Vous êtes sur la page 1sur 51

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................
i
DAFTAR ISI ............................................................................................
ii
DAFTAR TABEL...... .................................................................................
iii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
iv
I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................
B. Maksud dan Tujuan ...................................................................
C. Ruang Lingkup ..........................................................................

1
2
2

II.

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN KEHUTANAN .....................


A. Kebijakan Penyuluhan Kehutanan ..............................................
B. Strategi Penyuluhan Kehutanan .................................................

3
3
4

III. ARAHAN TEKNIS KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI PENYULUHAN


KEHUTANAN ...................................................................................
A. Biaya Operasional Penyuluh Kehutanan (BOP) .............................
B. Rapat Koordinasi Penyuluhan Kehutanan ......
C. Pembinaan dan Penilaian Kelas KTH...........................
D. Pengembangan Materi Penyuluhan ...................................
E. Peningkatan Kapasitas Penyuluh Kehutanan PNS/Penyuluh
Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) Pendamping KTH dalam
Pemberdayaan Masyarakat Desa Hutan ....................................
F. Pengembangan dan Pemeliharaan Unit Percontohan Penyuluhan
Kehutanan .................................................................................
G. Penyusunan Data KTH dan Statistik Penyuluhan
Kehutanan................................
H. Lomba Wana Lestari .

5
5
6
8
9
10
11
12
15

IV.

MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ......................................


A. Monitoring dan Evaluasi .............................................................
B. Pelaporan .................................................................................

17
17
17

V.

PENUTUP .......................................................................................

19

ii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.

Laporan Bulanan Kegiatan Dana Dekonsentrasi Tahun 2015.......

17

Tabel 2.

Laporan Triwulanan Kegiatan Dana Dekonsentrasi Tahun 2015...

17

Tabel 3.

Laporan Semester Kegiatan Dana Dekonsentrasi Tahun 2015.....

17

Tabel 4.

Laporan Tahunan Kegiatan Dana Dekonsentrasi Tahun 2015......

18

iii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.

Format Laporan Bulanan/Triwulan/Semesteran/


Tahunan.........................................................................

20

Lampiran 2.

Format Rekapitulasi Penilaian Kelas KTH...........................

26

Lampiran 3.

Format Tabel Statistik Penyuluhan Kehutanan...................

28

iv

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang No. 41 tahun 1999, mengamanatkan bahwa penyelenggaraan
pembangunan kehutanan terdiri dari (1) Perencanaan Hutan, (2) Pengelolaan
Hutan, (3) Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Latihan serta
Penyuluhan, (4) Pengawasan dan Pengendalian.
Dengan tingkat deforestrasi dan degradasi hutan yang masih cukup tinggi, dan
dengan perubahan paradigma pembangunan kehutanan menjadi resources dan
community based management, diperlukan sumberdaya manusia (SDM)
Kehutanan yang kompeten dan profesional untuk menyelenggarakan
pembangunan kehutanan, yaitu membangun, memelihara/memulihkan serta
memanfatkan sumberdaya hutan, meningkatkan nilai tambah hasil hutan, serta
mampu mengakses pasar, sehingga hutan lestari untuk kesejahteraan
masyarakat berkeadilan dapat terwujud.
Penyuluhan kehutanan memiliki peran yang sangat strategis dalam peningkatan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan kehutanan. Melalui pendekatan
partisipatif yang berbasis pemberdayaan masyarakat, alih keterampilan,
pendampingan dan penguatan kelembagaan serta peningkatan akses terhadap
sumber modal dan pasar, masyarakat dapat berperan serta dalam upaya
rehabilitasi dan konservasi hutan.
Tujuan penyuluhan kehutanan adalah untuk mewujudkan masyarakat mandiri
berbasis pembangunan kehutanan sehingga berperan serta aktif dalam
pelestarian fungsi dan manfaat sumberdaya hutan secara ekonomi, lingkungan
dan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan yang didukung oleh kemantapan
kelembagaannya. Sebagaimana tertuang dalam pasal 56 Undang-Undang No. 41
Tahun 1999 tentang Kehutanan, ditegaskan bahwa Penyelenggaraan penyuluhan
kehutanan harus terstruktur dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, pelaku usaha dan organisasi masyarakat.
Untuk itu perlu diciptakan sinergi agar penyelenggaraan penyuluhan kehutanan
dapat berjalan optimal.
Sesuai dengan Undang-undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,
dalam rangka penyelenggaraan penyuluhan dan upaya meningkatkan peran
penyuluhan kehutanan dalam pembangunan kehutanan, Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengalokasikan dana dekonsentrasi yaitu
dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil
pemerintah, dan sekaligus sebagai Ketua Badan Koordinasi Penyuluhan Tingkat
provinsi. Beberapa kegiatan yang dialokasikan dalam dana dekonsentrasi antara
lain menyelenggarakan koordinasi, fasilitasi penyelenggaraan dan pembinaan
penyuluhan di tingkat kabupaten/kota.
Agar pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi penyuluhan kehutanan tersebut dapat
berjalan dengan lancar maka perlu disusun Arahan Teknis Kegiatan Penyuluhan
Kehutanan Dana Dekonsentrasi Tahun 2015.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud penyusunan arahan teknis kegiatan penyuluhan kehutanan dana
dekonsentransi adalah sebagai acuan bagi pelaksana kegiatan agar kegiatan
dapat terlaksana secara berdayaguna dan berhasil guna.
Sedangkan tujuannya adalah :
1. Terselenggaranya kegiatan penyuluhan kehutanan sesuai sasaran dan target
yang telah ditetapkan.
2. Terwujudnya Penyuluh Kehutanan yang handal sebagai pendamping kegiatan
pemberdayaan masyarakat di desa-desa hutan.
3. Meningkatnya peran Penyuluh Kehutanan dalam pendampingan masyarakat
sebagai pelaku utama pembangunan kehutanan.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup arahan teknis
dekonsentrasikan meliputi :

kegiatan

penyuluhan

kehutanan

dana

1. Biaya Operasional Penyuluh (BOP) Kehutanan


2. Rapat Koordinasi Penyuluhan Kehutanan tingkat Provinsi
3. Administrasi Umum
4. Koordinasi dan Konsultasi ke Pusat
5. Pembinaan dan Penilaian Kelas Kelompok Tani Hutan (KTH)
6. Pengembangan Unit Percontohan Penyuluhan Kehutanan
7. Monitoring ke Kabupaten/Kota
8. Penyusunan Data KTH dan Statistik Penyuluhan Kehutanan
9. Lomba Wana Lestari
10. Pengembangan Materi Penyuluhan Kehutanan
11. Peningkatan Kapasitas Penyuluh Kehutanan PNS/PKSM pendamping KTH
dalam Pemberdayaan Masyarakat di Desa Hutan

II.

KEBIJAKAN DAN KEGIATAN PENINGKATAN PENYULUHAN


KEHUTANAN TAHUN 2015 - 2019

A. Kebijakan Penyuluhan Kehutanan


Dalam rangka mendukung pembangunan kehutanan, Badan Penyuluhan dan
Pengembangan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Manusia Kementerian
Kehutanan mempunyai visi SDM Penyelenggara Pembangunan Kehutanan
Profesional dan Kompeten dan misi Mengisi Kesenjangan Kompetensi SDM
Sejalan dengan visi dan misi Badan P2SDM, maka perumusan tujuan
penyelenggaranan kehutanan bidang P2SDM adalah mewujudkan kebijakan
penyuluhan dan pengembangan sdm kehutanan dalam rangka meningkatkan
kinerja pengelolaan hutan di tingkat tapak.
Posisi penyuluhan kehutanan tertuang dalam program penyuluhan dan
pengembangan SDM. Outcome/hasil kegiatan penyuluhan kehutanan adalah
meningkatnya kapasitas pelaku utama dan pelaku usaha.
Operasional penyelenggaraan Penyuluhan Kehutanan diemban oleh Pusat
Penyuluhan sebagai unit Eselon II di lingkup Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM.
Kebijakan yang akan dilaksanakan oleh Pusat Penyuluhan Kehutanan guna
mencapai target indikator kinerja tahun 2015-2019 sebagai berikut :
1. Mendorong pemenuhan jumlah tenaga penyuluh kehutanan sesuai dengan
kebutuhan (PK PNS, PKSM dan Penyuluh Swasta);
2. Memprioritaskan masyarakat pelaku utama pembangunan kehutanan di dalam
dan sekitar KPH sebagai sasaran utama penyuluhan kehutanan;
3. Menetapkan kawasan KPH sebagai bagian penting wilayah kerja Penyuluh
Kehutanan;
4. Membangun dan mengembangkan kelembagaan petani hutan (KTH) dan
mengembangkan kelembagaan usaha berbentuk koperasi petani hutan untuk
meningkatkan kesejahteraannya;
5. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme PK, mengembangkan metoda
dan materi penyuluhan;
6. Meningkatkan ketersedian data dan informasi;
7. Memfasilitasi peningkatan pengetahuan dan keterampilan penyuluh
kehutanan.

B.

Kegiatan Peningkatan Penyuluhan Kehutanan


Kegiatan Dana Dekonsentrasi Tahun 2015 digunakan untuk mendukung pencapaian
kinerja indikator kinerja kegiatan (IKK) Pusat Penyuluhan, target capian IKK tersebut
yaitu:
1. Meningkatkan kelas kelompok tani desa-desa hutan dari tingkatan pemula ke madya
sejumlah 600 unit,
2. Terfasilitasinya pembentukan koperasi sejumlah 25 unit,
3. Tersedianya Lembaga Pelatihan Pemagangan Usaha Kehutanan Swadaya (LP2UKS)
sejumlah 33 unit,
4. Tersedianya tenaga pendamping handal bagi KTH dalam pemberdayaan masyarakat
di desa-desa hutan sejumlah 600 orang.

III. ARAHAN TEKNIS KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI


PENYULUHAN KEHUTANAN
A. Biaya Operasional Penyuluh (BOP) Kehutanan
Biaya Operasional Penyuluh adalah dana yang diberikan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan cq. Badan Penyuluhan dan Pengembangan
SDM (BP2SDM) kepada penyuluh kehutanan untuk lebih memperlancar
pelaksanaan tugas sesuai dengan rencana kerja.
1. Tujuan pemberian BOP adalah :
a. Mengoptimalkan pelaksanaan penyuluhan kehutanan,
b. Meningkatkan
kinerja
penyuluh
kehutanan
dalam
pembangunan kehutanan.

mendukung

2. Persyaratan penerima BOP


a. Penyuluh yang menerima BOP adalah penyuluh kehutanan atau calon
penyuluh kehutanan, baik PNS maupun CPNS di provinsi dan
kabupaten/kota yang telah ditetapkan oleh Menteri Kehutanan/Gubernur
atau Bupati/Walikota.
b. Penyuluh kehutanan seperti pada butir a) melaksanakan tugas-tugas
penyuluhan kehutanan dan bukan tugas-tugas administrasi.
3. Penetapan penerima BOP
a. Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi/Dinas Kehutanan
Provinsi/ Badan Pelaksana Penyuluhan /Dinas Kehutanan/atau Instansi
yang menangani penyuluhan kehutanan kabupaten/kota membuat daftar
Penyuluh Kehutanan calon penerima BOP dan menyampaikan kepada
Satker dekonsentrasi penyuluhan kehutanan.
b. Kepala Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi/Kepala Dinas
Kehutanan Provinsi selaku Kepala Satker Dana Dekonsentrasi menetapkan
Penyuluh Kehutanan calon penerima BOP lingkup provinsi bersangkutan.
c. Hasil penetapan Penyuluh Kehutanan penerima BOP disampaikan kepada
Kepala Badan P2SDM cq. Pusat Penyuluhan.
4. Besarnya BOP dan Mekanisme Penyaluran
a. Besarnya BOP per bulan sesuai dengan rayonisasi sebagai berikut:
1) Wilayah Barat (Sumatera, Jawa)

: Rp. 320.000,-/bulan

2) Wialyah Tengah (Bali, Kalimantan, Sulawesi,


NTT, NTB)

: Rp. 400.000,-/bulan

3) Wilayah Timur ( Maluku, Maluku Utara,


Papua, Papua Barat)

: Rp. 480.000,-/bulan
5

b. Mekanisme penyaluran BOP sebagai berikut :


1) Satker pengelola dana dekonsentrasi menyalurkan BOP kepada
penyuluh kehutanan berdasarkan Hasil Penetapan Kepala Sekretariat
Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi/Kepala Dinas Kehutanan Provinsi.
2) BOP dibayarkan kepada penyuluh kehutanan penerima BOP setelah
penyuluh kehutanan menyampaikan laporan.
3) Pencairan BOP dapat dilakukan oleh bendahara pengeluaran satker
Dekon yang selanjutnya dibayarkan langsung kepada penyuluh
kehutanan, atau langsung ke rekening masing-masing penyuluh
kehutanan yang bersangkutan.
4) Apabila terjadi perubahan penerima BOP, maka Satker menyampaikan
laporan perubahannya kepada Badan P2SDM cq. Pusat Penyuluhan.
5. Tata Cara Pelaporan
a. Penyuluh kehutanan wajib membuat laporan kinerja berupa laporan
bulanan dan laporan semester/tahunan dengan format sebagaimana
Lampiran 1.
b. Laporan kinerja disampaikan kepada kepala Bapeluh/Dinas Kehutanan atau
instansi yang menangani penyuluhan kehutanan di kabupaten/kota; bagi
penyuluh kehutanan yang berada di provinsi laporan kinerja disampaikan
kepada Kepala Sekretariat Bakorluh/Dinas Kehutanan Provinsi.
c. Kepala Bapeluh/Dinas Kehutanan atau instansi yang menangani penyuluhan
kehutanan di kabupaten/kota menyampaikan rekapitulasi laporan kinerja
penyuluh kehutanan kepada kepala Satker dekonsentrasi dengan tembusan
kepada instansi yang menangani kehutanan di kabupaten/kota.
d. Kepala Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi/instansi
penyelenggara penyuluhan kehutanan provinsi sebagai penanggungjawab
BOP wajib melakukan rekapitulasi laporan dan melaporkan kepada Badan
Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kehutanan cq. Pusat Penyuluhan
dengan tembusan kepada Dinas Kehutanan Provinsi.
B. Rapat Koordinasi Penyuluhan Kehutanan
1. Rapat koordinasi penyuluhan kehutanan dimaksudkan untuk membangun
kesepahaman dan keterpaduan program pembangunan kehutanan dan
program penyuluhan kehutanan. Tujuannya adalah meningkatkan peran
penyuluhan kehutanan dalam mendukung pencapaian keberhasilan kegiatan
pembangunan kehutanan.

2. Peserta rapat koordinasi adalah :


a. Sekretarat Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi
b. Dinas Kehutanan Provinsi/instansi yang menangani penyuluhan kehutanan
provinsi.
c. Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota.
d. Badan Pelaksana Penyuluhan/instansi penyelenggara penyuluhan
kehutanan Kabupaten/Kota.
e. Unit Pelaksana Teknis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
f. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi/Kabupaten/Kota.
g. Koordinator Penyuluh Kehutanan Provinsi/Kabupaten/Kota.
3. Materi yang perlu dibahas pada Rapat Koordinasi antara lain :
a. Arahan Gubernur.
b. Paparan :
1) Kondisi
penyuluhan
kehutanan
ditingkat
provinsi,
meliputi
kelembagaan, ketenagaan, sarana & prasarana, hasil evaluasi kinerja
dan peran Penyuluh Kehutanan di lapangan oleh Sekretaris Badan
Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi.
2) Kegiatan pembangunan kehutanan yang memerlukan dukungan
pendampingan Penyuluh Kehutanan oleh Kepala Dinas Kehutanan
Kabupaten, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi, Kepala UPT Kementerian
Kehutanan.
c. Tanggapan dari masing-masing Badan Pelaksana Penyuluhan/instansi
penyelenggara penyuluhan kehutanan kabupaten/kota.
d. Tanggapan Kepala BKD.
e. Diskusi umum.
f. Perumusan.
4. Pada rapat koordinasi juga dapat diagendakan penyampaian arahan dan
masukan dari Komisi Penyuluhan Kehutanan Nasional atau Komisi
Penyuluhan Provinsi.
5. Rumusan memuat butir-butir kesimpulan, rekomendasi, kesepakatan dan
komitmen para pihak untuk saling mendukung, memperpadukan program
pembangunan kehutanan dan penyuluhan kehutanan serta menyukseskan
pelaksanaan program pembangunan kehutanan di wilayahnya.

6. Waktu pelaksanaan
Rapat Koodinasi diagendakan pada awal tahun, sehingga hasil rumusan dapat
digunakan sebagai bahan perencanaan pelaksanaan kegiatan pembangunan
kehutanan.
C. Pembinaan dan Penilaian Kelas KTH
Peningkatan Kelas KTH pada tahun 2015 merupakan kegiatan baru dan
penting untuk mencapai IKU Kegiatan Peningkatan Penyuluhan Kehutanan, yaitu
mampu meningkatkan kelas kelompok tani hutan pemula menjadi madya
sejumlah 600 KTH periode Tahun 2015.
1. Pembinaan Kelas KTH
Pembinaan KTH dilaksanakan oleh Penyuluh Kehutanan dan Instansi
Penyelenggara Penyuluhan dengan mengacu pada Peraturan Kepala Badan
Penyuluhan dan Pengembangan SDM P.1/IX-SET/2015 tentang
Petunjuk Teknis Peningkatan Kelas KTH. Pembinaan oleh Penyuluh
Kehutanan meliputi:
a. Kelola kelembagaan,
b. Kelola kawasan, dan
c. Kelola usaha.
Sedangkan pembinaan KTH oleh Instansi Penyelenggara Penyuluhan meliputi:
a. Menyusun database KTH.
b. Memantau perkembangan KTH.
c. Memfasilitasi peningkatan kapasitas KTH.
d. Memfasilitasi pengembangan usaha.
e. Memfasilitasi akses informasi, teknologi, modal dan pasar.
f. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan.
2. Penilaian KTH
a. Tim Penilai
1) Penilaian kelas KTH dilakukan oleh Tim Penilai Kemampuan KTH yang
dibentuk oleh instansi pelaksana penyuluhan kabupaten/kota.
2) Tim Penilai Kemampuan KTH sekurang-kurangnya berjumlah 3 (tiga)
orang terdiri dari unsur pejabat struktural dan pejabat fungsional
penyuluh
kehutanan
pada
instansi
pelaksana
penyuluhan
kabupaten/kota.
b. Metode penilaian kelas KTH
1) Proses penilaian dilakukan melalui wawancara dengan ketua, pengurus
dan anggota dalam forum pertemuan kelompok.
8

2) Wawancara menggunakan butir-butir pertanyaan pada instrumen


penilaian kemampuan KTH sebagaimana Lampiran IV Peraturan
Menteri Kehutanan No. P.57/Menhut-II/2014 tentang
Pedoman Pembinaan Kelompok Tani Hutan.
3) Untuk menghindari penilaian yang subyektif oleh Tim Penilai, maka
untuk setiap jawaban pertanyaan perlu dibuktikan dengan dokumen
dan bukti fisik di lapangan.
c. Waktu penilaian
Penilaian dilakukan melalui 2 tahap, tahap pertama dilakukan untuk
mengetahui kondisi awal KTH (kelola kelembagaan, kelola kawasan dan
kelola usaha) yang dilakukan secara mandiri oleh penyuluh kehutanan.
Penilaian tahap kedua dilakukan setelah memperoleh fasilitasi peningkatan
kelas KTH melalui sumber dana APBN Pusat Penyuluhan.
3. Pelaporan Kegiatan Pembinaan dan Peningkatan Kelas KTH
Pelaporan kegiatan pembianaan dan peningkatan kelas KTH memuat antara
lain:
a. Profil KTH,
b. Kelas KTH Awal,
c. Kelas KTH Akhir,
d. Analisa dan permasalahan.
Format laporan peningkatan kelas KTH sebagaimana pada lampiran 2.
Laporan disampaikan kepada Kepala Pusat Penyuluhan, Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melalui Surat dengan alamat Gd. Manggala
Wanabakti Blok VII Lt. 8 Jl. Gatot Subroto Jakarta Pusat dan email
pusluhut@gmail.com , Fax. 021-5720228.
D. Pengembangan Materi Penyuluhan Kehutanan
1. Tujuan pengembangan materi adalah menyediakan dan menyebarluaskan
materi penyuluhan kehutanan yang berasal dari sumber yang ada (hasil
penelitian, pustaka, dll) maupun pengalaman penyuluh yang bersifat spesifik
lokal agar penyuluhan kehutanan lebih optimal.
2. Bentuk materi berupa : media cetak ( leaflet, booklet dan poster) dan atau
media elektronik (audio visual, siaran radio, iklan layanan masyarakat)
3. Sasaran pengembangan materi adalah penyuluh kehutanan, PKSM, pelaku
utama, pelaku usaha dan masyarakat.

E. Peningkatan Kapasitas Penyuluh Kehutanan PNS/Penyuluh Kehutanan


Swadaya Masyarakat (PKSM) pendamping KTH dalam pemberdayaan
masyarakat di desa hutan
1. Peningkatan Kapasitas Penyuluh Kehutanan PNS/Penyuluh Kehutanan
Swadaya Masyarakat (PKSM) pendamping KTH dalam pemberdayaan
masyarakat di desa hutan, merupakan salah satu kegiatan dalam rangka
menyediakan pendamping KTH yang handal mendukung kegiatan
pembangunan kehutanan.
2. Tujuannya adalah terciptanya tenaga pendamping KTH yang handal yang
mampu menggerakan masyarakat di sekitarnya:
a. menggali potensi yang dimiliki daerah setempat secara mandiri,
b. mengembangkan potensi daerah untuk peningkatan kesejahteraan,
c. memecahkan masalah yang dihadapi.
3. Calon peserta peningkatan kapasitas adalah penyuluh kehutanan PNS dan
PKSM yang mempunyai binaan KTH.
4. Materi
Materi peningkatan kapasitas dipilih berdasarkan kebutuhan, kondisi wilayah
dan kondisi masyarakat kelompok binaanya, antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.

Kepemimpinan dan organisasi kelompok;


Teknik pendampingan;
Tekinik perencanaan partisipatif;
Teknik mediasi;
Pengelolaan HKm, HTR, HD
Resolusi konflik;
Manajemen pemasaran produk hasil usaha;
Pengembangan usaha hasil hutan bukan kayu (lebah madu, persuteraan
alam, bambu, rotan, budidaya jamur, dll);
Penangkaran flora fauna;
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan;
Pembibitan dan penanaman;
Pemanfaatan limbah hasil hutan;
Teknik konservasi tanah dan air;
Pemanfaatan jasa lingkungan, dll.

5. Metode
Metode /teknik peningkatan kapasitas yang digunakan adalah ceramah,
diskusi, tanya jawab, dialog, dan praktek di dalam maupun di luar kelas
(peragaan di lapangan, karyawisata, widyawisata, atau bentuk kunjungan
lainnya).
10

6. Fasilitator
Fasilitator peningkatan kapasitas dapat berasal dari :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Penyuluh Kehutanan Ahli Pusat/Daerah,


Perguruan Tinggi,
Widiaiswara
Instansi Teknis Daerah,
Unit Pelaksana Teknis Kementerian LHK, dan
Praktisi di bidangnya.

7. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan baik terhadap materi peningkatan kapasitas, fasilitator,
dan seluruh pelaksana kegiatan.
8. Pelaporan
Pelaporan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan
peningkatan kapasitas dan sebagai bahan monitoring dan evaluasi kegiatan.
Sistematika penyusunan laporan adalah sebagai berikut :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR/FOTO KEGIATAN
DAFTAR LAMPIRAN
I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan

II. PELAKSANAAN KEGIATAN


A.
B.
C.
D.
E.
F.

Dasar Pelaksanaan
Waktu dan Tempat
Peserta dan Asal Peserta
Fasilitator
Jadwal dan Metode peningkatan kapasitas
Rencana Tindak Lanjut (RTL)

III. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
B. Saran

F. Pengembangan dan
Kehutanan (UPPK)

Pemeliharaan

Unit

Percontohan

Penyuluhan

Unit Percontohan Penyuluhan Kehutanan (UPPK) adalah sarana dan prasarana


penyuluhan kehutanan berupa lokasi yang ditetapkan untuk memperagakan
berbagai aktifitas kehutanan yang berfungsi sebagai tempat pembelajaran dan
11

penguatan kelembagaan kelompok masyarakat serta peningkatan kapasitas


Penyuluh Kehutanan.
Pembangunan UPPK meliputi beberapa tahapan, dari tahun pertama sampai
dengan tahun kelima. Tahun pertama (T-1) digunakan untuk pembuatan
rancangan teknis. Tahun kedua (T+1) sampai dengan tahun kelima (T+4)
merupakan tahapan pelaksanaan kegiatan teknis, pengembangan, dan
pemeliharaan.
Pada tahun 2015, diharapkan semua kegiatan UPPK minimal telah memasuki
tahun ketiga, yaitu pelaksanaan kegiatan teknis, pengembangan dan
pemeliharan.
Pemilihan kegiatan teknis kehutanan yang akan dikembangkan dalam UPPK,
disesuaikan dengan potensi lahan, permasalahan dan kebutuhan kelompok
dengan tetap mempertimbangkan komoditas unggulan lokal dan memperhatikan
peluang usaha serta peluang pasar. Kegiatan teknis kehutanan dapat mencakup
kegiatan budidaya (persemaian, pembibitan), pengolahan dan pasca panen.
Pengembangan dilakukan terhadap kelembagaan dan usaha kelompok.
Pengembangan kelembagaan dilakukan melalui penguatan organisasi kelompok
tani, aturan-aturan kelompok yang mendukung pencapaian tujuan organisasi dan
peningkatan kapasitas SDM.
Pemeliharaan dilakukan pada hasil kegiatan teknis kehutanan dan sarpras
UPPK. Tujuannya adalah untuk menambah waktu pemanfaatan sehingga
kegiatan teknis kehutanan dan sarpras yang berkaitan dengan kegiatan UPPK
bisa dimanfaatkan lebih lama.
Dalam pelaksanaannya, Pembangunan UPPK harus mengikuti Petunjuk Teknis
Penyusunan Rancangan Pembangunan Unit Percontohan Penyuluhan Kehutanan
(UPPK) yang dikeluarkan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Kehutanan, cq. Pusat Penyuluhan Kehutanan.
Penyaluran dana kegiatan kepada kelompok tani dilakukan dengan mekanisme
kerja sama melaui Surat Perjanjian Kerja Sama (SPKS) dengan mengacu pada
Peraturan Presiden RI Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua
Peraturan Presiden RI Nomor Nomor 54 Tahun 2010 Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah.
G. Penyusunan Data KTH dan Statistik Penyuluhan Kehutanan
Maksud penyusunan statistik penyuluhan kehutanan adalah untuk
memberikan gambaran tentang pelaksanaan kegiatan penyelenggarakan
penyuluhan kehutanan yang telah dilaksanakan oleh instansi yang menangani
penyuluhan kehutanan baik di provinsi maupun kabupaten dan pihak lain yang
berkaitan dengan penyuluhan kehutanan. Sedangkan tujuannya adalah untuk
menyajikan data dan informasi penyelenggaraan kegiatan penyuluhan kehutanan
12

yang telah dilaksanakan dengan penyajian materi dalam bentuk angka dan
gambar.
Format Statistik Penyuluhan Kehutanan disusun paling tidak memuat bab-bab
sebagai berikut :
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I.

Pendahuluan

BAB II. Kondisi Umum


Tabel 1. Nama dan Alamat Instansi Pelaksana Penyuluhan Kabupaten/Kota
BAB III. Ruang Lingkup
BAB IV. Tenaga Penyuluh Kehutanan
Tabel 2. Jumlah Penyuluh Kehutanan Tahun 2010-2014
Tabel 3. Jumlah Penyuluh Swadaya Masyarakat Tahun 2010-2014
Tabel 4. Jumlah Penyuluh Swasta Tahun 2014
Tabel 5. Data Wilayah Kerja Penyuluh Kehutanan Tahun 2014
Tabel 6. Data Wilayah Kerja Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) Tahun
2014
BAB V. Sarana Prasarana Penyuluhan
Tabel 7. Data Sarana dan Prasarana Penyuluh Kehutanan Tahun 2010-2014
Tabel 8. Data Pengguna Sarpras Penyuluhan Kehutanan Tahun 2014
BAB VI. Programa Penyuluhan Kehutanan
Tabel 9. Pelaksanaan Penyusunan Programa Tahun 2014
BAB VII. Pendampingan Pemberdayaan Masyarakat di Desa Hutan
Tabel 10. Jumlah Sentra Penyuluh Kehutanan Pedesaan (SPKP)/Pos Penyuluhan Desa
Hutan Tahun 2010-2014
Tabel 11. Jumlah Komulatif KTH Tahun 2010-2014
Tabel 12. Data Kelompok Tani Hutan (KTH) Tahun 2014
BAB VIII. Materi Penyuluhan Kehutanan
Tabel 13. Jenis Materi Penyuluhan Kehutanan

Penjelasan pengisian Tabel:


Tabel 1:
Berisikan Data nama, alamat, nomor telp/fax, alamat email instansi pelaksana
penyuluhan Kabupaten/Kota
Tabel 2:
Berisikan data Rekapitulasi Data Penyuluh Kehutanan (PK) dari Tahun 2010
2014 diuraikan pertahun.
13

Tabel 3:
Berisikan data Rekapitulasi Data Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat
(PKSM) dari Tahun 2010 2014 diuraikan pertahun.
Tabel 4:
Berisikan data Penyuluh Kehutanan Swasta dari Tahun 2014.
Tabel 5:
Berisikan data Penyuluh Kehutanan (PK) Nama sesuai dengan SK-pengangkatan,
pelatihan yang pernah diikuti, wilayah kerja, jumlah kelompok tani binaan dan
nama kabupaten/kota
Tabel 6:
Berisikan data Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) Nama sesuai
dengan SK Pengukuhan Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan/Dinas Kehutanan
Kabupaten/instansi penyelenggara penyuluhan, pelatihan yang pernah diikuti,
wilayah kerja, jumlah kelompok tani binaan dan nama Kabupaten / kota.
Tabel 7:
Berisikan data Sarana dan Prasarana (Sarpras) yang berisikan Jenis Sarpras,
Volume, Kondisi Barang, Sumber pembiayaan, dan Kabupaten/Kota Tahun 20102014.
Tabel 8:
Berisikan data pengguna sarpras penyuluhan.
Tabel 9:
Berisikan data identifikasi potensi (jumlah kecamatan), sasaran penyuluhan
(jumlah KTH), kegiatan pokok KTH dan metoda penyuluhan.
Tabel 10:
Berisikan data Rekapitulasi Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan (SPKP)/Pos
Penyuluhan Pedesaan dari Tahun 2010 2014 diuraikan pertahun.
Tabel 11:
Berisikan data jumlah komulatif KTH per Kabupaten/Kota Tahun 2010-2014.
Tabel 12:
Berisikan data Kelompok Tani Hutan (KTH) yang diisi dengan nama KTH, nama
Ketua KTH, Nama Penyuluh Pendamping, alamat, tahun berdiri, kegiatan pokok,
dan Kelas KTH.
Tabel 13:
Berisikan data jenis materi, judul materi, jumlah materi dan sumber anggaran
penyusunan materi penyuluhan kehutanan.
Format tabel sebagaimana pada lampiran 3.

14

H. Lomba Wana Lestari


1. Tujuan Lomba Wana Lestari memberikan penghargaan kepada
Desa/Kelurahan, masyarakat dan aparat kehutanan yang telah berperan aktif
dan peduli dalam berbagai kegiatan pembangunan kehutanan khususnya
dalam kegiatan rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam.
2. Kategori Lomba Wana Lestari :
a. Penyuluh Kehutanan
b. Kelompok Tani Hutan (KTH)
c. Desa/Kelurahan Peduli Kehutanan
d. Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM)
e. Kader Konservasi Alam (KKA)
f. Kelompok Pecinta Alam (KPA)
g. Polisi Kehutanan (Polhut)
h. Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
i. KPH Perum Perhutani
j. BKPH Perum Perhutani
k. RPH Perum Perhutani
l. Mandor Pendamping PHBM
m. Mandor Tanam Perum Perhutani
n. Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Perum Perhutani.
Kategori nomor 2j sampai 2n khusus untuk Provinsi Jawa Barat, Banten, Jawa
Tengah dan Jawa Timur.
Penilaian Lomba Wana Lestari dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat
kabupaten/kota, provinsi dan nasional dengan tata waktu sebagai berikut :
a. Proses penilaian dan penetapan hasil pemenang lomba tingkat
kabupaten/kota dilaksanakan mulai bulan April sampai dengan minggu II
bulan Mei 2015.
b. Proses penilaian dan penetapan hasil lomba tingkat provinsi dilaksanakan
mulai minggu III bulan Mei sampai dengan minggu II bulan Juni 2015.
c. Proses penilaian dan penetapan hasil pemenang lomba tingkat nasional
dilaksanakan mulai minggu III bulan Juni sampai dengan minggu bulan Juli
2015.
3. Fasilitasi pembiayaan Lomba Wana Lestari :
a. Penilaian lomba tingkat kabupaten/kota, antara lain untuk biaya ATK, foto
copy, biaya rapat-rapat dan perjalanan penilaian lomba.
b. Penilaian lomba tingkat provinsi, antara lain untuk biaya rapat-rapat dan
perjalanan penilaian lomba ke wilayah kabupaten/kota.

15

4. Pelaksanaan kegiatan Lomba Wana Lestari mengacu pada Peraturan Menteri


Kehutanan Nomor P. 22/Menhut-II/2013 tentang Pedoman Umum Penilaian
Lomba Wana Lestari tanggal 17 April 2013.

16

IV. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN


A. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala, terus menerus sepanjang
tahun, hal ini dilakukan sebagai upaya pengendalian dan pencapaian target serta
dalam rangka untuk mengetahui lebih awal setiap permasalahan atau kendala
yang perlu segera ditindaklanjuti.
B. Pelaporan
1. Laporan Progres Kegiatan
Dalam rangka mengatahui perkembangan pelaksanaan kegiatan perlu dibuat
dan disampaikan laporan bulanan, triwulanan, semester maupun tahunan.
Untuk keseragaman laporan kegiatan dapat menggunakan format
sebagaimana Tabel 1, 2, 3, 4 dan 5 berikut :
Tabel 1. Laporan Bulanan Kegiatan Dana Dekonsentrasi Tahun 2015.
No.

Uraian
Kegiatan

Volume

Target 1 Tahun

Target s/d Bln Ini

Realisasi s/d Bln Ini

Fisik

Keuangan

Fisik

Keuangan

Fisik

Keuangan

Tabel 2. Laporan Triwulanan Kegiatan Dana Dekonsentrasi Tahun 2015.


No.
1

Uraian
Kegiatan
2

Volume

Realisasi Triw.
Lalu
Fisik
Keuangan
4

Realisasi Triw. Ini

Realisasi s/d Triw.Ini

Fisik

Keuangan

Fisik

Keuangan

Tabel 3. Laporan Semester Kegiatan Dana Dekonsentrasi Tahun 2015.


No.

Uraian
Kegiatan

Volume

Target 1 Tahun

Realisasi Smtr Ini

Realisasi s/d Smtr Ini

Fisik

Keuangan

Fisik

Keuangan

Fisik

Keuangan

17

Tabel 4. Laporan Tahunan Kegiatan Dana Dekonsentrasi Tahun 2015.


No.

Uraian
Kegiatan

Volume

Rencana

Realisasi

% Realisasi

Fisik

Keuangan

Fisik

Keuangan

Fisik

Keuangan

Laporan disampaikan kepada Kepala Pusat Penyuluhan, Kementerian


Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melalui Surat dengan alamat Gd. Manggala
Wanabakti Blok VII Lt. 8 Jl. Gatot Subroto Jakarta Pusat dan email
pusluhut@gmail.com , Fax. 021-5720228.
2. Laporan Pelaksanaan Kegiatan
Setiap akhir pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan dekonsentrasi, satker
dekonsentrasi perlu membuat dan menyampaikan laporan dengan outline
sebagai berikut:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR/FOTO KEGIATAN
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
II. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Dasar Pelaksanaan
B. Waktu dan Tempat
C. Realisasi Keuangan dan Fisik
III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran

18

19

V. PENUTUP
Dengan arahan teknis kegiatan dana dekonsentrasi ini diharapkan ada
keseragaman dalam pengelolaan dana dekonsentrasi sekaligus sebagai alat
pengendali pelaksanaan serta pelaporannya. Sehingga dengan demikian pelaksanaan
kegiatan yang dibiayai dengan dana dekonsentrasi akan mencapai tujuan dan tepat
sasaran dalam menunjang keberhasilan penyelenggaraan penyuluhan kehutanan
baik di masing-masing provinsi maupun nasional.

20

LAMPIRAN 1. FORMAT LAPORAN BULANAN/TRIWULAN/SEMESTERAN/TAHUNAN

21

Tabel 1. Laporan Kinerja Penyuluh Kehutanan (Bulanan)


Matrik Laporan Bulanan
Nama/NIP
Pangkat/Golongan
Jabatan

: (1)
: (2)
: (3)

Tahun
Wilayah Kerja
Instansi

: (4)
: (5)
: (6)

Jumlah**
No.
1
1.

2.

3.

4.

Indikator Kinerja*
2
Penyusunan Programa dan Rencana Kerja Penyuluhan Kehutanan :
A
Identifikasi Potensi Wilayah
B
Penyusunan Rencana Pelaksanaan
C
Dll.
Penyusunan Materi Penyuluhan
A
Menyiapkan materi
B
Membuat Materi (Cetak/Elektronik)
C
Dll.
Penerapan Metode Penyuluhan
A
Kunjungan tatap muka/anjangsana
B
Kaji terap Teknologi/Uji Coba
C
Demonstransi (Percontohan)
D
Dll.
Mengembangkan Swadaya dan Swakarya Kelompok Sasaran
A
Pembentukan Organisasi Kelompok
B
Peningkatan kelas kelompok
C
Peran dalam perlombaan
Pendampingan Aktifitas Kelompok
A
KUP, SPKP. UPPK
B
Hutan Rakyat, HKm. Hutan Desa, HTR
C
Pembibitan (KBD, KBR Swadaya dll.)
D
Dll.
Pengembangan Penyuluhan Kehutanan
A
Kelembagaan Manajemen
B
Mengembangkan Teknologi Tepat Guna
Pengembangan Profesi
A
Membuat Karya Tulis/Karya Ilmiah
B
Membuat Buku Pedoman/Juknis
Penunjang Penyuluhan Kehutanan
A
Mengajar/Melatih
B
Seminar/Lokakarya
C
Dll.

Satuan
3

Rencana

Realisasi
s/d bulan

Permasalahan***

Ket.

Desa/Kec.
Buku

Diisi nama wilayah yang diidentifikasi


Diisi rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

Buah
Buah

Diisi judul materi yang disiapkan/dibuat

Kali
Kali
Kali

Diisi metode dan jenis kegiatan yang dilakukan

Kelompok
Kelompok
Kali

Diisi jumlah kelompok yang dibentuk dan aktivitas


usaha kelompok sasaran

Unit
Unit/Ha
Unit/Batang

Diisi sesuai jenis aktivitas yang dikerjakan dan


didampingo

Konsep/ Rumusan
Rancangan/Konsep

Diisi konsep yang dirumuskan


Diisi rancangan yang dikembangkan

Buku
Buku

Diisi judul yang dibuat

Kali
Kali

Diisi judul materi ajar/latih


Diisi tema kegiatan yang diikuti

22

Ket. :
*) Indikator kinerja disesuaikan dengan jenjang jabatan penyuluh
**) Sesuai dengan rencana kerja tahunan
***) Diisi dengan hal-hal yang menyebabkan realisasi tidak sesuai dengan rencana

Mengetahui
Kepala BP3K/UPT ..

.............., ...............
Penyuluh Kehutanan

...................................
NIP. ...........................

....................................
...................................

23

Tabel 2. Laporan Kinerja Penyuluh Kehutanan (Semester/Tahunan)


Matrik Laporan Kegiatan Semester/Tahunan
Nama/NIP
Pangkat/Golongan
Jabatan
No.

: (1)
: (2)
: (3)

Tahun
Wilayah Kerja
Instansi

Indikator Kinerja*

Satuan

1.

Penyusunan Programa dan Rencana Kerja Penyuluhan Kehutanan :


A
Identifikasi Potensi Wilayah
B
Penyusunan Rencana Pelaksanaan

2.

3.

4.

C
Dll.
Penyusunan Materi Penyuluhan
A
Menyiapkan materi
B
Membuat Materi (Cetak/Elektronik)
C
Dll.
Penerapan Metode Penyuluhan
A
Kunjungan tatap muka/anjangsana
B
Kaji terapTeknologi/Uji Coba
C
Demonstransi (Percontohan)
D
Dll.
Mengembangkan Swadaya dan Swakarya Kelompok Sasaran
A
Pembentukan Organisasi Kelompok
B
Peningkatan kelas kelompok
C
Peran dalam perlombaan
Pendampingan Aktifitas Kelompok
A
KUP, SPKP. UPPK
B
Hutan Rakyat, HKm. Hutan Desa, HTR
C
Pembibitan (KBD, KBR Swadaya dll.)
D
Dll.
Pengembangan Penyuluhan Kehutanan
A
Kelembagaan Manajemen
B
Mengembangkan Teknologi Tepat Guna
Pengembangan Profesi
A
Membuat Karya Tulis/Karya Ilmiah
B
Membuat Buku Pedoman/Juknis
Penunjang Penyuluhan Kehutanan
A
Mengajar/Melatih
B
Seminar/Lokakarya
C
Dll.

Jumlah**
Rencana Realisasi
4

: (4)
: (5)
: (6)

Permasalahan***

Saran tindak lanjut

Ket.

Desa/Kec.
Buku

Diisi nama wilayah yang diidentifikasi


Diisi rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan

Buah
Buah

Diisi judul materi yang disiapkan/dibuat

Kali
Kali
Kali

Diisi metode dan jenis kegiatan yang


dilakukan

Kelompok
Kelompok
Kali

Diisi jumlah kelompok yang dibentuk dan


aktivitas usaha kelompok sasaran

Unit
Unit/Ha
Unit/Batang

Diisi sesuai jenis aktivitas yang dikerjakan


dan didampingo

Konsep/ Rumusan
Rancangan/Konsep

Diisi konsep yang dirumuskan


Diisi rancangan yang dikembangkan

Buku
Buku

Diisi judul yang dibuat

Kali
Kali

Diisi judul materi ajar/latih


Diisi tema kegiatan yang diikuti

24

Ket. :
*) Indikator kinerja disesuaikan dengan jenjang jabatan penyuluh
**) Sesuai dengan rencana kerja tahunan
***) Diisi dengan hal-hal yang menyebabkan realisasi tidak sesuai dengan rencana

Mengetahui
Kepala BP3K/UPT .

.............., ...............
Penyuluh Kehutanan

...................................
NIP. ...........................

....................................
...................................

25

Tabel 3. Rekapitulasi Laporan Kinerja Penyuluh Kehutanan


Matrik Laporan Kegiatan Semester/Tahunan
Nama/NIP
Pangkat/Golongan
Jabatan
No.
1
1.

2.

3.

4.

: (1)
: (2)
: (3)

Tahun
Wilayah Kerja
Instansi
Indikator Kinerja*

Satuan

Jumlah

Keterangan

Penyusunan Programa dan Rencana Kerja Penyuluhan Kehutanan :


A
Identifikasi Potensi Wilayah
B
Penyusunan Rencana Pelaksanaan
C
Dll.
Penyusunan Materi Penyuluhan
A
Menyiapkan materi
B
Membuat Materi (Cetak/Elektronik)
C
Dll.
Penerapan Metode Penyuluhan
A
Kunjungan tatap muka/anjangsana
B
Kaji terapTeknologi/Uji Coba
C
Demonstransi (Percontohan)
D
Dll.
Mengembangkan Swadaya dan Swakarya Kelompok Sasaran
A
Pembentukan Organisasi Kelompok
B
Peningkatan kelas kelompok
C
Peran dalam perlombaan
Pendampingan Aktifitas Kelompok
A
KUP, SPKP. UPPK
B
Hutan Rakyat, HKm. Hutan Desa, HTR
C
Pembibitan (KBD, KBR Swadaya dll.)
D
Dll.
Pengembangan Penyuluhan Kehutanan
A
Kelembagaan Manajemen
B
Mengembangkan Teknologi Tepat Guna
Pengembangan Profesi
A
Membuat Karya Tulis/Karya Ilmiah
B
Membuat Buku Pedoman/Juknis
Penunjang Penyuluhan Kehutanan
A
Mengajar/Melatih
B
Seminar/Lokakarya
C
Dll.

Desa/Kec.
Buku

Buah
Buah

Kali
Kali
Kali

Kelompok
Kelompok
Kali

Unit
Unit/Ha
Unit/Batang

Konsep/ Rumusan
Rancangan/Konsep

Buku
Buku

Kali
Kali

: (4)
: (5)
: (6)

26

LAMPIRAN 2. FORMAT REKAPITULASI PENILAIAN KELAS KTH

27

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Peningkatan Kelas KTH Tahun 2015

No

Kabupaten/Kota

Nama
KTH

Nama
Ketua
KTH

Kab. Bogor

Kab ......

Alamat
KTH
5

Jumlah
Anggota

Nomor
Register
KTH

Kegiatan
Pokok

Nama
Penyuluh
Pendamping

Hasil Penilaian Kelas KTH


Skor Awal

Skor Akhir

10

11

1
2
3
Dst 26

28

LAMPIRAN 3. FORMAT TABEL STATISTIK PENYULUHAN KEHUTANAN

29

Tabel 1. Nama dan Alamat Instansi Pelaksana Penyuluhan Kehutanan Kabupaten/Kota


No Kabupaten/Kota
1

Nama Instansi

Nama Kepala Instansi

Alamat Instansi

No. Telp/Fax

Alamat email

30

Tabel 2. Jumlah Penyuluh Kehutanan Tahun 2010-2014

No.

JUMLAH PENYULUH KEHUTANAN (ORG)

Provinsi/
Kabupaten/Kota

2010

2011

2012

2013

KET

2014

Trampil

Ahli

Jml

Trampil

Ahli

Jml

Trampil

Ahli

Jml

Trampil

Ahli

Jml

Trampil

Ahli

Jml

Bakorluh.......

Kab. Bogor

10

12

22

11

10

21

11

19

11

18

10

17

Dst.......

Jumlah

31

Tabel 3. Jumlah Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat Tahun 2010-2014

No.

KABUPATEN/KOTA

JUMLAH PENYULUH SWADAYA MASYARAKAT (ORG)


2010

2011

2012

2013

2014

KETERANGAN

32

Tabel 4. Jumlah Penyuluh Kehutanan Swasta Tahun 2014

No.

KABUPATEN/KOTA

JUMLAH PENYULUH SWADAYA


MASYARAKAT (ORG)

KETERANGAN

33

Tabel 5. Data Wilayah Kerja Kondisi Penyuluh Kehutanan Tahun 2014

No Kabupaten/Kota No
1

Nama Penyuluh
Kehutanan
4

NIP

No dan tanggal
SK Pengangkatan

Pelatihan yg
pernah diikuti

Wilayah
Kerja

Jumlah
Kelompok
Tani Binaan
9

Keterangan
10

34

Tabel 6. Data Wilayah Kerja Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) Tahun 2015

No. Kabupaten/Kota

No

Nama PKSM

Tanggal
Lahir

No dan tanggal SK
Pengukuhan Kepala
Bapeluh/Dinas Kab.

Pelatihan yang
pernah diikuti

Wilayah
kerja

Jumlah
Kelompok Tani
Binaan
9

Keterangan

10

Keterangan :
Kolom 8 dan 9 bila ada.

35

Tabel 7. Data Sarana Prasarana Penyuluhan Kehutanan Tahun 2010-2014


No

Kabupaten/Kota

Jenis Sarpras

Tahun

Volume

Sumber Biaya Pengadaan

Kondisi

1.

Bogor

Sepeda Motor

GPS

.........

2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015

DAK

Baik

36

Tabel 8. Data Pengguna Sarana Prasarana Penyuluhan Kehutanan Tahun 2014

No

Kabupaten/Kota

Jenis Sarpras

Nama Penyuluh
Kehutanan

Kondisi

1.

Bogor

Sepeda Motor
GPS
.........

Yamin

Baik

Tahun Pengadaan

2010

Keterangan
(Nomor Polisi/Nomor
register)
6
B 1234 CDE

37

Tabel 9. Pelaksanaan Penyusunan Programa Penyuluhan Kehutanan Tahun 2015


No

Kabupaten/Kota

Identifikasi Potensi
Kehutanan (Kecamatan)

Sasaran
Penyuluhan (KTH)

Kegiatan Pokok KTH

1.

Kab. Bogor

10 Kecamatan

12 KTH

Hutan Rakyat

2.

Kab........

.....Kecamatan

......KTH

...........

Metoda
Penyuluhan
6

Keterangan
7

...........

38

Tabel 10. Jumlah Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan (SPKP)/Pos Penyuluhan Desa Hutan Tahun 2010-2014

No.

KABUPATEN/KOTA

JML SPKP/POSLUHDES
2010

2011

2012

2013

2014

KETERANGAN

39

Tabel 11. Jumlah Komulatif KTH 2010 - 2014

No.
1

KABUPATEN/KOTA
Kab. Bogor

JUMLAH KELOMPOK TANI HUTAN (UNIT)


2010
20

2011
22

2012
24

2013
25

2014

KETERANGAN

26

40

Tabel 12. Data Kelompok Tani Hutan Tahun 2014

No

Kabupaten/Kota

Nama KTH

Nama Ketua
KTH

Alamat KTH

Jumlah
Anggota

Tahun
Berdiri

Kegiatan
Pokok

Nama
Penyuluh
Pendamping

Kelas KTH

10

Kab. Bogor

Kab ......

1
2
3
Dst 26

41

Tabel 13. Jenis Materi Penyuluhan Kehutanan


No

Kabupaten/Kota

Jenis Materi

Judul Materi

Jumlah

Sumber
Anggaran

Keterangan

Provinsi.......

Leaflet
Poster
dst

Penanggulangan Karat Furu

500 eks

Kab. Bogor

leaflet

........

........

42

Vous aimerez peut-être aussi