Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
BQ. RABIATUL ADAWIYAH
08. 01. 0997
LAPORAN PENDAHULUAN
ACUTE LUNG OEDEMA
A.
Definisi
Acute Lung Oedema (ALO) adalah terjadinya penumpukan
cairan
secara
masif
di
rongga
alveoli
yang
menyebabkan
Lung
Oedema
(ALO)
adalah
kegawatan
yang
paru
baik
di
rongga
interstisial
dalam
alveoli.
etiologi
Penyebab terjadinya ALO dibagi menjadi 2, yaitu:
karena
jantung
adanya
terjadi
deposit
jika
lemak
(plaques).
terbentuk
gumpalan
otot
Akibatnya,
tidak
biasa.
b.
jantung
Kardiomiopati
mampu
yang
otot
disuplai
jantung
memompa
darah
oleh
yang
lagi
arteri
mengalami
seperti
infeksi
pada
penyalahgunaan
obatan
alkohol
seperti
Kardiomiopati
lemah
miokard
jantung
dan
efek
kokain
sehingga
tidak
racun
dan
menyebabkan
(miokarditis),
obat
obat-
kemoterapi.
ventrikel
mampu
dari
kiri
menjadi
mengkompensasi
suatu
kembali
ke
mengakibatkan
paru-paru.
cairan
Hal
inilah
menumpuk
yang
di
akan
paru-paru
(flooding).
c.
berfungsi
untuk
mengatur
aliran
darah
tidak
darah
mengalir
kembali
melalui
katub
menuju paru-paru.
d.
Hipertensi
Hipertensi
terjadinya
tidak
terkontrol
penebalan
pada
otot
dapat
menyebabkan
ventrikel
kiri
dan
Oleh
karena
misalnya
peningkatan
pada
stenosis
tekanan
batub
darah
mitral,
vena
gagal
paru,
jantung
tekanan
onkotis
plasma
oleh
karena
hipoalbuminemia.
c. Peningkatan Negativitas tekanan interstisial
d. Peningkatan tekanan onkotis interstisial
Perubahan permeobilitas membran alveoli kapiler.
Kegagalan sistem saluran limfatik
Beberapa penyebab yang masih belum jelas mekanismenya
C.
Paparan toxic
Reaksi alergi
Neurogenik
tanda
gejala
ALO
dapat
dibagi
menurut
sulit
dideteksi
secara
dini.
Pembagian
stadium
distensi
prominen
akan
pada
pembuluh
mengganggu
darah
pertukaran
kecil
gas
paru
di
paru
yang
dan
ini
biasanya
melakukan aktivitas.
2. Stadium 2
hanya
berupa
sesak
napas
saat
septa
cairan
di
interlobularis
jaringan
mempersempit
basal
reflek
kendor
saluran
karena
menebal.
interstisial
napas
pengaruh
kecil,
gravitasi.
bronkokonstriksi
Adanya
yang
penumpukan
akan
lebih
di
daerah
terutama
Mungkin
dapat
pula
terjadi
menyebabkan
sesak
disertai
batuk
berbuih
kemerahan
(pink
froty).
Patofisiologi
Edema,
secara
pada
khas
umumnya,
terjadi
pembuluh
darah
berarti
ketikacairan
pembengkakan.
dari
merembes
bagian
kedalam
Ini
dalam
jaringan
ada
cukup
protein
dalam
aliran
darah
untuk
di
kapiler
paru
sangat
dimana
paru.
kecil
Areayang
ditempati
yang
oksigen
oleh
disebut
dari
ada
diluar
pembuluh
kantong-kantong
alveoli.
Ini
udaradiambil
oleh
darah
udarayang
adalah
tempat
darah
yang
alveoli
mempunyai
untuk
dihembuskan
dindingyang
keluar.
sangat
Alveoli
tipis
yang
mengizinkan
pertukaran
biasanyadijauhkan
dari
udara
alveoli
ini,
dan
kecuali
cairan
dinding-dinding
dipenuhi
dengan
cairan
yang
merembes
keluar
darah
yang
buruk.
Adakalanya,
ini
dapat
fungsi
ventrikel
kiri
(stenosis
fungsi
paru
ventrikel
sekunder
kiri
oleh
Peningkatan
karena
tekanan
peningkatan
tekanan
sekunder
olehkarena
penyakit
ginjal,
tekanan
negatif
interstisial
pada
Tekanan
pleura
yang
sangat
negatif
volume yang
pulmonalis
kapiler
dan
dengan
fisiologis
mendadak tinggi
diteruskan
tekanan
tersebut
di atrium
(peningkatan
melebihi
gagal
25
kiri, vena
tekanannya)
mmHg.
mempertahankan
ke
Mekanisme
keseimbangan
beratnya
oedema
paru.
Penyakit
jantung
yang
potensial
mengalami
ALO
adalah
semua
keadaan
yang
ALO
non-kardiogenik
timbul
terutama
masuknya
cairan
dan
protein
ke
alveoli.
encer
sekret
ini
berbuih
akan
dan
berwarna
mengakibatkan
pink
gangguan
froty.
pada
Adanya
alveolus
cairan
di
alveoli
juga
akan
mengganggu
rongga
timbulnya
terjadi
interstisial/
gangguan
perubahan
difusi
sifat
alveoli
akan
dan
ventilasi
membran
alveoli
berakibat
oleh
karena
kapiler
paru
Gambarn klinis
dekompensasi cordis.
Ada gagal jantung.
II
Kriteria 30%
hipertensi
vena
basah
pada
setengah
Kelas
III
menyebar
lapangan paru.
di
berat. 40 %
seluruh
Kelas
Syok
IV
meliputi
Tanda . 80%
kardiogenik.
hipotensi
(tekanan
sianosis
dan
diaphoresis.
F. Komlikasi
Kebanyakan komplikasi komlikasi dari pulmonary
edema
mungkin
timbul
berhubungan
dengan
spesifik
pulmonary
komplikasi-komplikasi
penyebab
yang
edema
mendasarinya
dapat
yang
lebih
menyebabkan
pengoksigenasian
yang
buruk
(hipoksia)dapat
menerangkan
secara
supra
ventrikular
atau
akurat
arterial.
adanya
takikardia
Selain
itu,
EKG
Didapatkan
deviasi
sumbu
jantung
kiri,
hipertensi
preload
paru.
dan
mengeluarkan
Nitrogliserin
(NTG)
volume
dan
cairan
Furosemide
(drip).
yang
NTG
dimulai
intravena
pada
diberikan
dosis
10-20
dengan
meq/menit.
vasodilator
dapat
segera
menurunkan
sampai
oedema
paru
teratasi
atau
tekanan
jam,
maksimal
setelah
1-1,5
jam
dan
menetap
Inotropik.
mendapatkan
Pada
penderita
pengobatan,
dapat
yang
belum
diberikan
(Amrinone,
Milrinone,
Enoxumone,
jelas
oedema
kardiogenik
atau
parunya
oleh
karena
faktor
non-kardiogenik,
karena
selain
(40 50%)
masker.
takipneu,
sampai
Jika
ronchi
dipertahankan
60
liter/menit
memburuk
(pasien
bertambah,
PaO2
mmHg
O2
dengan
bila
makin
perlu
sesak,
tidak
bisa
konsentrasi
dan
mengurangi
dilakukan
cairan
intubasi
edema
secaraadekuat),
endotrakeal,
suction,
maka
dan
ventilator.3.
3. Infus emergensi. Monitor tekanan darah, monitor EKG,
oksimetri bila ada
PROSES KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas, umur, jenis kelamin
2. Riwayat
masuk:
Pasien
biasanya
dibawa
ke
RS
setelah
berdampak
sistemik
seperti
sepsis,
pancreatitis,
Pemeriksaan Fisik
a.
Sistem Integumen
dehidrasi
keringat
sekunder),
suhu
kulit
banyak
meningkat,
kemerahan
b. Sistem Pulmonal
Subyektif : sesak nafas, dada tertekan, cengeng
Obyektif:
Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk
(produktif/nonproduktif),
banyak,
penggunaan
pernafasan,
perut
meningkat,
otot
pernafasan
meningkat,
sputum
diafragma
Laju
terdengar
bantu
dan
pernafasan
stridor,
ronchii
Denyut
nadi
meningkat,
pembuluh
Denyut
jantung
tidak
tonus
otot
menurun,
nyeri
otot/normal,
Subyektif:
konsistensi
feses
normal/diare
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membaran alveolar kapiler
2. Kelebihan
volume
cairan
berhubungan
peningkatan
aktivitas
berhubungan
dengan
INTERVENSI
No
1
2.
Diagnosa
Keperawatan
Gangguan
pertukaran
gas
berhubungan
dengan perubahan
membran alveolar
kapiler
Tujuan
20
kali/menit
Tidak
terdapat
retraksi
otot
bantu
napas tambahan
Kelebihan volume Setelah diberikan tindakan
cairan
b.d keperawatan
3x24
jam
peningkatan
diharapkan
terjadi
preload,
Keadekuatan balance cairan
penurunan
dalam tubuh dengan criteria
kontraktilitas,
hasil:
Rencana Keperawatan
1. Auskultasi adanya suara
napas tambahan
2. Bantu
pasien
dalam
posisi fowler tinggi
3. monitoring dan lakukan
pemeriksaan BGA secara
berkala
4. Kolaborasi
pemberian
oksigen sesuai indikasi
1.
Monitoring
adanya
oedema dan ascites
2.
Monitoring intake dan
output cairan pasien
Rasionalisasi
1.
waspadai
krekels
yang
menandakan
kongesti
cairan
2.
mengurangi
kerja pernapasan dan
meningkatkan
pertukaran gas
3.
mewaspadai
adanya hipoksemia dan
hiperkapnea
4.
menambah
sediaan
02
yang
adekuat ke jaringan
dan mengurangi kerja
pernapasan
1.
Dasar
pengkajian
kardiovaskuler
dan
respon
terhadap
panyakit
2.
menunjukkan status
volume
sirkulasi
penurunan cardiac
output sekunder
Oedema
menunjukkan
pengurangan
secara
progresif
atau
teratasi
Keseimbangan
intake
dan output cairan
CVP dalam batas normal
3.
4.
3.
Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
ketidakseimbangan
suplai
oksigen
dengan kebutuhan
Lakukan
pemeriksaan
tekanan darah dan CVP
secara berkala
terjadinya/perbaikan
perpindahan cairan dan
respon terhadap terapi
3.
peningkatan tekanan
darah
biasanya
berhubungan
dengan
kelebihan
volume
cairan,
distensi
jugularis
eksterna
sehubungan
dengan
kongesti vaskuler
4.
meminimalkan
retensi cairan dalam
area ekstravaskuler
5.
digunakan
dengan
perhatian
mengontrol
edema dan asites
Kolaborasi
pemberian
diet rendah natrium
5.
Kolaborasi pembatasan
intake cairan per oral
max. 500 cc/24 jam, atau
pemberian
cairan
parenteral
6.
Kolaborasi
pemberian
diuretic sesuai indikasi
(Lasix , Furosemid)
1.
Evaluasi respon 1.
Mengetahui
pasien
saat
sejauh mana kemampuan
beraktivitas,
catat
pasien dalam melakukan
keluhan
dan
tingkat
aktivitas.
aktivitas serta adanya
perubahan
tanda-tanda 2.
Memacu pasien
vital
untuk berlatih secara
aktif dan mandiri.
2.
Bantu
Px
memenuhi kebutuhannya
3.
Memberi
pendidikan pada Px dan
secara mandiri
keseimbangan aktivitas
dan istirahat
3.
4.
Awasi
Px
saat
melakukan aktivitas
keluarga
dalam
perawatan selanjutnya.
Libatkan
4.
Kelemahan
keluarga dalam perawatan
suatu tanda Px belum
pasien.
mampu
beraktivitas
secara penuh.
5.
Jelaskan
pada
pasien tentang perlunya 5.
Istirahat
keseimbangan
antara
perlu
untuk
aktivitas dan istirahat
menurunkan
kebutuhan
metabolisme
6.
Motivasi
dan
awasi
pasien
untuk 6.
Aktivitas yang
melakukan
aktivitas
teratur dan bertahap
secara bertahap
akan
membantu
mengembalikan
pasien
pada kondisi normal.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
Colquhaun, M. C, 2004. ABC of Resusitation 5th Edition. London:
BMJ Publishing
Doengoes, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3. Penerbit
buku kedokteran EGC, Jakarta.
Frizzell, et all, 2001. Handbook of Pathophysiology. New York:
Springhouse corp
Griffiths, M. J. D, 2004. Respiratory Management in Critical
Care. London: BMJ Publishing
Harijono Achmad, Dr. DSPD, 1994. Penyakit Dalam Praktis Malang.
Penerbit lab / IMF Ilmu Penyakit dalam, FK Unibraw.
Hudak&Gallo, 2005. Keperawatan Kritis. Jakarta: EGC
Linda Juall Carpenito, 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada
Praktek Klinis. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Price, Wilson, 2006. Patolofisologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta: EGC
Smeltzer, BG., 2000. Brunners and Suddarths Textbook of Medical
Surgical Nursing 3 ed. Philadelpia: LWW Publisher
Volume paru
Kontraktilitas
Gangguan pertukaran
gas
Preload
terus ke bronkihi
dan trakea
masuk
Keluar cairan
ke
alveoli
berbusa
Retensi cairan
Kelebihan
volume cairan
Disapnea hebat
Vasospasme otot pernapasan
Merangsang keluarnya reseptor nyeri
reflek batuk
hipoksemia
Sputum
berwarna merah
bronkokonstriksi
Ketidakefektifan
pola napas
ketidakseimbangan
Antara suplay dan
kebutuhan oksigen
dampak
sianosis
Penurunan
perfusi jaringan
Musculoskeletal
Nyeri dada
Nyeri akut
kelemahan
Kardiogenik (aterosklerosis, stenosis mitral, gagal jantung kiri)
Intoleransi
aktivitas
Ketidakefektifan
jalan napas
krisis situasi
ancaman terhadap
perubahan status
kesehatan
Ansietas
Ketidakefektifan
pola napas
penurunan kontraktilitas
penurunan stroke volume
Penurunan curah
jantung
peningkatan tekanan
Kapiler paru
peningkatan metabolisme
Lemak
Tekanan hidrostatik
gangguan metabolisme
GFR
Cairan masuk
ke interstisial
vasokonstriksi ginjal
tekanan hidrostatik
interstisial
transudasi cairan
ke alveoli
vasokonstriksi
ginjal
vasodilatasi perifer
hipoksemia
sianosis
Gangguan
keseimbangan
asam basa