecuali dalam
beberapa hal yang akan diterangkan dibawah ini.
Dalam sampling nonstatistik, auditor tidak dapat menghitung cadangan untuk risiko
sampling untuk tingkat risiko keliru menerima dan risiko keliru menolak tertentu.
Perbandingan antara jumlah dan besarnya salah saji dalam sampel dengan salah
saji diharapkan juga berguna dalam menetapkan risiko sampling. Apabila hasil
sampel nonstatistik tidak menunjukkan tanda mendukung nilai buku, maka auditor
bisa (1) memeriksa tambahan unit sampel dan melakukan evaluasi ulang, (2)
menerapkan prosedur pengauditan alternatif dan melakukan evaluasi ulang. Seperti
halnya dalam sampling statistik sebelum sampai pada pengambilan kesimpulan
keseluruhan, auditor harus melakukan penilaian kualitatif mengenai karakteristik
salah saji.