Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh :
Aan Afrianti
205046100588
Aan Afrianti
205046100588
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing 1
Pembimbing II
NIP.
Sekretaris
(...)
NIP.
Pembimbing 1 : Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag
(...)
NIP. 197407252001121001
Pembimbing II: DR. Syahrul Adam, M.Ag
(...)
NIP.197305032000031002
Penguji 1
(....)
NIP. 197509032007011016
Penguji II
NIP.
(....)
LEMBAR PERNYATAAN
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Aan Afrianti
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohiim
Alhamdulillah, segala puji dan syukur, kami panjatkan kehadirat Allah SWT
karena atas rahmat dan inayah-Nya tugas akhir skripsi ini dapat diselesaikan.
Selanjutnya shalawat dan salam senantiasa kami persembahkan kepada Nabi
Muhammad saw, yang telah membimbing umatnya ke jalan yang benar sekaligus
menyempurnakan akhlak manusia melalui petunjuk Ilahi.
Dan tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu kepada
1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Bpk. Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma,
SH. MA. MM.
2. Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum,
Bpk. Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM dan Bpk. Drs. H.
Ahmad Yani, MA
3. Pembimbing penulis, Bpk Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag. dan Bpk Syahrul
Adam, M.Ag. yang telah senantiasa memberikan waktu untuk berdiskusi dan
memberikan saran hingga terselesaikan skripsi ini.
4. Dosen-dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan materi
perkuliahan, ilmu, dan bimbingan akhlak semasa kuliah hingga selessai skripsi
ini.
5. KJK Syariah Arrahmah yang telah bersedia membantu dan mendukung penulis
dalam melakukan penelitian.
6. Perpustakaan Fakultas Syariah yang telah memberikan fasilitas untuk
mengadakan studi perpustakaan.
7. Kepada Ayahanda tercinta Muhammad Sobri dan Ibunda tercinta Tati Ismayanti,
Adik-adikku Yuli Anisah dan M. Rifqi Bachtiar, abangku Azis Sukma Dhiana
S.Kom. Saudaraku Bpk. Sabil. yang tidak henti-hentinya mendoakan dan
memberikan pengorbanan yang tak terhitung nilainya. Begitu juga kepada
saudara-saudara lainnya yang telah memberikan bantuan moril dan materil yang
tak ternilai, semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik..Amin.
8. Teman-teman mahasiswa Jurusan Muamalat Program Non Reguler angkatan
2005 Abdul Alim, Taufik Hidayat, dan Erdi Marduwira yang memberikan
dukungan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Serta pihak-pihak lain yang memberikan bantuan, yang tidak mungkin disebutkan
semua.
Demikian, semoga tugas akhir ini dapat diterima dan bermanfaat bagi semua
pihak. Apabila masih terdapat kekurangan mohon masukan dan saran, agar penulis
dapat memperbaiki kekurangan tersebut di waktu yang akan datang
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
10
E. Metode Penelitian
11
F. Sistematika Penulisan
14
LANDASAN TEORI
A. Koperasi Jasa Keuangan Syariah
16
16
17
17
20
21
24
25
30
30
32
3. Tujuan Pembiayaan
34
4. Fungsi Pembiayaan
35
37
6. Perhitungan NPF
38
39
43
1. Pengertian Strategi
43
47
49
pembiayaan bermasalah
BAB III
COMPANY PROFILE
A. Sejarah berdirinya dan perkembangan
62
BAB IV
64
65
67
90
93
96
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
104
105
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem ekonomi syariah adalah sistem ekonomi yang dikembangkan
berdasarkan syariah Islam sehingga banyak pula pihak yang menyebutnya
ekonomi Islam. Di dunia, ekonomi syariah telah menjadi tren global dengan
prinsip universalitasnya. Sementara itu, di Indonesia, beberapa tahun belakangan
ini ekonomi syariah mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan.
Keberadaan sistem ekonomi Islam berawal dari definisi atau pemahaman
bahwa Islam merupakan sistem hidup yang mengatur semua sisi kehidupan, yang
menjanjikan keselamatan dunia dan akherat bagi para penganutnya. Lebih dari
satu abad sistem ekonomi modern (konvensional) telah melayani kepentingan
manusia dalam memenuhi kebutuhan atau kepuasan mereka. Ekonomi modern
tidak memiliki batasan improvisasi dalam berekonomi, kecuali mereka harus
berhadapan dengan kekuatan pasar yang biasa diklaim sebagai invisible hand.
Oleh sebab itu, tumpuan perhatian masalah ekonomi lebih ditujukan pada
bagaimana mengatasi kondisi kelangkaan akan sumber daya ekonomi yang
dihadapi setiap individu. 1
Ali Sakti, Analisis teoritis ekonomi Islam jawaban atas kekacauan ekonomi modern.
(Jakarta: Aqsa Publishing, 2007), cet 1
Muhammad firdaus, Agus Edhi Susanto, Perkoperasian, sejarah, teori, dan praktek, (Bogor
: Ghalia Indonesia Anggota IKAPI, 2004), cet 2, h.37
Nur S Buchori, Koperasi Syariah, (Jawa Timur: Mashun, 2009), cet 1 h.10
Koperasi
RI
No.91/Kep/M.KUKM/IX/2004.
Tentang
Petunjuk
Ibid
Saat Suharto, CEO Permodalan BMT ventura, artikel di akses pada 21 April 2010 dari
http://bmtcenter.com/2008/04/bmtventura
7
Minako Sakai UNSW Australia, Harnessing Islamic Microfinance, Policy Briefs, Australia
Indonesia Governance Research Partnership 2008, (Jakarta, 21 April 2010)
Masyarakat yang diberikan amanah dari Allah berupa keleluasaan rezeki dan bagi
mereka yang menginginkan pertambahan nilai dananya secara aman, prospektif
dan membawa keberkahan dalam kehidupan. Sedangkan produk pembiayaan
meliputi pembiayaan modal kerja Murabahah, KPM (Kepemilikan Mobil/Motor)
Murabahah Multiguna, dan Pembiayaan Ijarah.
Pada pertengahan tahun 2009 Koperasi jasa keuangan syariah Arrahmah
dinobatkan sebagai koperasi terbaik tahun 2009 tingkat Kota Depok. Dinilai
sebagai yang terbaik karena memiliki laporan keuangan yang teratur dan
menggunakan standar keuangan yang benar.8 Setiap bulannya koperasi jasa
keuangan syariah arrahmah selalu melaporkan laporan keuangannya ke kantor
pajak dan Departemen Koperasi. Berdasarkan laporan keuangan yang ada sampai
Desember 2009 total asset KJKS Arrahmah mencapai Rp 3.112.862.000,- dengan
jumlah pembiayaan mencapai Rp 1.827.539.000,- dan tingkat NPF kurang dari
5% setiap tahunnya.
Padahal, kalau dilihat dalam laporan keuangan di KJKS lain seperti halnya
di KJKS A tingkat NPFnya antara 6% sampai 8% dengan jumlah pembiayaan
setiap tahunnya sampai dengan Desember 2009 mencapai 3.243.994.269.- 9
Berdasarkan dari latarbelakang diatas penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai strategi yang digunakan Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Herry
Setiawan,
Arrahmah
Redaksi@jurnaldepok.com 27 Juli 2009
9
Laporan keuangan KJKS A tahun 2009
Koperasi
terbaik,tabloid
monitor
depok,
Arrahmah dalam menekan tingkat NPF dalam bentuk skripsi yang berjudul
Strategi Koperasi Jasa Keuangan Syariah dalam Menekan Tingkat NPF.
b.
c.
d.
2. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan tidak terlalu meluas maka penulis merasa perlu
untuk memberikan batasan masalah terhadap objek yang di kaji, adapun
pembatasan masalah diantaranya:
a.
b.
c.
3. Perumusan Masalah
a.
b.
c.
b.
c.
2. Manfaat penelitian
Manfataat dari hasil penelitian dan penulisan skripsi ini adalah
sebagai berikut:
a.
10
c.
11
sedangkan letak perbedaannya pada masalah apa yang penulis teliti lebih
terfokus dalam penekanan tingkat NPF. 10
2.
E. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang dilakukan dalam penyusunan skripsi ini sebagai
berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis bersifat deskriptif yaitu penelitian
yang bertujuan menggambarkan atau mendeskripsikan suatu fungsi dari
permasalahan yang ada 12 , seperti penyebab timbulnya pembiayaan
bermasalah, cara mengatasinya dan strategi yang digunakan dalam menekan
tingkat pembiayaan bermasalah.
10
11
Rosidah. Analisis SWOT Strategi BMT dalam peningkatan UKM (UIN Jakarta, Skripsi) 2005
Muhammad, Analisa terhadap kesehatan Lembaga Mikro Syariah (UIN Jakarta, Skripsi)
2003
12
12
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian menggunakan Studi kasus. Jenis pendekatan studi
kasus merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu objek tertentu selama
kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh termasuk
kondisi dan lingkungan masa lalunya. 13
Kasus yang diangkat dalam penelitian ini berkaitan dengan masalah strategi
Koperasi Jasa Keuangan Syariah dalam menekan Tingkat NPF yang
dilakukan KJKS Arrahmah Cinere.
3. Sumber Data
a.
Data Primer
Data primer yaitu data yang didapatkan secara langsung dari sumber
aslinya seperti subyek yang diwawancarai.
b.
Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang didapatkan dari sumber yang kedua,
seperti buku-buku dokumen atau arsip-arsip yang didapat dari KJKS
Arrahmah.
13
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004), h. 23.
13
Studi Dokumentasi
Yaitu dengan membaca buku literatur yang relevan dengan topik
masalah dalam penelitian ini, serta mempelajari dokumen-dokumen
atau arsip-arsip koperasi syariah tentang pembiayaan bermasalah.
Berupa data-data yang diperoleh melalui laporan rapat anggota
tahunan koperasi jasa keuangan syariah Arrahmah sebagai studi
dokumentasi.
b.
Wawancara (interview)
Dengan melakukan wawancara langsung dengan pihak-pihak terkait.
Dalam hal ini tatap langsung dengan tokoh lembaga atau fungsionaris
KJKS Arrahmah.
c.
5.
14
F. Sistematika Penulisan
Secara garis besar skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab dengan beberapa sub
bab. Agar mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai hal yang tertulis,
berikut ini sistematika penulisannya secara lengkap:
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, studi
terdahulu, metode dan objek penelitian, serta sistematika
penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pengertian koperasi syariah,
manajemen strategi, pengertian pembiayaan dan dasar hukumnya,
serta aspek kesehatan koperasi.
14
15
BAB III
TINJAUAN
UMUM
KOPERASI
JASA
KEUANGAN
SYARIAH ARRAHMAH
Penulis akan menuliskan sejarah singkat Koperasi jasa keuangan
syariah Arrahmah, Struktur Organisasi Visi, Misi,
produk
ANALISIS
STRATEGI
KOPERASI
JASA
KEUANGAN
BAB II
LANDASAN TEORI
Kementrian Koperassi UKM RI, Petunjuk teknis program perkuatan Koperasi jasa
keuangan syariah / Unit Jasa Keuangan Syariah untuk pemberdayaan usaha mikro (Jakarta, 2009) h.3
16
17
koperasi
konvensional
lebih
mengutamakan
mencari
M Shodiq Mustika, Koperasi syariah apa dan bagaimana,artikel diakses pada 29,
Agustus 2009 dari http://msodik.blogspot.com/koperasi-syariah-apa-dan-bagaimana
3
Nur S Buchori, Koperasi Syariah, (Jawa Timur: Mashun, 2009), cet 1 h.18
18
memberlakukannya
sama
dengan
peminjam
lainnya
yang
19
Misalnya jasa atas proses seleksi anggota penerima dana, atau biaya
administrasi yang dikeluarkan koperasi atau biaya monitoring termasuk
reporting. Kemudian apabila terjadi wanprestasi yang bersifat force major
yakni bukan kesalahan koperasi atau bukan kesalahan anggota, maka
sumber dana tadi (pokok) dapat dijadikan beban untuk resiko yang terjadi.
Akad yang tepat untuk seperti ini adalah Mudharabah Muqayyadah.
b. Sebagai Investor
Peran sebagai investor (Shahibul Maal) bagi koperasi syariah
adalah jika sumber dana yang diperoleh dari anggota maupun pinjaman
dari pihak lain yang kemudian dikelola secara professional dan efektif
tanpa persyaratan khusus dari pemilik dana, dan koperasi syariah memiliki
hak untuk terbuka dikelolanya berdasarkan program-program yang
dimilikinya. Prinsip pengelolaan dana ini dapat disebut sebagai
Mudharabah Mutlaqah, yaitu investasi dana yang dihimpun dari anggota
maupun pihak lain dengan pola investasi yang sesuai dengan syariah.
c. Fungsi social
Konsep koperasi syariah mengharuskan memberikan pelayanan
social baik kepada anggota yang membutuhkannya maupun kepada
masyarakat dhuafa. Kepada anggota yang membutuhkan pinjaman
darurat (emergency loan) dapat diberikan pinjaman kebajikan dengan
pengembalian pokok (Al Qard) yang sumber dananya berasal dari modal
maupun laba yang dihimpun. Dimana anggota tidak dibebankan bunga
20
Indonesia
Nomor:
35.2/PER/M.KUKM/X/2007
tentang
21
22
2.
3.
4.
Simpanan Sukarela
- Simp. Wadiah
- Simp. Berjangka (mudharabah)
Investasi pihak lain
- Investasi terikat
- Investasi tidak terikat
Dana ZIS
- Zakat
- Infaq dan Shodaqoh
Modal Koperasi
- Simpanan pokok + wajib
- Dana Hibah
- L/R SHU berjalan
Penempatan lainnya
4. Bank Syariah
5. Koperasi Syariah
Jasa-jasa
1. Wakalah
2. Kafalah
3. Hawalah
4. Ijaroh
Jual Beli
1. Murabahah
2. Salam
3. Istishna
Margin
Investasi Pembiayaan
1. Mudharabah
2. Musyarakah
Bagi Hasil
Penempatan lainnya
1. Bank Syariah
2. Koperasi Syariah
Bagi Hasil
Bank/kop
Porsi
1. Simp. Berjangka
2. Investasi pihak lain
Revenue
Distribution
45%
Bagi Hasil
Bonus
23
24
Dewan Syariah
Dewan Pengawas
KETUA
Pengurus
Sekretaris
Bendahara
Direktur
Pengelola
Manager
Unit Jasa Keuangan
Syariah
Manager
Unit Sektor Riil
Operasition
Marketing
Perdagangan
Jasa
Produksi
25
26
dibuat oleh
pengelola dan pengurus pada periode akhir tahun, sehingga awal tahun
sudah dapat digunakan sebagai acuan operasional. 6
b. Manajemen Resiko Koperasi Syariah
Resiko manajemen koperasi syariah pada unit jasa keuangan
syariah memiliki 5 macam tingkat resiko yang terdiri atas :
1) Resiko likuiditas
Kelancaran pengembalian investasi harus tetap dijaga
guna memperkecil resiko likuiditas koperasi syariah.
Pemeliharaan likuiditas dapat dilakukan dengan menghitung
27
total pembiayaan
Penghimpunan dana
2) Resiko Pembiayaan
Dalam memberikan pembiayaan perlu ditekankan analisa
pembiayaan yang cermat dengan memperlakukan prinsip kehatihatian.
Pemantauan
kepatuhan
anggota
pembiayaan
harus
28
berbagai
lapisan
masyarakat
sangat
rentan
terhadap
(Penjadwalan
kembali),
dan
Reconditioning
(Persyaratan kembali).
29
menjalankan
operasional
koperasi
syariah
penanggung jawab bidang pembiayaan tidak boleh melakukan halhal yang cenderung menguntungkan pribadinya seperti meminta
atau menerima suatu pemberian sesuatu baik uang tips maupun
dalam bentuk barang dari anggota yang terlibat dalam pembiayaan.
Dewan pengawas harus benar-benar melakukan fungsi
pengawasan secara kontinu ataupun berkala, guna menghindari
resiko penyimpangan yang kemungkinan terjadi.
c. Manajemen Pemasaran
Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha
koperasi syariah yang ditujukan untuk memperkenalkan produk yang
ditawarkan, menentukan tingkat margin, bagi hasil dan fee,
mempromosikan, dan mendistribusikan aktiva secara produktif yang
30
produk
dan
jasa
koperasi
syariah
yang
ditawarkan
2. Menentukan anggota, calon anggota dan masyarakat yang akan
dibidik
3. Menentukan tingkat margin, bagi hasil dan fee sebagai agen
4. Memberikan kepuasan pada anggota maupun masyarakat luas
Pemasaran merupakan ujung tombak dari sebuah usaha, oleh
karenanya, komponen-komponen pemasaran koperasi syariah harus
memenuhi kriteria-kriteria berikut ini :
1. Analisa pasar (Sasaran pasar, pesaing, harga dan kemasan produk)
2. Strategi pemasaran
3. Periklanan yang berkaitan dengan produk koperasi syariah
4. Humas sebagai sarana sosialisasi produk
5. Anggota dan calon anggota atau masyarakat lain.
31
32
situasi
dimana
persetujuan
pengembalian
kredit
12
33
18
NPL sendiri
15
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001, lampiran
14
16
Kevin Dowd, Beyond Value at Risk, The new science of risk management, (England:
John Willey & Sons, 1998) h, 142
17
Michael K Ong, Credit Ratings, Methodologies, Rationale and Default Risk, (London;
Risk Book, 2002) h, 36
18
Jonathan Golin, The Bank credit analisis handbook, A, Guide for analysis, Banker and
Investor (Singapore: John Willey & Son, 2001) h. 161
34
3. Tujuan Pembiayaan
Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank syariah.
Tujuan pembiayaan yang dilaksanakan perbankan syariah terkait dengan
stake holder, yakni: 19
a. Pemilik
Dari
sumber
pendapatan,
para
pemilik
mengharapkan
akan
pemilik,
mereka
mengharapkan
dari
dana
yang
19
35
d. Pemerintah
Akibat
penyediaan
pembiayaan,
pemerintah
terbantu
dalam
36
dengan
bantuan
pembiayaan
bank
dapat
37
e. Stabilitas ekonomi
Dalam ekonomi yang kurang sehat, langkah-langkah
stabilitasi pada dasarnya diarahkan pada usaha-usaha antara lain:
pengendalian inflasi, peningkatan ekspor, rehabilitasi prasarana,
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat.
f. Sebagai alat hubungan ekonomi internasional
Bank sebagai lembaga kredit/pembiayaan tidak saja bergerak
di dalam negeri tapi juga di luar negeri. Amerika serikat yang telah
sedemikian
maju
organisasi
dan
system
perbankannya
telah
yang
sedang
berkembang
atau
yang
sedang
Koperasi. Dari
38
Aktiva
Produktif
berupa
pembiayaan,
piutang,
penempatan dana pada bank lain, dan Ijarah menurut Peraturan Bank
Indonesia No. 6/18/PBI/2004 dikategorikan bermasalah yang dapat
menyebabkan Non Performing Financing (NPF) adalah pembiayaan
dengan kualitas Kurang Lancar (Kol 2), Diragukan (Kol 3) dan Macet
(Kol 4).
6. Perhitungan Non Performing Financing (NPF)
Non
Performing
Financing
adalah
suatu
rasio
yang
Kualitas Kurang Lancar (Kol 2), Diragukan (Kol 3). Macet (Kol 4)
dibandingkan dengan Total Pembiayaan yang disalurkan.
RUMUS :
NPF (Gross) = Pembiayaan kol 2-4 X 100%
Total Pembiayaan
21
39
2. NPF (Neto) :
Kualitas Kurang Lancar (Kol 2), Diragukan (Kol 3), Macet (Kol 4)
dikurangi dengan PPAP Khusus Kol 2-4 dibandingkan dengan total
Pembiayaan yang disalurkan.
RUMUS:
NPF (Neto) = (Pembiayaan kol 2-4) (PPAP Kol 2-4) X 100%
Total Pembiayaan
Keterangan:
a. Pembiayaan
yang
diberikan
merupakan
pembiayaan
yang
DOKUMENTASI
Kelengkapan dokumentasi pembiayaan, jaminan,
perijinan, jatidiri, dll
KOMITE PEMBIAYAAN
Menolak
Menyetujui
PENCAIRAN
LANCAR
BERMASALAH
40
Ada dua cara yang dapat dilakukan oleh bagian pembiayaan dalam
memperoleh calon anggota penerima pembiayaan yaitu Walk in Client dan
solitasi. Walk in Client adalah calon anggota pembiayaan datang ke kantor
koperasi syariah untuk mendapatkan pelayanan dan jasa. Biasanya calon
anggota pembiayaan yang diperoleh dengan cara tersebut sebagian besar
adalah
memiliki
cukup
beresiko
tinggi.ada
kemungkinan
calon
24
41
anggota
pembiayaan
yang
sebagian
besar
struktur
42
permodalannya berasal dari luar (bukan modal sendiri) maka hal ini
akan menimbulkan kerawanan pembiayaan bermasalah.
5) Collateral (jaminan)
Petugas pembiayaan harus dapat menganalisis usaha calon anggota
pembiayaan dimana sumber utama pelunasan pembiayaan nantinya
dibayarkan dari hasil keuntungan usahanya. Untuk mengatasi
kemungkinan sulitnya pembayaran kembali kepada koperasi syariah
maka perlu dikenakan jaminan. Pertama sebagai pengganti pelunasan
pembiayaan apabila nasabah sudah tidak mampu lagi. Namun
demikian koperasi syariah tidak dapat langsung mengambil alih
jaminan tersebut, tetapi memberikan tangguh atau tenggang waktu
untuk mencari alternative lain yang disepakati bersama dengan
anggotanya. Kedua sebagai pelunasan pembayaran apabila anggotanya
melakukan tindakan wanprestasi.
6) Constrain (keadaan yang menghambat)
Ketepatan pemberian modal usaha sangat berkaitan pula dengan
iklim/musim suatu usaha tertentu. Sebagai contohnya meskipun
seseorang berpengalaman dalam berdagang es kelapa muda, akan
tetapi jika ia diberikan pembiayaan usaha pada saat musim hujan maka
dapat dipastikan pengembalian angsuran kepada koperasi syariah akan
bermasalah. Demikian halnya dengan pedagang buah yang memiliki
musim tersendiri, tidak tepat jika diberikan pembiayaan usaha dengan
jangka waktu yang lebih dari dua bulan. Karena musim buah-buahan
paling lama 3 bulan.
43
26
44
ada hukum yang lebih jelas dan lebih sederhana untuk strategi selain
menyatukan kekuatan". 29
Memang sangat jelas pengertian tentang strategi diatas, namun
perlu didefinisikan dan dirumuskan tentang pengertian strategi yang
mengarah kebidang bisnis/non bisnis, berikut dibawah ini beberapa
pengertian tentang strategi bisnis/non bisnis:
1. Strategi merupakan suatu upaya bagaimana tujuan-tujuan perencanaan
dapat dicapai dengan mempergunakan sumber-sumber yang dimiliki
oleh suatu lembaga/perusahaan disamping diusahakan pula untuk
mengatasi kesulitan serta tantangan-tantangan yang ada.
2. Strategi sebagai seperangkat tujuan dan rencana tindakan yang
spesifik, yang apabila dicapai akan memberikan suatu keunggulan
kompetitif yang diharapkan. 30
3. Strategi merupakan alat untuk mencapai perubahan dalam kaitannya
dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas
alokasi sumber daya
Strategi saja tidak cukup, dibutuhkan pengetahuan/manajemen
yang
memungkinkan
Manajemen
strategilah
perusahaan/lembaga
yang
lebih
tepat
mencapai
supaya
tujuannya.
strstegi-strategi
29
45
dalam merumuskan
dan
mengimplementasikan
rencana.
46
1. Fokus manajemen
Model manajemen strategis berhubungan dengan kejutankejutan strategis dan perkembangan yang cepat dari ancaman (threat)
dan kesempatan (opportunity). Maksudnya, pendekatan tersebut
memberikan penekanan pada upaya prediksi lingkungan yang dinamis
serta pertimbangan-pertimbangan eksternal dalam merumuskan dan
mengimplementasikan rencana organisasi. (Wahyudi, 1996 ; Pearce
dan Robinson, 1997)
2.
Cakupan proses
Model
manajemen
strategi
memiliki
cakupan
proses
47
32
Ibid, h.3
48
titik berat pada dua hal, yakni strategi untuk penghimpunana dana dan
strategi untuk pendayagunaaan dana.
Penghimpuanan dana lazimnya berasal dari dalam perusahaan
dan dari luar perusahaan. Sumber dana internal meliputi :
a. Penggunaan laba perusahaan
b. Penggunaan dana cadangan
c. Pengguanaan laba yang tidak dibagi
Sedangkan sumber dana eksternal perusahaan berasal dari :
a. Modal pemilik perusahaan
b. Dana pihak lain, baik berupa pinjaman, hibah atau kerjasama syarikah
Pendayagunaan dana perusahaan biasanya dibagi dalam
pendayagunaan jangka pendek dan jangka panjang. Pendayagunaan jangka
pendek ditunjukan sebagai aktiva lancar dan diwujudkan dalam bentuk
kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan. Sedangkan yang jangka
panjang ditunjukan dengan aktiva tetap dan diwujudkan sebagai aset
tanah, bangunan dan peralatan. 33
Disamping anjuran untuk mencapai nilai efektivitas dan efisiensi
dalam pelaksanaan kedua fungsi tersebut, Islam sangat menekankan
(mewajibkan) aspek kehalalannya.
"Kedua telapak kaki seorang anak adam dihari kiamat masih belum
beranjak sebelum ditanya kepadanya mengenai 5 (lima perkara) : tentang
umurnya, apa yang dilakukannya, tenntang masa mudanya, apa yang
33
Ibid., h.82
49
dilakukannya, tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan untuk apa dia
belanjakan, dan tentang ilmunya, apa yang dia kerjakan dengan ilmunya
itu." (HR Ahmad )
3. Strategi menekan tingginya tingkat pembiayaan bermasalah
Strategi menekan tingginya tingkat pembiayaan bermasalah yaitu
cara sebuah perusahaan dalam mengurangi tingginya tingkat pembiayaan
bermasalah yang ada, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.
Sebelum membahas tentang strategi menekan tingginya tingginya tingkat
pembiayaan bermasalah kita harus mengetahui tentang:
1.
34
50
b.
Proses evaluasi
Dalam penilaian suatu permohonan, bank syariah / koperasi
syariah tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian serta aspek
lainnya, sehingga diharapkan dapat diperoleh hasil analisis
yang cermat dan akurat.
2.
Pengamanan pembiayaan
Pembiayaan di bank syariah / koperasi syariah tidak
selamanya dapat berjalan lancer, namun juga timbul pembiayaan
yang bermasalah. Jika terdapat pembiayaan bermasalah, maka perlu
dilakukan upaya pengamanan pembiayaan baik sebelum maupun
sesudah realisasi pembiayaan diberikan.
Pengamanan pembiayaan di koperasi syariah dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a.
b.
51
permohonan
bocordalam
persetujuan
arti
lari
ke
bank,
dan
hal-hal
jangan
diluar
sampai
kesepakatan.
2)
dalam
Peraturan
Bank
Indonesia
No.
35
Ibid., h.49
52
kesehatan
bank,
yang
secara
tegas
2.
3.
4.
36
Peraturan Bank Indonesia No.5/10/PBI/2003 tanggal 11 Juni 2003, Pasal 5 butir 1 & 2
53
5.
2.
b.
c.
Belum
melampaui
bulan
bagi
pembiayaan
yang
b.
4.
37
54
Kurang lancar
1.
b.
c.
2.
b.
3.
Diragukan
Pembiayaan digolongkan diragukan apabila pembiayaan yang
bersangkutan tidak memenuhi criteria lancer dan kurang lancer, seperti
tersebut pada krteria lancer dan kurang lancer dan tetapi berdasarkan
penilaian dapat disimpulkan, bahwa:
55
1.
2.
Macet
Pembiayaan digolongkan macet apabila:
1.
2.
3.
atau
ketidakmampuan
peminjam
untuk
membayar
56
Aspek internal
a.
b.
c.
d.
Penggunaan
dana
yang
tidak
sesuai
dengan
perencanaan
e.
f.
Dana
yang
diberikan
tidak
cukup
untuk
2.
Aspek eksternal
a.
b.
c.
Kebijakan pemerintah
d.
e.
Kenakalan peminjam
57
b.
c.
3.
4.
5.
Penundaan pembayaran
6.
7.
2.
b.
Pembinaan anggota
b.
c.
58
d.
kembali
jangka
waktu
angsuran
serta
b.
c.
Upaya
penyehatan
penjadwalan
kembali
dengan
cara
jangka
rescheduling,
waktu
angsuran
yaitu
serta
b.
Dilakukan
reconditioning,
yaitu
memperkecil
margin
59
b.
pembiayaan.
memberlakukan
upaya
kebanyakan
rescheduling,
bank
syariah
lebih
reconditioning,
dan
2.
3.
39
Jonker sihombing, Tanggung jawab yuridis bankir atas kredit macet nasabah
(Bandung: PT Alumni, 2009) h.68
60
Apabila cara ketiga juga tidak diacuhkan oleh nasabah, maka caracara yang ditempuh adalah dengan terpaksa untuk :
1.
2.
yaitu
melalui
pengawasan
pembiayaan.
pengawasan
pembiayaan
Tunggakan angsuran lebih dari 44 hari dilakukan dengan langkahlangkah ditagih melalui telepon, dan diberikan surat peringatan 1
(satu).
b.
61
d.
BAB III
COMPANY PROFILE
sistem
keuangan
syariah,
berkualitas,
dipercaya,
sehat
dan
1
2
62
63
3
4
64
(simpanan, pembiayaan, dana program, bank, dll) yang merupakan dana Amanah
untuk dikelola, maka pengelolaannya harus peofessional serta berorientasi pada
profit (keuntungan).
pengusaha kecil, para pedagang dalam bentuk pembiayaan untuk modal usaha,
dengan sistem bagi hasil maupun jual beli. Arrahmah sebagai sarana masyarakat
untuk menginvestasikan dananya di BMT/ KJK Syariah Arrahmah, berupa
simpanan biasa, simpanan berjangka, titipan atau wadi'ah dan tabungan lainnya.
Semua bentuk simpanan mendapatkan bagi hasil atau bonus setiap bulannnya. 5
65
pengurus
Elah
6
7
66
RAT
Pengawas
Pengurus
Manager
Kabag Operasional
Teller
CS / Adm Pembiayaan
Kabag Marketing
Marketing /AO
Marketing / AO
Collector
Collector
67
D. PRODUK
Produk Arrahmah berupa simpanan, pemberian pembiayaan atau pinjaman
untuk
modal
usaha,
Pengumpulan
dan
pendayagunaan
8
9
ZIS
serta
68
fotocopy
identitas
diri
yang
masih
berlaku
KTP/SIM/paspor)
3) Setoran awal minimal Rp. 15.000,Manfaat :
1) Aman, nyaman, dan menentramkan
2) Bagi hasil yang kompetitif
3) Tidak dikenakan biaya administrasi
4) Turut membantu pengembangan usaha kecil dan menengah
5) Insya Allah berkah dan bermanfaat bagi sesama
b. Simpanan Pendidikan (SIDIK), terdiri dari :
1) Tabungan
Rencana
Biaya
Sekolah
(TARBIYAH)
yang
69
fotocopy
identitas
diri
yang
masih
berlaku
(KTP/SIM/paspor)
3) Setoran awal minimal Rp. 20.000,- 10
d. Simpanan Amanah Berjangka (SIMKA), simpanan anggota dengan jangka
waktu pengambilan yang disepakati bersama, sama seperti deposito. atau
bisa berbentuk titipan Giro/Wadi'ah. Simpanan berjangka dalam waktu 1
bulan dengan bagi hasil 10% p.a, 3 bulan dengan bagi hasil 13% p.a, 6
bulan dengan bagi hasil 14% p.a, dan 12 bulan dengan bagi hasil 15% p.a.
10
70
= Rp.99.000,-
365
Kemudahan bagi hasil simpanan berjangka yaitu bisa di transfer ke bank
lain, tambah nominal, bahkan overbook ke rekening yang ada di KJKS
Arrahmah. 11
Persyaratan :
1) Mengisi formulir pembukaan
2) Menyerahkan
fotocopy
identitas
(KTP/SIM/paspor)
3) Setoran minimal Rp. 500.000,-
11
diri
yang
masih
berlaku
71
Manfaat :
1) Aman, nyaman, dan menentramkan
2) Bagi hasil yang kompetitif
3) Turut membantu pengembangan usaha kecil dan menengah
4) Insya Allah berkah dan bermanfaat bagi sesama
e. Simpanan Hari Raya (SAHARA), simpanan yang diniatkan untuk
memenuhi kebutuhan Hari Raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha
(Qurban). Jangka waktu pengambilannya dua minggu sebelum hari raya
Persyaratan :
1) Mengisi formulir pembukaan
2) Menyerahkan
fotocopy
identitas
diri
yang
masih
berlaku
(KTP/SIM/paspor)
3) Setoran awal minimal Rp. 20.000,f. Simpanan Qurban dan Aqiqah (SIQUBAH), simpanan yang diniatkan
untuk memenuhi ibadah qurban di Hari Raya Idul Adha atau untuk
keperluan menunaikan kewajiban aqiqah untuk menyambut kelahiran anak
tercinta.
2. Jenis Pembiayaan KJKS Arrahmah terdiri :
Produk pembiayaan KJKS Arrahmah di tujukan untuk membantu
memenuhi kebutuhan modal kerja dalam rangka pengembangan usaha, khusus
72
bagi calon anggota/mitra usaha yang memiliki usaha produktif dan telah
berjalan sedikitnya selama satu tahun. 12
a. Pembiayaan Produktif dengan jual beli (Murabahah), pembiayaan yang
diberikan kepada anggota yang membutuhkan sarana, atau pembelian
barang
untuk
pengembaliannya
modal
pada
maupun
saat
jatuh
pengembangan
usaha,
yang
Pembiayaan ini dapat dilakukan oleh semua anggota sesuai dengan jenis
usaha masing-masing anggota seperti perdagangan, pertanian, jasa,
peternakan, warung sayur, dll.
b. Pembiayaan untuk biaya pendidikan, pembiayaan yang diberikan kepada
anggota yang membutuhkan dana untuk biaya pendidikan.
c. Pembiayaan bagi anggota yang kurang mampu, pembiayaan ini di berikan
bagi anggota yang kurang mampu, dengan sistem pengembalian pokoknya
saja.
d. Pembiayaan pemilikan kendaraan
Pembiayaan yang ditujukan bagi nasabah yang bermaksud melakukan
pembelian kendaraan, baik kendaraan baru maupun bekas. Dengan jumlah
angsuran yang ringan, berbeda dengan leasing yang ada. 13
12
13
73
dan
ia
menjual
kepada
sipembeli
dengan
harga
sudah
menyepakati
tentang
lama
pembiayaan,
besar
14
Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah bagi Bankir & Praktisi Keuangan. (Jakarta,
1999). h.159
74
mengenai
harga
pembelian
produk
dan
menyatakan
jumlah
15
75
Dari Suhaib Ar Rumi r.a, Bahwa Rasullullah SAW bersabda Tiga hal
yang didalamnya terdapat keberkatan : Jual beli secara tangguh,
Muqharadhah (Mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung
untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual (H.R. Ibnu Majah)
3) Syarat Murabahah
a) Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah
b) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan
c) Kontrak harus bebas dari riba
d) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas
barang sesudah pembelian
e) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang
4) Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang murabahah 16
Sesuai dengan keputusan fatwa MUI tentang murabahah, sesuai
dengan pendapatan peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional
pada hari sabtu, tanggal 26 Djulhijjah 1420H/1 April 2000.
Menetapkan fatwa Tentang Murabahah pada bagian :
Keempat : Hutang dalam Murabahah
1. Secara prinsip, penyelesaian hutang nasabah dalam
transaksi mmurabahah tidak ada kaitannya dengan
transaksi lain yang dilakukan nasabah dengan pihak
16
76
77
Jika
nasabah
telah
dinyatakan
pailit
dan
gagal
78
Persyaratan
BANK
NASABAH
6
Bayar
5
Beli barang
3
Kirim
SUPPLIER
PENJUAL
Terima
barang &
Dokumen
79
80
Muhammad, Syafii Antonio, Bank Syariah bagi Bankir & Praktisi Keuangan. (Jakarta,
1999). h. 182
81
Objek
sewa
Nasabah
3
2
Sewa Beli
.
1
Bank
Syariah
19
82
keutuhan
asset
yang
disewa
serta
dilakukan
melalui
Badan
Arbitrase
83
20
Muhammad, Syafii Antonio, Bank Syariah bagi Bankir & Praktisi Keuangan. (Jakarta,
1999). h. 199
84
(write
off)
sebagian
atau
seluruh
kewajibannya.
Keempat : Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau
jika terjadi perselisihaan diantara para pihak, maka
penyelesainnya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syariah
setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
21
BAB IV
STRATEGI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH ARRAHMAH
CINERE DALAM MENEKAN TINGGINYA TINGKAT NPF (NON
PERFORMING FINANCING)
85
86
Alex S Nitisemito dan M Umar Burhan, Wawasan Studi kelayakan dan evaluasi proyek
(Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 33
3
87
88
89
90
91
yang berkategori lancar maupun non lancar berdasarkan pada tahun 2006, 2007,
dan 2008 adalah sebagai berikut : 7
Table perbandingan kolektibilitas pembiayaan KJKS Arrahmah
No
Pos-pos
LANCAR
NON LANCAR
Kurang lancar
Diragukan
Macet
31 Desember 2006
31 Desember 2007
Ribuan Rp
Ribuan Rp
568.927.800
97 1.065.596.600
Ribuan Rp
96,8 1.390.188.700
%
98
19.387.200
3,3
35.086.400
32.903.300
2,3
9.245.800
1,6
14.163.100
1,29
27.730.600
1,9
1.831.900
0,17
1.664.300
0,1
1,7
19.091.400
1,73
3.508.400
0,2
100
1.100.683.000
100
1.423.092.000
100
10.141.400
Total Pembiayaan
31 Desember 2008
588.315.000
7
8
92
dengan jumlah
1.100.683.000
93
dan 4 dengan jumlah plafond yang termasuk dalam kolektibilitas 2, 3 dan 4 ratarata berkisar antara Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 2.000.000,- dengan perhitungan
sebagai berikut
NPF 2008 = Rp27.730.600 +1.664.300 +3.508.400 x 100% = 2,3 %
Rp 1.423.092.000
94
pembiayaannya
95
2. Faktor Ekstern
a. Itikad yang kurang baik dari calon anggota, masih ada kemampuan dari
calon anggota untuk membayar angsuran pembiayaanya, tetapi si calon
anggota tidak mau membayarnya karena karakternya yang kurang baik.
b. Lemahnya kemampuan berusaha, calon anggota kurang menguasai bidang
usaha yang dijalankannya sehingga mengalami cashflow yang buruk
c. Penyimpangan penggunaan dana, pada saat akad pembiayaan dana yang di
dapat akan di gunakan untuk usaha, ketika sudah realisasi ternyata
dananya yang di dapat misalnya di gunakan untuk biaya sekolah anak,
sehingga tidak ada penambahan modal pada usaha yang dijalankannya.
d. Peningkatan pola komsumsi dan gaya hidup, terpengaruh pada gaya hidup
di sekitar lingkungan calon anggota, misalnya seperti trend handpone
terbaru, sehingga dana yang di dapat di gunakan untuk membeli barangbarang mewah.
e. Usaha yang dijalankan relatif baru, usaha calon anggota baru akan di
jalankan sehingga belum di ketahui cashflow calon anggota, apakah
nantinya baik atau buruk
f. Tidak mampu menanggulangi masalah/kurang kuasai usahanya, adanya
persaingan usaha di sekitar tempat usaha calon anggota. Dan calon
anggota tidak mampu menanggulanginya seperti membuat inovasi baru
untuk usahanya agar menjadi daya tarik bagi para pelanggannya.
96
karena
mengantisipasi
itu
KJK
Syariah
Arrahmah
sedini
mungkin
kemungkinan
adanya
pinjaman/pembiayaan
harus
bermasalah.
10
Agustina agung untari, Analisa aspek legal pembiayaan bermasalah, modul pelatihan pada
Induk koperasi syariah 23 Januari 2010
11
Wawancara pribadi dengan bapak Iwan Setiawan, Cinere 24 Desember 2009
97
98
meningkatkan
kapasitas
nasabah
dalam
memenuhi
Agustina agung untari, Analisa aspek legal pembiayaan bermasalah, modul pelatihan pada
Induk koperasi syariah 23 Januari 2010
99
100
yang
diberikan
dalam
neraca
terhadap
pembiayaan
13
101
102
jaminan
pembiayaan,
apapun
bentuknya
harus
103
terhadap
usaha
calon
anggota
melalui
Penjadwalan
kembali
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bab kesimpulan ini penulis mencoba untuk menyimpulkan hasil
penelitian yang telah di lakukan di Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah
mengenai strategi koperasi jasa keuangan syariah dalam menekan tingginya
tingkat Non Performing Finencing (NPF).
Strategi koperasi jasa keuangan syariah Arrahmah dalam menekan
Tingkat Non Performing Financing (NPF) yaitu selalu mematuhi SOP pengajuan
pembiayaan yang telah ditetapkan perusahaan, memberikan hadiah bagi anggota
yang pembiayaannya lancar, sering melakukan kunjungan ke anggota, melakukan
binaan terhadap usaha anggota, dan sering bersilaturrahmi dengan anggota.
Strategi yang diterapkan Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah
sudah cukup efektif berdasarkan laporan keuangan KJKS Arrahmah yaitu dari
tahun 2006 tingkat NPF nya sebesar 3,3%, pada tahun 2007 sebesar 3%, dan pada
tahun 2008 sebesar 2,3%.walaupun tidak terlalu signifikan tetapi mengalami
penurunan setiap tahunnya antara 0,3% hingga 0,7%.
Faktor-faktor yang mendukung atau menghambat upaya Koperasi Jasa
Keuangan Syariah Arrahmah dalam menekan tingkat NPF yaitu : factor yang
menghambat diantaranya Faktor Intern, seperti Kurang tajamnya analisa, kondisi
usaha bermasalah, tidak layak dibiayai, pengikatan jaminan lemah. Kurang
104
105
informasi, reputasi calon anggota buruk, rumah atau tempat usaha kontrakan,
orang pendatang. Monitoring kurang, tidak ada waktu, terlalu yakin, kredit masih
lancar. Karyawan yang ikut bermain dengan nasabah untuk mengejar target
delivery sehingga menaikan nilai jaminan, menaikan kebutuhan kredit calon
anggota. Faktor Ekstern seperti : Itikad yang kurang baik dari calon anggota,
Lemahnya kemampuan berusaha, Penyimpangan penggunaan dana, Usaha yang
dijalankan relatif baru, Tidak mampu menanggulangi masalah/kurang kuasai
usahanya, Meninggalnya calon anggota, Anggota kelurga sakit.
Sedangkan faktor yang mendukung upaya Koperasi Jasa Keuangan
Syariah Arrahmah dalam menekan tingkat NPF yaitu adanya silaturrahmi antara
pihak Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah dengan calon anggota, sehingga
memudahkan pihak koperasi jasa keuangan syariah Arrahmah dalam memantau
perkembangan usaha calon anggota.
106