Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1. Emas (Au)
Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals).
Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah
kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan
sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum,
emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang,
antimon, dan selenium. Emas native mengandung perak antara 8 - 10%, tetapi biasanya
kandungan tersebut lebih tinggi, dan kadang-kadang mengandung sedikit tembaga atau
besi. Oleh karenanya, warna emas native bervariasi dari kuning emas, kuning muda,
sampai keperak-perakan, bahkan berwarna merah oranye.
Biji emas sering diketemukan pada batuan beku asam, beku intermediate, beku basa
seperti (granite, syenit, diorite) dan batuan sedimen.
2. Nikel (Ni)
Nikel di indikasikan dengan keterdapatan batuan atau mieral-mieral seperti : Harzburgit,
lherzolit, wherlit, websternit, dunit dan serpentinit, atau di zona ophiolit (tectonic
setting).
Nikel biasanya terbentuk bersama-sama dengan kromit dan platina dalam batuan
ultrabasa seperti peridotit, baik termetamorfkan ataupun tidak. Terdapat dua jenis
endapan nikel yang bersifat komersil, yaitu: sebagai hasil konsentrasi residual silika dan
pada proses pelapukan batuan beku ultrabasa serta sebagai endapan nikel-tembaga
sulfida, yang biasanya berasosiasi dengan pirit, pirotit, dan kalkopirit.
3. Mangan (Mn)
Mineral pembawa mangan biasanya berasosiasi Pirolusit, Psilomelan, Braunit,
Manganit
Deposit bijih mangan tersebar secara luas pada dasar lapisan batugamping, dalam
vulcanic tuff, breksi dan sebagainya.
4. Tembaga (Cu)
Lingkungan yang memungkinkan terbentuknya tembaga (Cu) adalah lingkungan
mesotermal, dimana suhu berkisar 200oC sampai 300oC (temperatur sedang). Endapan
yang bercirikan endapan ini adalah endapan sulfida dari Fe, Pb, dan Zn
Akibat dari pembentukannya yang bersal dari intrusi hidrotermal maka mineralisasi
bijih tembaga porfiri berasosiasi dengan batuan metamorf kontak seperti kuarsit,
marmer dan skarn.
5. Galena (Pb)
Mineral yang biasanya ditemukan dekat galena antara lain sphalerit, pirit dan kalkopirit.
Galena banyak dijumpai di sekitar batuan metamorf dan batuan beku. Galena tersebut
membentuk suatu jalur di antara rekahan batuan beku dan metamorf. Singkapan mineral
galena ini bisa terlihat di lereng bukit atau tepian sungai di daerah batuan metamorf.
Pada beberapa tempat, mineral galena ini berdekatan dengan unsur lain seperti tembaga
(Cu).
6. Bauksit
Asosiasi mineral yaitu mineral hematit, magnetit, kromit, dan kasiterit.
Bauksit terbentuk dari batuan yang mengandung unsur Al. Batuan tersebut antara lain
nepheline, syenit, granit, andesit, dolerite, gabro, basalt, hornfels, schist, slate,
kaolinitic, shale, limestone dan phonolite.
7. Perak (Ag)
Perak biasanya berasosiasi dengan logam-logam dasar, misalnya tembaga, zing dan
timbal; dengan kadar yang sangat bervariasi dari kadar rendah sampai yang berkadar
tinggi.
Perak sering diketemukan pada batuan granite, syenit, diorite.
8. Besi (Fe)
Asosiasi besi berupa Magnetite, Hematite, Limonite dan Siderite. Kadang kala dapat
berupa mineral Pyrite, Pyrhotite, Marcasite, dan Chamosite.
9. Platinum
Logam tanah jarang - LTJ (Rare earth elements - REEs) adalah unsur-unsur alam
dengan nomor atom 57-71. Unsur-unsur ini diklasifikasikan ke dalam dua kelompok:
LTJ ringan (LTJR), yang mewakili lantanum (La) sampai samarium (Sm), dan LTJ berat
(LTJB), yang mewakili europium (Eu) sampai lutetium (Lu). Skandium (Sc) dan yttrium
(Y) memiliki sifat kimia yang mirip dan cenderung muncul pada endapan bijih (ore)
yang sama dengan LTJ, khususnya LTJB. Meskipun LTJ tidak selangka logam mulia,
penambangan dan teknologi ekstraksinya sangat mahal.
Eksplorasi dan penambangan LTJ sendiri telah meningkat pesat karena banyaknya
permintaan dan sedikitnya pasokan di seluruh dunia. Umumnya, unsur-unsur tersebut
digunakan pada barang-barang elektronik
Meskipun namanya logam tanah jarang, tapi logam-logam ini cukup melimpah
jumlahnya di kerak bumi, dengan serium sebagai unsur paling melimpah ke-25 dengan
68 bagian per juta (mirip tembaga). Meski begitu, karena karakteristik geokimianya,
logam tanah jarang ditemukan pada kondisi sangat tersebar dan sedikit ditemukan
dalam jumlah yang banyak, sehingga nilai ekonominya kecil. Sumber-sumber deposit
logam tanah jarang yang banyak dan bernilai ekonomis biasanya menyatu menjadi
mineral tanah jarang.[3] Mineral pertama yang ditemukan adalah gadolinit, senyawa
kimia yang tersusun dari serium, yttrium, besi, silikon, dan unsur lainnya. Mineral ini
diekstrak dari sebuah tambang di desa Ytterby di Swedia. Beberapa nama logam tanah
jarang juga mendapatkan namanya dari lokasi tambang ini