Vous êtes sur la page 1sur 8

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

(BPJS)

Oleh :
Kelompok
1. Elva Yurida
2. Fajar Apriansyah
3. M. Rizki Maulana
4. Nurul Aisyah
5. Reja Agung Maulana
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN
BANJARBARU
2014

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL


A. Definisi BPJS
Program Jaminan kesehatan Nasional (JKN) dibuat berdasarkan
Undang-Undang yang akan dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia,
sebagai salah satu upaya menjamin hak setiap warga negara untuk dapat
hidup sehat dan produktif. Jaminan Kesehatan yang dikembangkan di
Indonesia merupakan bagian dari sistem jaminan sosial nasional yang
diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial
yang bersifat wajib (mandatory). Hal ini berdasarkan Undang-Undang
No.40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar kesehatan masyarakat yang layak.

Yang dimaksud dengan Jaminan Kesehatan Nasional ini adalah


jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan
dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar
iuran

atau

iurannya

dibayar

oleh

pemerintah.

Sedangkan

Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) merupakan badan hukum yang


dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan.
Antara JKN dan BPJS tentu berbeda. JKN merupakan nama
programnya, sedangkan BPJS merupakan badan penyelenggaranya yang
kinerjanya nanti diawasi oleh DJSN (Dewan Jaminan Sosial Nasional).

BPJS adalah singkatan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.


BPJS ini adalah perusahaan asuransi yang dikenal sebelumnya sebagai PT
Askes. Begitupun juga BPJS Ketenagakerjaan merupakan transformasi dari
Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja).
Menurut Kementrian Kesehatan RI, BPJS adalah badan hukum publik
yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS
terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
BPJS Kesehatan bersama BPJS Ketenagakerjaan (dahulu bernama
Jamsostek) merupakan program pemerintah dalam kesatuan. Jaminan
Kesehatan

Nasional (JKN)

yang

diresmikan

pada

tanggal 31

Desember 2013. Untuk BPJS Kesehatan mulai beroperasi sejak tanggal 1


Januari 2014, sedangkan BPJS Ketenagakerjaan mulai beroperasi sejak 1
Juli 2014.
BPJS Kesehatan sebelumnya bernama Askes (Asuransi Kesehatan),
yang dikelola oleh PT Askes Indonesia (Persero), namun sesuai UU No. 24
Tahun 2011 tentang BPJS, PT. Askes Indonesia berubah menjadi BPJS
Kesehatan sejak tanggal 1 Januari 2014.
BPJS Ketenagakerjaan di Indonesia merupakan alah satu program
publik yang memberi pelindungan bagi seluruh tenaga kerja baik tenaga
kerja kerja negeri ataupun swasta. BPJS Ketenagakerjaan ini melindung
para tenaga kerja dalam mengatasi resiko sosial ekonomi tertentu.
Penyelengaraan BPJS Ketenagakerjaan ini menggunakan system Asuransi
Sosial.
B. Peserta BPJS
Adalah semua penduduk Indonesia WAJIB menjadi peserta Jaminan
kesehatanyang dikelola BPJS Kesehatan. Artinya mereka tidak boleh tidak
menjadi peserta BPJS Kesehatan meskipun sudah memiliki Jaminan
kesehatan lain.
Orang asing yang bekerja minimal 6 bulan di Indonesia dan telah
membayar iuran Peserta BPJS Kesehatan

Keluarga : Adalah Isteri/Suami yang sah dari peserta; Anak kandung,


anak tiri dan/atau anak angkat yang sah dari peserta; Tidak atau belum
pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri; Belum berusia
21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua puluh lima) tahun
yang masih melanjutkan pendidikan formal. Peserta Bukan PBI JK, dapat
mengikutsertakan anggota keluarga yang lain, maksimal 5 orang. Jika
jumlah

peserta

dan

anggota

keluarga

lebih

dari

orang,

dpt

mengikutsertakan dengan membayar iuran tambahan


Kerugian tidak menjadi peserta BPJS Kesehatan, seperti ketika sakit
dan harus berobat atau dirawat maka semua biaya yg timbul hrs dibayar
sendiri & kemungkinan bisa sangat mahal di luar kemampuan.
C. Cara Mendaftar Menjadi Peserta BPJS
1. Menjadi Peserta BPJS Kesehatan
Untuk dapat tercatat sebagai anggota, masyarakat harus mendaftar
melalui kantor BPJS Kesehatan dengan membawa kartu identitas (KTP)
serta pasfoto. Setelah mengisi formulir pendaftaran dan membayar iuran
lewat bank (BRI, BNI dan Mandiri), calon anggota akan mendapat kartu
BPJS Kesehatan yang bisa langsung digunakan untuk mendapat
pelayanan kesehatan.
Alur Pelayanan Kesehatan BPJS :
- Untuk pertama kali setiap peserta terdaftar pada satu fasilitas
kesehatan tingkat pertama (Puskesmas) yang ditetapkan oleh BPJS
Kesehatan

setelah

mendapat

rekomendasi

dinas

kesehatan

kabupaten/kota setempat.
- Dalam jangka waktu paling sedikit 3 (tiga) bulan selanjutnya peserta
berhak memilih fasilitas kesehatan tingkat pertama yang diinginkan.
- Peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan pada fasilitas
kesehatan tingkat pertama tempat peserta terdaftar, kecuali berada di
luar wilayah fasilitas kesehatan tingkat pertama tempat peserta
terdaftar atau dalam keadaan kegawatdaruratan medis.
Menjadi Peserta BPJS Tenaga Kerja

Persyaratan yang dibawa untuk Peserta BPJS Tenaga Kerja Dalam


Hubungan Kerja :
1. Surat izin usaha dari RT/RW/Kelurahan setempat
2. Fotokopi KTP dan KK Pekerja
3. Pas Foto berwarna Pekerja ukuran 23 1 Lembar.
Berikut Persyaratan yang dibawa untuk Peserta BPJS Tenaga Kerja
Luar Hubungan Kerja :
1.
2.
3.
4.

Surat izin usaha dari RT/RW/Kelurahan setempat


Fotokopi KTP Pekerja
Fotokopi KK masing-masing Pekerja
Pas Foto berwarna masing-masing Pekerja ukuran 23 1 Lembar

2. Iuran Pembayaran BPJS


BPJS Kesehatan menghitung kelebihan atau kekurangan iuran
jaminan kesehatan sesuai dengan gaji atau upah peserta.
Dalam hal terjadi kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran
sebagaimana dimaksud, BPJS Kesehatan memberitahukan secara
tertulis kepada pemberi kerja dan atau peserta selambat-lambatnya
14 (empat belas) hari sejak diterimanya iuran.
Kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran diperhitungkan
dengan pembayaran iuran bulan berikutnya.
Iuran yang dibayarkan ke bank disesuaikan dengan jenis kepesertaan,
yang diantaranya adalah:
-

Anggota yang terdaftar sebagai penerima bantuan iuran (PBI),


(adalah anggota pekerja penerima upah dan bukan penerima upah,
dan ada pula bukan pekerja), jumlahnya sudah ditetapkan oleh
pemerintah sebanyak 86,4juta orang dengan iuran Rp19.225 per

orang dalam satu bulan.


Peserta penerima upah

seperti

pekerja

perusahaan

swasta,

membayar jumlah iuran sebesar 4,5 % dari upah satu bulan dan
ditanggung oleh pemberi kerja 4 persen dan 5% ditanggung pekerja.
Sedangkan PNS dan pensiunan PNS membayar iuran sebesar 5 %,
sebanyak 3 % ditanggung pemerintah dan 2 % ditanggung pekerja.

Untuk peserta bukan penerima upah seperti pekerja sektor informal


besaran iuran yang harus dibayarkan, sesuai dengan jenis kelas
perawatan yang diambil. Untuk ruang perawatan kelas III Rp 22.200,
kelas II Rp 40.000 dan kelas I Rp50.000.

3. Manfaat Jaminan Kesehatan


Manfaat untuk peserta dan keluarganya: Tiap peserta berhak
memperoleh manfaat Jaminan kesehatanyang bersifat pelayanan
kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif temasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan.
1.

Manfaat medis; tidak terikat dengan besaran iuran

2.

Manfaat non medis, meliputi: Manfaat akomodasi (dibedakan


berdasarkan skala besaran iuran) dan Manfaat ambulans, hanya
diberikan ungtuk pasien rujukan dari fasilitas kesehatan dengan
kondisi tertentu yang ditetapkan BPJS Kesehatan.

3.

Manfaat pelayanan promotif dan preventif, meliputi: Penyuluhan


kesehatan perorangan (minimal Penyuluhan tentang pengelolaan
faktor resiko. Risiko penyakit dan PHBS); Imunisasi dasar (meliputi
BCG, DPT-HB, Polio, Campak); Keluarga Berencana (konseling,
kontrasepsi dasar, vasektomi, tubektomi bekerjasama dengan
lembaga KB); Skrining kesehatan (mendeteksi risiko penyakit dan
mencegah dampak lanjutan.

Bila peserta tidak puas terhadap pelayanan jaminan kesehatan yang


diberikan oleh fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan, maka peserta dapat menyampaikan pengaduan kepada
penyelenggara pelayanan kesehatan dan atau BPJS Kesehatan. Atau
dapat langsung datang ke posko BPJS di kota dan desa.
4.

Pelayanan Kesehatan Yang Dijamin dan Tidak Dijamin


a. Yang Dijamin :
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

Pelayanan kesehatan Non Spesialistik:


1. Administrasi pelayanan
2. Pelayanan promotif dan preventif.
3.

Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis

4.

Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non


operatif

5.

Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai

6.

Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis.

7.

Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat


pertama.

8.

Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi

Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjutan


Rawat Jalan :
1. Administrasi pelayanan
2. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh
dokter spesialis dan subspesialis;
3. Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis
4. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;
5. Pelayanan alat kesehatan implant
6. Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan
indikasi medis
7. Rehabilitasi medis
8. Pelayanan darah
9. Pelayanan kedokteran forensik
10. Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan

Rawat Inap :
1. Perawatan Inap non Intensif
2. Perawatan Inap di Ruang Intensif

3. Pelayanan kesehatan yang telah ditanggung dlm program


pemerintah tidak termasuk yang dijamin
4. Peserta berhak dpt pelayanan alat bantu kesehatan (jenis dan
plafon harga ditetapkan)

DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan RI, Sekretariat Jenderal. 2013. Buku saku FAQ
(Frequently Asked Questions) BPJS Kesehatan. Jakarta : Kementerian
Kesehatan RI.
Undang-

Undang

Nomor

24

Tahun

2011

Tentang

Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).


Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional.

Vous aimerez peut-être aussi