Vous êtes sur la page 1sur 7

ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI PENYUSUN TAMAN

NASIONAL GUNUNG RINJANI


(Studi Kasus Pada Zona Pemanfaatan Di Wilayah Resort joben Kabupaten Lombok Timur)
Erika Ariyani
ABSTRAK
Salah satu kawasan pengelolaan yang terdapat di TNGR adalah Zona Pemanfaatan
Intensif Joben. Keberagaman vegetasinya menjadi salah satu pendukung kawasan ini sebagai
tujuan wisata bahkan sering pula dijadikan objek untuk tujuan pendidikan dan penelitian. Hal
tersebutlah yang kemudian menjadikannya menarik untuk dilakukan kajian mendalam
tentang analisis struktur dan komposisi vegetasi penyusunnya. Analisis vegetasi adalah suatu
cara mempelajari susunan (komposisi) vegetasi dan bentuk (struktur) vegetasi dari komunitas
tumbuhan. Penelitian analisis vegetasi ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan komposisi
vegetasi penyusun Taman Nasional Gunung Rinjani dan untuk mengetahui indeks nilai
penting pada masing-masing tahapan pengukuran vegetasi yang dilakukan pada Zona
Pemanfaatan Intensif Joben yang terletak di Kabupaten Lombok Timur.
Penelitian ini menggunakan metode kombinasi yang merupakan kombinasi antara
metode jalur dan metode garis berpetak. Untuk mengetahui vegetasi yang ada pada kawasan
Zona Pemanfaatan ini digunakan intensitas sampling 1% dari luasan hutan yaitu 170 ha
sehingga didapatkan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 45 plot dengan
pembagian kriteria blok yaitu Blok 1 adalah Blok yang dekat dengan pemukiman penduduk,
Blok 2 adalah Blok yang dekat dengan obyek wisata, dan Blok 3 adalah Blok yang berada
dekat dengan Zona Rimba.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi vegetasi yang ada pada Zona
Pemanfaatan Intensif ini terdiri dari 5 jenis semai, 6 jenis pancang, 4 jenis, tiang, dan 16 jenis
pohon. Sementara untuk indeks nilai penting pada masing-masing tingkat permudaan yaitu
untuk tingkat semai ada pada jenis jelateng (Laportea stimulans) dengan nilai 193,07%,
untuk tingkat pancang ada pada jenis rajumas (Duabanga moluccana) dengan nilai sebesar
300%, untuk tingkat tiang ada pada jenis sonokeling (Dalbergia latifolia) dan mahoni
(Swietenia macrophylla) dengan nilai sebesar 300%, dan untuk tingkat pohon ada pada jenis
sonokeling (Dalbergia latifolia) dengan nilai sebesar 146,01%.

Kata kunci : Analisis vegetasi, Struktur, Komposisi, Zona Pemanfaatan Intensif

Kumpulan Abstrak Hasil Penelitian Program Studi Kehutanan Universitas Mataram Tahun
2011-2015

PENGARUH WARNA KAYU DAN ARAH BIDANG ORIENTASI KAYU ERHADAP


SIFAT FISIK DAN MEKANIK PAPAN LAMINASI DARI LIMBAH KAYU CAMPURAN
Vivid Nurmalasari
ABSTRAK
Di Indonesia kerusakan hutan terjadi akibat adanya penebangan illegal, kenakaran
hutan, pelanggaran tata guna wilayah hutan, dan implementasi penggunaan tanah hutan yang
menyimpang. Keadaan ini mengakibatkan terjadinya pengurangan produksi kayu dari hutan
alam. Di sisi lain, dengan semakin meningkatnya pertambahan penduduk kebutuhan kayu
untuk berbagai keperluan juga semakin meningkat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
adalah pengembangkan teknologi kayu komposit (Papan Laminasi) dari ilmiah penggergajian
kayu dapat menjadi alternative untuk pemanfaatan kayu guna kebutuhan manusia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh warna kayu dan arah bidang
orientasi kayu terhadap sifat fisika dan mekanika papan laminasi dan mengetahui sifat fisika
mekanika papan laminasi terbaik dari limbah kayu campuran.
Metide yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) yang terdiri dari lima perlakuan yaitu perekatan dengan warna sama, warna beda, arah
tangensial, aeah radial, dan arah acak (Tangensial dan Radial) masing-masing sebanyak
empat akli ulangan. Perekat yang digunakan adalah Polivinyl Acetat (Pvac).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat fisika (Kadar Air, Kerapatan,
Pengembangan dan Penyusutan) tidak berpengaruh nyata terhadap perlakuan yang diberikan,
dan untuk sifat mekanika, nilai keteguhan elastis (MoE) tidak berpengaruh nyata sedangkan
keteguhan patah (MoR) berpengaruh nyata terhadap perlakuan yang diberikan sehingga
papan laminasi dengan perekatan arah radial memenuhi Standar Nasional Indonesia karen
termasuk kelas kuat IV-V untuk konstruksi interior dengan nilai Keteguhan Elastis (MoE)
28646.1575 kg/cm2 dan Keteguhan Patah (MoR) 50.5100 kg/cm2 (PKKI, 1961).

Kata kunci : Warna kayu, Arah Bidang Orientasi, Sifat Fisika, Sifat Mekanika, Limbah Kayu,
dan PVac

Kumpulan Abstrak Hasil Penelitian Program Studi Kehutanan Universitas Mataram Tahun
2011-2015

IDENTIFIKASI PEMANFAATAN JENIS TANAMAN YANG TUMBUH DI KAWASAN


HUTAN SEBAGAI BIOFARMAKA OLEH MASYARAKAT SEKITAR HUTAN
(Studi Kasus Dusun Suranadi Selatan Desa Suranadi Kabupaten Lombok Barat)
Suriani
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Identifikasi Pemanfaatan Jenis Tanaman Yang Tumbuh Di
Kawasan Hutan Sebagai Biofarmaka Oleh Masyarakat Sekitar Hutan (Studi Kasus
Dusun Suranadi Selatan Desa Suranadi Kabupaten Lombok Barat). Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern yang semakin pesat di zaman sekarang, ternyata tidak
mampu mengesampingkan begitu saja peranan obat-obatan tradisional, tetapi justru hidup
berdampingan dan saling melengkapi (Thomas, 1989).
Tujuan penelitian adalah mengetahui manfaat tanaman yang tumbuh di kawasan hutan
sebagai biofarmaka. Mengetahui bagia-bagian tanaman yang tumbuh di kawasan hutan yang
digunakan sebagai bahan biofarmaka.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yaitu metode berupa data
yang berbentuk kata-kata, gambar bukan angka-angka yang diperoleh dari transkrip
interview, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi dan lainnya (Danim, 2002).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa a). Identifikasi pemanfaatan tanaman hutan
sebagai biofarmaka (obat) terdapat 10 jenis yaitu habitus pohon sebanyak 2 jenis yaitu
mahoni famili Meliaceae, dan pulai famili Apocinaceae, kelompok habitus perdu sebanyak 5
jenis yaitu jambu biji famili Myrtaceae, pagoda famili Verbenaceae, daun ungu famili
Acanthaceae, jarak pagar famili Euphorbiaceae dan sirsak famili Annonaceae, kelompok
habitus liana 1 jenis yaitu sirih hutan famili Pipericaceae, dan kelompok habitus herba 2 jenis
yaitu kunyit dan jahe famili Zingiberaceae. b). Famili dari masing-masing tanaman
biofarmaka (obat) yang sering digunakan oleh masyarakat Dusun Suranadi Selatan yaitu
famili Myrtaceae (jambu biji), famili Verbenaceae (pagoda), famili Acanthaceae (daun
ungu), famili Pipericaceae (sirih hutan), famili Zingiberaceae (jahe), famili Zingiberaceae
(kunyit), famili Meliaceae (mahoni), famili Apocinaceae (pulai), famili Annonaceae (sirsak),
dan famili Euphorbiaceae (jarak pagar). c). Manfaat dan bagian tanaman hutan sebagai
biofarmaka (obat) yang sudah dirasakn oleh masyarakat Dusun Suranadi Selatan yaitu dapat
meyembuhkan penyakit kulit seperti : luka berdarah (daun jambu biji), bisul (daun pagoda
dan sirsak), dan luka kering (rimpang umbi kunyit dan getah jarak pagar), penyakit mata
seperti : mata (daun sirih hutan), penyakit dalam seperti : diare (daun jambu biji), perut mules
(rimpang umbi jahe), malaria (biji mahoni), menambah nafsu makan (kulit batang pulai),
demam untuk anak-anak (daun sirsak), reumatik (daun ungu), dan cacingan pada anak-anak
( daun jarak pagar).

Kata kunci : biofarmaka, tanaman hutan, dan Taman Wisata Alam Suranadi

Kumpulan Abstrak Hasil Penelitian Program Studi Kehutanan Universitas Mataram Tahun
2011-2015

SIFAT FISIKA DAN MEKANIKA PAPAN SEMEN PARTIKEL DARI LIMBAH SEKAM
DAN JERAMI PADI
Wuri Arsanti
ABSTRAK
Papan semen partikel merupakan papan tiruan yang terbuat dari partikel-partikel kayu
atau bahan berlignoselulosa lainnyadengan menggunakan semen sebagai perekatnya melalui
proses pengempaan dingin. Pada umunya bahan baku yang biasa digunakan dalam
pembuatan papan semen partikel yaitu limbah kayu. Akan tetapi mengingat kemampuan
hutan memproduksi kayu yang semakin menipis menyebabkan ketersediaan bahan kayu tidak
sesuai kebutuhan sehingga orang berusaha mencari alternatif bahan substitusi kayu yang
tidak kalah kualitasnya dibandingkan kayu dengan stok dan pasokan yang cukup melimpah.
Oleh karena itu sangat perlu alternatif pengganti sebagai bahan baku pembuatan papan semen
partikel. Solusi untuk permasalahan tersebut yaitu pemanfaatan limbah sekam dan jerami
padi yang merupakan sisa hasil pengolahan padi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh bahan baku dan komposisi perekat terhadap sifat fisika dan mekanika
papan semen partikel dari sekam dan jerami padi, mengetahui bahan baku dan komposisi
semen terbaik untuk pembuatan papan semen partikel.
Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) menggunakan analisis faktorial dengan 2 faktor yaitu faktor bahan dan faktor
komposisi perekat yang terdiri dari 6 komposisi perlakuan yaitu Sekam 1:2,75, Sekam 1:4,
Jerami 1:2,75, Jerami 1:4, Sekam+Jerami 1:2,75, Sekam+Jerami 1:4. Masing-masing
perlakuan diulang sebanyak 5 akli ulangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh
nyata terhadap sifat fisika (kerapatan dan pengembangan tebal), tetapi berpengaruh terhadap
nilai kadar air. Untuk sifat mekanika, perlakuan yang diberikan berpengaruh terhadap nilai
keteguhan elastis (MoE) dan keteguhan yang (MoR). Nilai keteguhan elastis dan keteguhan
patah tertinggi yang dihasilkan sebesar 5.106,19 kg/cm 2 lebih kecil dari standar yaitu 20.400
kg/cm 2 dan 82 kg/cm2 sehingga tidak masuk pada semua standar untuk MoE dan MoR.

Kata kunci : Papan Semen Partikel, Limbah Sekam dan Jerami Padi, Sifat Fisika dan
Mekanika.

Kumpulan Abstrak Hasil Penelitian Program Studi Kehutanan Universitas Mataram Tahun
2011-2015

PENGARUH MEDIA TANAM DAN INTENSITAS PENYIRAMNA TERHADAP


PERTUMBUHAN SEMAI KLICUNG (Diospyros macrophylla)
Srijudin
ABSTRAK
D. macrophylla merupakan salah satu mascot Nusa Tenggara Barat (NTB) yang
keberadaannya kini hampir punah, akibat penebangan tanpa dilakukan penanaman kembali.
Disamping itu pertumbuhan D. Macrophylla sangat lamban sehingga belum ada
pembudidayaan secara masal.
Permasalahan yang diangkat dari penelitian ini adalah belum di peroleh informasi
Tentang Media Tanam dan Intensitas Penyiraman Terhadao Pertumbuhan Semai D.
macrophylla. Sehingga perlu dilakukan penelitian tentang Pengaruh Media Tanam dan
Intensitas Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Semai Klicung (D. macrophylla).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui media yang sesuai dan intensitas
penyiraman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan semai D. macrophylla serta interaksi antara
media tanam dan intensitas penyiraman terhadap pertumbuhan semai D. macrophylla.
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas
Mataram pada bulan Agustus Oktober 2012.
Bahan yang digunakan adalah benih klicung (D. macrophylla) yang berasal dari
Arboretum Universitas Mataram, tanah sebagai media tanam diambil dari Kebun Percobaan
Kehutanan Fakultas Pertanian UNRAM, akar pakis dan serbuk sabut kelapa diambil dari
Lombok Timur dan air yang telah disiapkan di Kebun Percobaan.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang ditata secara faktorial dan
dirancang secara Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 2 perlakuan yaitu
Media Tanam dan Intensitas Penyiraman dengan kombinasi dari ke 2 perlakuan menghasilkan
15 kombinasi, dimana 3 faktor media tanam yaitu Media Tanah (M1), Media Akar Pakis
(M2), Media Serbuk Sabut Kelapa (M3), dan 5 faktor Intensitas Penyiraman yaitu 1 hari
sekali (P1), 2 hari sekali (P2), 3 hari seklai (P3), 4 hari sekali (P4), dan 5 hari sekali (P5)
yang dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore. Setiap kombinasi terdiri dari 3 ulangan
dan 3 replikasi sehingga menghasilkan 135 sample klicung (D. macrophylla).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua perlakuan tidak ada interaksi antara
media tanam dan intensitas penyiraman terhadap parameter yang diamati. Hal ini
menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan berpengaruh sendiri-sendiri terhadap
parameter yang diamati. Secara umum jenis media tanam akar pakis yang memberikan
pengaruh nyata terhadap tinggi semai dengan rata-rata nilai tertinggi 2,50 cm, kekokohan
semai dengan rata-rata nilai tertinggi 1,80 cm/mm dan jumlah daun dengan rata-rata
terbanyak 1,568 helai. Tetapi pada umur pengamatan tertentu jenis media serbuk sabut kelapa
dan media tanah juga bisa memberikan pengaruh nyata terhadap diameter dengan rata-rata
nilai terbesar 1,62 mm dan jumlah daun dengan rata-rata nilai terbanyak 2,29 helai.
Kata kunci : Media Tanam, Intensitas Penyiraman, Pertumbuhan D. macrophylla.

Kumpulan Abstrak Hasil Penelitian Program Studi Kehutanan Universitas Mataram Tahun
2011-2015

ANALISIS VEGETASI DAN PENDUGAAN CADANGAN KARBON PADA


PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS
(KHDTK) SENARU LOMBOK UTARA
Rima Vera Ningsih
ABSTRAK
Pola pengelolaan lahan oleh masyarakat bervariasi yang akan berpengaruh pada
ketersediaan cadangan karbon, yang gilirannya berpengaruh langsung terhadap gas rumah
kaca (GRK). Pengelolaan lahan yang kurang tepat seperti adanya pembakaran vegetasi hutan
dan penebangan hutan dalam skala las dapat mengurangi kemampuan penyerapan karbon dan
keanekaragaman vegetasi. Penelitian yang berjudul Analisis Vegetasi dan Pendugaan
Cadangan Karbon Pada Penggunaan Lahan di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus
(KHDTK) Senaru Lombok Utara. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1).
Untuk mengetahui keanekaragaman vegetasi pada penggunaan lahan di KHDTK Senaru
Lombok Utara, 2). Untuk mengetahui jumlah cadangan karbon pada pola penggunaan lahan
di KHDTK Senaru Lombok Utara.
Lokasi penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Penentuan plot contoh
ditentukan dengan random sampling. Plot contoh diambil sebanyak 30 dengan ukuran 20 x 20
m untuk tingkat pohon, 10 x10 m untuk tingkat tiang, 5 x 5 m untuk tingkat pancang. Data
yang dikumpulkan berupa biomassa tingkat pohon (20 m x 20 m), tiang (10 m x 10 m), dan
pancang (5 m x 5 m) yang ditentukan dengan metode Alometrik, biomassa tanaman bawah
tegakan dan serasah dengan pengukuran berat kering dan tanah dengan uji laboratorium
(metode Walkey dan Black). Keanekaragaman vegetasi ditentukan dengan mengukur indeks
keragaman dan indeks keseragaman dari tingkat pohon, tiang dan pancang seluruh plot. Total
karbon didaptkan dengan menjumlahkan cadangan karbon ari setiap komponen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Indeks keanekaragaman pada penggunaan
lahan di KHDTK Senaru termasuk dalam kategori sedang dan Indeks keseragaman pada
penggunaan lahan di KHDTK Senaru termasuk dalam kategori tinggi. Cadangan karbon di
KHDTK Senaru rata-rata sebesar 130.15 ton per ha, terdiri atas dominan jenis tingkat pohon
rata-rata sebesar 115.65 ton per ha, tingkat tiang rata-rata 57.86 ton per ha dan tingkat
pancang rata-rata 45.95 ton per ha. Dominansi jenis tingkat pohon, tiang dan pancang akibat
dari pengelolaan lahan menghasilkan cadangan karbon yang bervariasi baik dari cadangan
karbon total maupun komponen lainnya khususnya pada serasah, tanaman bawah dan
tanahnya.

Kumpulan Abstrak Hasil Penelitian Program Studi Kehutanan Universitas Mataram Tahun
2011-2015

ANALISIS STAKEHOLDERS DALAM KONSERVASI AIR DI HULU DAERAH ALIRAN


SUNGAI (DAS) JANGKOK
Winarti
ABSTRAK
Daerah Aliran Sungai (DAS) Jangkok adalah suatu wilayah daratan yang merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan oleh wilayah administratif dan memiliki fungsi
menampung, menyimpan, dan mengalirkan air menuju ke outlet tertentu. Pengelolaan DAS
ini melibatkan berbagai macam pihak dari pemerintah, swasta, dan masyarakat. Secara realita
pengelolaan ini dapat menciptakan kelestarian DAS yang berkelanjutan. Permasalahan
tersebut muncul dan memberikan inspirasi untuk penelitian melakukan sebuah penelitian
mengenai analisis Stakeholder dalam konservasi di hulu DAS Jangkok.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana prilaku dan tindakan dari
masing-masing Stakeholders dalam konservasi air di huku DAS Jangkok. Selain itu penulis
juga ingin melihat hubungan antar prilaku dari masing-masing Stakeholders dalam konservasi
air di hulu DAS Jangkok.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif eksplanetori,
yang menggunakan penjelasan dan berdasarkan pada hipotesis yang sudah ada. Untuk
penentuan jenis responden ditentukan dengan menggunakan purposive sampling yaitu dengan
mempertimbangkan responden berdasarkan pada pihak-pihak yang terkait dalam konservasi
air di hulu DAS Jangkok,sedangkan untuk penentuan jumlah responden dilakukan dengan
cara quota yaitu dengan penentuan jumlah responden sampai pada jumlah yang dikehendaki.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa prilaku masing-masing stakeholders
dalam konservasi air di hulu DAS Jangkok ini tergolong dalam kategori baik sampai sangat
baik, sedangkan untuk tindakan dari masing-masing stakeholders tergolong dalam kategori
terampil sampai terampil. Hubungan antar prilaku dari masing-masing stakeholders tidak
mendapatkan hasil yang signifikan setelah dilakukan analisis menggunakan statistik non
parametrik dengan uji korelasi spearman rank.
Saran yang diberikan yaitu agar semua Stakeholders dapat meningkatkan kesadaran
berprilaku dan bertindak dalam upaya pelestarian DAS sebagai salah satu aspek penunjang
kehidupan. Lebih spesifik lagi untuk Stakeholders pemerintah yang memiliki tanggungjawab
secara penuh untuk lebih meningkatkan kinerjanya dalam mengelola DAS sebagai aparat
yang berwenang.

Kumpulan Abstrak Hasil Penelitian Program Studi Kehutanan Universitas Mataram Tahun
2011-2015

Vous aimerez peut-être aussi