Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A.Masalah Utama.
Perubahan isi pikir : waham
a.Pengertian.
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas
yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya klien (1). Waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang
salah dan secara kukuh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain
dan bertentangan dengan realita normal (Stuart dan Sudeen, 1998)
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan,
tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain.
Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol
(Depkes RI, 2000).
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian
realitas yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual
dan latar belakang budaya, ketidakmampuan merespon stimulus internal dan
eksternal melalui proses interaksi atau informasi secara akurat (Kaliat, 1999).
Perubahan proses pikir adalah suatu keadaan dimana individu mengalami
kerusakan dalam pengoperasian kognitif dan aktifitas (townsend, 1998). Waham
adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah
(Marimas, 1980).
Manifestasi klinik waham yaitu berupa : klien mengungkapkan sesuatu yang
diyakininya ( tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya ) berulang kali
secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan, klien tampak tidak mempunyai orang
lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik,
sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah tegang,
mudah tersinggung
B.TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala pada pasien dengan perubahan proses pikir: waham adalah sebagai
berikut:
Menolak makan
Tidak ada perhatian pada perawatan diri
Ekspresi wajah sedih/gembira/ketakutan
Gerakan tidak terkontrol
Mudah tersinggung
Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dan bukan kenyataan.
Menghindar dari orang lain
Mendominasi pembicaraan.
Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan.
2. Faktor Presipitasi
Faktor social budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti
atau di asingkan oleh kelompok.
Faktor biokimia
Dopamine, norepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi
penyebab waham pada seseorang.
Faktor psikologia
Kecemasan yang memandang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi
masalah sehingga pasien mengembangkan koping untuk menghindari
kenyatan yang menyenangkan.
RENTANG RESPON / PROSES PERJALANAN MASALAH
KEPERAWATAN
Respon adaptif
Pikiran logis
proses
Persepsi akurat
Emosi konsisten
proses
Dengan pengalaman
Perilaku sesuai
Hubungan sosial
Harmonis
Respon maladaptif
terganggu ilusi
- Reaksi emosi berlebih/
pikir waham
Kerusakan
kurang
- Perilaku yang tidak biasa
- Menarik diri
emosi
- Perilaku tidak
terorganisir
- Isolasi sosial
(Stuart & Sudeen,
1998)
D.JENIS WAHAM
1. Waham Kebesaran
Gangguan
2.
3.
4.
5.
F.STATUS MENTAL
Berdandan dengan baik dan berpakaian rapi, tetapi mungkin terlihat
eksentrik dan aneh. Tidak jarang bersikap curiga atau bermusuhan terhadap
orang lain. Pasien biasanya cerdik ketika dilakukan pemeriksaan sehingga
dapat memenipulasi data. Selain itu perasaan hatinya konsisten dengan isi
waham.
G.SENSORI DAN KOGNISI
Tidak memiliki kelainan dalam orientasi kecuali pasien waham
spesifik terhadap orang, tempat, dan waktu. Daya ingat atau kognisi lainnya
biasanya akurat. Pengendalian impuls pada pasien waham perlu diperhatikan
bila terlihat adanya rencana atau bunuh diri, membunuh atau melakukan
kekerasan pada orang lain.
Gangguan proses pikir: waham biasanya di awali dengan adanya
riwayat penyakit berupa kerusakan pada bagian korteks dan limbic otak. Bisa
dikarenakan terjatuh atau di dapat ketika lahir. Hal ini mendukung terjadinya
perubahan emosional seseorang yang tidak stabil. Bila berkepanjangan akan
menimbulkan perasaan rendah diri, kemudian mengisolasi diri dari orang lain
dan lingkungan. Waham kebesaran akan timbul sebagai menifestasi
ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhannya. Bila respon
Penyebab
Penyebab secara umum dari waham adalah gannguan konsep diri : harga diri
rendah. Harga diri rendah dimanifestasikan dengan perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa
gagal mencapai keinginan.(3)
2.
Akibat
Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang
ditandai dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi,
pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat
yang lain yang ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain
dan lingkungan.
Pohon masalah
Kerusakan
komunikasi verbal
Perubahan isi
pikir: waham
Masalah keperawatan :
a.
b.
c.
d.
4.
b.
c.
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan 1: kerusakan komunikasi verbalberhubungan dengan
waham
1.
Tujuan umum :
Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal
2.
Tujuan khusus :
a.
Bina
hubungan.
saling
percaya:
salam
terapeutik,
b.
c.
d.
e.
f.
Tindakan :
dialami
klien.
4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
Tindakan:
Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
Bantu
bermain
peran
sesuai
dengan
perilaku
kekerasan
Tujuan umum :
Klien
tidak
terjadi
gangguan
konsep
diri
harga
diri
Tujuan khusus :
a.
Katakan
kepada
klien
bahwa
dirinya
adalah
Hindarkan
memberi
penilaian
negatif
setiap
c.
yang dimiliki
Diskusikan pula kemampuan yang dapat
kondisi klien
Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang
telah direncanakan
Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan
di
rumah
f.
klien dirawat
Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di
rumah
keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Anna Budi. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Maramis, WF. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press. Surabaya.
Edisi 7
Stuart GW and Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta : EGC
Townsend Marry, C. 1998. Diagnosa Keperawatan Psikiatri edisi 3. Jakarta : EGC
Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
Keliat Budi A. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC. 1999
Tim Direktorat Keswa. Standart asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1.
Bandung: RSJP.2000
Townsend M.C. Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri; pedoman untuk
pembuatan rencana keperawatan. Jakarta: EGC. 1998
1.
Daftar
Erlinafslah. Modal perawat dalam praktek keperawatan jiwa. 2010. Cv
Traninfo media :jakarta timur yosep, iyus. Keperawatan jiwa 2007. Ptmreflks aditama
bandung